Anda di halaman 1dari 32

PEMBELAJARAN MATERI VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN

TABUNG MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD


KELAS VI SEKOLAH DASAR

Irma Triyanti
Guru SDN 22 Seladu
Email: trianti.irma@yahoo.com

Abstrak
Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana mengimplikasikan matematika di
dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya kesiapan siswa untuk mengikuti
pelajaran matematika dan kurangnya kemampuan matematika guru, menjadi
kendala di dalam pembelajaran matematika. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mendeskripsikan kondisi, bentuk RPP dan skenario pembelajaran
Matematika di kelas VI SDN 22 Seladu, dengan menerapkan model pembelajaran
STAD, dengan tahapan sebagai berikut; (1) Guru membentuk kelompok,
anggotanya 4 orang secara heterogen; (2) Guru menyajikan pelajaran; (3) Guru
memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. (4) peserta didik yang bisa mengerjakan soal, menjelaskan kepada
anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu
mengerti. ; (5) Guru memberi kuis kepada seluruh peserta didik. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu. (6) Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang memiliki nilai/poin; (7) Guru memberikan evaluasi; (8)
Penutup. Dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran
koopratif STAD, dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran.

Kata Kunci: Model Pembelajaran STAD, Materi Volume Prisma segitiga


dan Tabung, Kegiatan Pembelajaran.

iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan satu diantara beberapa Mata Pelajaran yang
diajarkan di Sekolah Dasar. Di antara semua mata pelajaran yang ada,
matematika seringkali ditakuti dan tidak disenangi oleh sebagian besar siswa
SDN 22 Seladu. Anggapan bahwa matematika yang penuh dengan hitungan,
rumus-rumus, lambang-lambang yang membingungkan, memunculkan
pengalaman yang kurang menyenangkan ketika belajar matematika. Hal te
rsebut tidaklah mengherankan, karena anggapan di masyarakat sendiri,
matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan.
Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana mengimplikasikan matematika di
dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya kesiapan siswa untuk mengikuti
pelajaran matematika karena kurangnya kemampuan dasar matematika dan
kurangnya kemampuan matematika guru, menjadi kendala di dalam
pembelajaran matematika, yang membuat matematika semakin sulit dipahami.
Indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan dalam materi volume
prisma segitiga dan tabung adalah menurunkan rumus volume bangun ruang
dan menghitung volume bangun ruang. Wawancara dengan teman sejawat,
pemahaman siswa pada materi menghitung volume prisma segitiga dan
volume tabung, pada siswa tahun sebelumnya, menyatakan terdapat perbedaan-
perbedaan kemampuan belajar secara individu dengan kemampuan sangat baik,
baik,cukup baik dan kurang baik. Pembelajaran yang dilaksanakan yakni
pembelajaran konvensional atau pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah
yakni; metode ceramah, tanya jawaab dan penugasaan. Wawancara dengan
siswa juga menggambarkan bahwa siswa kesulitan dalam memahami materi
tersebut. Dapat diperediksi, kesulitan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran, dikarenakan siswa belum mememukan cara belajar yang tepat
untuknya. Siswa juga kesulitan memahami menerapkan rumus-rumus dalam
memecahkan soal matematika. Pada dasarnya, siswa memiliki pengetahuan

iv
iii
yang beragam tentang materi yang diajarkan se suai dengan pengalaman
mereka. Dengan demikian dalam proses belajar siswa harus berperan aktif
untuk mengubah konsepsi yang dimilikinya sesuai dengan konsep ilmiah dari
materi tersebut. Dengan demikian, guru memiliki peran penting dalam memilih
model pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang kondusif,
inovatif dam kreatif dengan pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada siswa. Guru dapat menggunakan model pembelajaran sesuai dengan
pengetahuannya. Satu diantara model pembelajaran yang dapat diterapkan
adalah pembelajaran kooperatif, yang ditandai dengan adanya struktur tugas,
struktur tujuan dan trukutur penghargaan. Dalam pembelajaran kooperatif,
siswa didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Satu diantara model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah
model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, berikut disajikan beberapa
rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana kondisi pembelajaran Matematika di kelas VI SDN 22 Seladu?
2. Bagaimana bentuk RPP Matematika pada materi menghitung volume prisma
segitiga dan tabung dengan Model Pembelajaran STAD di kelas VI SDN 22
Seladu?
3. Bagaimana skenario pembelajaran Matematika pada materi menghitung
volume prisma segitiga dan tabung dengan Model Pembelajaran STAD di kelas
VI SDN 22 Seladu?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian pada rumusan masalah, berikut disajikan beberapa
tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan kondisi pembelajaran Matematika di kelas VI
SDN 22 Seladu.

iv
iii
2. Untuk mendeskripsikan tentang bentuk RPP Matematika pada materi
menghitung volume prisma segitiga dan tabung dengan Model
Pembelajaran STAD kelas VI SDN 22 Seladu.
4. Untuk mendeskripsikan skenario pembelajaran Matematika pada materi
menghitung volume prisma segitiga dan tabung dengan Model
Pembelajaran STAD di kelas VI SDN 22 Seladu.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya adalah;
1. Menumbuhkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam kerja kelompok
2. Meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi siswa
yang memiliki kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah dan resistensi
(daya lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang.
3. Mempermudah siswa dalam memahami materi volume prisma dan tabung.
4. Dapat meningkatkan motivasi guru untuk menciptakan pembelajaran
matematika yang variatif, inovatif dan ko nstruktif.
5. Dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang model pembelajaraan
STAD.

E. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran STAD.
Yang dimaksud Model pembelajaran STAD dalam penulisan ini adalah
salah satu model pembelajaran dengan tahapan: (1) Guru membentuk
kelompok, anggotanya 4 orang secara heterogen; (2) Guru menyajikan
pelajaran; (3) Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. (4) peserta didik yang bisa mengerjakan
tugas/soal, menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga
semua anggota dalam kelompok itu mengerti. ; (5) Guru memberi kuis
kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan
tidak boleh saling membantu. (6) Guru memberikan penghargaan

iv
iii
(rewads) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin; (7) Guru

memberikan evaluasi; (8) Penutup


2. Menghitung volume prisma segitiga dan tabung
Adalah salah satu materi yang diajarkan di kelas VI semester satu. Adapun
indikator yang dibahas adalah menggunakan rumus untuk mencari volume
prisma segitiga; menghitung volume tabung jika diketahui luas dan tingginya;
Menghitung volume tabung lingkaran jika diketahui panjang dan
diameternya.

iv
iii
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Matematika
. Menurut Sardiman (2005: 21) menyatakan bahwa “Belajar adalah
sebagai suatu interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang
mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”. Selanjutnya Winkel
(1996:53) mengemukakan “Belajar dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental/
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap, perubahan tersebut relatif konstan dan berbekas”
Berkaitan dengan defenisi belajar, Renyi (1996:12) menyatakan
“larning is show by change in behaviour as result of experence”. Melalui
defenisi belajarnya, Renyi mengatakan bahwa belajar ditunjukkan melalui
perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Pada proses belajar, siswa
berinteraksi langsung dengan objek belajar menggunakan semua alat indranya.
Sedangkan Cronbach 9 (dalam ahmadi, 1999:120) menyatakan bahwa “Belajar
ditunjukkan melalui perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Dalam proses belajar, seseorang akan berinteraksi langsung dengan objek
belajar menggunakan semua alat indranya”.
Dari pengertian-pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungan, menggunakan alat indra, yang menghasilkan perubahan-
perubahan ke arah kondisi yang positif dan perubahan tersebut relatif konstan
dan berbekas”
Soleh (1998:8) memberikan beberapa karakteristik matematika sehingga
membedakannya dari mata pelajaran lain, yaitu:
a. Objek pembicaraannya abstrak.
b. Pembahasannya mengandalkan tata nalar
c. Pengertian (konsep) atau pernyataan sangat jelas berjenjang sehingga terjaga
konsistensinya.

iv
iii
d. Melibatkan perhitungan atau pengerjaan (operasi)
e. Dapat dialihgunakan dalam berbagai aspek keilmuan maupun kehidupan
sehari-hari.
Johnson dan Rising (dalam Ruseffendi, 1991:2) mendefenisikan “Matematika
sebagai pengetahuan terstruktur yang terorganisir sifat-sifat atau teori yang telah
terbukti kebenarannya”. Goldin (dalam Suryanto, 2002:) Mengatakan bahwa
“Matematika ditemukan dan dibangun oleh manusia, sehingga dalam
pembelajaran matematika harus lebih dibangun oleh siswa daripada ditanamkan
oleh guru”. Selain itu Herman Hudoyo (1988:56) menyatakan bahwa “Belajar
matematika adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat
di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan
struktur yang terdapat dalam arti tersebut”
Wardhani (2003:12) berpendapat bahwa ”melalui belajar matematika, diharapkan
pula kemampuan bernalar pada siswa yang tercermin, mampu berfikir kritis, logis
dan sistematis dan memiliki sifat objektif, jujur, serta disiplin dalam memecahkan
suatu permasalahan, baik dalam bidang matematika maupun bidang lain atau
dalam kehidupan sehari-hari”.
Penulis menyimpulkan belajar matematika adalah aktivitas individu dalam
interaksi dengan lingkungan yang terorganisir melalui sifat-sifat atau teori yang
telah terbukti kebenarannya berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefenisikan
meliputi pengenalan bilangan dan simbol, penguasaan, konsep, prinsip, algoritma
dan skill untuk selanjutnya, dapat memecahkan masalah matematika.

B. Materi Volume Prisma Segitiga dan Tabung


Prisma segitiga

Gambar 1. Prisma Segitiga

iv
iii
Prisma segitiga adalah prisma dengan alas berbentuk segitiga.
Volume prisma segitiga= luas alas x tinggi
= luas segitiga x tinggi
Jika alas segitiga ABC= a, tinggi segitiga ABC= b dan tinggi prisma= t, maka
rumus volume prisma segitiga sebagai berikut:
Volume prisma segitiga= luas alas x tinggi
=½ x a x b x t

Tabung

Gambar 2. Tabung
Tabung merupakan prisma tegak yang alasnya berbentuk lingkaran. Contoh benda
yang berbentuk tabung antaralain; drum, kaleng susu, penampung air.
Volume tabung= luas alas x tinggi
= luas lingkaran x tinggi
= 𝜋𝑥 𝑟 𝑥 𝑟 𝑥 𝑡
= 𝜋𝑟 2 𝑥 𝑡
Dengan 𝜋= 22 atau 3,14
7

C. Model Pembelajaran
1.Pengertian Model Pembelajaran
Dalam Bistari (2015: 293) dipaparkan beberapa pengertian tentang
model pembelajaran menurut para ahli sebagai berikut.
a. Ruseffendi mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah sebagai suatu
desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau
perkembangan pada siswa
b. Akhmad Sudrajad mengungkapkan model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oeh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran.

iv
iii
c. Soekamto mengungkapkan model adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dan mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.
d. Winataputra mengungkapkan model pembelajaran adalah kerangka konsepual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisaasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan blajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam
mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
e. Joyce dan Marsha Weil’s mengungkapkan model pembelajaran adalah suatu
rancangan atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(pembelajaraan dalam jangka waktu lama) untuk mendesain bahan-bahan
pembelajaran dan untuk mengarahkan guru mengaajar serta setting lainnya di
dalam kelas.
f. Agus Suprijono mengungkapkan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan prosedur yang sistematis dalam mengorganisaasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para pencanang pembelajaran dan para pengajar dalam
mencanangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

2.Ciri-ciri Model Pembelajaran


a. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para penciptaa ataau
pengembaangnya
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

iv
iii
3.Memilih Model Pembelajaran yang Baik
Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang
tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran guru
harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-
sumber belajar yang ada agar penggunakan model pembelajaran dapat diterapkaan
secara efektif daan menunjang keberhaasilan belajar siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat
pembaharuan dalam proses pembelajaraan yang dijalaninya.Guru yang kompeten
adalah guru yang mampu mengelola program belajar mengaajar. Mengelola di
sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu
menguasai keterampilaan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup
pelajaran, menjelaskan, memvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan
sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan
pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Pendapat serupa dikemukakan oleh colin Marsh dalam Bistari (2015),
yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi
peserta didik, membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi,
merencanakan pembelajaran dan mengevaaluasi. Semua kompetensi tersebut
mendukung keberhasilan guru dlam mengajar.
Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang
menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan
dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya.

4.Macam-Macam Model Pembelajaran


Adapun macam-macam Model Pembelajaran dalam Bistari 2015:
antaralain: (a) Model Pembelajaran Example Non Example; (b) Model
Pembelajaran Picture and Picture; (c) Model Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT); (d)Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Script; (e) Model
Pembelajaran Kepala bernomor Struktur (Numbered Head Together= NHT); (f)
Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD);

iv
iii
(g)Pembelajaran Model Jigsaw; (h) Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Introduction); (i) Model Pembelajaran Mind Mapping; (j) Model
Pembelajaran Make a Match; (k)Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS);
(l)Model Pembelajaran Debat Aktif; (m) Model Pembelajaran Artikulasi;
(n)Model Pembelajaran Role Playing; (o).Model Pembelajaran Group
Investigation.

6. Prinsip Pembelajaran kooperatif sebagai berikut.


a. Setiap siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam
kelompoknya.
b. Setiap siswa harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai
tujuan yang sama
c. Setiap siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya.
d. Setiap siswa akan dikenai evaluasi.
e. Setiap siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

7. Kriteria pemberian Skor Peningkatan STAD


Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang
didapatkan oleh kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan
individu dalam setiap kuis.) Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap
kelompoknya didasarkan atas ketentuan tabel berikut.

iv
iii
Tabel 1
Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD
Poin
Skor Kuis Peningkatan
Lebih dari 10 point di bawah skor dasar 5
1-10 point di bawah skor dasar 10
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar 20
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30
Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor dasar) 30
Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar
(Sumber:Slavin, 1995)

8. Predikat Keberhasilan Kelompok


Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan poin
peningkatan yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok, yaitu dengan
menjumlahkan seluruh poin peningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah
anggota kelompok. Penghargan kelompok diberikan dengan empat kriteria seperti
tabel berikut.
Tabel 2
Predikat Keberhasilan Kelompok
Kriteria Nilai Perkembangan (NP)
Excelent 22,6≤ NP ≤ 30,0
The best teams 15,0≤ NP ≤ 22,6
Good teams 07,5≤ NP ≤ 15,0
General team NP < 7,5
(Sumber: Bistari, 2015)

9. Predikat Keberhasilan Kelompok


Dalam Bistari (2015:315) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan
kekurangan model Pembelajaran Tipe STAD dan hubungan Model STAD dan
prestasi

iv
iii
Kelebihan Model Pembelajaran tipe STAD antara lain; (a) Meningkatkan
kecakapan individu; (b)Meningkatkan kecakapan kelompok; (c) Meningkatkan
komitmen; (d) Mehilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya; (e) Tidak
bersifat kompetitif; (f) Tidak memiliki rasa dendam.
Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif STAD antara lain; (1)
Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang; (2) Siswa berprestasi
tinggi akan mengarah kepada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih
dominan.
Hubungan penerapan model pembelajaran STAD dengan motivasi dan
prestasi Belajar Siswa adalah dalam proses belajar mengajar guru sebagai
pelaksana pengajaran harus dapat menciptakan kondisi yang daapat melibatkan
siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi interaksi antara guru dan
siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi yang tinggi apabila
guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi
siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah dan resistensi
(daya lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana dalam
Bistari 2015:316)

iv
iii
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kondisi Pembelajaran Matematika di Kelas VI SDN 22 Seladu


Lokasi SDN 22 Seladu beralamat di Jl.Sony Bujang Dusun Rambayan
Desa Parit Raja Kecamatan Sejangkung. Sekolah ini terletak di lokasi
perkebunan karet, jauh dari pemukiman warga. Akses jalan yang tersedia
adalah jalan semen selebar 112 cm. Tidak memiliki instalasi listrik dan jumlah
ruang kelas yang tidak memadai, karena hanya tersedia 4 ruang kelas.
Pembelajaran yang biasa dilakukan guru saat ini, cenderung pada
pembelajaran masih terfokus pada guru. Kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru untuk beberapa bulan terakhir terkesan tidak mengalami
kemajuan. Hasil Belajar siswa belum memuaskan. Hanya siswa yang
berkemampuan di atas rata-rata yang mengalami kemajuan belajar yang berarti.
Jumlah siswa kelas VI SDN 22 Seladu 11 orang yang terdiri dari 8 siswi
perempuan dan 3 siswa laki-laki . Dari 11 Siswa tersebut, 3 diantaranya
tergolong siswa berkemampuan di atas rata-rata, 5 tergolong siswa
berkemampuan sedang dan 3 siswa berkemampuan di bawah. Adapun
Kemampuan belajar Matematika siswa kelas VI, rata-rata dibawah KKM.
Hanya 2 Siswa yang kemampuannya diatas rata-rata. 9 siswa yang lain
berkemampuan kurang.
Cara pembelajaran guru yang dilakukan pada siswa, cenderung dilakukan
dengan metode ekspositori. Namun demikian, guru mencoba untuk
memvariasikan metode pembelajaran dengan model pembelajaran yang lain,
seperti model pembelajaran tipe STAD. Dalam penulisan makalah ini guru
mencoba membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Beberapa kondisi yang diharapkan penulis
adalah munculnya sifat kerjasama dan saling membantu secara positif dinatara
siswa. Disamping itu, jika ini dijalankan dengan tertib maka memungkinkan
siswa terbiasa dengan beberapa karakter yang dikembangkan.

iv
iii
B. Bentuk RPP Matematika pada Materi Volume Prisma dan Tabung
dengan Model Pembelajaran STAD Kelas VI SDN 22 Seladu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Sekolah : SDN 22 SELADU


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI/1
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. Standar Kompetensi :
3. Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma
segitiga

B. Kompetensi Dasar
3.3 Menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran
Indikator
a) Menggunakan rumus untuk mencari volume prisma segitiga
b) Menghitung volume tabung jika diketahui luas dan tingginya
c) Menghitung volume tabung lingkaran jika diketahui panjang dan
diameternya
C. Tujuan Pembelajaran**
Peserta didik dapat :
1. Menggunakan rumus untuk mencari volume prisma segitiga
2. Menghitung volume tabung jika diketahui luas dan tingginya
3. Menghitung volume tabung lingkaran jika diketahui panjang dan
diameternya
❖ Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian (respect )
Tekun ( diligence ) dan Tanggung
jawab ( responsibility )

D. Materi Ajar
Luas dan volume
▪ Volume Prisma Segitiga dan Tabung Lingkaran
▪ Menerapkan Rumus Volume Tabung Lingkaran

iv
iii
E. Metode Pembelajaran
percobaan, observasi, dan diskusi

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Mengucapkan Salam, mengecek kesiapan siswa, apersepsi
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajarandan mengkomunikasikan
kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
.
2.Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Guru membentuk kelompok, yang anggotanya 4 orang secara
heterogen.
2. Guru menyajikan pelajaran tentang menghitung volume prisma
segitiga dan volume tabung .

b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
1. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
anggota kelompok.
2. Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/ soal menjelaskan
kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam
kelompok itu mengerti.
3. Guru memberikan kuis kepada seluruh peserta didik. Pada saat
menjawab kuis/ pertanyaan tidak boleh saling membantu.
4. Guru mengungkapkan hasil analisis tes awal dan tes akhir untuk
setiap kelompok
5. Guru memberikan penghargaan (rewards) kepada kelompok yang
memiliki nilai/ poin

c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa .
2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Memberikan

4. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup,
a. Guru menyimpulkan materi
b. Guru memberikan evaluasi kegiatan pembelajaran
c. Guru memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi
yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

iv
iii
G. Alat/Bahan/Sumber Belajar
1. Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 6 .
2. Prisma segi tiga
3. Tabung

H. Penilaian
Indikator Pencapaian Teknik Bentuk
Instrumen/ Soal
Kompetensi Penilaian Instrumen
o Menurunkan rumus Tes essay dan o Buatlah laporan hasil
volume bangun ruang kinerja percobaan serta kesimpulan
rumus-rumus volum yang
o Menghitung volume didapatkan!
bangun ruang o Berapakah volum prisma
segi tiga yang memiliki luas
alas 28 cm2 dan tinggi 12
cm?
o Sebuah tabung memiliki jari-
jari alas 28 cm dan tinggi 10
cm. Hitunglah volumnya!
o dst.

Format Kriteria Penilaian


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

iv
iii
Lembar Penilaian
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Sikap Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.

Seladu, April 2018


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas VI

HARDI,S.Pd.I IRMA TRIYANTI,S.Pd.SD


NIP : 19610909 198807 1 001 NIP 198005222005022003

Soal Evaluasi
1. Tuliskan kembali Rumus Volume prisma segitiga dan rumus Volume
tabung! (skor2)
2. Berapakah volum prisma segi tiga yang memiliki luas alas 28 cm2 dan
tinggi 12 cm? (skor 4)
3. Sebuah tabung memiliki jari-jari alas 28 cm dan tinggi 10 cm. Hitunglah
volumnya! (skor 4)

iv
iii
Soal kuis
Hitunglah volume bangun berikut ini dengan tepat!
1. Seorang astronot pesawat ruang angkasa melihat benda ruang angkasa
berbentuk tabung. Diameter benda itu kira-kira 7 km dan panjangnya kira-
kira 10 km. Jika kamu menjadi astronot pesawat ruang angkasa, hitunglah
volume benda ruang angkaasa tersebut!

2. Hitunglah volume tabung yang mempunyai jari-jari alas 20 cm dan tinggi


50 cm!
3. Anak-anak kelas VI SD Harapan Bangsa mengadakan acara berkemah.
Tenda yang digunakan untuk berkemah berukuran lebar 3 m, panjang 6
m dan tinggi 2 m. Jika kamu menjadi siswa kelas VI SD Harapan Bangsa,
berapa volume udara dalam tenda?
4. Perhatikan gambar di samping! Jika volume prisma 600 cm3, berapa
tingginya?

Hitunglah Volume Tabung dan Prisma Segitiga berikut ini!

iv
iii
C. Skenario Pembelajaran Matematika pada materi Volume Prisma dan
Tabung dengan Model Pembelajaran STAD di kelas VI SDN 22 Seladu
Pendahuluan
1. Mengucapkan salam
Saat guru masuk kelas, guru langsung mengucapkan salam pada seluruh
dan siswa secara spontan menjawab salam dari guru tersebut. Selanjutnya
ketua kelas memimpin seluruh siswa untuk membaca doa belajar secara
bersama-sama. Setelah itu, seorang siswa memimpin lagu Indonesia Raya,
siswa yang lain menyanyikan lagu Indonesia Raya.
2. Mengecek kesiapan siswa
Guru bertanya kepada siswa tentang bagaimana kabar mereka? siswa
spontan menjawab pertanyaan guru tersebut. Guru juga menanyakan apakah
siswa sudah siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa spontan menjawab
menjawab pertanyaan guru.

iv
iii
3. Apersepsi
Guru menyampaikan apersepsi materi pembelajaran yang telah lalu
tentang bangun-bangun datar. Sambil bertanya jawab. Siswa menjawab
pertanyaan guru.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan harapan-
harapan yang ingin dicapai setelah pembelajaran Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran yang disampaikan guru.
5. Memotivasi
Guru menyampaikan motivasi kepada siswa. Memberikan siswa semangat
belajar dengan menyebutkan manfaat mempelajari materi menghitung volume
prisma segitiga dan tabung, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari,
seperti dengan mengetahui cara menghitung volume tabung, kita dapat
menghitung berap banyak air yang dapat diisikan di dalam sebuah tong air
bebentuk tabung maupun yang berbentuk prisma segitiga. Guru juga
menyampaikan bahwa materi menghitung volume prisma segitiga dan volume
tabung terdapat di dalam SKL (Standar Kompetensi Lulusan), yang
merupakan kisi-kisi soal ujian matematika SD kelas VI. Jadi sangat beruntung
sekali jika siswa memahami materi tersebut, guna dapat menjawab soal ujian
tentang menghitung volume prisma segitiga dan volume tabung. Dikarenakan
hal tersebut, diharapkan siswa bertambah motivasi belajarnya.

Kegiatan Inti
1.Guru membentuk kelompok, yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang
anggotanya 4 orang, dengan kombinasi berbeda kemampuan intelektualnya,
berbaur laki-laki dan perempuan, berbeda kemampuan bekerjasamanya dan
sebagainya.
2. Guru menyajikan pelajaran tentang menghitung volume prisma segitiga dan
volume tabung.

iv
iii
Dalam kegiatan ini guru memperlihatkan alat peraga berbentuk prisma
segitiga dan tabung . guru bertanya jawab tentang sifat-sifat kedua bangun
tersebut. Siswa secara bergantian maju menunjukkan bagian bagian kedua
bangun tersebut, mulai dari jumlah sisi, jumlah titik sudut, jumlah rusuk.
Jumlah sisi lengkung yang ada. Guru menjelaskan bahwa rumus Volume dapat
ditemukan dari mengalikan luas alas dengan tinggi bangun yang dicari
volumenya. Pertama bangun prisma segitiga; luas
3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok.
4. Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota
kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
5. Guru memberikan kuis kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab
kuis/pertanyaan tidak boleh saling membantu. Peserta didik yang mampu
menjawab pertanyaan, mengacungkan jari untuk memdapat giliran menjawab
kuis. Guru mempersilakan siswa yang mengacungkan jari menjawab
pertanyaan. Jika jawabannya benar, maka kelompoknya akan mendapat
poin.jika jawabannya belum benar, maka kelompoknya tidak akan mendapat
poin. Dan soal kuisnya diajukan kembali ke pada siswa yang lain, dari
kelompok lain.
6. Guru memberikan penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki
nilai/poin. Kelompok siswa yang mendapat poin akan termotivasi menambah
poin, kelompok siswa yang belum mendapat poin akan termotivasi ingin
mendapatkan poin. Rewards yang diberikan dapat berupa benda, maupun
tepukan semangat, ataupun yang lainnya yang dapat siswa gembira jika
memperolehnya.
7. Guru memberikan evaluasi kegiatan pembelajaran. Siswa menyelesaikan soal
evaluasi yang dibagikan guru secara individual. Guru menentukan waktu
maksimal menyelesaikan evaluasi. Jika waktu evaluasi telah mencapai batas
maksimal, pekerjaan siswa harus dikumpulkan, selesai maupun tidak selesai.
Guru bersama siswa mengoreksi bersama hasil evaluasi.

iv
iii
Kegiatan Penutup
1. Guru menyimpulkan materi. Pada kegiatan ini, guru membimbing siswa
menarik kesimpulan tentang materi pelajaran yang telah diajarkan. Pendapat
yang dikemukakan siswa yang sesuai dapat dijadikan kesimpulan, ditulis di
papan tulis oleh guru. Kesimpulan yang belum tepat, disempurnakan dulu oleh
guru.Setelah materi selesai disimpulkan, siswa mencatnya di buku tulisnya
masing-masing.
2. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Bagi siswa
yang belum jelas tentang materi, siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada
guru. Pertama, guru akan menyerahkan kepada siswa lain jika ada yang dapat
menjawab pertanyaan dari temannya yang bertanya. Jika didak ada yang dapat
menjawab, barulah guru menjawab pertanyaan tersebut
3. Guru memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pekerjaan rumah yang dimaksud memuat
pertanyaan yang baru saja dipelajari. Jika siswa kesulitan dalam menyelesaikan
soal pekerjaan rumah tersebut, siswa dapat minta bantuan teman kelompoknya
yang bisa. menginformasi materi yang akan dibahas pertemuan selanjutnya,
siswa diminta membaca materi tersebut di rumah.

iv
iii
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan dari pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Siswa kelas VI SDN 22 Seladu 2017/2018 memerlukan model pembelajaran


kooperatif, dimana siswa yang berkemampuan di atas rata-rata berkerjasama
bersama siswa yang berkemampuan di bawah rata-rata, dalam memahami
materi volume prisma segitiga dan tabung. Selanjutnya, diharapkan memiliki
kemudahan dalam memahami konsep.
2. RPP Matematika pada materi menghitung volume prisma segitiga dan tabung
dengan Model Pembelajaran STAD di kelas VI SDN 22 Seladu, pada kegiatan
inti dengan tahapan sebagai berikut; (1) Guru membentuk kelompok,
anggotanya 4 orang secara heterogen; (2) Guru menyajikan pelajaran; (3) Guru
memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. (4) peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal,
menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota
dalam kelompok itu mengerti. ; (5) Guru memberi kuis kepada seluruh
peserta didik. Pada saat menjawab kuis/pertanyaan tidak boleh saling
membantu. (6) Guru memberikan penghargaan (rewads) kepada
kelompok yang memiliki nilai/poin; (7) Guru memberikan evaluasi; (8)
Penutup
3. Dalam skenario pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
STAD , dimungkinkan dapat menciptakan pembelajaran aktif. Hal ini
disebabkan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok
sehingga siswa lebih dominan dalam proses pembelajaran. Siswa dapat
menjadi lebih termotivasi dalam pembelajaran karena menggunakan sistem
kooperatif dan kompetitif.

iv
iii
B. Saran-Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut.
1. Mengajar menggunakan model pembelajaran STAD, ketepatan pembagian
anggota kelompok siswa yang heterogen dari segi kemampuan intelektual,
jenis kelamin, maupun kemampuan kerjasamanya. Dengan demikian hasil yang
diharapkan dari diterapkannya model pembelajaran tersebut dapat maksimal.
2. Guru hendaknya menguasai materi pembelajaran dan benar-benar memahami
model pembelajaran yang diterapkannya, agar dapat mengatasi kendala yang
mungkin terjadi di dalam kegiatan pembelajaran.

iv
iii
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, F. (1999). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setra

Bistari. (2015). Mewujudkan Penelitian Tindakan Kelas (Kenaikan Pangkat Bagi

Guru). Pontianak: PT. Ekadaya Multi Inovasi

Hudoyo, H. (1998). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Guru Mengembangkan


Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkaan
CBSA. Bandung: Tarsito

Sardiman (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Soleh, M. (1998). Pokok-pokok Pengajaran Matematika Sekolah. Jakarta: Balai


Pustaka.

Suryanto. (2000). Matematika Humanistik dan Kaitannya Dengan Pembelajaran


Aktif-Efektif. Surabaya: Usaha Nasional

Wardhani, I.G.A.K (2003). Konsep dan Masalah Pengelolaan Kelas. Buku Materi
Pokok. Model 1-6. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas terbuka.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakatra: Gramedia.

iv
iii
PEMBELAJARAN MATERI VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN
TABUNG MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF STAD
KELAS VI SEKOLAH DASAR

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu persyaratan Kenaikan Pangkat


Dari Golongan IIIc ke IIId

IRMA TRIYANTI, S.Pd.SD


NIP. 19800522 200502 2 003

SEKOLAH DASAR NEGERI 22 SELADU


PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2018

iv
iii
LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN MATERI VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN


TABUNG MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF STAD
KELAS VI SEKOLAH DASAR

MAKALAH

Mengetahui Sejangkung, Maret 2018


Kepala SDN 22 Seladu Penulis

HARDI, S.Pd.I IRMA TRIYANTI,S.Pd.SD


NIP.19610909 198807 1 001 NIP.19800522 200502 2 003

Menyetujui,
Kepala UPT Kecamatan Sejangkung

ABDUL GAFAR, S.Pd.SD


NIP. 19640410 198807 1 001

iv
iiii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat


dan anugerahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:
“Pembelajaran Materi Prisma Segitiga dan Tabung Menggunakan Model
Kooperatif Tipe STAD Kelas VI Sekolah Dasar”. Makalah ini sebagai salah
satu persyaratan untuk memenuhi berkas kenaikan pangkat.
Makalah ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada
keluarga, teman-teman guru, siswa kelas VI beserta Kepala Sekolah SDN 22
Seladu, Pengawas Kecamatan Sejangkung dan Dr. Bistari Basyuni, M.Pd selaku
pembimbing.
Penulis menyadari bahwa pada makalah ini terdapat beberapa kekur
angan. Oleh karena itu saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk
perbaikan pada karya-karya selanjutnya. Semoga apa yang telah penulis lakukan
dan ungkapkan dalam tulisan ini bermanfaat.

Sejangkung, April 2018

Penulis

iiiii
iv
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
ABSTRAK ...................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 3
E. Definisi Operasional ............................................................ 3

BAB II KAJIAN TEORI


A. Pembelajaran Matematika..................................................... 5
B. Materi Volume Prisma Segitiga dan Tabung......................... 6
C. Model Pembelajaran........................................................ 9
D. Model Pembelajaran Student Teams- Achievement 10
Divisions (STAD)..................................................................

BAB III PEMBAHASAN PERMASALAHAN


A. Kondisi Pembelajaran Matematika di Kelas VI SDN 22
Seladu ................................................................................. 13
B. Bentuk RPP Matematika pada Materi Volume Prisma
Segitiga dan Tabung dengan Model Pembelajaran STAD di 13
Kelas VI SDN 22 Seladu
C. Skenario Pembelajaran Matematika pada Materi Volume
Prisma Segitiga dan Tabung dengan Model Pembelajaran
STAD di Kelas VI SDN 22 Seladu........................................... 21

iv
iii
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 23
B. Saran ..................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 25

iv
iii
iv
iii

Anda mungkin juga menyukai