Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Geometri Dasar
Dosen Pembimbing : Dewi Ambarsari, S.Pd, M.Pd.
Disusun Oleh :
1. Rokhanah (23070210035)
2. Nadia Wahyu Putrianingsih (23070210020)
3. Listi Waroh (23070210030)
KELAS 1B
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalaualaikum.wr.wb
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami sebagai semestinya. Sholawat
dan salam juga tak lupa pula kami limpahkan kepada baginda nabiullah Muhammad SAW
selaku tokoh revormasi bagi kita sekalian yang mengajarkan kepada kebenaran khusunya bagi
umat muslim yang telah menunjukkan kepada kita jalan kebenaran dan kebaikan terutama yang
masih tetap teguh pendirian sampai hari ini.
Makalah ini di buat bertujuan memenuhi kewajiban kami selaku mahasiswa dalam rangka
memenuhi tugas yang telah diberikan danmerupakan pra-syarat dalam memperoleh nilai pada
mata kuliah” Geometri Dasar”. Makalah ini di susun berdasarkan referensi yang ada ,serta
merupakan gabungan dari teman-teman, yang inti dari makalah ini adalah membahas masalah
“kesebangunan segitiga dan kekongkruenan” .
Dalam penyusunan materi ini, kami sadar sepenuhnya atas kekurangan dan kesempurnaan
sehiingga di butuhkan masukan dari berbagai pihak dami kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga Allah SWT. Selalu menyertai dan meridhoi kita bersama dalam upaya untuk ikut
mencerdaskan kehidupan yang berbudi pekerti luhur.
Aamin Ya Rabbal’Alamin.
Wassalamualaikum.wr.wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUl……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………2
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………21
B. Saran……………………………………………………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...22
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Disekitar kehidupan kita banyak kita jumpai satu benda yang memiliki bentuk yang
sama tapi dengan ukuran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Misalnya,
miniature bangun serta bangunan itu sendiri, peta daerah dengan daerah sesungguhnya,
dan masih banyak lagi.
Dua bangun datar mempunyai bentuk yang sama dan perbandingan bagian yang
bersesuaian yang sama maka bangun tersebut disebut sebangun. Sedangkan dua bangun
datar yang bersusaian sama besar dan sisi , yang bersesuaian mempunyai Panjang yang
sama maka diisebut dengan kongruen. Adanya kekongruenan antara dua benda akan
berguna mengungkapkan informasi berkaitan dengan benda-benda dengan memanfaatkan
informasi pada benda pertama atau sebaliknya.
Kesebangunan dan kekongruenan merupakan salah satu bagian dari materi
matematika yang dinilai cukup sulit untuk para siswa terutama pada bagian kesebangunan
segitiga. Sehingga salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa adalah
mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep kesebangunan dan kongruen
2. Jelaskan syarat kesebangunan dan kongruen
3. Jelaskan sifat-sifat kesebangungan dan kongruen
4. Jelaskan contoh kesebangunan dan kongruen
5. Jelaskan aplikasi kesebangunan dan kongruen
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep kesebangunan dan kongruen
2. Untuk mengetahui syarat kesebangunan dan kongruen
3. Untuk mengetahui sifat-sifat kesebanguan dan kongruen
4. Untuk mengetahui contoh kesebangunan dan kongruen
5. Untuk mengetahui aplikasi kesebangunan dan kongruen dalam kehidupan sehari hari
1
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Kesebangunan
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
dan sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi-
sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama maka kedua
persegipanjang tersebut sebangun. Sedangkan Jika pada dua segitiga perbandingan
sisi-sisi yang bersesuaian sama maka kedua segitiga tersebut sebangun
2. Kongruen
permukaan dua lembar uang seribu rupiah bergambar Kapitan Patimura maka akan
tampak permukaan kedua uang itu sama bentuk maupun ukurannya. Kedua
permukaan uang itu dikatakan sama dan sebangun atau sering disebut kongruen. Dua
bangun datar dikatakan kongruen ukuran dan bentuk yang tepat sama. Juga dikatakan
kongruen apabila mempunyai sifat yaitu sisi yang seletak sama Panjang dan sudut-
sudut yang seletak sama besar.
2
Sudut–sudut yang bersesuaian sama besar
Contoh 1
Jika segitiga ABC sebangun dengan DEF, maka tentukan panjang sisi EF.
Penyelesaian:
Diketahui:
panjang sisi AB = 5 cm
panjang sisi BC = 4 cm
panjang sisi DE = 30 cm
ABDE=BCEF
⇔530=4EF
⇔16=4EF
⇔EF=24
Jadi, panjang sisi EF adalah 24 cm.
Contoh 2
3
Jika ΔABC sebangun dengan ΔPQR, maka tentukan:
Penyelesaian:
Diketahui:
ΔABC sebangun dengan ΔPQR
panjang sisi AB = 6 cm
panjang sisi BC = 8 cm
∠ABC = 90⁰ (sudut siku-siku)
panjang sisi PQ = 9 cm
∠PQR = 90⁰ (sudut siku-siku)
Ini berarti:
sisi AB bersesuaian dengan PQ
sisi BC bersesuaian dengan QR
∠ABC bersesuaian dengan ∠PQR
Jadi, syarat yang memenuhi segitiga tersebut sebangun adalah sisi, sudut, sisi (s, sd,
s).
Panjang sisi QR
⇔2QR=24
4
⇔QR=12
Jadi, panjang QR = 12 cm.
Panjang sisi PR
Apabila ABD digeser ke kanan tanpa memutar dengan arah AB maka diperoleh
A B (A menempati B)
B C (B menempati C)
D E (D menempati E)
AB BC sehingga AB = BC
BD CE sehingga BD = CE
AD BE sehingga AD = BE
Hal ini menunjukkan bahwa dua segitiga yang kongruen
memenuhi sifat umum berikut.
Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
Dalam penggeseran ABE dengan arah ABuuuu r u r , diperoleh pula
DAB EBC sehingga EAB = FBC
DBA ECB sehingga DBA = ECB
5
ADB BEC sehingga ADB = BEC
Hal ini menunjukkan bahwa dua segitiga yang kongruen
memenuhi sifat umum berikut.
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Contoh
a. Pada gambar di atas, PQ diputar setengah putaran dengan pusat O (titik O di luar PQ)
sehingga bayangannya P’Q’. Selidiki apakah ¾POQ kongruen dengan P'OQ' ?
Jelaskan hasil penyelidikanmu.
Penyelesaian:
PQ diputar setengah putaran terhadap pusat O, diperoleh
1). PQ P'Q' sehingga PQ = P'Q'
PO P'O sehingga PO = P'O
QO Q'O sehingga QO = Q'O
2). QPO Q'P'O sehingga QPO = Q'P'O
PQO P'Q'O sehingga PQO = P'Q'O
POQ P'OQ' sehingga POQ = P'O'Q
Dari penjelasan (a) dan (b) maka POQ kongruen dengan
P'OQ' , ditulis POQ
b. Pada gambar di samping, ABC kongruen dengan PQR. Tentukan:
1) besar ACB dan PQR;
2) panjang sisi QR.
Penyelesaian:
6
1) ABC kongruen dengan PQR maka
ACB = PRQ = 62°
ABC = 180° – (BAC + ACB)
= 180° – (54° + 62°) = 64°
PQR = ABC = 64°.
2) ABC kongruen dengan PQR maka
QR = BC = 18 cm.
(i)
7
(ii) TPS = RPQ, PTS = PRQ, PST = PQR.
Jadi, PST sebangun dengan PQR. Selanjutnya, amati Gambar 1.12(a). Pada gambar
tersebut, ABC adalah segitiga dengan:
AB = c; BC = a; AC = b
A=;B=;C=.
Jika kamu buat segitiga lain yang panjang sisi-sisi bersesuaiannya dua kali
panjang sisi-sisi ABC maka diperoleh KLM seperti pada Gambar 1.12(b).
8
Ukurlah panjang sisi-sisi PQR.Dari pengukuran tersebut, kamu akan
memperoleh hubungan berikut.
Contoh:
1. Coba kamu selidiki apakah ABC dan A'B'C' pada gambar di samping sebangun?
Jelaskan hasil penyelidikanmu.
Penyelesaian:
Amati ABC.
( AC)2 = (AB)2 + (BC)2
( AC)2 = 82 + 62
( AC)2 = 100
9
2. Amati Gambar 1.13.
a. Jika DE // BC, apakah ¾ADE sebangun dengan ABC?
b. Jika BC = 6 cm, CE = 3 cm, dan AE = 6 cm, tentukan panjang DE.
Penyelesaian:
a. Pada DE dan ABC tampak bahwaDAE = ¾BAC (berimpit)
ADE = ABC (sehadap)
AED = ACB (sehadap)
Jadi, sudut-sudut yang bersesuaian dari ABC dan ADE sama besar sehingga
ABC se bangun dengan ADE.
b. ADE sebangun dengan ABC. Oleh karena itu,
Jadi,DE= 4cm
2. Syarat Dua Segitiga Kongruen
Pada bagian sebelumnya, kamu sudah mengetahui bahwa dua segitiga akan
kongruen jika sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar. Dengan demikian, kamu harus menghitung setiap
panjang sisi dan besar sudut kedua segitiga untuk membuktikan kekongruenan
10
dua segitiga tersebut. Tentunya hal ini akan menyita waktu. Apakah kamu tahu
cara lain yang lebih efektif?
1. Sisi-Sisi yang Bersesuaian Sama Panjang
(s.s.s)
2. Dua Sisi yang Bersesuaian Sama Panjang dan Sudut yang Diapitnya Sama
Besar (s.sd.s)
11
Amati Gambar 1.22. Pada gambar tersebut, DE = KL, D = K, dan DF = KM.
Ukurlah panjang EF dan LM, besar E dan L, serta besar F dan M. Berdasarkan
hasil pengukuran
tersebut, kamu akan memperoleh hubungan EF = LM, E = L, dan F = M.
Dengan demikian, pada DEF dan KLM berlaku
(i) DE = KL, EF = LM, DF = KM;
(ii) D = K, E = L, F = M.
Hal ini menunjukkan bahwa DEF dan KLM memenuhi
sifat dua segitiga yang kongruen. Jadi, DEF KLM.
Uraian tersebut memperjelas sifat berikut.
3. Dua Sudut yang Bersesuaian Sama Besar dan Sisi yang Berada di Antaranya
Sama Panjang (sd.s.sd)
12
4. Dua Sudut yang Bersesuaian Sama Besar dan Sisi yang Berada di Hadapannya
Sama Panjang (sd.sd.s)
Amati Gambar 1.24. Pada gambar tersebut, A = X, B = Y, dan BC = YZ.
Ukurlah besar C dan Z, panjang AB dan XY, serta panjang AC dan XZ. Dari
hasil pengukuran tersebut kamu akan memperoleh hubungan C = Z, AB = XY,
dan AC = XZ.
Dengan demikian, pada ABC dan XYZ berlaku
(i) ¾A = ¾X, ¾B = ¾Y, dan ¾C = ¾Z;
(ii) AB = XY, BC = YZ, dan AC = XZ.
Hal ini menunjukkan bahwa ABC dan XYZ memenuhi sifat dua segitiga yang
kongruen. Jadi, ABC XYZ. Berdasarkan uraian tersebut, dapatkah kamu
menemukan sifat berikut?
Contoh:
13
b. sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun tersebut sama besar. 2.
Bangun-bangun yang memiliki bentuk dan ukuran sama dikatakan
bangun - bangun yang kongruen.
3. Syarat dua segitiga sebangun adalah sisi-sisi yang bersesuaian sebanding atau
sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
4. Syarat dua segitiga kongruen:
a. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (s.s.s); atau
b. Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya
sama besar (s.sd.s); atau
c. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang berada di antaranya
sama panjang (sd.s.sd); atau
d. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang berada di
hadapannya sama panjang (sd.sd.s)
D. CONTOH SOAL
3. Segitiga Kongruen
Bukti:
Pernyataan Alasan
̅̅̅̅̅ ≅ 𝑀𝑃
1. 𝑀𝑁 ̅̅̅̅̅ Diketahui
2. ∠1 = ∠2 Diketahui
3. ̅̅̅̅̅
𝑀𝑄 ≅ ̅̅̅̅̅
𝑀𝑄 Segmen kongruen dengan dirinya (sifat
refleksi)
4. ∆𝑀𝑁𝑄 ≅ ∆𝑀𝑃𝑄 Postulat kongruensi Si-Su-Si
2. Buktikan ̅̅̅̅
𝐷𝐶 ≅ ̅̅̅̅
𝐶𝐷
̅̅̅̅
Diketahui: C titik tengah 𝐵𝐷
Bukti:
14
Pernyataan Alasan
1. C titik tengah ̅̅̅̅
𝐵𝐷 Diketahui
̅̅̅̅
2. 𝐵𝐶 ≅ 𝐶𝐷̅̅̅̅ Definisi titik tengah
A. Segitiga Sebangun
1. Perhatikan gambar berikut!
15
2. Diketahui DEF dan PQR sebangun, panjang DE = 9cm, dan DF = 6cm, PQ =
18cm, PR = 10cm, dan QR = 20 cm. Perbandingan sisi pada kedua sudut berikut
adalah
Jawab:
𝐷𝐹 𝐷𝐸 𝐸𝐹
= =
𝑃𝑅 𝑃𝑄 𝑄𝑅
6 9 12
= =
10 15 20
3 3 3
= =
5 5 5
3. Pada suatu siang, seorang siswa yang tingginya 160 cm berdiri di samping menara
. Jika pada saat yang sama panjang bayangan siswa tersebut adalah 2m,
sedangakan panjang bayangan menara adalah 8m, berapakah tinggi menara?
Jawab:
Sketsa masalah tersebut tergambar sepert di samping. Tinggi siswa adalah 160
cm, panjang bayangan siswa adalah 2m (200cm), dan panjang bayangan menara
adalah 8m (800cm). Pada gambar tersebut terdapat sisi yang bersesuaian yaitu
tinggi siswa dengan tinggi menara dan panjang bayangan siswa dengan panjang
bayangan menara
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑀𝑒𝑛𝑎𝑟𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑛𝑎𝑟𝑎
=
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
Misalnya tinggi menara adalah t cm maka dengan menggunakan perbandingan
dalam kesebangunan diperoleh
𝑡 800
=
160 200
200𝑡 = 160 × 800
128000
𝑡=
200
𝑡 = 640
Jadi tinggi menara adalah 640cm (6,4m)
16
Konsep kesebangunan dan kongruensi dua segitiga dapat diterapkan untuk mengukur
tinggi gedung, tinggi pohon, tinggi tiang, tinggi menara dan objek-objek lainnya. Jadi
dengan konsep tersebut kita bisa mengukur suatu benda yang tinggi dengan mudah.
Pentingnya kesebangunan atau kekongruenan adalah ketika kita mau ukur tinggi suatu
menara atau gedung bertingkat, kita tidak perlu naik untuk mengukurnya. Hanya perlu
mengambil tongkat yang sebangun dengan gedung tersebut kita sudah bisa menghitung
tinggi dari gedung itu.
Contoh kesebangunan
1. Foto berskala. ketika mencetak foto, negatif foto dan foto yang sebenarnya adalah
sebangun.
Contoh Kekongruenan
1. Pemasangan ubin di lantai. Ubin-ubinnya sama besar dan sudut yang bersesuaian adalah
sama.
2. pemasangan jendela-jendela pada suatu ruangan. Antara satu jendela dengan jendela lain
biasanya adalah kongruen
3. Loker - loker di sekolah. Satu paket loker biasanya terdiri dari banyak loker, yang
ukurannya adalah kongruen.
4. Atap suatu bangunan. Biasanya ukuran atap saling kongruen satu sama lain
5. Rak sepatu. Biasanya bagian atas dengan bawahnya memiliki ukuran yang kongruen
17
Latihan Soal
1 Segitiga ABC memiliki panjang sisi berturut-turut 12 cm, 6 cm, dan 9 cm seperti pada gambar
berikut ini!
4 b) panjang DB
18
5 Perhatikan gambar berikut
1. Hitunglah panjang sisi yang belum diketahui pada keempat segitiga tersebut.
2. Segitiga mana saja yang sebangun dengan segitiga BAC?
19
Contoh soal 5 dua segitiga sebangun
1. Sebutkan sudut-sudut yang sama besar pada ∆FGE dan ∆CDE beserta alasannya.
2. Tulislah perbandingan senilai sisi-sisi yang bersesuaian.
3. Jika panjang FG = 8 cm, GE = 9 cm, DG = 3 cm, dan CE = 8 cm, hitunglah panjang
CD, FE dan CF.
Tentukan panjang DE
20
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Bangun geometri dapat dikatakan sebangun asalkan memiliki besar sudut yang bersesuaian dan sama
besar.tidak hanya besar sudut yang bersesuaian dan sama besar, tetapi perbandingan antara sisi yang
bersesuaian juga harus sama. Sedangkan kekongruenan menyatakan bahwa sebuah bangun geometri
bersifat kongruen kalo memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
Saran
Agar kita bisa menguasai materi kesebangunan dan kongruensi dua segitiga, sebaiknya kita banyak
berlatih soal-soal yang berkaitan dengan materi ini
21
DAFTRA PUSTAKA
dkk, R. S. (2008). MATEMATIKA Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah Kelas IX Edisi 4.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wahyu Djumanto, S. D. (2008). Belajar Aktif Matematika dan Menyenangkan. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
22