Anda di halaman 1dari 9

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)

Volume 10, No. 2, 2021, 1284-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3648

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS MENGGUNAKAN


STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DAN LEARNING TOGETHER

Supratman1*, La Ode Sirad2, Andriani Putri3


1,2,3
Universitas Sembilanbelas November Kolaka, Indonesia
*Corresponding author.
1*)
E-mail: supratmanmathusnkolaka@gmail.com
laodesirad.usnkolaka@gmail.com 2)
andrianyputri@gmail.com 3)

Received 30 March 2021; Received in revised form 09 June 2021; Accepted 28 July 2021

Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana kemampuan
berpikir krits matematika siswa pada kelas yang diajar dengan mengunakan model pembelajaran STAD
(2) Bagaimana kemampuan berpkir kritis matematika siswa pada kelas yang diajar menggunakan model
pembelajran Learning Together (3) Apakah terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpkir kritis
matematika siswa yang diajar menggunkan model pembelajaran STAD dan siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran Learning Together. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terapat
perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran STAD dan Learning Together. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 2 Latambaga Tahun Ajaran 2018/2019 yang teridiri atas 4 kelas dengan jumlah
keseluruhan sebanyak 94 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cluster random
sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Teknik analisis data menggunakan
statistik deskriptif dan statistik inferensial.Selanjutnya hasil pengujian berdasarkan pengujian hipotesis:
dilakukan statistik uji-t (polled varian) diperoleh thitung  1, 276  ttabel  1,702 , yang berarti H 0 diterima.
Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai secara signifikan anatara kelas eksperiimen I
dan kelas eksperimen II.

Kata kunci: Kemampuan berpikir kritis; learning together; STAD

Abstract
This research is an experimental research, with the aim of knowing: (1) How are students 'critical
thinking skills in a class taught using the STAD learning model (2) How are students' critical
mathematical thinking skills in a class taught using the Learning Together learning model (3) Are There
is a difference in the average critical thinking ability of students who are taught using the STAD learning
model and students who are taught using the Learning Together learning model. The hypothesis in this
study is that there is a difference in the average critical thinking ability of students who are taught using
the STAD and Learning Together learning models. The population in this study were all class VIII
students of SMP Negeri 2 Latambaga for the 2018/2019 academic year, which consisted of 4 classes with
a total of 94 students. Sampling was done using cluster random sampling. Sampling was done by random
sampling. The data analysis technique uses descriptive statistics and inferential statistics. Furthermore,
the test resuLearning Togethers are based on hypothesis testing: t-test statistics are carried out (polled
variant) is obtained thitung  1, 276  ttabel  1,702 , which mean H 0 received. Thus, there is no significant
difference in mean scores between the experimental class I and the experimental class II.

Keywords: Critical thinking ability; learning together; STAD

This is an open access article under the Creative Commons Attribution 4.0 International License

1284|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 2, 2021, 1284-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3648

PENDAHULUAN menarik kesimpulan, menghubungkan,


Ilmu matematika tidak hanya mengevaluasi ide-ide, mengkritik. Hal
terbatas pada pemecahan masalah ini sejalan dengan hasil observasi yang
dengan menggunakan formula-formula dilakukan oleh (Indira, Somakim, &
yang kompleks, tetapi merupakan batu Susanti, 2017) mengatakan bahwa
pijakan mengenai bagaimana cara kemampuan berpikir kritis di SMP
seorang berfikir dan menerapkan hal Negeri 1 Indralaya selatan, pada materi
yang dipelajari dalam kehidupan nyata barisan dan deret siswa masih belum
(Ikhsan, Munzir, & Firia, 2017). Secara mampu memberikan kesimpulan
umum berpikir kritis adalah penentuan terhadap materi tersebut yang didukung
secara berhati-hati dan sengaja apakah melalui minimnya siswa dalam
menerima, menolak atau menunda menyampaikan gagasan dan mencari
keputusan tentang suatu klaim/ informasi. Selain itu (Setiawan, 2013)
pernyataan. berpikir kritis ialah mengatakan bahwa sebagian besar guru
kemampuan untuk menganalisis fakta, yang tidak mau mengubah gaya
mengorganisasi ide-ide, mempertahan- mengajar dari pemberian ceramah
kan pendapat, membuat perbandingan, menjadi diskusi dan dialog karena
membuat suatu kesimpulan, menganggap mengajar dengan
mempertimbangkan argumen, dan menggunakan metode tersebut
kemampuan untuk memecahkan merupakan tugas yang berat.
masalah (Kariasa, Ardana, & Sadra, Pembelajaran dengan menggunakan
2014). diskusi dan dialog membutuhkan guru
Kemampuan berpikir kritis yang meluangkan banyak waktu untuk
matematis adalah kemampuan yang menciptakan pelajaran “berpikir penuh”
penting untuk dimiliki oleh calon guru yang melibatkan siswa berpikir kritis.
matematika. Namun ternyata Namun hal ini akan menghabiskan
kemampuan berpikir kritis matematis waktu yang banyak padahal materi pada
yang dimiliki oleh calon guru kurikulum juga harus diajarkan. Padahal
matematika masih tergolong rendah. guru juga ditekan untuk meningkatkan
Hal tersebut terlihat dari hasil analisis skor tes standar siswa. Akibatnya
penelitian ini yang menyimpulkan banyak guru yang mengabaikan
bahwa calon guru matematika hanya mengajar berpikir kritis.
mampu menguasai beberapa indikator Untuk mengatasi masalah tersebut,
kemampuan berpikir kritis matematis maka diperlukan model pembelajaran
(Miatun & Khusna, 2020). Sedangkan yang dapat membentuk siswa aktif serta
menurut Putri et al., (2020) Pada mampu mengembangkan konsep dan
kenyataannya, kemampuan berpikir kemampuan berpikir kritis dalam
kritis siswa belum sepenuhnya pemecahan masalah (Jayadipura,
diterapkan pada proses pembelajaran. 2014). Salah satu model yang
Sekolah justru hanya mendorong siswa diharapkan sesuai dengan hal tersebut
untuk memberi jawaban tunggal secara adalah model Student Team
imitatif daripada meminta untuk Achievement Division (STAD) dan
memunculkan ide baru atau Learning Together.
mengevaluasi informasi yang ada. Guru Pembelajaran kooperatif tipe
lebih meminta siswa hanya membaca, STAD adalah pembelajaran kooperatif
mendefinisikan, mendeskripsi, dan dimana siswa belajar dengan
menyatakan daripada menganalisis, dan menggunakan kelompok kecil yang

| 1285
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 2, 2021, 1284-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3648

anggotanya heterogen dan diajar menggunakan model


menggunakan lembar kegiatan atau pembelajaran Learning Together.
perangkat pembelajaran untuk
menuntaskan materi pembelajaran, METODE PENELITIAN
kemudian saling membantu satu sama Jenis penelitian ini adalah
lain untuk memahami bahan penelitian True Experiment dengan
pembelajaran melalui tutorial, kuis satu desain Posttest-Only Control Design.
sama lain dan atau melakukan diskusi Penelitian ini menggunakan dua model
(Sapitri & Hartono, 2015). pembelajaran yang berbeda yaitu model
Slavin (Irawati, 2016) menyatakan pembelajaran STAD yang diberikan
bahwa melalui model Learning pada kelompok eksperimen I dan
Together, proses pembelajarannya pembelajaran Learning Together yang
melbatkan tanggung jawab individual diberikan pada kelompok eksperimen II.
yang cukup konsisten dalam penelitian ini telah dilaksakan di SMP
menunjukkan pengaruh positif yang Negeri 2 Latambaga pada semester
signifikan, sehingga model Learning ganjil tahun ajaran 2018/2019.
Together Terbukti pada pembelajaran Desain yang digunakan dalam
individual dari anggota kelompok yang penelitian ini adalah posttest-only
menghasilkan pembelajaran yang lebih control group design. Adapun langkah-
baik dibandingkan model langkah dalam peneitian terdiri dari fase
individualistik. Selain itu siswa dapat perencanaan, fase pelakasanaan, dan
saling bertukar pikiran dengan teman. fase laporan penelitian, pada fase
Hal ini akan membuat kelas lebih hidup perencanaan diantaranya merumuskan
dan menyenangkan, sehingga siswa masalah, mengadakan studi
akan lebih serius belajar (Wulandari, pendahuluan, menentukan sampel
2017). Upaya untuk meningkatkan penelitian, menyususn rancangan
kemampuan matematik siswa tidak penelitian serta menentukan dan
hanya berguna untuk memperoleh hasil merumuskan hipotesis penelitian,
belajar yang tinggi, lebih dari itu sedangkan pada fase pelaksanaan
sebagai bekal bagi siswa untuk penenlitian diantaranya pengumpulan
menjalani kehidupan bermasyarakat, data dan analsis data, sedsngkan pada
dan inilah konsep kehidupan fase laporan penelitian adalah membuat
matematika dan matematika untuk laporan penelitian. Adapun desain
kehidupan (Maryanti & Qadriah, 2019). penelitian ini sebagai berikut:
Oleh karena itu, tujuan penelitian
ini untuk mengetahui: (1) Bagaimana
kemampuan berpikir krits matematika R X1 O1
siswa pada kelas yang diajar dengan
mengunakan model pembelajaran R X2 O2
STAD (2) Bagaimana kemampuan
berpkir kritis matematika siswa pada (Samad, 2014)
kelas yang diajar menggunakan model Keterangan:
pembelajaran Learning Together (3) R : Random
Apakah terdapat perbedaan rata-rata X1 : Perlakuan pada kelompok kelas
kemampuan berpkir kritis matematika eksprimen I
siswa yang diajar menggunkan model X2 : Perlakuan pada kelompok kelas
pembelajaran STAD dan siswa yang eksprimen II

1286|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 2, 2021, 1284-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3648

O1 : Kemampuan berpkir kritis siswa X 1 : rata – rata posttest siswa kelas


kelas eksprimen I setelah eksperimen I
perlakuan
X 2 : rata – rata posttest siswa kelas
O2 : Kemampuan berpkir kritis siswa
kelas eksprimen II setelah eksperimen II
perlakuan. n1 : banyak sampel kelas eksperimen I
n2 : banyak sampel kelas eksperimen II
Populasi dalam penelitian ini 2
s1 : variansi data kelas eksperimen I
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 2
2 Latambaga tahun ajaran 2018/2019 s2 : variansi data kelas eksperimen II
yang keseluruhan siswanya berjumlah
94 siswa yang terbagi dalam 4 kelas, Kriteria pengujiannya : “Tolak H 0 , jika
terdiri dari kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC, dan thitung  ttabel dalam hal lain H 0 diterima
VIIID. dengan menggunakan Cluster
jika thitung  ttabel dengan taraf signifikan
Sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 50 Orang Siswa.   0,05

Tabel 1. Jumlah Populasi Siswa Kelas HASIL DAN PEMBAHASAN


VIII SMP N 1 Latambaga Lembar Observasi guru digunakan
No. Kelas Jumlah untuk melihat, apakah guru dapat
1 VIIIA 25 melaksanakan proses pembelajaran
2 VIIIB 25 sesuai dengan sintaks yang ada dalam
model pembelajaran STAD dan
3 VIIIC 25
Learning Together. Hasil Observasi
4 VIIID 19
tersebut disajikan pada Tabel 2.
J Jumlah Siswa 94
Tabel 2. Hasil lembar observasi
Uji hipotesis dilakukan dengan uji- aktivitas guru
t beda dua sampel berpasangan dengan Pertemu-
Keaktifan Guru
syarat data berdistribusi normal dan an
memiliki varians sama yang disebut Kelas Kelas
Eksperimen I Eksperimen II
dengan Independent Sample t-test.
I 86,36% 86,67%
II 90,90% 93,33%
X1  X 2
t III 95,45% 93,33%
n n
S gabungan. 1 2 Rata-rata 90,90% 91,11%
n1 . n2
Dengan: Berdasarkan hasil lembar observasi
(n1  1) S1  (n 2 1) S 2
2 2
aktivitas guru pada Tabel 2 diperoleh
S gabungan= bahwa persentase rata-rata keaktifan
n1  n2  2
guru dalam setiap pertemuan
mengalami peningkatan baik
(Ariawan, 2013)
menggunakan model kooperatif STAD
pada Eksperimen I, maupun
Dengan derajat bebas (v)  n1  n2  2 menggunakan model kooperatif
dengan: Learning Together pada Eksperimen II.
t : harga uji statistik Persentase tersebut menunjukkan bahwa

| 1287
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 2, 2021, 1284-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3648

bahwa setiap pertemuan guru telah dengan menggunakan model


mengikuti langkah-langkah pembelajaran Learning Together (kelas
pembelajaran sesuai dengan model ekspermen II) sebesar 71,686. Ini
pembelajaran STAD dan model menunjukkan bahwa rata-rata
pembelajaran Learning Together. kemampuan berpikir kritis matematika
dalam pengajaran SPLDV untuk kelas
Tabel 3. Hasil lembar observasi ekperimen I lebih tinggi atau lebih baik
aktivitas siswa dibanding rata-rata kemampuan berpikir
Keaktifan Siswa kritis matematika untuk kelas
Pertemu
an Kelas Kelas eksperimen II.
Eksperimen I Eksperimen II
I 70,67% 68,33% Hasil Analisis Inferensial
II 80% 76,67% 1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam
III 88% 90%
penelitian ini menggunakan statistik uji
Rata-rata 79.55% 79.11% Kolmogorof-Smirnov. diperoleh nilai
Dhitung  0, 206 yang dilihat dari Most
Berdasarkan hasil lembar
observasi aktivitas siswa pada Tabel 3 Extreme Absolute pada kelas STAD
diperoleh bahwa persentasi nilai rata- lebih kecil dari pada Dtabel  0, 264 dan
rata aktivitas siswa dalam proses nilai Dhitung  0, 250 yang dilihat dari
pembelajaran menggunakan model Most Extreme Absolute pada kelas
pembelajaran STAD sebesar 79.55% Learning Together lebih kecil dari pada
dan rata-rata siswa dalam proses
Dtabel  0, 264 , sehingga dapat
pembelajaran menggunakan model
Learning Together sebesar 79.11%. disimpulkan bahwa data sampel pada
Skala tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen I yang diajar dengan
aktifitas siswa tergolong baik atau model pembelajaran STAD dan
dengan kata lain siswa aktif saat proses eksperimen II yang diajar dengan model
pembelajaran. Learning Together berdistribusi normal.

Tabel 4. Hasil Analisis Deskriptif 2. Uji Homogenitas


Kelas Kelas Uji homogenitas dilakukan dengan
Analisis Eksperimen Eksperimen menggunakan uji F, hal ini dilakukan
I II untuk melihat kesamaan varians sampel.
Banyak Berdasarkan analisis yang dilakukan
25 25
Data diperoleh
Rata-rata 76,94 71,686
Varians 128,53 226,848
Fhitung  1, 7648 , Ftabel  1,9554 .Karena
Standar Fhitung  1, 7648  Ftabel  1, 9554 maka
11,337 15,0614
Deviasi dapat disimpulkan data memiliki
varians yang sama atau homogen
Berdasarkan hasil analisis deskriptif
pada Tabel 4, diperoleh nilai rata-rata 3. Uji Hipotesis
hasil belajar matematika siswa yang Berdasarkan uji prasyarat yang
diajar dengan menggunakan model dilakukan, diperoleh hasil data
pembelajaran STAD (kelas eksperimen berdistribusi normal dan homogen maka
I) sebesar 76,94 dan nilai rata-rata hasil pengujian hipotesis menggunakan t-test
belajar matematika siswa yang diajar

1288|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 2, 2021, 1284-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3648

Polled Varian . Berdasarkan hasil melaksanakan pembelajaran sesuai


analisis uji hipotesis dengan dengan RPP. Pada kelas yang diajar
menggunakan uji t diperoleh menggunakan model pembelajaan
t hitung  1, 276 dan STAD jumlah nilai hasil posttest yang
diperoleh yaitu 1948.4 dengan jumlah
ttabel (  0,05; dk  n1  n 2 2  48)  1,702
siswa sebanyak 25 siswa, rata-rata kelas
Karena t hitung  (1, 276)  t tabel (1, 702) yaitu 76,94 serta standar deviasi dan
maka H0 diterima dengan kata lain tidak varians masing-masing 11,337 dan
terdapat perbedaan rata-rata nilai secara 128,53.
signifikan antara kelas ekspermen I dan Kelas yang menggunakan model
kelas eksperimen II. pembelajaran Learning Together jumlah
Salah satu model yang dapat nilai hasil posttest yang diperoleh yaitu
meningkatkan kemampuan berpikir 1832.1 dengan jumlah siswa sebanyak
kritis adalah STAD dan Learning 25 siswa, rata-rata kelas yaitu 71,686
Together, Pada kelas yang serta stadar deviasi dan varians masing-
menggunakan model pembelajaran masing 15,0614 dan 226,848. Dari data
STAD, guru memberikan materi yang tersebut menunjukkan bahwa model
disajikan dalam bentuk diskusi, siswa pembelajaran STAD dan dan model
diberikan permasalahan yang berkaitan pembelajaran Learning Together tidak
dengan masalah dalam kehidupan terdapat perbedaan rata-rata
sehari-hari dan berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis. Hal ini
persamaan linear dua variabel kemudian sejalan dengan teori Slavin (Irawati,
dikelompokkan menjadi beberapa 2016) mengemukakan bahwa model
kelompok. Setiap kelompok diberikan pembelajaran Learning Together adalah
LKS sebagai bahan diskusi masing- pembelajaran yang melibatkan siswa
masing kelompok, selanjutnya masing- yang bekerja dalam kelompok-
masing perwakilan kelompok kelompok yang beranggotakan 4 atau 5
mempresentasikan hasil diskusi dan yang bersifat heterogen. sedangkan
kelompok lain menanggapi, kemudian menurut Slavin (Elida, 2016) STAD
guru memberikan kuis individu untuk adalah adalah salah satu model
mengukur pemahaman masing-masing pembelajaran yang cukup sederhana,
siswa. Pada kelas ekspermen II siswa ditempatkan dalam tim belajar
menggunakan model pembelajran beranggotakan 4-5 orang, guru
Learning Together, yang dalam proses menyajikan pelajaran kemudian siswa
pembelajarannya menggukan metode bekerja dalam tim untuk memastikan
diskusi, setiap kelompok dibentuk bahwa seluruh anggota tim menguasai
terdiri dari 4 orang siswa yang bersifat pelajaran tersebut, akhirnya seluruh
heterogen, selanjutnya setiap kelompok siswa dikenai kuis tentang materi itu
di berikan LKS sebagai bahan diskusi, dengan catatan saat kuis tidak boleh
setelah itu masng-masing perwakilan saling membantu. Dari kedua teori
kelompok mempresentaskan hasil tersebut nampak bahwa masing-masing
didepan kelompok lain yang akan memiliki keunggulan sehingga tidak
menanggapnya. terdapat perbedaan rata-rata
Pada setiap pertemuan, pada kelas kemampuan berpikir kritis siswa. Selain
eksperimen I maupun kelas ekspermen itu menurut (Farokatin, Kusmaryono, &
II peneliti diamati oleh observer yang Aminuddin, 2019) menyatakan bahwa
bertugas mengamati bahwa peneliti metode Learning Together adalah salah

| 1289
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 2, 2021, 1284-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3648

satu metode pembelajaran yang relevan. berpikir kritis matematika siswa kelas
Karena mampu untuk memudahkan V III B yang diajar dengan
pembagian tugas dan memudahkan menggunakan model pembelajaran
siswa belajar melaksanakan tanggung STAD yang terdiri dari 25 siswa
jawab sebagai anggota kelompok. dengan nilai mean sebesar 76,94,
Sehingga dapat diterapkan untuk semua varians sebesar 128,53 dan standar
mata pelajaran dan tinggkat kelas. Jadi deviasi 11,337, Kemampuan berpikir
sangat relevan untuk membantu guru kritis matematika siswa kelas VIIIC
maupun siswa dalam mencapai tujuan yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran yang diharapkan. model pembelajaran Learning Together
Kontribusi hasil penelitian (Karim, yang terdiri dari 25 siswa dengan nilai
2015) menggunakan model mean sebesar 71,686, varians sebesar
pembelajaran jucama kemampuan 226,848 dan standar deviasi 15,0614,
berfikir kritis siswa khususnya dalam sehingga tidak terdapat perbedaan rata-
pembelajaran matematika adalah 1) rata kemampuan berpikir kritis pada
memberikan masalah kontekstual kelas yang diajar menggunakan model
sebagai sarana konflik menemukan pembelajaran STAD dan kelas yang
konsep, prosedur, strategi dan aturan diajar menggunakan model
matematika, 2) memberikan bantuan pembelajaran Learning Together.
dalam bentuk scaffolding secara tidak Berdasarkan penelitian yang telah
langsung untuk memicu terjadinya dilakukan, maka diharapkan kepada
interaksi antar sesama siswa, siswa guru-guru khususnya guru pelajaran
dengan guru, siswa dengan konteks matematika jangan hanya menerapkan
masalah, dan siswa dengan lingkungan satu model atau metode saja dalam
sehingga siswa memiliki kemampuan pembelajaran agar siswa tidak merasa
merefleksikan tindakan yang diambil, 3) jenuh dan untuk lebih meningkatkan
memahami kesalahan yang dibuat oleh kemampuan berpikir kritis siswa
siswa, dan 4) memperhatikan terhadap mata pelajaran matematika
sinkronisasi kemampuan berpikir kritis yang diajarkan, selain itu kepada
sebagai pengembangan kecerdasan peneliti selanjutnya, diharapkan untuk
kognitif dan emosional siswa. Hal ini mengembangkan penelitian ini agar
sejalan dengan hasil penelitian dari siiswa lebih mudah memahami materi
(Elida, 2016) mengatakan bahwa yang diajarkan sehingga hasil
pembelajaran matematika menggunakan belajarnya semakin meningkat.
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat dijadikan suatu alternatif DAFTAR PUSTAKA
bagi guru dalam melaksanakan proses Ariawan, R. (2013). Penerapan
belajar mengajar selain itu memotivasi Pendekatan Pembelajaran Visual
siswa untuk mendorong dan saling Thingking Disertai Aktivitas Quick
membantu siswa dalam menguasai On The Draw untuk Meningkatkan
keterampilan atau pengetahuan yang Kemampuan Pemecahan Masalah
disajikan oleh guru. dan Komunikasi Matematis Siswa.
Tesis UPI Bandung. Tidak
KESIMPULAN DAN SARAN Dipublikasikan.
Berdasarkan hasil analisis dan Elida, E. (2016). Penerapan Model
pembahasan, maka kesimpulan dalam pembelajaran Kooperatif tipe
penelitian ini adalah Kemampuan STAD Pada pemebalajaran

1290|
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 2, 2021, 1284-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3648

Matematika untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis


kemampuan berfikir kritis Matematis Ditinjau Dari Penalaran
matematis siswa SMP 6 Bandung. Formal. E-Journal Program
Skripsi Universitas Pasundan. Pascasarjana Universitas
Tidak Dipublikasikan. Pendidikan Ganesha. Program
Farokatin, A., & dkk. (2019). Pengaruh Studi Matematika, 3, 1–14.
Aktivitas Belajar Siswa Dalam Karim, N. (2015). Kemampuan Berpikir
Learning Together Terhadap Kritis Siswa Dalam Pembelajaran
Kemampuan Berpikir Kritis. Matematika Dengan Menggunakan
Prosiding (Seminar Nasional Model Jucama Di Sekolah
Mahasiswa). Universitas Islam Menengah Pertama. EDU-MAT
SuLearning Togetheran Agung, Jurnal Pendidikan Matematika,
15–22. 3(mor 1), 92 – 104.
Ikhsan, M., & dkk. (2017). Kemampuan Maryanti, & Qadriah. (2019).
Berfikir Kritis dan Metakognisi Peningkatan Kemampuan Berpikir
Siswa dalam menyelesaikan Kritis Dan Logis Matematik Siswa
masalah matematika melalui SMK Negeri 1 Sigli Melalui
pendekatan Problem Solving. Model Kooperatif Tipe STAD
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Berbantuan Maple. Jurnal Sains
Pendidikan Matematika, 6(2), Riset (JSR. Jurnal Sains Riset
234–245. (JSR), 9(2), 9–16.
Indira, T., & dkk. (2017). Kemampuan Miatun, A., & Khusna, H. (2020).
Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Kemampuan Berpikir Kritis
Pendekatan Matematika Reaistik Matematis Berdasarkan Disposisi
Indonesia. Histogram: Jurnal Matematis. AKSIOMA: Jurnal
Pendidikan Matematika, 1(2), 61– Program Studi Pendidikan
75. https://journal.stkip-andi- Matematika, 9(2), 269–278.
matappa.ac.id/index.php/histogram https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i2.
/article/view/25 2703
Irawati, E. (2016). Keefektivan Model Putri, A., Sumardani, D., Rahayu, W.,
Pembelajaran Learning Together & Hajizah, M. N. (2020).
(LT) terhadap hasil belajar Kemampuan Berpikir Kritis
matematika siswa kelas IV SDN Matematis Menggunakan Model
Gugus Bisma Kecamatan Generative Learning Dan
Somagede Kabupaten banyumas. Connecting, Organizing,
Skripsi Universitas Ngeri Reflecting, Extending (Core).
Semarang. Tidak Dipublikasikan. AKSIOMA: Jurnal Program Studi
Jayadipura, Y. (2014). Mengukur Pendidikan Matematika, 9(1), 108.
Kemampuan Berpikir Kritis https://doi.org/10.24127/ajpm.v9i1.
Matematik. Prosiding Seminar 2617
Nasional Matematika STKIP Samad, A. (2014). Pengaruh Penerapan
Siliwangi Bandung, 1(al), 125 – Pembelajaran Dengan Concept-
130. Mapping dan pengetahuan Dasar
Kariasa, W., & dkk. (2014). Pengaruh Matematika Terhadap Kemampuan
Model Pembelajaran Kooperatif Pembuktian Matematis Siswa
Tipe STAD Dengan Pendekatan SMA. Tesis UHO Kendari. Tidak
Pemecahan Masalah Terhadap Dipublikasikan.

| 1291
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika ISSN 2089-8703 (Print)
Volume 10, No. 2, 2021, 1284-1292 ISSN 2442-5419 (Online)

DOI: https://doi.org/10.24127/ajpm.v10i2.3648

Sapitri & Hartono. (2015). Keefektifan


Cooperative Learning STAD Dan
GI Ditinjau Dari Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Komunikasi
Matematis. Jurnal Riset
Pendidikan Matematika, 2(2), 283.
Setiawan, J. (2013). Kemampuan
berpikir kritis siswa smp dalam
pembelajaran bangun ruang sisi
datar dengan metode inquiry.
EDU-MAT Jurnal Pendidikan
Matematika, 1(1).
Wulandari, T. (2017). Pengaruh
penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Learning Together
terhadap hasil belajar geografi
siswa kelas XI IPS di SMA 15
bandar lampung. Skripsi. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung.

1292|

Anda mungkin juga menyukai