Anda di halaman 1dari 16

JURNAL 1 : IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN


PEMAHAMAN SISWA TERHADAP SOAL CERITA TENTANG HIMPUNAN.

Hal-hal pokok bahasan yang perlu di tampilkan dalam melakukan review, diantaranya :

1. Latar belakang
a. Mengungkapkan kondisi ideal berdasarkan landasan teori yang digunakan
oleh peneliti sebagai acuan dalam peneltiannya
Tujuan mempelajari matematika antara lain agar siswa memiliki kemampuan
memahami konsep matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
memecahkan masalah serta memilki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika, sikap ulet dan percaya diri dalam menyelesaikan pemecahan masalah
(Depdiknas, 2007:4). Pembelajaran matematika yang dapat melatih dan
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa diantaranya adalah
pembelajaran soal cerita. Pemberian soal matematika berbentuk cerita memberikan
pengalaman bagi siswa untuk dapat memecahkan masalah matematika dan
gambaran hubungan masalah tersebut dengan kehidupan sehari-harinya.

b. Mengungkapkan kondisi real berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian


yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya
Kesulitan siswa pada umumnya dalam menyelesaikan soal-soal matematika
yang berkaitan dengan soal cerita. Kesulitan-kesulitan siswa ini disebabkan karena
siswa tidak memahami permasalahan. Kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita
juga dialami oleh siswa SMP Negeri 10 Palu. Berdasarkan hasil observasi awal
peneliti, diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa khususnya di kelas VII
dan VIII mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita khususnya soal
cerita tentang himpunan.
c. Mengungkapkan penyebab antara kondisi ideal dengan kondisi real tidak
sejalan
Penyebab antara kondisi ideal dengan kondisi real persoalannya tidak sejalan
yaitu menurut guru matematika di sekolah tersebut, kesalahan siswa disebabkan
siswa belum dapat memahami maksud dari soal yang diberikan sehingga siswa
kesulitan dalam menyelesaikan soal saat menyajikannya ke diagram Venn. Lebih
lanjut diungkapkan bahwa pada umumnya tingkat kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita memang masih relatif rendah di sekolah tersebut.

d. Mengungkapkan solusi yang ditawarkan peneliti


Berdasarkan hal permasalahan yang ada, maka diperlukan suatu alternatif
pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam
menyelesaikan soal cerita tentang himpunan. Salah satu alternatif pembelajaran
yang dapat digunakan adalah pendekatan pembelajaran matematika realistik
(PMR). Jaeng (2009:70) mengemukakan bahwa PMR bertolak dari masalah-
masalah yang kontekstual, dari sana siswa membahasamatematikakan
(menerjemahkan ke dalam bahasa matematika) masalah tersebut, kemudian
menyelesaikan secara matematis.

e. Mengungkapkan hubungan solusi dan masalah


Menurut Zulkardi (Supardi, 2013:245) PMR merupakan pendekatan yang
bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan keterampilan proces of
doing mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi, beragumentasi dengan teman
sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri konsep matematika dan pada
akhirnya dapat menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah, baik
secara individu maupun kelompok. Dalam pembelajaran PMR, guru berperan
sebagai fasilitator yang membantu proses belajar, membimbing dan menjadi teman
belajar yang berpengalaman bagi siswa, tahu kapan dan bagaimana memberikan
bantuan, agar proses belajar berlangsung dengan baik Tujuan dari pendekatan PMR
sendiri adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali
dan merekonstruksi konsep-konsep matematika dengan mengaitkan konsep-konsep
matematika dengan dunia nyata, sehingga siswa mempunyai pengertian kuat
tentang konsep-konsep matematika. Dengan demikian penggunaan pendekatan
PMR dalam proses pembelajaran sesuai untuk membantu meningkatkan
pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal cerita tentang himpunan.
f. Mengungkapkan tujuan apa yang ingin dicapai peneliti.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang implementasi
pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) dalam upaya meningkatkan
pemahaman siswa terhadap soal cerita tentang himpunan.

2. METODE
a. Mengungkapkan mengenai metode apa yang digunakan,
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang desainnya mengacu
pada model Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2007:16), terdiri atas empat tahap
yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi.
b. Mengungkapkan subjek penelitian,
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 10 Palu sebanyak 24
orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Dari siswa tersebut
dipilih tiga orang subyek penelitian sebagai informan, berdasarkan hasil tes awal
dan konsultasi dengan guru. Keempat informan tersebut adalah MR, DS dan TA.

c. Mengungkapkan teknik pengumpulan data yang digunakan serta berikan


alasan mengapa teknik itu yang dipilih peneliti.
Teknik pengumpulan data adalah tes tertulis, observasi, wawancara dan catatan
lapangan.

d. Mengungkapkan alat pengumpul data yang digunakan serta berikan alasan


mengapa alat pengumpulan data itu yang dipilih peneliti.
Dengan tes sesuai kriteria keberhasilan tindakan dapat dilihat dari aktivitas guru
dalam mengelola pembelajaran di kelas dengan menggunakan pendekatan PMR
dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu minimal berkategori baik.
Kriteria keberhasilan tindakan pada siklus I adalah siswa dapat menyelesaikan soal
cerita tentang dua buah himpunan dengan menggunakan diagram Venn, serta
tindakan pada siklus II adalah siswa dapat menyelesaikan soal cerita tentang tiga
buah himpunan dengan menggunakan diagram Venn.
e. Mengungkapkan analisis data yang digunakan serta alasan mengapa analisis
data itu yang dipilih peneliti.
Analisis data yang dilakukan mengacu pada analisis data kualitatif model Miles
dan Huberman (1992:16-20), yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data dan (3)
penarikan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Mengungkapkan proses dan hasil dari penelitian yang didapat peneliti dengan
memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat.
Penelitian yang dilakukan terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dalam dua
kali pertemuan. Pertemuan pertama pada siklus I yakni mengimplementasikan
pembelajaran menggunakan pendekatan PMR dengan materi pembelajaran
menyelesaikan soal cerita tentang dua buah himpunan sedangkan pertemuan
pertama pada siklus II mengimplementasikan pembelajaran menggunakan
pendekatan PMR dengan materi pembelajaran menyelesaikan soal cerita tentang
tiga buah himpunan. Pelaksanaan tes akhir tindakan dilakukan pada pertemuan
kedua untuk setiap siklus. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap,
yaitu (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Kegiatan awal
pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dimulai dengan membuka
pembelajaran. Kemudian peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang
heterogen berdasarkan hasil tes awal dan informasi dari guru dan mengarahkan
siswa untuk duduk sesuai dengan anggota kelompoknya. Kegiatan inti pada setiap
siklus mengikuti 4 langkah PMR yakni: 1) memahami masalah kontekstual; 2)
menyelesaikan masalah; 3) membandingkan dan mendiskusikan jawaban; 4)
menyimpulkan. Pada kegiatan inti, guru mengorganisir siswa ke dalam kelompok
belajar yang terdiri dari 5-6 orang anggota kelompok yang heterogen. Kemudian
masing-masing kelompok dibagikan LKS yang memuat masalah kontekstual serta
media pembelajaran sebagai alat bantu siswa menyelesaikan masalah yang
diberikan. Pada langkah memahami masalah, peneliti meminta siswa untuk
memahami masalah yang ada pada LKS kemudian peneliti mengarahkan siswa
untuk bertanya jika ada masalah yang belum mereka pahami. Pada langkah
menyelesaikan masalah, peneliti memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah
yang ada pada LKS dengan cara mereka sendiri kemudian peneliti berkeliling kelas,
mengamati, membimbing dan memberikan bantuan terbatas jika masih ada
kesulitan yang dialami siswa. Pada langkah membandingkan dan mendiskusikan
jawaban, setelah setiap kelompok menyelesaikan masalah yang diberikan, peneliti
kemudian meminta siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban yang
mereka peroleh antar kelompoknya masing-masing. Selanjutnya peneliti
memfasilitasi diskusi kelas dengan meminta beberapa siswa mewakili kelompoknya
untuk maju ke depan kelas menyampaikan jawaban berdasarkan hasil diskusi
kelompok. Sedangkan kelompok lain yang memiliki jawaban berbeda diminta
untuk melakukan monitoring dan evaluasi dengan memberikan tanggapan.
Kemudian setelah mereka menyampaikan jawaban kelompok mereka, peneliti
memberikan kesempatan masing-masing dari setiap kelompok saling menanggapi
antar kelompok lainnya dengan mengancungkan tangan dan menyuruhnya maju ke
depan kelas untuk memperbaiki kesalahan temannya. Setelah kegiatan diskusi kelas
selesai, langkah selanjutnya peneliti mengarahkan dan menegaskan bahwa salah
satu jawaban harus disepakati. Pada langkah menyimpulkan, guru mengarahkan
siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Pada
kegiatan akhir pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, baik pada siklus I dan
siklus II, peneliti terlebih dahulu mengumumkan prestasi kelompok, kemudian
peneliti memberikan pekerjaan rumah kepada siswa sebanyak dua nomor. Pada
pertemuan selanjutnya dari setiap siklus peneliti memberikan tes akhir dari setiap
tindakan yang telah dilaksanakan.Pada siklus I, dari hasil jawaban siswa pada tes
akhir tindakan pada soal nomor 1 dan 2 bagian a dan b, terlihat bahwa siswa sudah
dapat menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan diagram Venn. Namun pada
nomor 2 bagian c dan bagian d, siswa masih mengalami kesalahan dalam
memahami pertanyaan mengenai berapa banyak siswa yang menyukai bakso saja
dan mie ayam saja pada soal yang diberikan. Setelah peneliti melaksanakan tes
akhir tindakan siklus I, peneliti melakukan wawancara pada siswa mengenai
kesalahan yang dialami siswa pada tes akhir tindakan siklus I. Pada siklus II, dari
hasil jawaban siswa pada tes akhir tindakan , terlihat bahwa siswa sudah dapat
memahami masalah yang diberikan dengan baik, dan juga siswa sudah dapat
menyelesaikan soal yang diberikan dengan menggunakan diagram Venn. Namun
dalam pengerjaannya siswa masih mengalami kesalahan dalam menentukan
jawaban yang tepat. Kesalahan siswa tersebut terletak pada saat menentukan
jawaban yang tepat dari diagram Venn untuk menyelesaikan berapa banyaknya
siswa yang menyenangi fisika atau biologi dari soal yang diberikan. Setelah peneliti
melaksanakan tes akhir tindakan siklus I, peneliti melakukan wawancara pada
siswa mengenai kesalahan yang dialami siswa pada tes akhir tindakan siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendekatan (PMR) yang
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi soal cerita tentang
himpunan adalah dengan mengikuti langkah-langkah pendekatan PMR yaitu: (1)
memahami masalah kontekstual, (2) menyelesaikan masalah, (3) membandingkan
dan mendiskusikan jawaban, dan (4) menarik kesimpulan.

b. Mengungkapkan pembahasan hasil penelitian.


Berdasarkan hasil observasi nampak bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas
guru dan siswa dari kegiatan siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil analisis tes
akhir tindakan pada siklus I, terlihat bahwa siswa sudah dapat menyelesaikan soal
cerita tentang dua buah himpunan dengan menggunakan diagram Venn. Namun
siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan mengenai masalah
kontekstual yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut maka indikator pembelajaran
pada siklus I telah tercapai yaitu siswa dapat menyelesaikan soal cerita tentang dua
buah himpunan dengan menggunakan diagram Venn. Sedangkan hasil tes tindakan
akhir siklus II, terlihat bahwa siswa sudah dapat memahami masalah kontekstual
yang diberikan dengan baik, dan juga siswa sudah dapat menyelesaikan soal yang
diberikan dengan menggunakan diagram Venn. Namun dalam pengerjaannya siswa
masih mengalami kesalahan dalam menentukan jawaban yang tepat. Kesalahan
siswa tersebut terletak pada saat menentukan jawaban yang tepat dari diagram
Venn untuk menyelesaikan berapa banyaknya siswa yang menyenangi fisika atau
biologi dari soal yang diberikan. Berdasarkan analisis hasil tes akhir tindakan,
terlihat bahwa siswa telah dapat menyelesaikan soal cerita tentang tiga buah
himpunan dan indikator pembelajaran pada siklus II telah tercapai yaitu siswa dapat
menyelesaikan soal cerita tentang tiga buah himpunan dengan menggunakan
diagram Venn. Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa
aktivitas pembelajaran mengalami peningkatan dan indikator keberhasilan tindakan
telah tercapai.
JURNAL 2 : PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BENTUK ALJABAR DI
KELAS VII SMPN 9 PALU

Hal-hal pokok bahasan yang perlu di tampilkan dalam melakukan review, diantaranya :

1. Latar belakang

a. Mengungkapkan kondisi ideal berdasarkan landasan teori yang digunakan


oleh peneliti sebagai acuan dalam peneltiannya
Matematika merupakan ilmu dasar yang dapat digunakan secara luas dalam
berbagai bidang kehidupan. Oleh sebab itu, mata pelajaran matematika perlu
diajarkan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar hingga kejenjang perguruan
tinggi untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analitis,
sistematis, kritis, kreatif, cermat, dan konsisten serta kemampuan bekerja sama
(Depdiknas, 2006). Berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
diketahui bahwa satu diantara pokok bahasan yang diajarkan di SMP kelas VII
adalah penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Materi penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar sangat penting untuk dipelajari, karena berkaitan
dengan materi-materi lain dalam matematika sehingga harus dipahami dengan baik.

b. Mengungkapkan kondisi real berdasarkan landasan teori dan hasil


penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya
Berdasarkan hasil dialog peneliti dengan guru mata pelajaran matematika kelas
VII SMPN 9 Palu, diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran
matematika di kelas VII sebagian besar siswa memperoleh hasil belajar matematika
yang tergolong rendah. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Materi ini merupakan satu
diantara materi penting untuk materi matematika yang lain, dan banyak
diaplikasikan dalam memecahkan masalah terkait kehidupan nyata.

c. Mengungkapkan penyebab antara kondisi ideal dengan kondisi real tidak


sejalan
Penyebab antara kondisi ideal dengan kondisi real tidak sejalan adalah peneliti
melakukan tes identifikasi pada siswa SMPN 9 Palu untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar. Berdasarkan hasil dialog dengan guru dan hasil tes
identifikasi masalah, peneliti mengasumsikan bahwa pembelajaran di kelas
cenderung monoton. Selama ini dalam pembelajaran di kelas, siswa diberikan
sedikit penjelasan tentang materi, lalu diberikan contoh dan diminta untuk
menyelesaikan soal latihan. Siswa kurang diberikan kesempatan aktif bekerjasama,
berdiskusi, dan berargumen untuk menemukan sendiri konsep matematika. Siswa
kurang memahami manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari dan banyak
siswa yang tidak menyenangi matematika.

d. Mengungkapkan solusi yang ditawarkan peneliti


Pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) dapat menjadi satu
diantara beberapa alternatif pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif
bekerjasama, berdiskusi, dan berargumen dengan teman sekelas, agar dapat
menemukan sendiri konsepkonsep matematika melalui penyajian masalah yang
dekat dengan kehidupan siswa. Penyajian masalah tersebut bertujuan agar siswa
lebih dekat dengan matematika dan siswa dapat memahami manfaat matematika
dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan pengalaman bermakna dalam
belajar.

e. Mengungkapkan hubungan solusi dan masalah


Pembelajaran pendekatan matematika realistik, guru sebagai pembimbing siswa
dalam mengarahkan berbagai konstribusi siswa melalui pemecahan masalah
kontektual. PMR lebih mengakrabkan matematika dengan lingkungan siswa
(Murwaningsih, 2014) Ide utama pendekatan matematika realistik adalah siswa
harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika
dengan bimbingan orang dewasa melalui penjelajahan berbagai situasi dan
persoalan dunia nyata atau real word (Usdiana, 2009). Pembelajaran PMR diawali
dengan penyajian masalah kontekstual. Penyajian masalah kontekstual merupakan
hal yang sangat penting.. Hal ini sejalan dengan Pitadjeng (2005) menyatakan agar
murid dapat belajar matematika dalam suasana yang menyenangkan guru harus
mengupayakan adanya situasi dan kondisi yang menyenangkan, mengaitkan
pengalaman kehidupan nyata siswa dengan ide matematika dalam pembelajaran.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan PMR
yang membuktikan bahwa melalui pendekatan PMR dapat mengatasi masalah
siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014) menyimpulkan bahwa melalui
pendekatan RME hasil belajar siswa meningkat pada materi soal cerita tentang
himpunan, dengan mengikuti langkah-langkah pendekatan RME.

f. Mengungkapkan tujuan apa yang ingin dicapai peneliti.


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan
matematika realistik (PMR), yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljbar di kelas VII SMP Negeri 9
Palu.

2. METODE
a. Mengungkapkan mengenai metode apa yang digunakan,
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model
penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. taggart. Dalam
desain model Kemmis dan Mc. taggart (Rochiati, 2009), yang terdiri dari 4
komponen yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4)
refleksi.

b. Mengungkapkan subjek peneltian,


Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 9 Palu dengan
jumlah siswa 25 orang, terdiri dari 15 orang perempuan dan 10 orang laki-laki.
Informan penelitian ini sebanyak 3 orang siswa yang dipilih dengan kemampuan
yang berbeda yaitu siswa MR berkemampuan tinggi, FU berkemampuan sedang,
dan EA berkemampuan rendah.
c. Mengungkapkan teknik pengumpulan data yang digunakan serta berikan
alasan mengapa teknik itu yang dipilih peneliti.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara,
catatan lapangan.

d. Mengungkapkan alat pengumpul data yang digunakan serta berikan alasan


mengapa alat pengumpulan data itu yang dipilih peneliti.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah
tes kemampuan awal matematika dengan Kriteria keberhasilan tindakan pada
penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan
penelitian pada siklus I yaitu siswa dapat menyelesaikan penjumlahan bentuk-
bentuk aljabar. Adapun indikator keberhasilan untuk siklus II siswa dapat
menyelesaikan pengurangan bentuk aljabar. Keberhasilan tindakan yang dilakukan
juga dilihat dari aktivitas guru dalam mengelolah pembelajaran di kelas dan
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
PMR minimal berkategori baik..

e. Mengungkapkan analisis data yang digunakan serta alasan mengapa analisis


data itu yang dipilih peneliti.
Untuk melengkapi data kualitatif digunakan data kuantitatif yaitu data yang
diperoleh dari tes yang diberikan kepada siswa.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Mengungkapkan proses dan hasil dari penelitian yang didapat peneliti
dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat.
Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilakukan dalam
dua kali pertemuan. Alokasi waktu untuk setiap pertemuannya adalah 2 × 40 menit.
Kegiatan pada pertemuan pertama siklus I yakni peneliti menerapkan pendekatan
PMR dengan materi penjumlahan bentuk aljabar dengan mengikuti langkah-
langkah PMR yang dikemukakan oleh Mulbar (2013) yaitu: 1) memahami masalah
kontekstual, 2) menyelesaikan masalah, 3) membandingkan dan mendiskusikan
jawaban 4) menyimpulkan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap,
yaitu: 1) kegiatan awal, 2) kegiatan inti dan 3) kegiatan akhir. Sedangkan, pada
pertemuan kedua peneliti memberikan tes akhir tindakan kepada siswa dengan
alokasi waktu adalah 2 × 40 menit. Kegiatan pendahuluan pelaksanaan tindakan
siklus I dan siklus II dimulai dengan membuka kegiatan pembelajaran. Pada siklus I
materi yang diajarkan adalah penjumlahan bentuk aljabar, dengan tujuan
pembelajaran yaitu siswa dapat menjumlahkan bentuk-bentuk aljabar. Sedangkan
pada siklus II materi yang diajarkan adalah pengurangan bentuk aljabar, dengan
tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat mengurangkan bentuk-bentuk aljabar.
Kegiatan inti pada setiap siklus mengikuti 4 tahap PMR yakni: 1) memahami
masalah, 2) menyelesaikan masalah, 3) membandingkan dan mendiskusikan
jawaban, 4) menyimpulkan. Kegiatan inti, peneliti mengorganisir siswa kedalam
kelompok belajar yang terdiri dari 5 kelompok belajar dengan setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa. Kemudian masing-masing kelompok dibagikan LKS yang
memuat masalah kontekstual untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang
diberikan. Adapun masalah yang diajukan pada siklus I adalah Ani mempunyai dua
kantong plastik yang berisi permen. Kantong pertama berisi 2 permen karet dan 3
permen relaxa. Sedangkan kantong kedua berisi 1 permen karet dan 2 permen
relaxa. Jika Ani menggabungkan isi kedua kantong tersebut, berapakah jumlah
semua permen yang dimiliki Ani untuk setiap jenisnya? Kegiatan selanjutnya,
peneliti membimbing siswa membuat kesimpulan sementara pada LKS kelompok.
Peneliti mengarahkan siswa membuat kesimpulan sementara, siklus I mengenai
penjumlahan bentuk aljabar dan siklus II mengenai pengurangan bentuk aljabar.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan peneliti menjelaskan kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Selanjutnya pada pertemuan
kedua dari setiap siklus, peneliti memberikan tes akhir tindakan kepada siswa.
Berdasarkan analisa tes akhir siklus I dan hasil wawancara menunjukan bahwa
sebagian besar siswa sudah dapat membuat dan menyelesaikan model matematika
dari masalah kontekstual dengan benar, namun masih ada siswa yang salah dalam
menjumlahkan variabel yang berkoefisien satu, sehingga siswa salah dalam
membuat kesimpulan. Hal ini disebabkan karena siswa masih kurang teliti dalam
menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil tes akhir tindakan siklus I diketahui bahwa
hasil belajar siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Tes akhir tindakan
siklus II terdiri atas 2 nomor soal. Berikut satu diantara soal yang diberikan: Sinta
mempunyai 4 buah jeruk dan 3 buah mangga. Sinta memberikan 2 buah jeruk dan 1
buah mangga kepada temannya. Berapakah sisa buah jeruk dan buah mangga milik
Sinta? Berdasarkan analisa tes akhir siklus II dan hasil wawancara menunjukan
bahwa sebagian besar siswa sudah dapat menyelesaikan model matematika dan
membuat kesimpulan dengan benar, tetapi masih ada siswa yang keliru dalam
perkalian bilangan bulat negatif dan positif. Hal ini disebabkan karena siswa masih
kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil tes akhir tindakan siklus
II juga diketahui bahwa hasil belajar siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan
belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PMR dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIIB SMPN 9 Palu pada materi penjumlahan dan pengurangan
bentuk aljabar meningkat, dengan mengikuti tahap-tahap PMR, yaitu: 1)
memahami masalah kontekstual, 2) menyelesaikan masalah kontekstual, 3)
membandingkan dan mendiskusikan penyelesaian, 4) menyimpulkan.

b. Mengungkapkan pembahasan hasil penelitian.

Siklus I, peneliti telah mengarahkan siswa dengan jelas, namun hanya sebagian
anggota kelompok yang ikut berpatisipasi dalam kegiatan tersebut dan siswa
teralalu banyak mendapat bimbingan dari guru. Siklus II, peneliti mampu
mengarahkan siswa dengan baik dan jelas dengan memberikan bantuan seperlunya
pada siswa sehingga secara bersama-sama mampu membuat kesimpulan dengan
baik. Setiap kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator yang mampu
membimbing dan membantu siswa menyelesaikan tugas yang diberikan, agar tugas-
tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik. Hal ini sejalan dengan
pendapat Rahmawati (2013) mengemukakan bahwa peran guru dalam pembelajaran
PMR yakni sebagai fasilitator, pembimbing, atau teman belajar yang lebih
bepengalaman, yang tahu kapan memberikan bantuan dan bagaimana caranya
membantu agar prsoses konstruksi dalam pikiran siswa dapat berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi nampak bahwa telah terjadi peningkatan aktifitas guru
dan siswa dari kegiatan siklus I ke siklus II. Semua aspek pada lembar observasi
siklus II baik lembar observasi aktivitas guru maupun lembar observasi aktivitas
siswa telah mampu memperoleh nilai minimal berkategori baik. Hal ini
menunjukan bahwa indikator keberhasilan tindakan, baik untuk aktivitas guru
maupun siswa telah tercapai secara maksimal. Berdasarkan hasil analisis tes akhir
tindakan pada siklus I, menunjukan bahwa siswa dapat menyelesaikan soal dengan
baik. Siswa dapat melakukan penjumlahan bentuk aljabar dengan benar namun
masih terdapat beberapa siswa yang masih melakukan kesalahan. Kesalahan
tersebut antara lain karena siswa cenderung masih keliru melakukan penjumlahan
variabel yang berkoefisien satu, kurang memahami sifat penjumlahan bentuk
aljabar dan cenderung kurang teliti dalam menyelesaikan tes. Hasil tes akhir
tindakan diketahui bahwa hasil belajar siswa mencapai target ketuntasan belajar.
Sedangkan tes akhir tindakan siklus II, menunjukan bahwa siswa dapat
menyelesaikan soal dengan baik. Siswa dapat melakukan pengurangan bentuk
aljabar dengan benar, namun tidak dipungkiri bahwa masih terdapat kekeliruan
yang dilakukan siswa. Kekeliruan tersebut antara lain disebabkan oleh rendahnya
kemampuan siswa dalam perkalian bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif
serta kurang ketelitian dalam menyelesaikan tes yang diberikan. Secara umum,
sebagian besar siswa dapat melakukan pengurangan bentuk aljabar dengan baik.
Berdasarkan hasil tes akhir tindakan diketahui bahwa hasil belajar siswa mencapai
target ketuntasan belajar.

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat dikatakan bahwa aktivitas


pembelajaran mengalami peningkatan dan indikator keberhasilan tindakan telah
tercapai. Peningkatan tersebut diperoleh melalui penerapan pendekatan PMR
dengan mengikuti tahap PMR yaitu: 1) memahami masalah, 2) menyelesaikan
masalah, 3) membandingkan dan mendiskusikan jawaban, 4) menyimpulkan. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan PMR dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, pada materi penjumlahan dan pengurangan
bentuk aljabar di kelas VII SMPN 9 Palu.
JURNAL 3 : PENERAPAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V

Hal-hal pokok bahasan yang perlu di tampilkan dalam melakukan review, diantaranya :

1. Latar belakang
a. Mengungkapkan kondisi ideal berdasarkan landasan teori yang digunakan
oleh peneliti sebagai acuan dalam peneltiannya
Pembelajaran Matematika di sekolah dasar bertujuan agar siswa memiliki kemampuan
melakukan matematisasi berdasarkan situasi sehari-hari, memiliki kemampuan
memecahkan masalah, dapat menggunakan matematika sebagai alat untuk kehidupan,
mengomunikasikan gagasan melalui simbol matematika, memiliki kemampuan bernalar
dan berpikir secara kritis dan kreatif terhadap suatu permasalahan (BNSP, 2006; Maulana,
2008; PISA, 2015). Selain itu, tujuan pembelajaran matematika harus dapat diterima oleh
akal pikiran (Van De Walle, 2007). Dengan demikian, diperlukan proses pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir agar belajar menjadi bermakna
dan dapat dipahami oleh akal pikiran siswa. Kemampuan berpikir kritis dalam
pembelajaran matematika sangat diperlukan karena merupakan kemampuan yang harus
dicapai oleh siswa. Sedemikian pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kritis
dalam belajar karena mempunyai efek jangka panjang pada kehidupan siswa di masa
mendatang.

b. Mengungkapkan kondisi real berdasarkan landasan teori dan hasil


penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya
Berdasarkan hasil observasi pada 18 Januari 2016, dapat disimpulkan bahwa (1)
dilihat dari rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas V di SDN
Kalitanjung masih rendah, (2) pembelajaran didominasi oleh peran guru, (3) siswa
hanya mengikuti petunjuk dan cara guru dalam menyelesaikan soal-soal yang
berupa angka tanpa memerhatikan permasalahan sehari-hari siswa yang terkait
dengan materi matematika, (4) aktivitas matematika hanya berkaitan dengan
hitungan serta tidak dikaitkan dengan konsep kehidupan siswa, dan (5) siswa tidak
terbiasa mengungkapkan gagasan dalam pembelajaran matematika dan cenderung
pasif.
c. Mengungkapkan penyebab antara kondisi ideal dengan kondisi real tidak
sejalan

d. Mengungkapkan solusi yang ditawarkan peneliti

Sudah semestinya tujuan matematika itu dapat tercapai dengan baik maka
diperlukan rancangan pembelajaran yang efektif. Salah satu alternatif pembelajaran
matematika agar terlaksana lebih efektif dan konsep matematika yang abstrak dapat
tersampaikan dengan baik, maka alternatifnya dapat menerapkan pembelajaran
matematika secara realistik.

e. Mengungkapkan hubungan solusi dan masalah

f. Mengungkapkan tujuan apa yang ingin dicapai peneliti.


Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas V melalui penerapan Realistic Mathematics Education (RME).

2. METODE
a. Mengungkapkan mengenai metode apa yang digunakan,
Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

b. Mengungkapkan subjek peneltian,


Penelitian ini dilaksanakan pada 22 siswa kelas V semester genap tahun ajaran
2015/2016.

c. Mengungkapkan teknik pengumpulan data yang digunakan serta berikan


alasan mengapa teknik itu yang dipilih peneliti.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart
(Arikunto, 2013) dengan menerapkan alur siklus perencanaan, tindakan dan
observasi, serta refleksi.
d. Mengungkapkan alat pengumpul data yang digunakan serta berikan alasan
mengapa alat pengumpulan data itu yang dipilih peneliti.
Instrumen penelitian ini menggunakan lembar observasi kegiatan siswa, lembar
observasi kegiatan guru, soal tes kemampuan berpikir kritis, pedoman wawancara,
dan catatan lapangan..

e. Mengungkapkan analisis data yang digunakan serta alasan mengapa


analisis data itu yang dipilih peneliti.
Soal tes kemampuan berpikir kritis diberikan kepada siswa setelah melakukan
tindakan selama empat kali pertemuan dengan pembelajaran RME. Penelitian ini
berlangsung selama dua siklus. Lembar observasi bertujuan untuk mengamati
keterlaksanaan pembelajaran melalui Realistic Mathematics Education, baik dari
siswa maupun dari guru. Data hasil observasi dianalisis berdasarkan kriteria kurang,
cukup, baik, dan sangat baik dalam pelaksanaan pembelajaran RME dengan target
minimal keberhasilan mencapai 76% atau mencapai kriteria minimal baik. Hasil tes
kemampuan berpikir siswa dianalisis berdasarkan kriteria kurang, cukup, kritis, dan
sangat kritis. Siswa dikatakan telah mencapai kriteria keberhasilan dalam
kemampuan berpikir jika siswa memiliki kemampuan berpikir dengan kategori
kritis, serta minimal 75% jumlah siswa dapat memperoleh nilai ≥70 dan memenuhi
kriteria berpikir kritis

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Mengungkapkan proses dan hasil dari penelitian yang didapat peneliti
dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas, dan padat.
b. Mengungkapkan pembahasan hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai