Anda di halaman 1dari 1

1.

Sejarah Realistic Mathematics Education (RME)


Realistic Mathematics Education (RME) pertama kali dicetuskan oleh Freudenthal
Institute yang merupakan bagian dari faculty of mathematics and computer science di Utrect
University pada tahun 1971. Prof. Hans Freudenthal adalah pendiri dari institute tersebut,
beliau berkebangsaan Jerman namun bermukim di Amsterdam,Belanda. Beliau adalah ahli
pendidikan matematika, di institute yang beliau dirikan ini menyatakan bahwa matematika
adalah Human Activity (aktivitas manusia).
Dalam teorinya, Freudenthal mengemukakan bahwa siswa tidak boleh dipandang
sebagai passive recevers of ready made mathematics. Jadi menurut beliau pembelajara
matematika harus diarahkan agar siswa dapat menemukan konsep-konsep matematika dengan
caranya mereka sendiri.(Abdussakir,2010). Oleh karna itu, guru matematika itu harus bisa
mengangkat persoalan-persoalan yang terkait dengan konsep matematika yang diajarkan,
sehingga materi matematika yang diajarkan perlu bersifat real bagi siswa. Inilah yang
mendasari Realistic Mathematics Eduction (RME).
2. Definisi Realistic Mathematics Education (RME)
Matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang
dipahami oleh peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga
dapat mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada masa lalu. Dalam
RME masalah realistik digunakan sebagai stimulator utama dalam upaya rekonstruksi
pengetahuan peserta didik. Selain itu, penerapan RME diiringi oleh penggunaan model agar
pembelajaran yang dilakukan benar-benar dapat dibayangkan oleh siswa (imaginable),
sehingga mengacu pada penyelesaian masalah dengan berbagai alternatif melalui proses
matematisasi yang dilakukan oleh siswa sendiri.
3. Karakteristil Realistic Mathematics Education (RME)
Menurut Treffers (dalam Soviati,2011:82) karakteristik RME diantaranya adalah :
1. Menggunakan masalah konstektual.
2. Menggunakan berbagai model atau mengaktualisasikan masalah konstektual ke
dalam bahasa matematika.
3. Konstribusi siswa.
4. Ineraktif(interaksi siswa dengan guru).
5. Keterkaitan (struktur dan konsep matematika harus salin berkaitan)
4. Langkah-langkah Realistic Mathematics Education (RME)
Berikut ini langkah-langkah penerapan RME dalam pembelajaran yang dikemukakan
oleh Zulkardi (Aisyah, 2007: 7.20), yaitu:
a. Hal yang dilakukan diawal adalah menyiapkan masalah realistik.
b. Siswa diperkenalkan dengan strategi pembelajaran dan diperkenalkan kepada
masalah realistik.
c. Kemudian siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara mereka
sendiri.
d. Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut sesuai
dengan pengalamannya.
e. Kemudian setiap siswa atau kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan
kelas.
f. Guru mengamati jalannya diskusi kelas dan memberi taggapan sambil
mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik serta menemukan aturan
atau prinsip yang bersifat lebih umum.
g. Siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran
siswa harus mengerjakan soal evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai