Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1

MENGANALISA ARTIKEL JURNAL

Nama : Hadhona Fatmah Syakira


NIM : 2008105052
Kelas : 3B
Judul Artikel : Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

1. Menganalisa Masalah
Pembelajaran di Indonesia masih banyak menggunakan masalah rutin, sehingga siswa
akan kesulitan ketika dihadapkan dengan masalah nonrutin. Berdasarkan artikel jurnal yang
saya analisa, meskipun sudah diterapkan kurikulum 2013, namun dari hasil tes kemampuan
pemecahan masalah matematis, menunjukkan bahwa siswa belum memiliki kemampuan
pemecahan masalah yang baik, siswa kesulitan dalam menginterpretasikan masalah, memilih
strategi yang digunakan dalam memecahkan masalah matematika, dan mengubah soal ke dalam
bahasa matematika (membuat model matematika).
Menurut Isharyadi ( 2018) Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka dapat
menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa. Salah satunya yaitu pendekatan pembelajaran kontekstual
2. Metode
Mayer (dikutip Widjajanti, 2009) mendefinisikan pemecahan masalah sebagai suatu
proses banyak langkah dengan si pemecah masalah harus menemukan hubungan antara
pengalaman (skema) masa lalunya dengan masalah yang sekarang dihadapinya dan kemudian
bertindak untuk menyelesaikannya
Sumarmo (dalam Puadi, 2017) menyatakan bahwa bentuk soal pemecahan masalah yang
baik hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) dapat diakses tanpa banyak
menggunakan mesin, ini berarti masalah yang terlibat bukan karena perhitungan yang sulit; (2)
dapat diselesaikan dengan beberapa cara, atau bentuk soal yang open ended; (3) melukiskan ide
matematika yang penting (matematika yang bagus); (4) tidak memuat solusi dengan trik; (5)
dapat diperluas dan digeneralisasikan (untuk memperkaya eksplorasi).
Pendekatan Konstektual
Menurut Owens yang berhasil dikutip Sariningsih (2014) menyatakan bahwa
pengajaran konteksual secara praktis menjanjikan peningkatan minat (ketertarikan) belajar
siswa dari berbagai latar belakang serta meningkatkan partisipasi siswa dengan mendorong
secara aktif dalam memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengkonstruksi
pengetahuan.
Pendekatan kontekstual memiliki unsur- unsur sebagai ciri khas. Dikdasmen (dalam
Prastitasari, 2018) menyebutkan tujuh unsur dalam pendekatan kontekstual, meliputi (1)
konstruktivisme, yang artinya siswa harus mengkonstruksi pengetahuannya dan
menghubungkannya ke pengalaman nyata, (2) menemukan (inquiry), artinya siswa
memperoleh pengetahuan bukan hasil dari mengingat, tetapi siswa menemukan sendiri
pengetahuannya melalui observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan
penyimpulan, (3) bertanya, artinya siswa dituntut untuk bertanya sehingga siswa dapat
menggali informasi yang belum diketahui atau belum dipahaminya, (4) masyarakat belajar,
artinya hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan teman lain, (5) pemodelan,
artinya bahwa dalam pembelajaran perlu adanya model yang bisa ditiru, misalnya guru
memberikan contoh cara mengerjakan soal, (6) refleksi, artinya siswa memberikan respon
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, dan (7) penilaian sebenarnya, artinya
kemajuan belajar siswa dinilai dari proses, bukan dari hasil belajarnya saja.
Menurut Aulia (2020) kelebihan pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut:
a. Menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan aktif dalam
proses pembelajaran.
b. Dalam pembelajaran kontekstual siswa belajar dalam kelompok, kerjasama,
diskusi, saling menerima dan memberi.
c. Berkaitan secara riil dengan dunia nyata.
d. Kemampuan berdasarkan pengalaman.
e. Dalam pembelajaran kontekstual perilaku dibangun atas kesadaran sendiri.
f. Pengetahuan siswa selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang
dialaminya.
g. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja sesuai dengan kebutuhan.
3. Kesimpulan

Tes kemampuan pemecahan masalah matematis, menunjukkan bahwa siswa belum


memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik, siswa kesulitan dalam
menginterpretasikan masalah, memilih strategi yang digunakan dalam memecahkan masalah
matematika, dan mengubah soal ke dalam bahasa matematika (membuat model matematika).
Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka dapat menerapkan pendekatan pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satunya yaitu pendekatan
pembelajaran kontekstual
Daftar Pustaka

Aulia, M. A. (2020). Pengaruh Pendekatan Kontekstual terhadap Kemampuan Memecahkan


Masalah Matematika pada Siswa SMP. June, 2–9.

Isharyadi, R. (2018). Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Peningkatan


Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. AKSIOMA: Jurnal Program Studi
Pendidikan Matematika, 7(1), 48. https://doi.org/10.24127/ajpm.v7i1.1342

Prastitasari, H. (2018). Pembelajaran Matematika Berbasis Pendekatan Kontekstual. Prosiding


Seminar Nasional, 5(1), 83–88.

Puadi, E. F. W. (2017). Analisis Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa Ptik


Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. 5.
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/jumlahku/article/view/139

Sariningsih, R. (2014). Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan


Pemahaman Matematis Siswa Smp. Infinity Journal, 3(2), 150.
https://doi.org/10.22460/infinity.v3i2.60

Widjajanti, D. B. (2009). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru


Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya. Seminar Nasioanal FMIPA, 5,
1–11. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131569335/Makalah 5 Desember UNY
Jadi.pdf

Anda mungkin juga menyukai