Anda di halaman 1dari 12

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MI/SD

Kelompok 1
Emma Aprilyanti Meida 21030803221055
Khilda Sholehatun Nafsiyah 21030803221056
Matematika adalah sebuah mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian orang, hal
tersebut tidak terlepas dari bidang kajian matematika yang dominan tentang rumus dan
angka-angka sehingga bagi sebagian orang menganggap pembelajaran matematika
kelihatan rumit dan butuh teknis khusus untuk mempelajarinya.

Ilmu Matematika adalah ilmu dasar yang menunjang ilmu yang lain dalam
mengaplikasikannya, oleh karena itu pemahaman matematika dengan benar dapat
berimplikasi terhadap kemampuan dalam mengkaji beberapa ilmu yang berkaitan dengan
matematika.
Penguasaan dan pemahaman pembelajaran matematika memang sebaiknya ditanamkan
sejak anak masih duduk di bangku sekolah dasar.
3 MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

1. Model Pembelajaran Matematika Realistik


Pembelajaran matemayika realistic (PMR) merupakan
operasionalisasi dari suatu pendekatan pendidikan
matematika yang telah dikembangkan di elanda dengan
nama Realistic Matematichs Education (RME) artinya
pendidikan matematika realistic.
Pembelajaran matematika realistic adalah pemanfaatan
realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk
memperlancar proses pembelajaran matematika secara lebih
baik dari sebelumnya.
Yaang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang
nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami
peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang
dimaksud dengan lingkungan tempat peserta didik berada
baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat
yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal
ini disebut juga kehidupan sehari-hari.
Berikut langkah-langkah di dalam proses pembelajaran matematika dengan
PMR :
Langkah Pertama : memahami masalah konstektual dalam kehidupan sehari-
hari dan meminta siswa untuk memahami hal tersebut.
Langkah kedua : Menjelaskan masalah konstektual, yaitu jika dalam
memahami masalah siswa mengalami esulitan, maka guru menjelaskan
situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk
atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari
masalah yang belum dipahami.
Langkah ketiga : Menyelesaikan masalah konstektual, yaitu siswa secara
individual menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri.
Cara pemecahan dan jawaban berbeda lebih diutamakan. Dengan
menggunakan lembar kerja, siswa mengerjakan soal. Guru memotivasi siswa
untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.
Langkah keempat : Membandingkan dan mendiskusikan jawaban, yaitu guru
menyediakan waktu dan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan
dan mendiskusikan jawaban masalah secara berkelompok. Siswa dilatih
untuk mengeluarkan ide-ide yang mereka miliki dalam kaitannya dalam
interaksi siswa dalam proses belajar untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Langkah kelima : Menyimpulkan, yaitu guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur.
2. Model Pembelajaran Open-Ended
Model pembelajaran Open-Ended sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu
suatu model pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu
masalah kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Shimada (1997:1) model
pembelajaran open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki metode atau
penyelesaian yang benar lebih dari satu. Model pembelajaran open-ended dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman
menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Problem
open-ended tidak mudah dikembangkan oleh siswa dengan beragam kemampuan,
namun melalui peneitian di Jepang ditemukan beberapa hal yang menjadi acuan dalam
mengkreasai problem tersebut diantaranya :
Sajikam permasalahan melalui situasi fisik yang nyata
Soal-soal pembuktian dapat di ubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan
hubungan dan sifat-sifat dari variable dalam persoalan itu.
Sajikan bentuk-bentuk atau bangun geometri.
Sajikan urutan bilangan atau table sehingga siswa dapat menemukan aturan
matematika.
Berikan beberapa contoh kongkrit dalam beberapa kategori.
Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat mengeneralisasi dari
pekerjaannya.
Langkah-langkah pembelajaran dalam
model pembelajaran Open-Ended Problems
adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Sebelum memulai proses belajar mengajar,
guru harus membuat Program Pelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
membuat pertanyaan Open-Ended
Problems.
2. Pelaksanaan, terdidri :
Pendahuluan, yaitu siswa menyimak gurr
yang memberikan motivasi bahwa yang
akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat
bagi kehidupan sehari-hari sehingga siswa
semangat dalam belajar. Kemudian siswa
menanggapi apresiasi yang dilakukan guru
supaya guru dapat mengetahui pengetahuan
awal siswa mengenai komsep-konsep yang
akan dipelajari.
Mengembangkan rencana pembelajaran setelah
guru mengintruksi dengan bai, tiga hal yang
harus diperhatikan dalam pembelajaran sebelum
problem itu ditampilkan di kelas adalah: Apakah
problem itu kaya dengan konsep-konsep
matematika dan berharga? (Problem harus
mendorong siswa untuk berpikir dari berbagai
sudut pandang)
Apakah level matematika dari problem itu cocok
untuk siswa? (Pada saat siswa menyelesaikan
probem open-ended, mereka harus menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka
punyai Apakah problem itu mengundang
perkembangan komsep matematika lebih lanjut?
Problem harus memiliki keterkaitan atau
dihubungkan dengan konsep-konsep matematika
yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa
untuk berpikir tingkat tinggi. Setelah kita
memformulasikan problem mengikuti kriteria
yang dikemukakan, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan rencana pembelajaran yang
baik.)
b. Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan
pembelajaran dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Siswa membentuk kelompok yang terdiri
dari lima orang tiap kelompok.
2) Siswa mendapatkan pertanyaan
Openended Problems mengenai perhitungan
statistic dan perhitungan mathematic.
3) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya
masing-masing mengenai penyelesaian dan
pertanyaan Open Ended Problems yang
telah diberikan oleh guru.
Setiap kelompok siswa melalui
perwakilannya, mengemukakan pendapat
atau solusi yag ditaarkan kelompoknya
secara berantian.
4) Siswa atau kelompok kemudian
menganalisis jawaban-jawaban yang telah
dikemukakan, manayang benar mana yang
lebih efektif.
3. Evaluasi
Setelah berakhirnya KBM, siswa mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian
yang berisi pertanyaan OpenEnded Problems yang merupakan evaluasi yang diberikan
oleh guru.
3. Model Pembelajaran Example non example
Model Pembelajaran Example non example adalah strategi pembelajaran yang
menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang
bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan
permasalah-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang
disajikan
Example non example
1) Materi bangun datar (Mengidentifikasi sifat bangun datar)
2) Alasan, di dalam materi bangun datar, materi yang disajikan terutama adalah
gambar-gambar dari bangun datar, sehingga cocok menggunakan model Example non
example yang langkah-langkah di dalamnya menggunakan gambar.
3) Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
Guru menempelkan gambar dipapan
Guru memberikan petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis gamber
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut di
catat pada kertas
Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusina
Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai
kesimpulan
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai