Anda di halaman 1dari 5

Pengertian PMRI

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu pendekatan dalam


pembelajaran matematika yang berfokus pada pemahaman konsep matematika melalui konteks
nyata, relevan, dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dalam PMRI, matematika
diajarkan dengan cara yang memungkinkan siswa untuk merancang model matematika untuk
menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah yang muncul dalam situasi dunia nyata.
Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengalami matematika sebagai suatu alat yang
bermanfaat dan relevan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Tujuan PMRI

PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) adalah sebuah program pendidikan


matematika yang menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam
mengembangkan kurikulum matematika dan pelatihan guru. Tujuan PMRI adalah untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika dan kemampuan mereka dalam
memecahkan masalah matematika. PMRI menekankan pada penggunaan permasalahan
matematika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat memahami
konsep matematika dengan lebih baik. Namun, PMRI memerlukan guru yang memiliki
kemampuan dalam merancang bahan ajar dan kegiatan kelas, mampu mengintegrasikan konteks
dunia nyata dengan konsep matematika secara efektif, mampu mengelola kelas dengan baik agar
siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, serta mampu mengembangkan dan
menggunakan model-model matematika yang sesuai dengan konteks dunia nyata.

Prinsip-prinsip PMRI

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) mengikuti serangkaian prinsip-


prinsip yang mendasari pendekatan ini. Berikut adalah beberapa prinsip utama PMRI:

1) Kontekstual: Prinsip ini menekankan penggunaan konteks nyata atau situasi dunia nyata
dalam pembelajaran matematika. Siswa diajarkan untuk mengaitkan konsep matematika
dengan kehidupan sehari-hari mereka. Ini membantu siswa melihat relevansi matematika
dalam konteks kehidupan mereka.
2) Pemodelan Matematika: PMRI mendorong siswa untuk memodelkan masalah dunia
nyata dalam bentuk matematika. Mereka diajarkan untuk merumuskan masalah dalam
istilah matematika, membuat grafik, diagram, atau rumus yang sesuai untuk menjelaskan
situasi tersebut, dan mencari solusi matematika untuk masalah tersebut.
3) Pembelajaran Aktif: Prinsip ini mengedepankan peran aktif siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa diajak untuk berpartisipasi aktif, berdiskusi, berkolaborasi dengan
teman sebaya, dan mengajukan pertanyaan. Siswa tidak hanya menjadi penerima
informasi, tetapi juga konstruktor pengetahuan matematika mereka sendiri.
4) Kemampuan Berpikir Matematis: PMRI bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah matematis siswa. Siswa diajarkan untuk
berpikir lebih mendalam tentang matematika dan mengerti konsep di balik prosedur.
5) Literasi Matematika: Prinsip ini menekankan pentingnya berkomunikasi dalam bahasa
matematika. Siswa diajarkan untuk mengungkapkan pemikiran mereka dan berbagi
pemahaman matematika mereka dengan teman sebaya, baik secara lisan maupun tulisan.
6) Konstruktivisme: PMRI mengikuti pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran. Ini
berarti siswa harus secara aktif membangun pemahaman mereka tentang matematika
melalui pengalaman langsung dan refleksi, bukan hanya menerima pengetahuan dari
guru.
7) Mengurangi Kecemasan terhadap Matematika: Pendekatan ini juga berusaha mengurangi
rasa takut terhadap matematika yang sering dialami oleh beberapa siswa. Dengan
menjadikan matematika lebih relevan dan bermakna bagi siswa, PMRI berharap dapat
meningkatkan minat dan kepercayaan diri siswa dalam matematika.

Implementasi PMRI

Implementasi PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) telah dilakukan di


beberapa tempat dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika
dan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah matematika. Berikut adalah beberapa
contoh implementasi PMRI:

 Implementasi PMRI pada penjumlahan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
 Implementasi PMRI untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik dan
kemandirian belajar peserta didik.
 Implementasi PMRI berbasis lesson study untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
pendidikan matematika mahasiswa PGSD.
 Implementasi pembelajaran matematika realistik (PMR) pada sekolah menengah dan
sekolah menengah pertama untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika.
 mplementasi PMRI pada pembelajaran matematika di sekolah dasar untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep matematika

Dari beberapa sumber, dapat disimpulkan bahwa implementasi PMRI telah dilakukan di
beberapa tempat dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika
dan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah matematika. Implementasi PMRI
dilakukan dengan berbagai cara, seperti pada penjumlahan pecahan, untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik dan kemandirian belajar
peserta didik, meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan matematika mahasiswa PGSD,
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika, dan meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep matematika.

Kelebihan dan Kekurangan PMRI

Kelebihan PMRI:

 Pembelajaran matematika relistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa


tentang kehidupan sehari-hari dan kegunaan pada umumnya bagi manusia.
 Pembelajaran matematika realistik memberikan pengertian yang jelas kepada siswa
bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dikonstruksi dan dikembangkan
sendiri oleh siswa, tidak hanya oleh mereka yang disebut pakar dalam bidang tersebut.
 Pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematik dan kemandirian belajar peserta didik.
 Pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
 Pembelajaran matematika realistik menekankan pada penggunaan permasalahan
matematika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa dapat
memahami konsep matematika dengan lebih baik.
Kekurangan PMRI:

 PMRI memerlukan guru yang memiliki kemampuan dalam merancang bahan ajar dan
kegiatan kelas.
 PMRI memerlukan guru yang mampu mengintegrasikan konteks dunia nyata dengan
konsep matematika secara efektif.
 PMRI memerlukan guru yang mampu mengelola kelas dengan baik agar siswa dapat
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
 PMRI memerlukan guru yang mampu mengembangkan dan menggunakan model-model
matematika yang sesuai dengan konteks dunia nyata.
 PMRI membutuhkan persiapan yang matang dan memerlukan waktu yang lebih lama
dalam proses pembelajaran

Contoh Kasus PMRI

Berikut adalah contoh kasus penerapan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
dalam sebuah situasi pembelajaran:

Judul Kasus: "Menghitung Luas Lahan Pertanian"

Deskripsi Kasus:

Seorang guru matematika di sebuah sekolah menengah di Indonesia memutuskan untuk


mengajarkan konsep menghitung luas lahan pertanian dengan menggunakan pendekatan PMRI.
Guru tersebut merancang pembelajaran yang mengintegrasikan konsep geometri dengan aplikasi
dunia nyata. Berikut tahapan pembelajaran yang dijalankan:

1. Pendahuluan: Guru memulai pelajaran dengan pertanyaan terbuka kepada siswa,


"Bagaimana kita dapat menghitung luas lahan pertanian?"
2. Eksplorasi: Siswa dibagi dalam kelompok kecil dan diberikan tugas untuk mengukur
lahan pertanian di sekitar sekolah menggunakan peralatan seperti penggaris, meteran,
atau pita pengukur. Mereka juga diminta untuk menggambar sketsa lahan pertanian
tersebut.
3. Pemahaman Konsep: Setelah siswa mengukur dan menggambar, guru mengadakan
diskusi kelas untuk memahami konsep geometri yang relevan, seperti persegi panjang
dan perbandingan. Guru membantu siswa mengidentifikasi keterkaitan antara pengukuran
dan konsep matematika.
4. Pemodelan Matematika: Guru dan siswa bersama-sama memodelkan cara menghitung
luas lahan pertanian menggunakan rumus geometri yang sesuai. Mereka merumuskan
langkah-langkah matematis yang diperlukan untuk menghitung luas lahan.
5. Penerapan: Siswa diminta untuk menggunakan rumus yang mereka buat untuk
menghitung luas lahan pertanian yang mereka ukur sebelumnya.
6. Refleksi: Guru memfasilitasi diskusi tentang pengalaman siswa dalam menghitung luas
lahan. Siswa diminta untuk merenungkan apa yang mereka pelajari dalam pelajaran ini
dan bagaimana itu dapat diterapkan dalam konteks dunia nyata.

Dampak:

Penerapan PMRI dalam kasus ini memiliki dampak positif:

1. Siswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep geometri dan
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pembelajaran lebih relevan dan bermakna bagi siswa karena mereka mengaitkan
matematika dengan situasi nyata, yaitu mengukur lahan pertanian.
3. Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa terasah melalui pengukuran,
perbandingan, dan penggunaan rumus matematika.
4. Siswa merasa lebih percaya diri dalam menghadapi situasi di mana mereka harus
menghitung luas lahan atau menyelesaikan masalah serupa dalam kehidupan mereka.
5. Guru memiliki pengalaman dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
matematika yang berorientasi pada pemahaman konsep dan aplikasi dunia nyata.

Dengan demikian, kasus ini menunjukkan bagaimana PMRI dapat diterapkan dalam
pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan konsep matematika
siswa dalam situasi dunia nyata.

Anda mungkin juga menyukai