Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

GEOMETRI BIDANG RUANG

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Geometri Bidang Ruang
Dosen Pengampu: Nurma Izzati M.Pd

Disusun oleh: Kelompok 1

Darmin (2008105050)
Hadhona Fatmah Syakira (2008105052)
Siti Aah Safaatul Udma (2008105057)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAN NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayahnya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Solawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat, tabiin tabi’atnya,
dan para pengikutnya yang rela berjihad menuju jalan Allah SWT.

Makalah dengan judul “Geometri Bidang Ruang” ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Geometri Bidang Ruang. Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurma Izzati M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Geometri Bidang Ruang, yang telah memberikan
bimbinganya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih juga
kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kekeliruan, ini semata karena keterbatasan kemapuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian agar
kami dapat memperbaikinya dikesempatan yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kami dan pembaca sekalian.

Kuningan, Februari 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2

C. Tujuan .................................................................................................................................. 2

D. Manfaat ................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

A. Kedudukan Dua Garis .......................................................................................................... 3

B. Kedudukan Garis dan Bidang .............................................................................................. 9

C. Kedudukan Dua Bidang ..................................................................................................... 12

D. Kedudukan Tiga Bidang .................................................................................................... 13

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 17

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 17

B. Saran .................................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 18

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern, memajukan daya pikir serta analisa manusia (Rusefendi, 2006). Matematika
digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam,
teknik, kedokteran atau medis, ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika mampu
menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang ditandai memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi sesuai dengan tuntutan
kebutuhan. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika sangat perlu diajarkan kepada semua
peserta didik mulai dari taman kanak kanak. Salah satu materi matematika yang diajarkan di
sekolah adalah materi geometri. Tujuan mempelajari materi ini diharapkan agar siswa dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman mengenai keruangan (Ikhsan & Juandi, 2015).
Kata “geometri” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ ukuran bumi “. Maksudnya
mencakup segala sesuatu yang ada di bumi. Geometri kuno sebagian dimulai dari pengukuran
praktis yang diperlukan untuk pertanian orang-orang Babylonia dan Mesir. Kemudian hal
tersebut diperluas untuk perhitungan panjang ruas garis, luas dan volum. Mempelajari geometri
penting karena geometri telah menjadi alat utama untuk mengajar seni berpikir. Dengan
berjalannya waktu, geometri telah berkembang menjadi pengetahuan yang disusun secara
menarik dan logis. Geometri terutama terdiri dari serangkaian pernyataan tentang titik-titik,
garis-garis, dan bidang-bidang, dan juga planar (proyeksi bidang) dan benda-benda padat.
Berdasarkan sejarah, geometri telah mempunyai banyak penerapan yang sangat penting,
misalnya dalam mensurvei tanah, pembangunan jembatan, pembangunan stasiun luar angkasa
dan lain sebagainya (Adriansah, 2006)
Geometri adalah sistem pertama untuk memahami ide. Dalam geometri beberapa
pernyataan sederhana diasumsikan, dan kemudian ditarik menjadi pernyataan-pernyataan yang
lebih kompleks. Sistem seperti ini disebut sistem deduktif. Geometri mengenalkan tentang ide
konsekuensi deduktif dan logika yang dapat digunakan sepanjang hidup. Garis dan bidang
merupakan salah satu contoh dari istilah tak terdefinisikan yang menjadi pijakan awal dari
geometri, sehingga konsep garis dan bidang sering digunakan dalam geometri. Misalnya
adalah perpotongan dari dua bidang akan menghasilkan sebuah garis yang terletak pada dua

1
bidang yang saling berpotongan. Kubus, balok dan lain sebagainya merupakan kumpulan dari
bidang – bidang, walaupun bidang merupakan perpotongan dari beberapa garis. Dari contoh
di atas dapat dipahami bahwa garis dan bidang merupakan faktor dasar geometri, tentunya
dengan tidak melupakan bahwa titik juga merupakan dasar dari geometri. Untuk itu akan kami
jelaskan materi mengenai kedudukan dua garis, kedudukan garis dan bidang, kedudukan dua
bidang, kedudukan tiga bidang, agar kita dapat memahami lebih dalam mengenai geometri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan dua garis ?
2. Bagaimana kedudukan garis dan bidang ?
3. Bagaimana kedudukan dua bidang ?
4. Bagaimana kedudukan tiga bidang ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kedudukan dua garis
2. Untuk mengetahui kedudukan garis dan bidang
3. Untuk mengetahui dua bidang
4. Untuk mengetahui kedudukan tiga bidang

D. Manfaat
Dengan memperdalam materi geometri kedudukan dua garis, kedudukan garis dan bidang,
kedudukan dua bidang dan kedudukan tiga bidang kita dapat lebih memahami dan mengetahui
materi tersebut dan pentingnya untuk dipelajari.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Dua Garis
Dua buah garis dapat terjadi keduanya sebidang atau tak-sebidang. Jika dua garis sebidang,
maka dapat terjadi kedunya berpotongan atau sejajar. Sedangkan jika dua buah garis tak-
sebidang, maka keduanya dikatakan bersilang.
Definisi (Kesejajaran dan bersilang garis-garis)
 Dua buah garis berbeda dikatakan saling sejajar jika dan hanya jika keduanya koplanar
dan tidak berpotongan.
 Dua buah garis berbeda dikatakan saling bersilang jika dan hanya jika keduanya non-
koplanar.
Jika dua buah garis berbeda berpotongan , maka keduanya terletak pada tepat satu bidang.

Pada Gambar 6: garis k, garis h, dan garis m, ketiganya dikatakan coplanar, karena
ketiganya terletak pada satu bidang, yaitu pada bidang-𝛼 . Garis h dan garis k saling sejajar
dan keduanya terletak pada satu bidang. Garis k dan garis m berpotongan di titik Q dan
keduanya terletak pada satu bidang. Begitu juga garis h dan garis m berpotongan di titik P dan
keduanya terletak pada satu bidang. Garis n tidak terletak pada bidang-𝛼, sehingga dapat
dikatakan garis n di luar bidang-𝛼. Garis g memotong / menembus bidang-𝛼 tepat di satu titik,
yaitu titik R. Hal tersebut dikatakan garis g juga tidak terletak pada bidang-𝛼 .
Garis g tidak terletak pada bidang-𝛼 , tetapi garis m terletak pada bidang-𝛼 . Oleh karena itu
dikatakan garis g dan garis m bersilangan. Garis g tidak terletak pada bidang-𝛼, tetapi garis k
terletak pada bidang-𝛼 . Oleh karena itu dikatakan garis g dan garis k bersilangan. Garis g tidak
terletak pada bidang-𝛼 , tetapi garis h terletak pada bidang-𝛼 . Oleh karena itu dikatakan garis
g dan garis h bersilangan. Demikian pula untuk garis n dan garis m, garis n dan garis h, garis

3
n dan garis k, masing-masing merupakan pasangan garis yang bersilang, dan masing-masing
tidak terletak pada bidang yan sama (Karso, 2010)
Menurut Sri Sumaini (2008 : 29) setiap garis adalah kumpulan titik-titik. Lebih jelasnya
garis merupakan kumpulan titik-titik yang banyaknya tak hingga dengan jarak antara titiknya
sangat dekat. Garis biasanya dinotasikan dengan huruf kecil. Contohnya garis g bisa dilukis
dibawah ini
g

Garis g
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :

4
Kedudukan garis dibagi menjadi 4 yaitu :
a. Garis Sejajar
Garis sejajar adalah suatu kedudukan dua garis pada bidang datar yang tidak
mempunyai titik potong walaupun kedua garis diperpanjang atau Dua garis dikatakan
sejajar apabila kedua garis tersebut tidak pernah berpotongan dan jarak kedua garis tersebut
selalu tetap. Secara geometri kesejajaran garis tidak akanpernah bertemu satu dengan
lainnya karena mempunyai kemiringan (gradien) yang sama. Garis-garis sejajar tidak harus
sama panjang.

Garis a sejajar dengan garis b ditulis a // b


Sifat-sifat garis sejajar :
1. Melalui satu titik di luar sebuah garis dapat dibuat tepat satu garis yang sejajar dengan
garis itu.

Titik A terletak diluar garis m. melalui titik A dapat dibuat tepat satu garis yang sejajar
dengan garis m yaitu garis I.
2. Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis sejajar maka garis itu juga akan
memotong garis yang kedua.

Garis k sejajar garis I dan m


Garis k // garis I. Garis m memotong garisk maka garis m juga memotong garis I.
3. Garis a // b dan b//c maka garis a // c

Garis a sejajar b sejajar c

5
b. Garis Berpotongan
Garis berpotongan adalah kedudukan dua garis yang mempunyai titik potong
karena kedua garis saling bertemu atau dua buah garis dikatakan saling berpotongan
apabila garis tersebut terletak pada satu bidang datar dan mempunyai satu titik potong.
Secara geometri garis-garis yang berpotongan terjadi karena mempunyai kemiringan yang
berbeda dan panjang antar garis memungkinkan untuk saling bertemu

Garis g dan h berpotongan ditik O


Garis g dan h, dua garis yang berpotongan dinotasikan dengan g x h, terjadi apabila kedua
garis berpotongan pada satu titik. Berikut ini jumlah titik perpotongan dari sejumlah garis
saling berpotongan.
 2 garis akan berpotongan pada satu titik
 Apabila 3 garis saling berpotongan maka terdapat 1+3 titik
 Apabila 4 garis saling berpotongan maka terdapat 3+3 titik
 Apabila 5 garis saling berpotongan maka terdapat 6+4 titik, dan sebagainya.
Agar lebih memahami mengenai garis berpotongan, perhatikan gambar berikut ini

Gambar di atas tersebut menunjukkan gambar kubus ABCD.EFGH. Amatilah garis AB


dan garis BC. Tampak bahwa garis AB dan BC berpotongan di titik B dimana keduanya
terletak pada bidang ABCD. Dalam hal ini garis AB dan BC dikatakan saling berpotongan.
c. Garis Tegak Lurus
Garis tegak lurus adalah kedudukan garis yang berpotongan dan pada titik
potongnya terbentuk sudut siku-siku (90°). Garis tegak lurus juga disebut dengan garis
serenjang atau garis perpendikular. Dalam matematika garis tegak lurus disimbolkan

6
dengan simbol perpendikular "⊥", misalnya garis MN tegak lurus dengan OP dapat ditulis
MN ⊥ OP.
d. Garis Berimpit
Garis berimpit adalah kedudukan garis yang saling menutupi antara satu dengan
lainnya, sehingga garis berimpit tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Garis berimpit dapat
terjadi karena posisi garis yang sama, namun 2 garis berimpit belum tentu mempunyai
panjang yang sama atau dua buah garis dikatakan berimpit jika keduanya saling
berpotongan di
semua titik.

Garis m berimpit dengan garis n karena keduanya saling menutupi pada posisi yang sama.
Agar dapat memahami mengenai garis berimpit, perhatikan gambar dibawah ini.

Pada Gambar di atas menunjukkan garis AB dan garis CD yang saling menutupi, sehingga
hanya terlihat sebagai satu garis lurus saja. Dalam hal ini dikatakan kedudukan masing-
masing garis AB dan CD terletak pada satu garis lurus. Kedudukan garis yang demikian
dinamakan pasangan garis yang berimpit.
e. Garis Bersilang

Garis g dengan h dan garis k dengan I tidak mempunyai titik potong atau titi
persekutuan. Kedudukan garis g dan h maupun garis k dan I dikatakan sebagai garis-garis
yang saling bersilangan. Agar lebih memahami mengenai garis berimpit, perhatikan
gambar dibawah ini

7
.
Gambar di atas menunjukkan sebuah balok ABCD.EFGH. Perhatikan garis AC dan
garis HF. Tampak bahwa kedua garis tersebut tidak terletak pada satu bidang datar. Garis
AC terletak pada bidang ABCD, sedangkan garis HF terletak pada bidang EFGH.
Selanjutnya apabila kedua garis tersebut, masing-masing diperpanjang, maka kedua garis
tidak akan pernah bertemu. Dengan kata lain, kedua garis itu tidak mempunyai titik potong.
Kedudukan garis yang demikian dinamakan pasangan garis yang saling bersilangan. Dua
garis dikatakan bersilangan apabila garis-garis tersebut tidak terletak pada satu bidang datar
dan tidak akan berpotongan apabila diperpanjang (Trimahyuni, 2010).
Contoh soal kedudukan dua garis :
1. Perhatikan gambar dibawah ini !

Pada gambar diatas, tentukan semua garis yang bersilangan dengan garis PR ; MQ ; dan
KM. Jawab :
 Garis PR bersilangan dengan garis LN
 Garis MQ bersilangan dengan garis KS
 Garis KM bersilangan dengan garis QS
2. Perhatikan gambar dibawah ini

Tulislah pasangan garis yang saling sejajar ?


Jawab :
Dari gambar diatas maka pasangan garis yang sejajar adalah AB//DE, AC//DF, BC//EF,
BE//CF, CF//AD, dan AD//BE.

8
3. Perhatikan gambar berikut :

Pada gambar diatas tentuka titik potong antara :


a. Garis m dan n
b. Garis m dan p
c. Garis n dan q
d. Garis m dan q
Pasangan garis mana saja yang saling sejajar berpotongan dan bersilang ?
Jawab :
a. Garis m dan n titik potongnya adalah titik v
b. Garis m dan p titik potongnya adalah titik y
c. Garis n dan q titik potongnya adalah titik w
d. Garis m dan q titik potongnya adalah titik z
Pasangan garis yang saling sejajar adalah garis p dan q, pasangan garis yang saling
berpotongan adalah m dan b, m dan p, n dan q serta m dan q dan tidak ada garis yang saling
bersilangan.

B. Kedudukan Garis dan Bidang


Jika ada suatu garis dan suatu bidang, maka kejadian yang dapat terjadi, yaitu garis tersebut
memotong/menembus bidang tersebut, garis tersebut sejajar dengan bidang tersebut, atau garis
tersebut terletak pada bidang tersebut. Perhatikan Gambar 7 berikut!

9
Pada Gambar 7.(1), garis g memotong/menembus bidang-𝛼 . Garis g dan bidang- 𝛼
dikatakan berpotongan, jika keduanya mempunyai tepat satu titik persekutuan.

Cermati pula Gambar 6. Pada Gambar 6, garis g memotong bidang- 𝛼 tepat di satu titik,
yaitu di titik R. Hal tersebut dikatakan juga titik R merupakan titik potong garis g dan bidang-
𝛼 atau titik R merupakan titik tembus garis g terhadap bidang- 𝛼 .

Pada Gambar 7.(2) garis g tidak terletak pada bidang- 𝛼 dan garis h terletak pada bidang-
𝛼 . Garis g dan garis h saling sejajar. Sehingga dapat dikatakan garis g sejajar dengan bidang-
𝛼 . Sebuah garis g dan sebuah bidang 𝛼 dikatakan sejajar, jika keduanya tidak bersekutu pada
sebuah titik pun.

Pada Gambar 7.(3), garis g seluruhnya terletak pada bidang- 𝛼 . Maksudnya, semua titik
yang terletak pada garis g, maka semua titik tersebut terletak pada bidang- 𝛼 . Sebuah garis g
dikatakan terletak pada satu bidang 𝛼, jika setiap titik yang terletak pada garis g, maka setiap
titik tersebut terletak pada bidang 𝛼.

Ada tiga macam kedudukan garis pada bidang. Pertama, garis yang sejajar pada bidang.
Kedua, garis yang berimpit pada bidang, dan yang ketiga garis yang memotong bidang.

a. Garis sejajar dengan bidang


Garis dikatakan sejajar dengan bidang jika garis dan bidang tersebut tidak memiliki titik
persekutuan.
b. Garis berimpit bidang
Garis dikatakan terletak pada bidang jika garis dan bidang sekurang-kurangnya
mempunyai dua titik persekutuan.
c. Garis memotong bidang
Garis menembus bidang jika garis dan bidang hanya mempunyi sebuah titik persekutuan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini :

10
Contoh soal kedudukan garis dan bidang :
Perhatikan gambar dibawah ini :

Diketahui kubus ABCD.EFGH Tentukan rusuk :


a. Berpotongan dengan BD
b. Sejajar dengan BC
c. Bersilang dengan EG
d. Terletak pada bidang ABCD
e. Sejajar dengan bidang ABCD
f. Menembus bidang ABCD
Jawab :
a. Rusuk yang berpotongan dengan BD, adalah : AC, AD, BC, CD, AB, BF, DH,
b. Rusuk yang sejajar dengan BC adalah : AD, FG dan EH
c. Rusuk yang bersilangan dengan EG, adalah : HF, BF, AD, BC, AB dan DC
d. Rusuk yang terletak pada bidang ABCD : AB, BC, CD, dan AD

11
e. Rusuk yang sejajar dengan bidang ABCD : EF, EH, FG, dan GH
f. Rusuk yang menembus bidang ABCD : AE, BF, CG, dan DH.

C. Kedudukan Dua Bidang


Jika ada dua buah bidang, maka kejadian yang dapat terjadi, yaitu: kedua bidang tersebut
berpotongan atau kedua bidang tersebut saling sejajar. Dua buah bidang 𝛼 dan 𝛽 dikatakan
berpotongan, jika keduanya bersekutu tepat pada sebuah garis. Garis persekutuan tersebut
dinamakan garis potong antara bidang 𝛼 dan bidang 𝛽; dilambangkan dengan garis (𝛼, 𝛽).
Perhatikan Gambar 8.(1) ! Dengan demikian garis (𝛼, 𝛽) merupakan himpunan semua titik
yang terletak pada bidang 𝛼 dan juga pada bidang 𝛽.

Dua buah bidang, 𝛼 dan 𝛽, dikatakan sejajar, jika keduanya tidak bersekutu pada satu titik pun.
Perhatikan Gambar 8.(2)

Kedudukan dua bidang dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Dua bidang V dan W dikatakan berimpit jika titik yang terletak pada bidang V juga terletak
pada bidang W, atau setiap titik pada bidang W juga terletak pada bidang V.
b. Dua bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang tersebut tidak mempunyai titik
persekutuan.
c. Dua bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu tepat memiliki sebuah garis
persekutuan.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini

12
D. Kedudukan Tiga Bidang
Jika ada tiga buah bidang, yang ketiganya berbeda, maka kejadian yang dapat terjadi, yaitu
ketiganya berpotongan atau ketiganya saling sejajar. Jika ketiga bidang tersebut berpotongan
maka dapat terjadi ketiganya berpotongan di satu titik, ketiganya berpotongan di satu garis,
atau sepasang-sepasang dari ketiganya berpotongan pada satu garis dan terbentuk tiga buah
garis yang saling sejajar.

13
Gambar 9 merupakan sebuah ilustrasi yang dapat terjadi antara bidang-𝛼, bidang-𝛽, dan
bidang-𝛾. Ilustrasi yang disajikan dalam bentuk skema tersebut dimulai dengan kejadian antara
bidang-𝛼 dan bidang- 𝛽, dan dilengkapi dengan kehadiran bidang-𝛾. Antara bidang-𝛼 dan
bidang −𝛽, dapat keduanya berpotongan atau keduanya sejajar [Perhatikan Gambar 9.(1)
dan Gambar 9.(2)].
Pada Gambar 9.(1), bidang-𝛼 dan bidang-𝛽 berpotongan, perpotongannya berupa garis s
atau garis (𝛼, 𝛽). Jika ada bidang lain, misalnya bidang-𝛾, maka kejadian yang dapat terjadi,
yaitu: (a) bidang-𝛾 memotong garis s tepat di satu titik, (b) bidang-𝛾 memuat garis s

14
seluruhnya, atau (c) bidang-𝛾 sejajar dengan garis s. Gambar 9.(1).(a). menunjukkan bidang-
𝛾 memotong garis s tepat di satu titik yaitu di titik P. Hal tersebut juga berarti garis s atau garis
(𝛼, 𝛽), garis (𝛼, 𝛾), dan garis (𝛽, 𝛾), ketiganya saling berpotongan dan perpotongannya tepat di
satu titik, yaitu titik P. Gambar 9.(1).(b). menunjukkan bidang-𝛾 memuat seluruh garis s. Hal
tersebut berarti bidang-𝛼, bidang-𝛽, dan bidang-𝛾, ketiganya berpotongan pada satu garis,
yaitu garis s. Jadi setiap titik pada garis s seluruhnya terletak pada bidang-𝛼, bidang-𝛽, dan
bidang-𝛾. Gambar 9.(1).(c). menunjukkan bidang-𝛾 sejajar dengan garis s. Karena garis s
merupakan perpotongan antara bidang-𝛼 dan bidang-𝛽, sedangkan garis s sejajar dengan
bidang-𝛾, maka garis (𝛼, 𝛾) dan garis (𝛽, 𝛾) juga sejajar dengan garis s. Jadi garis s || garis (𝛼, 𝛾)
|| garis (𝛽, 𝛾).
Pada Gambar 9.(2), bidang-𝛼 dan bidang-𝛽 tidak berpotongan, namun keduanya saling
sejajar. Jika ada bidang lain, misalnya bidang-𝛾, maka kejadian yang dapat terjadi, yaitu: (a)
bidang-𝛾 memotong bidang-𝛼 maupun bidang-𝛽, atau (b) bidang-𝛾 sejajar dengan salah satu
bidang-𝛼 atau bidang-𝛽. Gambar 9.(2).(a). menunjukkan bidang-𝛾 memotong bidang-𝛼.
Karena bidang-𝛼 sejajar dengan bidang-𝛽 maka bidang-𝛾 juga memotong bidang-𝛽.
Akibatnya garis-garis perpotongan di antara kedua bidang tersebut juga sejajar. Jadi garis (𝛼, 𝛾)
sejajar dengan garis (𝛽, 𝛾) atau garis (𝛼, 𝛾) || garis (𝛽, 𝛾). Sedangkan Gambar 9.(2).(b).
menunjukkan bidang-𝛾 sejajar dengan bidang-𝛼. Karena bidang-𝛼 sejajar dengan bidang-𝛽 ,
dan bidang-𝛾 sejajar dengan bidang-𝛼, maka bidang-𝛾 juga sejajar dengan bidang-𝛽. Jadi
bidang-𝛼 || bidang-𝛽 || bidang-𝛾.
Tiga buah bidang mempunyai tiga garis potong, ketiga garis potong itu melalui suatu titik
atau sejajar .
Jika dua dari tiga garis potong tiga buah bidang berpotongan , maka garis potong yang
ketiga melalui titik potong itu.
Misalkan diketahui : bidang-bidang U,V dan W ; (U,V) dan (U,W) berpotongan di T.
buktikan : (V,W) melaui T

15
a. T terletak pada (U,V) → T terletak pada V
b. T terletak pada (U,W) → T terletak pada W
Maka : T terletak pada (V,W) atau (V,W) melalui T.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dua buah garis dapat terjadi keduanya sebidang atau tak-sebidang. Jika dua garis sebidang,
maka dapat terjadi kedunya berpotongan atau sejajar. Sedangkan jika dua buah garis tak-
sebidang, maka keduanya dikatakan bersilang. Sedangkan Jika ada suatu garis dan suatu
bidang, maka kejadian yang dapat terjadi, yaitu garis tersebut memotong/menembus bidang
tersebut, garis tersebut sejajar dengan bidang tersebut, atau garis tersebut terletak pada bidang
tersebut. Ada tiga macam kedudukan garis pada bidang. Pertama, garis yang sejajar pada
bidang. Kedua, garis yang berimpit pada bidang, dan yang ketiga garis yang memotong bidang.

Jika ada dua buah bidang, maka kejadian yang dapat terjadi, yaitu: kedua bidang tersebut
berpotongan atau kedua bidang tersebut saling sejajar. Dua buah bidang 𝛼 dan 𝛽 dikatakan
berpotongan, jika keduanya bersekutu tepat pada sebuah garis. Sedangkan Jika ada tiga buah
bidang, yang ketiganya berbeda, maka kejadian yang dapat terjadi, yaitu ketiganya
berpotongan atau ketiganya saling sejajar. Jika ketiga bidang tersebut berpotonganmaka dapat
terjadi ketiganya berpotongan di satu titik, ketiganya berpotongan di satu garis, atau sepasang-
sepasang dari ketiganya berpotongan pada satu garis dan terbentuk tiga buah garis yang saling
sejajar

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan belum mampu
mengupas secara keseluruhan materi yang dibahas. Oleh karena itu, mohon saran dan kritik
yang membangun agar kedepannya makalah ini lebih baik dan dapat bermanfaat bagi semua
orang.

17
DAFTAR PUSTAKA
Adriansah, M. S. (2006). Garis Dan Bidang Dalam Ruang Euclid Berdimensi N. Universitas
Negeri Semarang.

Ikhsan, M., & Juandi, D. (2015). Analisis Penguasaan Siswa Sekolah Menengah Atas pada Materi
Geometri. Didaktik Matematika, 2(1), 64–70.

Karso. (2010). MATERI KURIKULUM MATEMATIKA SMA (Nining (ed.)). Universitas Terbuka.

Trimahyuni, I. (2010). ANALISIS PERSEPSI SISWA PADA SUBPOKOK BAHASAN


KEDUDUKAN DUA GARIS KELAS VIIE SMP NEGERI 2 MOJOSONGO BOYOLALI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2008 / 2009. Universitas Sebelas Maret.

18

Anda mungkin juga menyukai