Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

1 MERLUNG

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

AHMAD YUSUP SAPUTRA (208173063)

PRODI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan
penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu dalam
penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan matematika itu sendiri.
Penguasaan materi matematika oleh peserta didik menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar
lagi di dalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang semakin
kompetitif pada saat ini. Matematika bukanlah ilmu yang hanya untuk keperluan dirinya sendiri,
tetapi ilmu yang bermanfaat untuk sebagian amat besar untuk ilmu-ilmu lain. Dengan makna lain
bahwa matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama adalah
sains dan teknologi. (Muhammad Daut Siagian, 2016: 60)

Pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru
matematika dan siswa dalam kegiatan yang berorientasi pada kemampuan pemahaman konsep,
kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran serta kemampuan komunikasi
matematika siswa. Fokus kepada kemampuan pemahaman konsep matematika, dalam
mempelajari matematika, pemahaman konsep matematika sangat penting untuk siswa. Karena
konsep matematika yang satu dengan yang lain sangat berkaitan sehingga untuk mempelajarinya
harus runtut dan berkesinambungan. Jika siswa telah memahami konsep-konsep matematika maka
akan memudahkan siswa dalam mempelajari konsep-konsep matematika berikutnya yang lebih
kompleks.

Matematika sebagai salah satu ilmu yang harus dipelajari di setiap jenjang pendidikakan
karena matematika meempunyai sifat yang abstrak. Hal tersebut seharusnya bukan menjadikan
alasan bagi siswa-siswa untuk takut terhadap pelajaran matematika, tetapi justru menjadikan siswa
tertantang untuk selalu mempelajarinya. Pembelajaran matematika di sekolah diharapkan menjadi
suatu kegiatan yang menyenangkan bagi siswa dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran sehingga siswa akan selalu termotivasi dan tidak merasa bosan dengan pelajaran
matematika.

Kemampuan pemahaman konsep matematika menurut Sri Wardhani dalam (PPPPTK


Matematika, 2010: 29) meliputi menyatakan ulang sebuah konsep, mengklarifikasi objek menurut
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, memberi berbagai bentuk representasi matematis,
mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, menggunakan dan
memanfaatkan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.

Mengingat sangat pentingnya pemahaman konsep matematis pada siswa maka, salah satu
alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah sangat perlu untuk merencanakan secara efektif
penggunaan media dalam proses pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat
menarik minat dan perhatian siswa sehingga berdampak pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Menurut Djamarah (1995:136) dalam Nyarno (2013: 191) media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut
Ali (2010: 89) media pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong proses belajar mengajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
alat bantu yang dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien guna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu media yang telah penulis pertimbangkan adalah media powerpoint, media
pembelajaran berbentuk presentasi ini dapat memberikan pengaruh positif pada pemahaman
konsep matematis siswa. Dengan media ini siswa akan lebih termotivasi dalam belajar serta dapat
memperoleh kesempatan untuk berpikir secara terbuka dan dapat mempelajari serta mengkaji
materi matematika yang sedang dipelajarinya.

Hampir semua jenis media pada dasarnya dibuat untuk disajikan atau dipresentasikan
kepada sasaran. Namun yang membedakan media powerpoint ini dengan media lainnya adalah
materi yang disampaikan melalui media ini dikemas melalui program komputer dan disajikan
melalui perangkat bantuan yaitu proyektor dan ini merupakan salah satu perkembangan teknologi
yang ada di dunia. Materi yang dikemas pada media ini dapat berupa teks, gambar, audio, animasi
bahkan video yang bisa dikombinasikan dalam satu kesatuan yang utuh.
Media ini sangat efektif dalam menyajikan materi, sehingga media ini banyak
diaplikasikan untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran. Namun, tidak semua materi dan topik
pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa cocok menggunakan media ini. Ada beberapa
materi yang memang sangat cocok menggunakan media ini, tetapi ada pula materi yang tidak bisa
menggunakan media ini. Pemilihan media presentasi pun harus disesuaikan karna seperti yang
diketahui saat ini multimedia sangat berkembang pesat.

Banyak sekali jenis perangkat lunak (software) yang dapat digunakan untuk media
presentasi. Mulai dari software yang open source dan software yang tidak gratis alias harus dibeli.
Namun, dari sekian banyaknya software yang tersedia, salah satu media yang sangat mudah
digunakan dikalangan pendidikan terkhusus guru pengajar adalah powerpoint yang mana aplikasi
ini dikeluarkan oleh perusahan software Microsoft. Rusman Dkk (2011:50) mendefinisikan bahwa
Microsoft office powerpoint adalah sebuah program yang dikembangkan oleh Microsoft. Dimana
Microsoft office powerpoint ini merupakan salah satu program yang dirancang khusus untuk
menampilkan program multimedia yang menarik, mudah dalam pembuatannya, dan mempudah
siswa dalam memahami materi dan konsep matematis yang diajarkan oleh guru.

Pemahaman konsep matematis merupakan dasar utama yang sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran matematika. Konsep-konsep yang didapatkan akan melahirkan sebuah
teorema dan rumus dimana itulah yang akan diaplikasikan ke soal-soal yang diberikan oleh sang
guru. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika harus lebih ditekankan kepada pemahaman
konsep-konsep. Kemampuan siswa dalam memahami konsep sangat menentukan keberhasilan
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan matematika. keberhasilan itu dapat dilihat dan diukur
dari kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep dalam pemecahan masalah
matematika. Dengan demikian, pemahaman konsep matematika siswa dikatakan baik apabila
siswa tersebut dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan baik dan benar. Hal lain
yang berkaitan dalam pemahaman konsep matematis adalah minat belajar siswa yang tinggi.
Apabila minat siswa tersebut tinggi maka besar kemungkinan siswa tersebut akan memahami
konsep matematis itu. Namun apabila siswa mempunyai minat belajar yang rendah maka sudah
dipastikan siswa tersebut akan sulit dalam pemahaman konsep matematis tersebut. Sebagaimana
yang telah dijelaskan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa adalah dengan mengubah proses pembelajaran
misalnya dengan menggunakan media yang menarik seperti slide, film, video, dan lain-lain
(Depdiknas, 2003:52).

Dari uraian tersebut diatas yang telah dijelaskan bahwa media powerpoint mampu
meningkatkan minat belajar siswa sedangkan minat belajar siswa sangat berpengaruh dalam
pemahaman konsep matematis siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media powerpoint
berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

Sesuai dengan hasil observasi dengan guru matematika di sekolah tersebut diperoleh
informasi bahwa siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Merlung masih tergolong memiliki
kemampuan pemahaman konsep matematis yang rendah, ini dapat dilihat dari proses pembelajaran
matematika siswa dikelas dalam menyelesaikan persoalan matematika. Padahal pada saat materi
tersebut diajarkan siswa dapat memahami nya dengan baik, namun saat siswa tersebut diberikan
suatu soal yang bentuknya berbeda namun mempunyai persoalan yang sama mereka terlihat sulit
melakukan dan menyelesaikan masalah tersebut.

Peneliti juga melakukan wawancara pada siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Merlung, dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapatkan informasi dari siswa tersebut bahwa
penyampaian guru dalam proses pembelajaran sangat bersifat monoton dan hanya diberikan
sebuah rumus yang langsung disajikan kedalam sebuah contoh soal. Hal tersebutlah yang membuat
siswa kurang memahami konsep matematika tersebut.

Agar terjadi suatu proses pembelajaran yang baik diperlukan sebuah media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, materi, besar kelas, fasilitas, kemampuan guru dan siswa serta waktu.
Dilihat dari fasilitas yang ada di sekolah tersebut mendukung dan disisi lain para pelajar tidak
asing dengan teknologi tersebut sehingga penggunaan media powerpoint sangat cocok diterapkan
di sekolah tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis mengadakan penelitian untuk mengetahui
pengaruh presentasi khususnya terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh yang berjudul: “Pengaruh Penggunaan
Media Powerpoint terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Merlung”.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang terjadinya masalah yang telah dipaparkan, penulis


mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran matematika di SMA N 1 Merlung masih bersifat monoton. Proses


pembelajaran masih sangat didominasi oleh guru atau dengan kata lain teacher center
seharusnya dengan kurikulum yang ada harus diadakan proses pembelajaran student
center. Pada saat itu siswa hanya menghafal rumus-rumus yang diberikan bukan
memahami konsep dan tidak mengetahui darimana asal rumus tersebut diperoleh.
2. Siswa merasa kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Padahal saat gutu menerangkan dengan suatu contoh siswa dapat memahaminya.
3. Sebagian besar siswa hanya terpaku kepada contoh dan rumus-rumus yang diberikan
oleh guru.
4. Diduga guru kurang menanamkan konsep dalam pembelajaran matematika sehingga
siswa hanya paham materi sesaat.
C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, terdapat berbagai masalah yang
harus dihadapi. Maka penulis memberikan batasan masalah agar tidak terjadi penyimpangan dalam
memahami permasalahan dan terarahnya pembahasan pembatasan masalah. Batasan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Merlung


2. Parameter pemahaman konsep matematis siswa dilihat dari penggunaan media
powerpoint pada ranah kognitif.
3. Pembahasan yang diteliti adalah materi phythagoras.
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada pengaruh yang
signifikan dalam penggunaan media powerpoint terhadap kemampuan konsep matematis siswa di
Sekolah Menengah Pertama” yang dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Berapa besar skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang
menggunakan media powerpoint pada materi teorema phythagoras di SMA?
2. Berapa besar skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang tidak
menggunakan powerpoint pada materi teorema phythagoras di SMA?
3. Berapa besar pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media powerpoint terhadap
pemahaman konsep matematis siswa pada materi teorema phythagoras di SMA?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui berapa besar skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
yang menggunakan media powerpoint pada materi teorema phythagoras di SMA.
2. Untuk mengetahui berapa besar skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
yang tidak menggunakan powerpoint pada materi teorema phythagoras di SMA.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media
powerpoint terhadap pemahaman konsep matematis siswa pada materi teorema
phythagoras di SMA.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari proses penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui berapa besar skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
yang menggunakan media powerpoint pada materi teorema phythagoras di SMA.
2. Dapat mengetahui berapa besar skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
yang tidak menggunakan powerpoint pada materi teorema phythagoras di SMA.
3. Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media
powerpoint terhadap pemahaman konsep matematis siswa pada materi teorema
phythagoras di SMA
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di peroleh dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Pendidik
a. Memberikan masukan bagi pendidik mengenai manfaat media
pembelajaran Microsoft Powerpoint menggunakan Smartphone dalam
meningkatkan pemahaman konsep matematis peserta didik.
b. Mendorong pendidik untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, dan
menyenangkan
2. Bagi Peserta Didik
a. Meningkatkan pemahaman konsep matematis peserta didik dengan adanya media
slide power point.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran matematika sehingga peserta didik
lebih aktif.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini untuk memenuhi ujian akhir semester ganjil (VI), sekaligus dapat
menambah wawasan, pengalaman dalam proses pembinaan diri sebagai calon pendidik
nantinya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Media
a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secar harfiah berarti perantara atau pengantar. Medium dapat didefinisikan sebagai
perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim kepada penerima. Menurut
Criticos dikutip dari Daryanto media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu
sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.

Azhar Arsyad (2014: hlm 3) mengatakan “Media adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada khususnya”. Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arsyad, 2014:
hlm 4) mengatakan bahwa “Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar,
televisi dan komputer”.

Menurut Gerlach & ely (dalam Arsyad) (2014 : 34) mengatakan bahwa media jika
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah
ataupun luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.

Media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai
perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (Ahmad Rohani, 1997, hlm. 3).

Media merupakan alat yang memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami
sesuatu dengan mudah untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan
penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantu atau
media pembelajaran.

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang disampaikan oleh pengirim
kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
kemampuan peserta didik.

b. Manfaat Media Dalam Pembelajaran

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar


interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan
efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan
Dayton (dalam Depdiknas, 2003 : 57) mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam
pembelajaran yaitu :

1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.


2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Menurut Ahmad Rivai (2015:75) manfaat media dalam kegiatan belajar mengajar,
yaitu

1. Media dapat menarik dan memperbesar perhatian peserta didik terhadap materi
pengajaran yang disajikan.
2. Dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar peserta didik berdasarkan latar
belakang sosial dan ekonomi.
3. Dapat membantu peserta didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit
diperoleh dengan cara lain.
4. Membantu perkembangan pikiran peserta didik secara teratur tentang hal yang
mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Dapat menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk berusaha mempelajari
sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan.
6. Dapat mengurangi adanya verbalisme dalam suatu proses

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran


memiliki manfaat membantu proses belajar mengajar yaitu :

1. Dengan media pembelajaran penyampaian pesan dapat di terima dengan baik


walaupun dengan keterbatasan ruang dan waktu.
2. Manfaat media pembelajaran adalah untuk membantu pendidik dalam
meningkatkan stimulus kepada peserta didik sehingga respon peserta didik
terhadap pelajaran menjadi lebih baik dan pesan yang disampaikan oleh pendidik
tidak terjadi kesalahan pemahaman.

2. Slide Power Point

Microsoft Powerpoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang


dikembangkan oleh Microsoft didalam paket aplikasi kantoran. Microsoft Powerpoint juga
merupakan salah satu program aplikasi Microsoft Office yang berguna untuk membuat
presentasi dalam bentuk slide. Powerpoint berjalan diatas komputer berbasis sistem operasi
Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan system operasi Apple
Mac. OS. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran, para
pendidik, siswa dan trainer. Kelebihan software ini adalah memungkinkan adanya
penyampaian informasi berupa teks, grafik, gambar, animasi suara (audio), dan video
dengan effect tertentu dan dapat dihubungkan dengan berbagai format file yang lain, dan
berbagai fitur customisasi background sesuai kebutuhan termasuk dalam pembuatan modul
elektronik. Dengan Powerpoint, para pendidik dapat mendesain aplikasi yang dapat
membantu para peserta didik untuk lebih mudah berinteraksi dengan materi pelajaran yang
disampaikan. Pengembangan media pembelajaran Powerpoint ini diharapkan dapat
membantu dalam memperjelas penyampaian materi sehingga dapat mempermudah siswa
dalam memahami konsep pelajaran
Aplikasi Microsoft Powerpoint berfungsi untuk membantu user dalam menyajikan
presentasi. Aplikasi ini menyediakan fasilitas slide untuk dapat menampung pokok-pokok
pembicaraan point-point yang akan disampaikan oleh audience. (Devi Puspitasari & Agus
Sugiantoro, 2006: hlm 66)

Aplikasi Microsoft Powerpoint ini banyak digunakan karena ia mempunyai piranti-


piranti (alat) yang dipergunakan untuk membuat sebuah presentasi yang professional
dengan cepat dan mudah. (Devi Puspitasari & Agus Sugiantoro, 2006: hlm 65)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Microsoft Powerpoint adalah


suatu software yang menyediakan fasilitas yang dapat membantu dalam menyusun sebuah
presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft Powerpoint akan
membantu menyampaikan suatu gagasan menjadi lebih menarik dan jelas tujuannya.
Microsoft Powerpoint akan membantu dalam pembuatan slide, outline presentasi-
presentasi elektronika.

3. Pemahaman Konsep Matematis


a. Pengertian Pemahaman Konsep Matematis

Istilah pemahaman berasal dari akar kata paham, yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak, pendapat, aliran, mengerti benar. Adapun
istilah pemahaman ini sendiri diartikan dengan proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan. (Ahmad Susanto, 2013, hlm. 208). Pemahaman diartikan menguasai
sesuatu dengan pikiran yaitu memahami maksudnya dan menangkap maknanya. Tahap
pemahaman sifatnya lebih kompleks dari pada tahap pengetahuan atau mengingat.
(Sudirman, 2011: hlm 41).

Pemahaman adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,


menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan cara sendiri tentang pengetahuan yang
pernah diterimanya (Sadirman dalam Yuni Purwanti: 2016 : hlm 22)

Dari beberapa pengertian diatas, pemahaman adalah suatu kemampuan memahami


konsep yang bukan hanya mengerti melainkan dapat menjelaskan kembali suatu hal yang
dipahami kemudian mampu mengembangkan apa yang dipahaminya.
Konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan
atau mengkelompokkan objek atau kejadian itu merupakan contoh dan bukan contoh dari
ide tersebut (Ruseffen dalam Destiniar, 2016 : hlm 30).

Konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita mengklarifikasikan objek-
objek atau peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak ke dalam ide abstrak tersebut
(Herman Hudojo dalam Pramit Dewiantmini: 2010 : 21).

Konsep merupakan konstruksi simbolik yang menggambarkan ciri-ciri suatu objek atau
kejadian (misalnya konsep tentang manusia, segitiga, merah, belajar, dan sebagainya).
Dengan kemampuan manusia untuk membentuk konsep atau pengertian, memungkinkan
manusia untuk mengdakan klarifikasi atau penggolongan benda-benda atau kejadian-
kejadian (Walgito dalam Diah Puspita, 2010 : hlm 50).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan
kita untuk mengkelompokkan objek ke dalam ide abstrak tersebut.

Menurut Kilpatrick, Swafford, & Findell, pemahaman konsep (conceptual


understanding) adalah kemampuan dalam memahami konsep, operasi dan relasi dalam
matematika. Berkaitan dengan pentingnya komponen pemahaman dalam matematika.
Sumarmo juga menyatakan visi pengembangan pembelajaran matematika untuk memenuhi
kebutuhan masa kini yaitu pembelajaran matematika perlu diarahkan untuk pemahaman
konsep dan prinsip matematika yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah
matematika, masalah dalam disiplin ilmu lain dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pemahaman konsep matematis penting untuk belajar matematika secara bermakna,


tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang dicapai siswa tidak terbatas pada
pemahaman yang bersifat dapat menghubungkan. Hal ini merupakan bagian yang paling
penting dalam pembelajaran matematika seperti yang dinyatakan Zulkardi bahwa ”mata
pelajaran matematika menekankan pada konsep”. Artinya dalam mempelajari matematika
peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat
menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia
nyata dan mampu mengembangkan kemampuan lain yang menjadi tujuan dari
pembelajaran matematika. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika merupakan
dasar untuk belajar matematika secara bermakna.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas bahwa pemahaman konsep adalah
mengerti akan konsep untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada. Peserta didik
harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal
yang diberikan pendidik, jika peserta didik sudah paham akan konsep yang diberikan oleh
pendidik rumus-rumus yang ada bukan dihafal melaikan dipahami didalam pembelajaran
matematika, konsep matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara
bermakna.

b. Indikator Pemahaman Konsep Matematis


Kemampuan pemahaman konsep matematis adalah kemampuan peserta didik dalam
menemukan dan menjelaskan, menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu
konsep matematika berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri, bukan sekedar
menghafal. (Kilpatrick, dkk) menyatakan pemahaman konsep matematika sebagai
kemampuan dalam memahami konsep, operasi dan relasi dalam matematika dengan
indikator:
1. Menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari.
2. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya
persyaratan untuk membentuk konsep tersebut.
3. Menerapkan konsep secara algoritma.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika.
5. Mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal matematika).
c. Komponen-komponen Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Menurut Sanjaya Indikator pemahaman konsep diantaranya :
1. Mampu menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya.
2. Mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta
mengetahui perbedaan.
3. Mampu mengklarifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya
persyaratan yang membentuk konsep tersebut.
4. Mampu menerapkan hubungan anatara konsep dan prosedur.
5. Mampu memberikan contoh dan kontra dari konsep yang dipelajari antara lain:
mampu menerapkan konsep secara algoritma dan mampu mengembangkan
konsep yang telah dipelajari.

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemahaman Konsep Matematis


Ngalim Purwanto (2013:47) mengungkapkan bahwa berhasil atau tidaknya belajar itu
tergantung oleh bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Faktor yang ada pada organism itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang
termasuk faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan
latihan, motivasi dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial, yang termasuk
faktor sosial ini antara lain keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengerjakannya, alat-alat yang digunakan dalam belajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

Selain faktor tersebut, pemahaman konsep dipengaruhi oleh psikologis peserta didik.
Kurangnya pemahaman konsep terhadap materi matematika yang dipelajari karena tidak
adanya usaha yang dilakukan oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan guru. Peserta didik lebih mengharapkan kepada penyelesaian dari guru, hal ini
memperlihatkan bahwa pemahaman konsep peserta didik masih rendah.
B. Study Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah, Ade Wahyu (2014) “pengaruh
penggunaan media powerpoint dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
siswa pada mata pelajaran ekonomi”. Permasalahan yang terjadi pada penelitian ini adalah
pemahaman konsep siswa berada di bawah standar ketuntasan minimal. Media PowerPoint
diharapkan menjadi solusi dalam memecahkan masalah tersebut. Penelitian ini tentang
pengaruh penggunaan media PowerPoint dalam meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat
pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran ekonomi antara siswa kelas
eksperimen yang menggunakan media PowerPoint dengan siswa kontrol yang tidak
menggunakan media PowerPoint. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen semu (quasi eksperimen), dengan subyek terdiri dari dua kelas yaitu kelas XI
IPS 2 (kelas kontrol) dan XI IPS 5 (kelas eksperimen) yang terdiri dari 36 siswa pada setiap
kelasnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji-t dua sampel tidak
berhubungan atau uji t sampel bebas (independent sample t test) menggunakan SPSS 17.0
dan Microsoft Office Excel 2007. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen yang
menggunakan media PowerPoint dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan media
PowerPoint. Hasil tingkat pemahaman konsep pada kelas eksperimen setelah penggunaan
media PowerPoint lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Sehingga penggunaan
media PowerPoint dalam kegiatan belajar mengajar dinyatakan efektif dan dapat
digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Noviasti Amiliani (1311060116) “pengaruh metode
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis powerpoint non-linier terhadap pemahaman
konsep dan keterampilan komunikasi siswa kelas x pada mata pelajaran biologi di sma
negeri 7 bandar lampung” Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
Quasi Experimental Design. Desain yang digunakan yaitu The Matching Pretest-Posttest
Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA
SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan 2 kelas, satu kelas sebagai
kelas eksperimen (X IPA3) dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol (X IPA2).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pencapaian rata-rata nilai N-gain pada kelas kontrol
sebesar 0,53. Pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata N-gainnya sebesar 0,71. Uji t
independent pemahaman konsep menunjukkan bahwa Sig.(2tailed) 0,00 < α (0,05), maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa
adanya pengaruh metode pembelajaran Inkuiri terbimbing Berbasis Powerpoint Non-linier
Terhadap Pemahaman Konsep dan Keterampilan Komunikasi Siswa Kelas X Pada Mata
Pelajaran Biologi di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Berdasarkan uji korelasi linear pada
kelas eksperimen metode pembelajaran Inkuiri terbimbing Berbasis Powerpoint Non-linier
berkontribusi sebesar 72% terhadap pemahaman konsep peserta didik, dan pada
keterampilan komunikasi berdistribusi sebesar 75% banyak faktor yang mempengaruhi
besarnya kontribusi yang diberikan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wahida Minfadhillah. “studi komparasi pengaruh
multimedia power point dan media polyhedron terhadap pemahaman konsep matematika
materi bangun ruang pada siswa kelas iv sd se-gugus ki hajar dewantara karangtengah
wonogiri tahun 2012.” Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Juli 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui media
pembelajaran yang dapat memberikan hasil belajar matematika siswa yang lebih baik
antara multimedia power point atau media pembelajaran polyhedron. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimental semu (Quasi experimental research). Rancangan
penelitian yaitu Randomized Control Only Design. Populasi adalah seluruh siswa kelas IV
SD di wilayah Gugus Ki Hajar Dewantara Karangtengah Wonogiri. Sampel pada penelitian
ini berjumlah 69 siswa, 17 siswa sebagai kelompok uji coba instrumen, 27 siswa sebagai
kelompok eksperimen yang diajar dengan multimedia power point dan 25 siswa sebagai
kelompok kontrol yang diajar dengan media polyhedron. Teknik pengampilan sampel
dilakukan secara cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan metode tes dan
dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tes
digunakan untuk menilai hasil belajar matematika siswa. Tes yang digunakan adalah tes
hasil belajar matematika. Uji normalitas menggunakan metode Lilliefors, uji homogenitas
menggunakan metode Bartlett, uji keseimbangan dan uji hipotesis dilakukan dengan uji
t.Berdasarkan analisis data hasil penelitian diperoleh skor 𝑡hitung >(0,025;50) (2.049 >
2.011), sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar yang diajar dengan
multimedia power point dan media pembelajaran polyhedron. Simpulan penelitian ini
adalah hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan multimedia power point lebih
baik dibanding menggunakan media pembelajaran polyhedron.

C. Kerangka Berpikir

Landasan berfikir dalam menganalisa, menelaah dan mengkaji serta menjabarkan


permasalahan yang diteliti maka diperlukan suatu rujukan dan konsep para ahli atu pakar dalam
bidang pendidikan yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Salah satu faktor yang membuat
kurang berkembangnya aktifitas belajar dalam proses pembelajaran adalah penggunaan media satu
arah sehingga dalam proses pembelajaran siswa merasakan sebuah kebosanan dan tak jarang
mereka akan merasakan kantuk akibatnya siswa kurang memahami materi yang telah disampaikan
sang guru.

Gambar 2.1

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana


rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relavan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dapat dinyatakan sebagai jawaban teorotis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik.(Sugiono, 2016, hlm, 64).

Dan berdasarkan uraian di atas dan merujuk dari kerangka berpikir, maka dapat diajukan
jawaban hipotesis penelitian sementara sebagai berikut:
𝐻0 tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan media powerpoint pada materi teorema
phythagoras terhadap pemahaman konsep matematis siswa.
𝐻𝑎 ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan media powerpoint pada materi teorema
phythagoras terhadap pemahaman konsep matematis siswa.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas di kelas X SMA N 1 Merlung.
Sekolah ini terletak di Jl. MT. Fachruddin, Merlung, Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Waktu Penelitian

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 april 2020 sampai dengan 1
mei 2020. Sekolah ini dipilih menjadi lokasi penelitian karena terjadi ketimpangan antara
seharusnya dengan yang terjadi dalam proses pembelajaran matematika.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Posttest-Only Control
Design yaitu dengan membagi kelompok penelitian menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
adalah kelompok eksperimen yang belajar menggunakan media presentasi dan kelompok kedua
adalah kelompok control yang belajar tidak menggunakan media presentasi.

Kelompok eksperimen merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kasual) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh penulis dengan mengeliminasi
atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Penulisan Eksperimen
selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan. (Arikunto, 2010: 9)

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikasi antara variable yang
diteliti yaitu penggunaan media presentasi powerpoint terhadap pemahaman konsep matematis
siswa yang akan dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Merlung pada kelas X.

Adapapun desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Posttest-Only Control Design


Sugiyono, (2015) Metode Penelitian Pendidikan
R : Dua kelas yang masing-masing dipilih secara random
𝑋1 : Perlakuan menggunakan media presentasi powerpoint
𝑂2 : Pemahaman konsep matematis siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
menggunakan media presentasi powerpoint
𝑂4 : Pemahaman konsep matematis siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
menggunakan media presentasi powerpoint

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
kelas X di SMA N ! Merlung tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 153 siswa.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2015: 118).
Arikunto (1998: 117) mengatakan “ Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. (Riduwan,2010, hal.56).
Populasi yang ada sangatlah tidak efektif bila melakukan pengumpulan sebanyak itu. Oleh karena
itu dari keseluruhan populasi dalam penelitian ini diambil sebagian yang dianggap mewakili
pepolasi untuk menjadi sampel penelitian.
Arikunto menyebutkan bahwa apabila subyek kurang dari 100 maka lebih baik diambil
seluruhnya, sehingga berupa penelitian populasi. Jika subyeknya besar diambil 10% - 15% atau
20% 25% atau lebih. Populasi berjumlah 153 siswa, dengan sampel penelitian 25% dari 153 siswa.
Sehingga sampel yang digunakan dalam jumlah penelitian ini adalah 39 orang siswa dari kelas X

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel dalam
penelitian (Sugiyono, 2015: 102). Instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar yang berisi
serangkaian pernyataan tertulis yang berisi sejumlah item mengenai sesuatu yang akan diteliti dan
harus dijawab oleh responden.
1. Media Presentasi
a. Definisi konseptual
Media presentasi yang menggunakan program computer ini merupakan
pengembangan lebih lanjut dari media transparansi yang disajikan melalui OHP
b. Definisi operasional
Media presentasi dalam penelitian ini memiliki beberapa langkah dalam proses
pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis
siswa.
2. Pemahaman Konsep Matematis
a. Definisi Konseptual
Pemahaman konsep matematis adalah kemampuan individu dalam menyerap dan
memahami ide-ide matematika. kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak yang
ditunjukkan oleh siswa dalam memahami definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat,
dan inti/isi dari materi matematika dan kemampuan dalam memilih serta
menggunakan prosedur secara efektif dan efisien.
E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2015: 243). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh reward terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran matematika di
SMA N ! Merlung. Analisis ini digunakan untuk menjawab kebenaran dari hipotesis serta
menjawab pertanyaan dari rumusan masalah yang telah diajukan.
Sebelum data dianalisis untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu perlu dilakukan uji
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Prasyarat Analisis
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian normal atau
tidak. Dalam uji normalitas ini digunakan analisis Chi-Kuadrat (𝑋 2 ). Teknik ini digunakan
untuk menguji signifikan perbedaan frekuensi dan juga untuk dapat digunakan untuk
mengadakan estimasi. Rumus untuk mencari Chi-Kuadrat (𝑋 2 ) adalah sebagai berikut:
(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ )2
𝑋2 =
𝑓ℎ
Distribusi data dinyatakan normal jika harga Chi-Kuadrat hitung lebih kecil atau sama
dengan harga Chi-Kuadrat dan apabila lebih besar maka dinyatakan tidak normal.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kedua kelompok sampel mempunyai
varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F dengan
rumus sebagai berikut:
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Kriteria sampel dikatakan homogen jika harga F hitung lebih kecil daripada harga F table.
Dan sebaliknya¸dikatakan sampel tidak homogen jika harga F hitung lebih besar daripada
harga F table.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Uji t adalah salah satu teknik analisis statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan
dua rata-rata yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya sampel berdistribusi normal
dan data dari masing-masing sampel homogen. Menurut sugiyono (2008:197), rumus uji t
untuk sampel berpasangan atau related digunakan untuk membandingkan sebelum dan
sesudah perlakuan atau membandingkan pre test dengan post test. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
̅̅̅1 − 𝑋
𝑋 ̅̅̅2
𝑡=
𝑆2 𝑆 2 𝑆 𝑆
√ 𝑁1 + 𝑁2 − 2𝑟 ( 1 ) ( 2 )
1 2 √𝑁1 √𝑁2

Dimana:
̅̅̅1 : mean pada distribusi sampel 1
𝑋
̅̅̅2 : mean pada distribusi sampel 2
𝑋
𝑆12 : nilai varian pada distribusi sampel 1
𝑆22 : nilai varian pada distribusi sampel 2
𝑛1 : jumlah individu pada sampel 1
𝑛2 : jumlah individu pada sampel 2
𝑡 : korelasi antara dua sampel (Sugiyono, 2006: 150)
Pengujian hipotesis melalui t test pada penelitian ini menggunakan uji pihak kiri. Dalam
ketentuan bila harga T hitung pada daerah penerimaan 𝐻𝑜 lebih besar atau sama dengan dari
pada T table, maka 𝐻𝑜 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak (Sugiyono, 2007. hlm. 100).

F. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistika diperlukan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang di uji
dengan data sampel dapat diberlakukan untuk populasi atau tidak.

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:


Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka tidak tolak 𝐻0
Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka tolak 𝐻0
𝐻0 tidak ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan media presentasi powerpoint pada
materi teorema phythagoras terhadap pemahaman konsep matematis siswa.
𝐻𝑎 ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan media presentasi powerpoint pada materi
teorema phythagoras terhadap pemahaman konsep matematis siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Desi Kristin Lumban Gaol dan Makmur Sirait. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Training Menggunakan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inpafi. Vol. 2
(30).
Lidia Ramadhani Aulia. 2018. Penerapan Media Pembelajaran Microsoft Powerpoint
Menggunakan Smartphone Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Peserta Didik.
Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 3 (60).

Muhammad Daut Siagian. 2016. Kemampuan Koneksi Matematik dalam Pembelajaran


Matematika. Journal of Mathematics and Science. Vol. 2 No

Puspitasari, Devi dan Agus Sugiantoro. 2007. Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi. Jakarta: Arya Duta.
Siti Mawaddah dan Ratih Maryani. 2016. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP
dalam Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing (Discovery Learning). Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 4 (77).
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai