Anda di halaman 1dari 6

Volume 2 No.

1 2018 ISSN 2598-6422

MODEL TWO STAY TWO STRAY SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SEKOLAH

Putri Armania Agustina Alfitri1),Ana Setiani2)


1)2)
Program Studi Pendidikan Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
1)
putriarmaniagustina@gmail.com.
2)
ana.setiani.math@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray (TSTS). Dimana dalam penelitian ini peneliti meneliti beberapa jurnal untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap hasil belajar
matematika siswa disekolah. Dari beberapa jurnal yang diteliti salah satu penelitian yang dilakukan Amrina
Zainab Lapohea dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Logika Matematika yang
dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Sindue sebanyak 31 orang, dimana pada tes awal hanya 4 dari
31 siswa yang mampu menyelesaikan soal dari hasil tersebut kemudian peneliti menggunakan model
pembelajaran TSTS dengan sistem siklus pada pembelajaran dikelas dan hasil dari penelitian tersebut
umumnya siswa dapat mengerjakan soal dibanding sebeumnya. Dari hasil analisis pada beberapa penelitian
yang dilakukan peneliti, model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa di sekolah.
Kata Kunci : Model Pembelajara Kooperatif, Two Stay Two Stray, Hasil Belajar Matematika.

PENDAHULUAN diharapkan dapat meningkatkan faktor-faktor internal


Di zaman yang modern ini pendidikan sudah pada siswa diantaranya dapat meningkatkan kreatifitas,
menjadi suatu hal yang penting, dimana di dalam kecerdasan siswa dan juga pola berpikir matematis pada
pendidikan terdapat suatu usaha sadar yang dilakukan siswa, akan tetapi masih banyak guru yang
yang bertujuan untuk memperbaiki pola berpikir dan menggunkaan pembelajaran dengan model konvesional
prilaku yang diinginkan. Bagi manusia pendidikan sehingga membuat para siswa merasa jenuh dengan
menjadi keharusan, karena dengan pendidikan manusia pembelajaran termasuk dalam pembelajaran matematika
akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang di sekolah.
berkembang dan kemudian disebut manusia seluruhnya Seorang guru haruslah cermat dalam
(Henderson dalam filsafat pendidikan : 1959) . Dalam menggunakan model pembeljaran agar tujuan dari
pendidikan sendiri terdapat komponen-komponen pembelajaran dapat tercapat dengan baik, tak kecuali
penting yaitu kegiatan belajar mengajar, kedua hal dalam pembelihan model pembelajaran. Model
tersebut tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. pembelajaran menurut Suprijono (2009:46) adalah pola
Dalam proses kegiatan belajar mengajar yang yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
berlangsung selalu dipengaruhi oleh beberapa faktor pembelajaran didalam kelas maupun tutorial. Dari
diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal pengertian diatas dapat dipahami bahawa model
sendiri biasanya meliputi kreatifitas, kercerdaasan pembelajaran merupakan suatu alat atau wadah yang
siswa, pola berpikir kritis matematis siswa dll. digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk
Sedangkan untuk faktor ekternal sendiri lebih kepada mempermudah siswa. Salah satu model pembelajaran
faktor lingkungan, faktor sosial bisa juga karena fasilitas yang dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran
pembelajaran. Kedua faktor tersebut menjadi pengaruh adalah model pembeajaran kooperatif. Menurut
yang besar dalam proses kegiatan belajar mengajar tak Meilawati (2013:37) bahwa pembelajaran kooperatif
terkecuali pada pembelajaran matematika. merupakan model belajar dengan sejumlah siswa
Pada proses kegiatan belajar mengajar pun guru dituntut sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
untuk dapat menggunkanan berbagai model kemampuannya berbeda-beda, menyelesaikan tugas
pembelajaran dimana model pembelajaran ini atau permasalahan untuk mencapai tujuan bersama.

1
Volume 2 No. 1 2018 ISSN 2598-6422

Sejalan dengan Meilawati, menurut (Slavin, 2010) pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil
Pembelajaran kooperatif digunakan dalam penelitian ini belajar siswa di dalam kelas. Salah satunya dikemukan
karena pembelajaran kooperatif adalah suatu model oleh Amrina Zainab Lapohea dalam penelitiannya
pembelajaran dimana peserta didik bekerja dalam yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran
kelompok kecil, belajar dan bekerja secara kolaboratif Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk
dengan struktur kelompok yang heterogen. Sedangkan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi
menurut Kitaoka (2013: 103) yang menyatakan bahwa Logika Matematika, dalam penelitiannya
model pembelajaran kooperatif adalah metode dikemukakan bahwa model pembelajaran Two Stay Two
instruksional atau perintah yang layak dan efektif untuk Stray atau disingkat dengan TSTS merupakan salah satu
mengajar dan belajar karena dapat membuat siswa untuk model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan
tertarik dan senang, siswa yang sulit memahami dalam dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan
pembelajaran akan mudah menyesuaikan diri dan hasil belajar siswa di dalam kelas.
beraktivitas dalam pembelajaran. Penelitian yang digunakan Peneliti ini
Terdapat berbagai macam model pembelajaran merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
kooperatif diantaranya yaitu model pembelajaran dua siklus. Desain penelitian mengacu pada model
kooperatif Two Stay Two Stay (TS-TS). Model penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc.
pembelajaran TS-TS adalah model pembelajaran dua Taggart (Debdikbud, 1992:21) yang menyatakan bahwa
tinggal dua tamu, pembelajaran dimulai dengan setiap siklus terdiri atas empat komponen yaitu
pembagian kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tamu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi.
dan tuan rumah. Dari setiap kelompok dua anggotanya Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
bertamu pada kelompok lain untuk bertanya materi dan X SMA Negeri 1 Sindue sebanyak 31 orang. Pada awal
tuan rumah dari anggota kelompok yang lain tindakan penelitian, peneliti memberikan tes awal yang
menjelaskan materi pada anggota kelompok yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
bertamu (Agus Suprijono, 2009: 93). Spencer Kagan prasyarat siswa tentang materi bernyataan berkuantor
(Indriyani, 2011:183) menyatakan bahwa model dan penarikan kesimpulan dan tindakan awal ini
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dilakukan sebelum diadaknanya pelaksanaan tindakan
merupakan suatu model pembelajaran yang memberi siklus 1, hasil dari tes awal tersebut menunjukan hanya
kesempatan kepada anggota kelompok untuk membagi 4 dari 25 siswa yang dapat menyelesaikan soal dengan
hasil dan informasi dengan anggota kelompok lainnya benar. Dari hasil tersebut diketahui bahwa sebagian
dengan cara saling mengunjungi atau bertamu antar besar siswa belumdapat menentukan ingkaran dari
kelompok. Hal ini memungkinkan terjadinya transfer sebuah pernyataan. Dari hasil tes awal tersebut, peneliti
ilmu antar siswa sehingga siswa menjadi aktif mengikuti menggunakannya untuk membagi kelompok dan
proses pembelajaran. Menurut Sugianto (Indriyani, pembagian dilakukan secara heterogen dimana siswa
2011:183) bahwa model pembelajaran Two Stay Two dibagi menjadi 4-5 orang perkelompok.
Stray ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran Kemudian peniliti memulai kegiatan dengan
dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Adapun menggunakna siklus I dan Siklus II dimana kegiatan inti
proses pembelajarannya Two Stay Two Stray menurut dari setiap siklus mengikuti langkah-langkah model
Lie (2005:62) adalah sebagai berikut: (1) Siswa bekerja pembelajaran tipe Two Stay Two Stray, yaitu: (1)
sama dengan kelompok yang beranggotakan empat menyajikan materi; (2) pengelompokan siswa; (3)
orang; (2) Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing memberikan tugas kepada kelompok dalam bentuk
kelompok akan meninggalkan kelompoknya untuk LKS; (4) bertamu ke kelompok lain; (5) kembali ke
bertamu ke kelompok lain; (3) Dua orang yang tinggal kelompok masing-masing untuk melaporkan hasil
dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan temuannya dari kelompok lain; (6) mencocokkan dan
informasi mereka ke tamu mereka; (4) Tamu mohon diri membahas hasil kerja; dan (7) presentasi kelompok.
dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan Pada Hasil analisis tes akhir tindakan pada siklus I,
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain; (5) menunjukkan bahwa umumnya siswa dapat
Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja menyelesaikan semua soal yang diberikan. Namun
mereka. hanya sebagian siswa yang dapat menentukan nilai
kebenaran pernyataan berkuantor universal dan kuantor
PEMBAHASAN
eksistensial serta ingkarannya dengan benar, sedangkan
Model pembelajaran Two Stay Two Stray atau sebagian siswa lainnya melakukan kesalahan pada
disingkat dengan TSTS merupakan salah satu model beberapa langkah penyelesaian soal. Dan pada hasil
pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam analisis tes akhir tindakan pada siklus II, diketahui

2
Volume 2 No. 1 2018 ISSN 2598-6422

bahwa umumnya siswa dapat memisalkan setiap Pada awal penelitian, peneliti menggunakan
pernyataan, mengubah argumentasi yang diberikan ke kegiatan pre-test untuk mengukur kemampuan awal
dalam bentuk simbolis, membuat pernyataan implikasi siswa. Kegiatan tersebut dilakukan pada kelas kontrol
dari premis yang diberikan, membuat tabel kebenaran, dan kelas eksperimen dimana pada kegiatan pre-test
dan mengisi tabel kebenaran dalam hal ini menentukan tersebut rata-rata nilai kelas kontrol lebih tinggi
nilai kebenaran dari pernyataan tunggal, ingkaran dari dibandingkan kelas eksperimen. Dimana rata-rata kelas
pernyataan tunggal, konjungsi dan implikasi, serta kontrol 29,17 dan kelas eksperimen sebesar 25,67
menyimpulkan sah tidaknya sebuah argumentasi sehingga selisih dari kedua kelas tersebut sebesar 3.5.
berdasarkan tabel kebenaran. Namun masih ada Akan tetapi hasil rata-rata nilai pada nilai post-test
beberapa kesalahan yang dilakukan siswa dalam berbeda dimana rata-rata nilai kelas eksperimen lebih
menyelesaikan soal. tinggi dibanding kelas control. Dari kegiatan post-test
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan peniliti, diperoleh rata-rata post-test
Amrina Zainab Lapohea dalam penelitiannya yang kelas eksperimen sebesar 79,29 dan kontrol sebesar dan
berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif 69,25 dimana selisih dari kedua kelas tersebut sebesar
Tipe Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil 10,04.
Belajar Siswa pada Materi Logika Matematika dapat Dari hasil tersebut dapat terlihat jika model
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan
Two Stay Two Stray dapat meningkatakan hasil belajar hasil belajar siswa disekolah khususnya pada sekolah
matematika siswa disekolah, khususnya pada kelas yang peneliti, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
yang diteliti oleh peniliti yaitu siswa kelas X A SMA belajar matematika siswa ketika sudah diberikan model
Negeri 1 Sindue. pembelajaran Two Stay Two Stray , diantaranya (1)
Sejalan dengan penlitian yang dilakukan oleh Metode two stay two stray yang memiliki langkah-
Amrina Zainab Lapohea, penelitian yang dilakukan oleh langkah yang mudah untuk diterapkan dan mudah
Dessy Eka Laraswana, K.Y. Margiati, Rosnita dipahami oleh siswa. Langkah-langkah dalam metode
menyatakan bahwa model pembelajaran Two Stay Two TS-TS ini tidak perlu dijelaskan berulang pada setiap
Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa disekolah pertemuan, karena siswa sudah paham; (2) Metode ini
yang diungkapkan langsung dalam penelitiannya yang merupakan metode baru yang menarik bagi siswa
berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Two Stay sehingga siswa antusias untuk mengikuti proses
Two Stray Terhadap Hasil Belajar Matematika pembelajaran dengan semangat. Hal ini terlihat saat
Siswa di SD. Pada penelitian tersebut peneliti pembelajaran akan dimulai, siswa tanpa disuruh oleh
menggunakan metode eksperimen. Menurut Hadari peneliti mereka sudah membentuk kelompoknya
Nawawi (2015: 68) menyatakan bahwa metode masing-masing; (3) Metode two stay two stray
eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan memberikan suasana pembelajaran yang bermakna bagi
untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua siswa, sehingga memberikan kesan belajar yang
variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh membuat siswa ingat tehadap materi yang dipelajari; (4)
variabel yang lain. jenis eksperimen yang digunakan Adanya perbedaan perlakuan diantaranya; siswa dengan
pada penelitian ini adalah eksperimen berpura ± pura metode two stay two stray melakukan kegiatan
(quaisy experiment) dan rancangan penelitian yang pembelajaran dengan lebih bermakna, dengan cara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non-equivalent berbeda, siswa lebih mendominasi dalam proses
control group design. Secara singkat Suharsimi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar tidak
Arikunto (2013: 173) menyatakan bahwa populasi membosankan.
merupakan keseluruhan subjek pada penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dessy Eka
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Laraswana, K.Y. Margiati, Rosnita menyatakan bahwa
Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak selatan, yang terdiri model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat
dari 2 kelas yaitu kelas V A yang berjumlah 24 siswa meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
dan V B yang berjumlah 24 siswa. Sampel penelitian ini sekolah yang peneliti teliti yaitu Sekolah Dasar Negeri
adalah seluruh siswa kelas V, kelas VA merupakan 12 Pontianak kelas V. Dari analisis yang dilakukan
kelas eksperimen dan kelas VB merupakan kelas terdapat perubahan hasil belajar siswa yang dilihat
kontrol. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini langsung dari rata-rata pre-test dan rata-rata post-test.
merupakan teknik pengukuran dimana cara yang Dimana pada hasil pre-test rata-rata nilai kelas Kontrol
digunakna untuk mengumpulkan data bersifat lebih tinggi disbanding kelas eksperimen akan tetapi
kuantitatif serta tes yang digunakan adalah tes tulis pada hasil post-test nilai rata-rata kelas eksperimen
berupa soal essai. lebih tinggi dibandingkan kelas Kontrol dalam hal ini

3
Volume 2 No. 1 2018 ISSN 2598-6422

kelas eksperimen sudah diberikan model pembelajaran Pekanbaru, penelitian ini dilakukan oleh peneliti
Two Stay Two Stray . Sehingga dapat disimpulkan karena adanya sebuah temuan disekolah tersebut dimana
bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat persentase nilai peserta didik pada ulangan harian di
meningkatkan hasil belajar matemtika siswa disekolah. kelas VIIIb SMP Negeri 23 Pekanbaru semester ganjil
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Susda tahun ajaran 2011/2012 masih belum mencapai KKM
Heleni pada penelitiannya yang berjudul Penerapan (table 1) . Hal ini menunjukkan belum tercapinya target
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two ketuntasan secara nasional yang diharapkan, yaitu
Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar mencapai 75 (Depdiknas, 2008).
Matematika Siswa Kelas VIIIb SMP Negeri 23

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 pada
metode yaitu penelitian tindakan kelas atau disingkat materi pokok Lingkaran. Subjek penelitian ini adalah
PTK. Dimana penelitian tersebut terdiri dari 2 siklus dan peserta didik kelas VIIIb SMP Negeri 23 Pekanbaru
terdiri dari empat tahapan diantaranya pada siklus semester genap tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 40
pertama peneliti merencanakan tindakan yang akan orang peserta didik yaitu 17 orang peserta didik laki-laki
dilakukan yaitu menerapkan model pembelajaran dan 23 orang peserta didik perempuan.
kooperatif tipe TSTS, menyusun RPP, LKPD, lembar Berdasarkan pelaksanaan dan hasil pengamatan
pengamatan dan perangkat tes hasil belajar. Kemudian yang telah dilakukan selama penelitian penerapan model
dilakukan pelaksanaan tindakan bersamaaan dengan pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada umumnya telah
pengamatan, yaitu empat kali pertemuan dan satu kali berjalan sesuai perencanaan. Peserta didik berdiskusi
ulangan harian pada pertemuan kelima, dalam penelitian dengan baik di kelompoknya masing-masing dan
ini peneliti bekerjasama dengan guru sebagai pengamat. bertamu ke kelompok yang telah ditentukan. Pada
Selanjutnya peneliti merefleksi hasil pengamatan kegiatan ini hasil diskusi yang diperoleh peserta didik
sebagai perencanaan untuk siklus kedua. Pada siklus semakin membaik dari siklus I ke siklus II, Pada siklus
kedua dilakukan perencanaan berdasarkan hasil I, masih ada siswa yang sekelompok melaporkan hasil
(refleksi) dari siklus pertama, kemudian pelaksanaan berbeda pada LKPDnya, namun pada siklus II tiap siswa
dan pengamatan yaitu dari pertemuan keenam sampai yang sekelompok hasil LKPDnya sudah sama. Dari
pertemuan kesembilan sedangkan pada pertemuan analisis hasil belajar siswa, ketercapaian KKM indikator
kesepuluh diadakan ulangan harian II. Instrumen pada siklus II meningkat dibanding siklus I (terlihat
pengumpulan data terdiri dari lembar pengamatan dan pada Tabel 4 dan 5).
tes hasil belajar matematika. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik analisis deskriptif naratif.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 23 Pekanbaru

4
Volume 2 No. 1 2018 ISSN 2598-6422

Peningkatan jumlah peserta didik yang mencapai belajar peserta didik meningkat dari sebelum dilakukan
KKM juga terjadi pada penelitian ini, hal ini terlihat tindakan
pada Tabel 6, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil
.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Susda disekolah hal tersebut dapat dilihat langsung dari 3
Heleni, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran penelitian yang dilakukan oleh Amrina Zainab
Two Stay Two Stray dapat meninggkatkan hasil belajar Lapohea dalam penelitiannya yang berjudul
matematika siswa disekolah khusunya pada sekolah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
peneliti yaitu SMP Negeri 23 Pekanbaru semester Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil
genap tahun pelajaran 2011/2012 kelas VIIIb pada Belajar Siswa pada Materi Logika Matematika,
materi pokok Lingkaran. kemudian penelitian berjudul Pengaruh Penggunaan
Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar
SIMPULAN Matematika Siswa di SD yang diteliti oleh Dessy Eka
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan jika Laraswana, K.Y. Margiati, Rosnita dan juga Susda
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray Heleni dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two

5
Volume 2 No. 1 2018 ISSN 2598-6422

Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Jurusan PMIPA FKIP UHO. Jurnal Penelitian
Matematika Siswa Kelas VIIIb SMP Negeri 23 Pendidikan Matematika Volume 1 No. 2.
Pekanbaru. Dari ketiga penelitian tersebut menyatakan +HUDZDWL ³3HQHUDSDQ 0RGHO 3HPEHODMDUDQ Two
hal yang sama jika model pembelajaran kooperatif tipe Stay Two Stray untuk Meningkatkan Prestasi
Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar Belajar Siswa pada Materi Keliling dan Luas
matematika siswa disekolah. Lingkaran di Kelas VI SD Negeri 53 Banda
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, $FHK´ Jurnal Peluang, Volume 3, Nomor
guru diharapkan dapat menggunkan model 2.ISSN: 2302-5158.
pembelajaran diantaranya menggunkan model Djajuri,Djadja dkk. Kurikulum dan
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang Pembejalaran.Bekasi: Cv Nurani. 2015.
sudah terbukti dapat meningkatkan hasil pembelajaran Sukarjdono. Hakekat dan Sejarah Matematika. Jakarta:
matematika siswa disekolah. Akan tetapi juga harus Univeristas Terbuka.2008.
diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari model Hamzah,Dr.H.M Ali, M.Pd. perencanaa Strategi
tersebut sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar Pembelajaran Metamtika. Jakarta:PT Raja
siswa ketika menggunakan model pembelajaran ini. Grafindo Persada. 2014.
Sugiyono,Prof.Dr. Metode Penelitian
Pendidikan.Bandung:Penerbit Alfabeta.2017
DAFTAR PUSTAKA 0LIWDFKXGLQ GNN ³(IHNWLILWDV 0RGHO
Amrina Zainab Lapohea ³Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray dengan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi pada Materu Bangun Datar ditinjau dari
Logika Matematika´ Jurnal Elektronik Pendidikan Kecerdasar Majemuk Peserta Didik Kelas VII
Matematika Tadulako Volume 1 Nomor 2. SMP Negeri di Kebumen Tahun Pelajaran
Dessy Eka Laraswana, K.Y. Margiati, Rosnita, ´ 3URGL 0DJLVWHU 3HQGLGLNDQ
³3HQJDUXK 3HQJJXQDDQ 0HWRGH 7ZR 6WD\ 7ZR Matematika, FKIP Universitas Sebelas Maret
Stray Terhadap Hasil Belajar Matematika Surakarta. Jurnal Elektronik Pembelajaran
6LVZD GL 6'´ 3URJUDP 6WXGL 3HQGLGLNDQ *XUX Matematika ISSN: 2339-1685 Vol.3, No.3.
Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar 6XVGD +HOHQL ³ 3HQHUDSDQ 0RGHO 3HPEHODMDUDQ
FKIP Untan Pontianak Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
Wa Ode Hartarty,dkk, 2013 ³ 3HUEHGDDQ +DVLO %HODMDU untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Matematika Siswa Ditinjau dari Model 6LVZD .HODV 9,,E 603 1HJHUL 3HNDQ %DUX´
Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS dan NHT Program Studi Pendidikan Matematika,
SDGD 6LVZD .HODV 9,, 603 1HJHUL .HQGDUL´ Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Riau. Suska Journal of
Mathematics Education Vol.2, No. 1
.

Anda mungkin juga menyukai