Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

INTERAKTIF DENGAN
STRATEGI PETA KONSEP PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA DI KELAS VA SDN WADUNGASRI
KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO

Oleh:

DENOK SETYARINI, S. Pd. SD


NIP: 19790615 200801 2 029

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO


SDN WADUNGASRI WARU SIDOARJO

1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN
STRATEGI PETA KONSEP PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA DI KELAS VA SDN WADUNGASRI KECAMATAN
WARU KABUPATEN SIDOARJO
Oleh
Denok Setyarini
SD NEGERI Wadungasri
Email: dnok.st@gmail.com

ABSTRAK

Model pembelajaran interaktif adalah model pembelajaran yang digunakan untuk


membantu siswa membuat konsep-konsep dan kesimpulan yang telah ada sebelumnya
menjadi lebih berarti dengan meningkatkan jumlah gabungan-gabungan yang dapat
dibuat dengan masing-masing konsep serta kesimpulan tersebut.
Manfaat pelaksanaan model interaktif di suatu kelas dapat ditinjau dari dua pihak
yaitu pihak guru dan siswa. Bagi guru pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alat
untuk rnengatur Materi yang diajarkan dalam keseluruhan pelajaran, sebuah unit
dalam pelajaran atau satu pelajaran. Selain itu model tersebut juga dapat
dimanfaatkan sebagai alat bantu bagi guru dalam membantu memutuskan lingkup
urutan materi, dan membantu siswa mengarahkan pemahaman mereka pada
keseluruhan materi. sedangkan bagi siswa model ini membantu dalam menyusun
konsep-konsep dan kesimpulan-kesimpulan yang dipelajari sebelumnya ke dalam skema
yang dapat dipahami.
Dari 30 siswa Kelas VA SDN Wadungasri, 26 siswa diantaranya dinyatakan tuntas dan
3 siswa dinyatakan tidak tuntas. Dari hasil tersebut, tingkat ketuntasan yang diperoleh
yaitu 86.66%. Hal ini berarti secara klasikal kelas tersebut dinvatakan tuntas.
Dari skor tes hasil belajar yang didapatkan siswa, rata-rata yang didapatkan yaitu
79,2%, menurut guru bidang studi. skor rata-rata untuk tes hasil belajar sudah baik.
Selain itu, tingkat
ketuntasan sebesar 86.66% juga dianggap sudah baik untuk matapeiajaran matematika.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Interaktif, Manfaat,

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan


manusia dan perkembangan suatu bangsa. Melalui pendidikan terciptalah generasi
penerus bangsa yang mampu mewujudkan cita-cita bangsa. Mengingat sangat
pentingnya pendidikan maka tidaklah berlebihan jika saat ini sektor pendidikan

2
mendapat perhatian yang cukup besar daripemerintah. Selain itu seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka suatu bangsa memerlukan
manusia-manusia yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan.

Namun kenyataannya dalam pendidikan matematika di sekolah masih


ditemukan adanya masalah yaitu rendahnya prestasi belajar siswa pada bidang
studi ini. Rendahnya prestasi belajar matematika bukan semata-mata karena
materi yang dianggap sulit oleh siswa, tetapi bisa juga disebabkan proses
pembelajaran yang dilakukan. Pentingnya proses pembelajaran ditegaskan oleh
soedjadi (dalam Fadillah, 2002) yang menyatakan bahwa betapa pun tepat dan
baiknya bahan ajar matematika yang ditetapkan, belum menjamin akan
tercapainya tujuan berajar matematika yang diinginkan. salah satu faktor yang
penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar yang
dilaksanakan. sementara itu soedjadi juga mengatakan bahwa kurikulum
matematika sekolah di Indonesia dalam pembelajaran selama ini masih termateri
pada kebiasan dengan urutan sajian pembelajaran sebagai berikut : (1) diajarkan
definisi atau teori atau teorema: (2) diberikan contoh-contoh; (3) diberikan
latihan soal. Menurutnya kebiasaan seperti ini menyebabkan guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar dan siswa hanya menjadi pendengar dan pencatat yang
baik (dalam Fadillah, 2002).
Seiring dengan perkembangan jaman, maka berkembang pula teori-teori
pendidikan. Salah satunya adalah teori konstruktivisme. Teori tersebut mengatakan
bahwa dalam pembelajaran, siswa dituntut untuk dapat secara aktif membangun
pengetahuan sendiri. oleh karena itu peranan guru yang selama ini mendominasi
kegiatan pembelajaran hendaknya dikurangi dan memberikan pengetahuan lebih
besar kepada siswa untuk aktif berpartipasi dalam kegiatan pembelajaran.
Herman Hudogo mengemukakan beberapa ciri pembelajaran matematika
menurut pandangan konstruktif antara lain siswa terlibat aktif dalam belajarnya
siswa belajar matematika secara bemakna dengan bekerja dan berpikir, informasi

3
baru harus dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dengan skema
yang dimiliki siswa (dalam Fadillah, 2002 : 22). salah satu model yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menyusun pengetahuan
mereka sendiri adalah model pembelajaran interaktif.
Menentukan FPB dan KPK merupakan salah satu materi yang sesuai
dengan model pembelajaran interaktif, karena siswa sudah menerima materi
tentang sifat pengerjaan operasi hitung dan perbandingan yang menjadi materi
prasyarat pada Materi Menentukan FPB dan KPK.
Merujuk pada urasan-urasan tersebut maka penulis mengambil judul
penelitian :
"Penerapan model pembelajaran Interaktif dengan strategi peta konsep pada
Materi Menentukan FPB dan KPK di Kelas VA SDN Wadungasri."
Untuk Mendapatkan kesamaan arti pada penelitian ini, diperlukan
pendefinisian istilah sebagai berikut :
1. Hakekat Matematika
Soedjadi (2000 : 11) memberikan beberapa pengertian tentang
matematika sebagai berikut :
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara
sistematik.
b. Matematika adarah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
c. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk.
d. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

2. Karakteristik Matematika
Dari pembahasan tentang pengertian matematika, terdapat aneka definisi
matematika menurut sudut pandang pembuatnya dan tidak ada satu definisi
yang tunggal tentang matematika. Meskipun demikian dari definisi-definisi

4
yang berbeda itu dapat terlihat adanya ciri-ciri khusus atau karakteristik yang
dapat merangkum pengertian matematika secara umum. Beberapa karakteristik
itu disebutkan oleh Soedjadi (2000 : 13) sebagai berikut :
a. Memiliki objek kajian abstrak
b. Bertumpu pada kesepakatan
c. Berpola pikir deduktif
d. Memiliki simbol yang kosong dari arti
e. Memperhatikan semesta pembicaraan
f. Konsisten dalam sistemnva
Objeknya dasar matematika meriputi fakta, konsep, operasi ataupun
relasi dan prinsip. Adapun objek dasar tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Fakta (abstrak), berupa konvensi-konvensi (kesepakatan-kesepakatan) yang
diungkap dengan simbol tertentu (soedjadi, 2000: 13) atau asosiasi satu
persatu antar objek, peristiwa atau simbol yang ada (Degeng; 1989: 16).
2. Konsep adalah ide (gagasan) yang dapat digunakan untuk menggolongkan
atau mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu
merupakain contoh konsep atau bukan. Konsep berhubungan erat dengan
definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi sesuatu konsep
(soedjadi. 2000 : 14).
3. Operasi adalah untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih
elemen yang diketahui, oleh karena itu operasi disebut fungsi (Soedjadi,
2000 : 15).
4. Prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar matematika prinsip
dapat terdiri atas beberapa fakta; beberapa konsep yang dikaitkan oleh
suatu relasi atau operasi. Jadi prinsip adalah objek matematika yang
komplek (Soedjadi, 2000 : 15-16).

5
3. Tujuan dan manfaat model interaktif
Tujuan dari model pembelajaran interaktif menurut Haryono (2001:7)
adalah :
(1) Untuk membantu siswa mengembangkan skema-skema ataudengan kata
lain untuk menyusun pengetahuan.
(2) untuk mengajarkan kesimpulan-kesimpulan materi yang teroganisasi
(skema) dan.
(3) Untuk membantu siswa mengorganisasi konsep-konsep dan kesimpulan-
kesimpulan
yang telah dipahami ke dalam skemata keseluruhan.
Manfaat pelaksanaan model interaktif di suatu kelas dapat ditinjau
dari dua pihak yaitu pihak guru dan siswa. Bagi guru pembelajaran ini
dapat digunakan sebagai alat untuk rnengatur materi yang diajarkan dalam
keseluruhan pelajaran, sebuah unit dalam pelajaran atau satu pelajaran. selain
itu model tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu bagi guru
dalam membantu memutuskan lingkup urutan materi, dan membantu siswa
mengarahkan pemahaman mereka pada keseluruhan materi.
Sedangkan bagi siswa model ini membantu dalam menJrusun konsep-
konsep dan kesimpulan-kesimpulan yang dipelajari sebelumnya ke dalam
skema yang dapat dipahami (Haryono ; 2011: 8)
Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di sekolah Dasar Negeri
Wadungasri Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan subyek dalam
penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V-A SDN Wadungasri.
Berdasarkan tujuannya maka rancangan penelitiannya adalah "The one
shot case study", yaitu suatu kelas dikenakan suatu model pembelajaran
interaktif dengan strategi peta konsep setelah itu diamati gejala-gejala yang
tampak akibat perlakuan terhadap kelas tersebut.

6
Rancangan digambarkan sebagai berikut :

XO
Keterangan :
X = Perlakuan/treatment yang diberikan yaitu pembelajaran model interaktif
dengan strategi peta konsep.
O = Hasil observasi sesudah perlakuan yaitu mendeskripsikan aktivitas
siswa.
Ketercapaian rencana pembelajaran, kemampuan guru, mengelola kelas,
ketuntasan belajar siswa, serta respon siswa dalam penerapan model
pembelajaran interaktif dengan strategi peta konsep. (Suharsimi Arikunto,
1998: 831)
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, antara
lain :
1. Metode Tes
Dalam penelitian ini, metode tes bertujuan untuk memperoleh data
hasil belajar siswa sehingga dapat diketahui ketuntasan belajarnya.
2. Metode Observasi
Untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa, Iangkah-langkah
yang dilakukan penulis dalam menyusun dan mengumpulkan data dari
lembar pengamatan ini, adalah :
1) Menyusun aspek-aspek yang akan diamati atau ketrampilan-
ketrampilan yang menonjol dalam pembelajaran interaktif dengan
strategi peta konsep.
2) Pengamatan dilakukan mulai awal pembelajaran hingga akhir
pembeiajaran. pengamat duduk pada tempat yang memungkinkan dapat
melihat aktivitas yang dilakukan guru dan siswa.

7
3) Menganalisis hasil pengamatan aktivitas siswa, kemampuan guru
dalam mengerola kegiatan pembelajaran, dan ketercapaian rencana
pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Metode Angket
Angket respon siswa ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa
terhadap penerapan model pembelajaran interaktif dengan strategi peta
konsep. Daram angket ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang
menunjukkan respon siswa terhadap komponen kegiatan pembelajaran
yang dikelompokkan dalam kategori senang, tidak senang, baru dan tidak
baru. Komponen kegiatan pemberajaran meriputi LKS, materi pelajaran,
suasana belajar di kelas, iara guru mengajar serta model pembelajaran
yang diterapkan guru.
Dalam angket respon siswa ini juga terdapat pertanyaan tentang
minat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya dengan
menggunakan model pembeiajaran interaktif dengan strategi peta konsep.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Soal Tes Hasil Belajar
Instrumen ini disusun dengan berpedoman pada kurikulum KTSP.
Tes dilaksanakan setelah semua materi selesai diajarkan yaitu tanggal 30
Agustus 2016. Tes yang digunakan berbentuk essay atau uraian dan
berbentuk obyektif atau pilihan.
2. Lembar Pengamatan Aktivitss Siswa
Lembar pengamatan ini digunakan untuk mencatat aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Ketrampilan siswa tersebut
antara lain ; membaca LKS menulis (yang relevan dengan KBM) /
mengerjakan latihan, berdiskusi dan bertanya antar siswa,
bertanya/berdiskusi dengan guru untuk mendapatkan persamaan atau
perbedaan serta hubungan yang logis antara ide, fakta, konsep,

8
menyajikan hasil kerja dipapan tulis, dan perilaku yang tidak relevan
dengan KBM. Lembar pengamatan ini diadaptasi dari lembar pengamatan
sejenis yang disusun oleh Mink chotrianah (2013) dengan penyesuaian
seperlunya.
3. Angket Respon Siswa
seperti telah disebutkan pada bagian metode angket, angket respon
siswa ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Analisis Ketuntasan Belajar Siswa
Berdasarkan kurikulum KTSP seorang siswa secara perorangan
dikatakan "tuntas belajar" apabila daya serapnya 65% atau mendapat nilai
minimal 65. Suatu kelas dikatakan “tuntas benar", bila di kelas tersebut
minimal terdapat 85% dari seluruh siswa tuntas (Depdikbud, 2004). Jadi
untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus :
Tingkat ketuntasan = Banyaknya siswa yang tuntas belajar x 100%
Banyaknya seluruh siswa
2. Analisis Data Aktiuitas Siswa
Data dari hasil pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran
dianalisis dengan menggunakan persentase (%), yaitu :
Presentase Setiap Aktivitas = A x 100%
B x 100%
Keterangan :
A = banyaknya aktivitas siswa yang muncul dan teramati.
B = banyaknya aktivitas siswa seluruhnya selama pembelajaran.
(Arikunto, 1998)
3. Data Angket Respon Siswa
Data tentang respon siswa tiap option pada setiap pertanyaan
dianalisis sebagai berikut :

9
Presentase Tiap Option = A x 100%
B x 100%
Keterangan :
A = banyaknya siswa yang menjawab suatu option.
B = banyaknya seluruh siswa yang memberi tanggapan.

Data ini merupakan hasil pengamatan yang diadakan oleh pengamat


selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan hasil pengamatan ditulis
dalam lembar pengamatan (pada lampiran D). Selanjutnya hasil pengamatan
aktivitas siswa disajikan pada Tabel berikut ini :

Tabel
Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
Persentase Aktivitas Siswa
Dalam KBM
Kategori Pengamatan
Pertemuan ke
Rata-
Aktivitas Siswa Siklus Siklus
Siklus I rata
II III
1 2 3 4 5
1 .Mendengarkan / memperhatikan
37,5 41,67 50 43,05
penjelasan guru atau siswa lain
2. Membaca LKS 7,5 3,33 3,33 4,72
3. Menulis (yang relevan dengan
19,17 7,5 15 13,89
KBM) / mengerjakan latihan
4. Berdiskusi dan bertanya antar
20 2,5 6,67 9,72
siswa
5. Berdiskusi / bertanya dengan
guru untuk mendapatkan ciri-ciri
persamaan / perbedaan serta 1 11,67 6,67 9,45
hubungan yang logis antara ide,
fakta, konsep
6. Menyajikan hasil kerja 2,5 3,33 3,33 3,05

10
7. Perilaku yang tidak relevan
3,33 0 0 1,11
dengan KBM

Dari Tabel 4.1 tampak bahwa aktivitas siswa yang paling menonjol
adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain yaitu
43.05%, aktivitas ini dilakukan siswa pada saat guru, memotivasi pada tahap
progressive differentiation dan tahap integrative reconciliation. Dari Tabel
juga tampak salah satu karakteristik yang terdapat dalam kelas yang
interaktif yaitu adanya pola komunikasi dari siswa ke guru yaitu sebesar
9,45% pada aktivitas ke-5 dan adanya pola komunikasi dan siswa ke siswa
yaitu sebesar 9.72% untuk kategori aktivitas ke-4.
Pada bab III bagian analisis respon siswa, disebutkan bahwa respon
siswa dikatakan positif apabila minimal 65% jawaban siswa berada pada
kategori senang, baru, dapat membantu dan berminat. Dari analisis jawaban
angket respon siswa, diperoleh rata-rata 86.66% dan 85.71% siswa merasa
model dan komponen pembelajaran yang diterapkan guru adalah baru. Selain
itu semua siswa juga merasa bahwa dengan membuat peta konsep dapat
membantu mereka memahami pelajaran. sebesar 92.86% siswa menyatakan
berminat untuk mengikuti kegiatan belajar berikutnya dengan model
interaktif strategi peta konsep. Dari pernyataan-pernyataan tersebut maka
dapat disimpulkan respon siswa positif terhadap model pembelajaran interaktif
dengan strategi peta konsep.

a. Data Tes Hasil Belajar


Tabel
Ketuntasan Belajar Siswa
% Ketuntasan
No Nama Siswa Skor Tes
Ketuntasan Individu

11
1 Adinda Naura Rayyani 81 81 Tuntas
2 Ahmad Dannis Firdaus 75 75 T\rntas
3 Ainul Yaqin 84 84 Tuntas
4 Anggita Aylsa Ahnaf 85 85 Tuntas
5 Anjar Abdi Wardana 89 89 Tuntas
6 Darvpa Nusantara Yogy 94 54 Tuntas
7 Dimas Perdana Putra 55 55 Tidak Tuntas
8 Febri A’nu Rohma 83 83 Tuntas
9 Gusti Yogi Shwara 89 89 Tuntas
10 Hana Nabihah Ramadhani 81 81 Tuntas
11 Intan Nurul 75 75 Tuntas
12 M. Alfath Fajrya zaen 84 84 Tuntas
13 M. Rafly Daffa F 85 85 Tuntas
14 Nabila Safitri Maharani 89 89 Tuntas
15 Nadya Shafira Indriani 81 81 Tuntas
16 Najwa Nur Hafiyyani 75 75 Tuntas
17 Nur’Aini Dewi Salbillilah 84 84 Tuntas
18 Nur’Isnaini 85 85 Tuntas
19 Qurrota La Zuardi 89 89 Tuntas
20 Rio Kalingga 84 84 Tuntas
21 Sulthan Iqbal Arjun 75 75 Tuntas
22 Yudha Raharja 80 80 Tuntas
23 Amelya Putri Agrayni 84 84 Tuntas
24 Mikail Tirto 78 78 Tuntas
25 Cherryne Amoreyna 53 53 Tidak Tuntas
26 Wibisana Tri Atmaja 56 56 Tidak Tuntas
27 Tessalonika Putri Prameswari 87 87 Tuntas
28 Rindi mawarsari 78 78 Tuntas

12
29 Azzahra Maharani 80 80 Tuntas
30 Fallen 57 57 Tidak Tuntas
RATA-RATA 79,2 79,2

Dari Tabel tampak bahwa banyaknya siswa yang tidak tuntas


adalah 4 siswa. Sedangkan banyaknya siswa yang dikatakan tuntas
sebanyak 26 siswa. Dan jumlah itu maka persentase ketuntasan secara
klasikal adalah sebesar 86.66%. Hal ini berarti bahwa secara klasikal
kelas tersebut dikatakan tuntas.
Dari 30 siswa Keras VA SDN Wadungasri , 26 siswa diantaranya
dinyatakan tuntas dan 4 siswa dinyatakan tidak tuntas. Dari hasil tersebut,
tingkat ketuntasan yang diperoleh yaitu 86,66%. Hal ini berarti secara
klasikal kelas tersebut dinyatakan tuntas.
Dari skor tes basil belajar yang didapatkan siswa, rata-rata yang
didapatkan yaitu 79,2 menurut guru bidang studi. skor rata-rata untuk tes
hasil belajar sudah baik. Selain itu, tingkat ketuntasan sebesar 86.66%
juga dianggap sudah baik untuk mata pelajaran matematika.

Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diutarakan pada bagian
pendahuluan, maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut :
1. Aktivitas siswa yang paling menonjol adalah mendengarkan penjelasan
guru atau siswa lain dengan rata*rata 43,05% menulis dan mengerjakan
latihan sebesar 13,89% dan berdiskusi atau bertanya antara siswa dengan
rata-rata 9.72%.
2. Ketuntasan belajar siswa pada Materi Menentukan FPB dan KPK di
Kelas VA adalah sebesar 86,66% Hal ini berarti secara klasikal kelas
tersebut dinvatakan tuntas.

13
3. Respon siswa positif terhadap model pembelajaran interaktif dengan
strategi peta konsep yang telah diterapkan dikelasnya. siswa merasa
senang terhadap komponen pembelajaran, siswa juga merasa bahwa model
pembelajaran dan komponen pembelajaran yang diterapkan guru adalah
baru yaitu sebesar (86.66%) dan (79.2%). selain itu seluruh siswa merasa
bahwa dengan membuat peta konsep dapat membantu memahami materi
peiajaran. sebesar 92.86% siswa berminat mengikuti pembelajaran
berikutnya dengan model interaktif strategi peta konsep.
Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran interaktif dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
untuk mengajarkan Materi Menentukan FPB dan KPK, karena dengan
menggunakan model tersebut, konsep-konsep pada Materi Menentukan
FPB dan KPK saling berhubungan dalam skemata keseluruhan sehingga
mated dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
2. Guru hendaknya mencoba menerapkan model pembelajaran interaktif
dengan strategi peta konsep pada Materi lain dalam mata pelajaran
matematika, karena berdasarkan angket respon siswa, sebagian besar
siswa berminat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran berikutnya dengan
model interaktif strategi peta konsep.
3. Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan subyek penelitian yang lebih
besar dan pada materi yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.
Bandung: Tarsito.
Danar, Ratna willis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK (Proyek
pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).

14
Diba, Sofiah Parah. 2002. Studi Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara yang
Diberi Model Pembelajaran Interaktif dengan yang Diberi Model
Pembelajaran Konvensional pada Sub Materi Kisaran Nilai Menentukan
FPB dan KPK.
I Nyoman sudana. 1989 : Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, Jakarta: P2LPTK
(proyek pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
Faddilah; Syarifah Alhadad. 2002, Model Pembelajaran Interaktif Dalam
Pembelajaran perbandingan, surabaya. Tesis yang tidak dipublikasikan;
Surabaya: UNESA.
Haryono. 2001. Model Interaktif. Surabaya: UNESA.
Hudoyo. Herman. 2001. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK
(Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan)
Nur Muhammad, dkk, 1998. Teori Pembelajaran Kognitif IKIP Surabaya, 2000.
Strategi-strategi Belajar. Pusat studi Matematika dan IPA sekolah,
Surabaya : UNESA.
Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika, Kontemporer,
Bandung: JICA - UPI.
Soekamto dan Winata Putra, 1997. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran,
Jakarta : P2T Universitas Terbuka.
Tim 2000, Pedoman skripsi Universitas Negeri Surabaya, Surabaya : UNESA
University press.

15

Anda mungkin juga menyukai