Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN MODEL

MATEMATIKA REALISTIK

Anti Santika Anjarani


Hestika Asri Rahmi
A. Pengertian Model Pembelajaran Matematika
  Realistik

.
Realistic Mathematics Education (RME) merupakan teori
belajar mengajar dalam pendidikan matematika. Teori
RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di
Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal
Teori ini mengacu pada pendapat Freudenthal
(dalam Zainurie, 2007) yang mengatakan bahwa
matematika harus dikaitkan dengan realita dan
matematika merupakan aktivitas manusia.

Menurut Zainurie (2007) matematika realistik adalah


matematika sekolah yang dilaksanakan dengan
menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai
titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik
digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep
matematika atau pengetahuan matematika formal
Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah
pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta
didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika,
sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih
baik .
B. PRINSIP-PRINSIP MODEL
PEMBELAJARAN RME

Gravemeijer (1994 : 91) mengemukakan tiga


prinsip kunci pembelajaran matematika realistik,
yaitu :
1. Menemukan kembali (Guided reinvention)
Siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan sendiri
konsep, definisi, teorema atau cara penyelesaian melalui
pemberian masalah kontekstual dengan berbagai cara.

2. Fenomena didaktik (Didactical Phenomenology)


Untuk memperkenalkan topik-topik matamatika pada siswa,
guru harus menekankan pada masalah kontekstual,
3. Mengembangkan model sendiri (Self developed models)
Ketika mengerjakan masalah kontekstual siswa
mengembangkan model dengan cara mereka sendiri
C. Karakteristik Model Pembelajaran Matematika
Realistik

1. Menggunakan masalah kontekstual


2. Menggunakan model.
3. Menggunakan kontribusi siswa
4. Terdapat interaksi
5. Terdapat keterkaitan diantara bagian dari materi pelajaran.
D. Langkah-langkah Model Pembelajaran
Matematika Realistik

1. Memahami masalah kontekstual. Pada langkah ini siswa diberi masalah


kontekstual dan siswa diminta untuk memahami masalah kontekstual yang
diberikan.

2. Menjelaskan masalah kontekstual. Pada langkah ini guru menjelaskan situasi


dan kondisi masalah dengan memberikan petunjuk atau saran seperlunya
terhadap bagian tertentu yang belum dipahami siswa.
3.Menyelesaikan masalah kontekstual Setelah memahami
masalah, siswa menyelesaikan masalah kontekstual secara
individual dengan cara mereka sendiri, dan menggunakan
perlengkapan yang sudah mereka pilih sendiri.

4.Membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Guru


menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk
membandingkan jawaban soal secara berkelompok, untuk
selanjutnya dibandingkan dan didiskusikan di kelas.
5. Menyimpulkan
Setelah selesai diskusi kelas, guru membimbing siswa untuk
mengambil kesimpulan suatu konsep atau prinsip.
E. Kelebihan Dan Kekurangan

KELEBIHAN

1. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas


yang ada di sekitar siswa.
2. Karena siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak mudah lupa
dengan materi yang diajarkan.
3. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap jawaban ada nilainya.
4. Memupuk kerja sama dalam kelompok.
5. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan berani mengemukakan pendapat.
6. Melatih siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat.
7. Pendidikan budi pekerti, misalnya saling bekerja sama dan menghormati teman
yang sedang berbicara
KEKURANGAN

1. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu, maka siswa masih kesulitan
dalam menemukan sendiri jawabannya.
2. Untuk memahami satu materi pelajaran dibutuhkan waktu yang cukup lama.
3. Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar untuk menanti temannya yang belum
selesai.
4. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran saat itu.

Anda mungkin juga menyukai