Kesebangunan
Hubungan antara dua bangun datar dikatakan sebangun jika memenuhi syarat berikut.
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
Panjang sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama
Kesebangunan dinotasikan dengan
atau
Bentuk 2
Kesebangunan pada Trapesium
Bentuk 1
atau
Bentuk 2
Kekongruenan
Dua benda atau lebih dikatakan kongruen jika memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
Kekongruenan dilambangkan dengan .
Syarat Kekongruean pada segitiga:
Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (sisi, sisi, sisi)
Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapit oleh kedua sisi tersebut sama
besar (sisi, sudut, sisi)
Satu sisi dan dua sudut yang bersesuaian pada sisi itu sama besar (sudut, sisi, sudut)
Variasi soal pada kesebangunan dan kekongruenan sangat banyak. Berikut ini ada tiga tipe
contoh soal yang keluar di Ujian Nasional beserta pembahasannya.
Contoh 1
Febri mempunyai tinggi badan 150 cm. Ia berdiri pada titik yang berjarak 10 m dari sebuah
gedung. Ujung bayangan Febri berimpit dengan ujung bayangan gedung. Jika panjang
bayangan Febri adalah 4 m, maka tinggi gedung adalah ….
A. 5,25 m
B. 5,50 m
C. 6,25 m
D. 6,75 m
SOAL UN MATEMATIKA SMP 2016
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut!
Jawaban: A
Contoh 2
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan pada soal, kita dapat mengetahui ukuran masing-masing sisi, seperti
terlihat pada gambar berikut.
Sehingga,
Jawaban: D
Contoh 3
“Lebar Sungai”
Andi ingin mengetahui lebar sungai. Di seberang sungai terdapat sebuah pohon. Untuk itu dia
menancapkan tongkat sehingga berada pada posisi A, B, C, dan D dengan ukuran seperti pada
gambar.
Andi ingin mengukur lebar sungai dari tongkat D sampai pohon. Berapa lebar sungai tersebut?
A. 11 m
B. 12 m
C. 15 m
D. 16 m
SOAL UN MATEMATIKA SMP 2016
Pembahasan:
Perhatikan sketsa berikut!
SUMBER : https://idschool.net/smp/kesebangunan-dan-kekongruenan/
BAB 1
Kedua bangun di atas, ABCD dan KLMN adalah dua bangun yang sebangun, karena
memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Pasangan sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama, yaitu:
Pasangan sisi AD dan KN = AD/KN = 3/6 = 1/2
Pasangan sisi AB dan KL = AB/KL = 3/6 = 1/2
Pasangan sisi BC dan LM = BC/LM = 3/6 = 1/2
Pasangan sisi CD dan MN = CD/MN = 3/6 = 1/2
Jadi, AD/KN = AB/KL = BC/LM = CM/MN
Jadi :
b. Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu :
Perhatikan segitiga berikut :
Pada segitiga siku-siku dapat dibuat garis tinggi ke sisi miring, maka diperoleh rumus :
Kongruenan Bangun
1. Dua bangun datar yang kongruen
Perhatikan dua bangun datar berikut !
KL = PQ
LM = QR
MN = RS
NK = SP
KLMN dan PQRS kongruen. Dua bangun dikatakan kongruen jika kedua bangun tersebut memiliki
bentuk dan ukuran yang sama.
2. Dua segitiga yang kongruen
Secara geometris dua segitiga konsruen adalah dua segitiga yang saling menutpi dengan tepat. Sifat
dua segitiga kongruen :
a. Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
b. Sudut yang bersesuaian sama besar.
Syarat dua segitiga kongruen adalah sebagai berikut :
Dua sisi dan satu sudut apit yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)
AB = PQ (sisi)
BC = QR (sisi)
c. Satu sisi api dan dua sudut bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut)
AC = RP (sisi)
CONTOH SOAL
Pada gambar di bawah diketahui AB = 6 cm dan BC. Tentukan
a. AC;
b. AD;
c. BD.
Jawab:
a. AC2 = AB2+BC2
= 62 + 82
= 36+64
= 100
AC = √100 = 10
b. AB2 = AD x AC
62 = AD x 10
36 = AD x l0
AD =36/10
= 3,6 cm
DC = l0 cm – 3,6cm
= 6,4 cm
c. BD2 = AD x DC
= 3,6 x 6,4
= 23,04
BD = √23,04 = 4,8 cm
SUMBER : https://iputuwidyantara.wordpress.com/2013/12/20/13/
Kesebangunan dan Syarat-syaratnya
A. Kesebangunan
Kesebangunan adalah kesamaan perbandingan panjang sisi dan besar sudut antara dua
buah bangun datar atau lebih. Pengertian kesebangunan seperti ini berlaku umum untuk
setiap bangun datar. Dua bangun datar dikatakan sebangun jika memenuhi dua syarat
berikut.
1) Panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun itu memiliki perbandingan senilai.
2) Sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun itu sama besar.
Salah satu syarat kesebangunan adalah sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Maksud
dari kata sama besar adalah ukuran sudutnya sebanding, Dua bangun yang kongruen pasti
sebangun, tetapi dua bangun yang sebangun belum tentu kongruen. Bangun-bangun yang
memiliki bentuk dan ukuran yang sama dikatakan bangun-bangun yang kongruen. Pengertian
kekongruenan tersebut berlaku juga untuk setiap bangun datar.
Jika persegipanjang ABCD sebangun dengan persegi panjang PQRS, hitung panjang QR.
Penyelesaian:
Salah satu syarat dua bangun dikatakan sebangun adalah sisi-sisi yang bersesuaian sebanding.
Oleh karena itu,
AB/PQ = BC/QR
2/6 = 5/QR
2QR = 30
QR = 15
Pada Segitiga
SUMBER : http://wijianti09.blogspot.com/2015/05/kesebangunan-dan-syarat-syaratnya.html
Menyelesaikan Masalah Tentang Kesebangunan dan Kekongruenan
1. Kesebangunan
Sekarang lihat lah hasil foto kamu. Aslinya kamu kan besar. Setelah difoto, kamu
tampak kecil. Namun demikian, ukuran tinggi dan gemuk/kurusnya sama persis kan?
Dua permasalahan tersebut merupakan proses pengecilan dari benda yang sebenarnya.
Kesebangunan pada hakekatnya adalah prosese pengecilan atau perbesaran dari
objek/benda dengan ukuran tertentu. Jadi, perbandingan pada unsur-unsur yang
mengalami perubahan dengan yang mula-mula memiliki nilai sama.
Secara Matematika, dua bangun dikatakan sebangun apabila mempunyai syarat seperti
dibawah ini.
1. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama besar.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Jawaban:
Kedua trapesium di atas sebangun, maka perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama.
Sisi AB sebangun dengan sisi KL.
Sisi AD sebangun dengan sisi KN.
Untuk menentukan panjang KN dihitung dengan cara berikut.
Contoh 1
Perhatikan bangun di bawah ini.
Tentukan panjang AE dan BE.
Jawaban:
Perhatikan segitiga ABE dan segitiga CDE. Tampak bahwa sudut dalam kedua segitiga
tersebut bersesuaian.
<ABE = < DCE
<BEA = < CED (Bertolak belakang)
<EAB = <EDC
Dengan demikian Segitiga ABE dan segitiga CDE sebangun.
Selanjutnya menentukan panjang AE dan BE dengan perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian.
Contoh 2
Perhatikan gambar di bawah ini.
Jawaban:
Berdasarkan gambar di atas, tampak segitiga ABC dan segitiga AED sebangun. besar
sudut-sudut dalam segitiga kedua segitiga tersebut sama.
Perhatikan kesesuaian sudut-sudut dalam segitiga ABC dan AED.
<CAB =< DAE (setitik sudut)
<ABC = < AED (sehadap)
< BCA = < EDA (Sehadap)
dengan demikian diperoleh hubungan sisi-sisi yang bersesuaian sebagai berikut.
Sisi AB bersesuaian dengan sisi AE
Sisi BC bersesuaian dengan sisi ED
Sisi AC bersesuaian dengan sisi AD
Akhirnya diperoleh hubungan perbandingan sebagai berikut.
SUMBER : http://imathsolution.blogspot.com/2015/10/kesebangunan-dan-kekongruenan.html
Materi Inti Kesebangunan Dan Kekongruenan
Saturday, July 22nd 2017. | Bangun Datar
advertisements
Kesebangunan merupakan materi matematika ketika kita duduk dibangku SLTP, secara tepatnya SMP
kelas 9. Materi matematika pertama yang akan kita bahas sekarang ini akan semakin mudah temen-
temen pahami jika temen-temen sudah suka dengan pelajaran matematika. Dengan demikian, untuk
menumbuhkan rasa suka terhadapat pelajaran matematika, Rumus Matematika selalu berusaha
memberikan berbagai materi beserta solusi pemahaman soalnya. Langsung saja mari kita bahas
bersama materi kesebangunan berikut ini.
Materi Inti Kesebangunan Dan Kekongruenan
Kesebangunan
Ketika mendengar kata sebangun, apa yang ada dalam pikiran temen-temen? Temen-temen pastinya
dirumah memiliki foto ketika sedang rekreasi misalnya, atau ketika sedang ada acara keluarga. Nah
foto tersebut terkadang ingin temen-temen perbesar untuk dipajang pada bingkai foto ataupun
diperkecil agar dapat masuk dalam dompet. Foto dalam kejadian ini yang dapat diperbesar ataupun
diperkecil merupakan contoh kesebangunan karena walaupun foto tersebut sudah menjadi lebih besar
ataupun lebih kecil tetapi dengan perbandingan ukuran yang sama.
Jadi dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun bangun tersebut memiliki perbandingan yang
senilai.
Sudut – sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
Kesebangunan Pada Segitiga
Berbeda dengan bangun datar yang lain, syarat-syarat untuk membuktikan kesebanguna pada segitiga
memiliki keistimewaan. Unsur-unsur yang harus dipenuhi syaratnya untuk membuktikan kesebangunan
pada segitiga adalah sebagai berikut.
adversitemens
Ketika kita memperhatikan lantai rumah kita, terdapat ubin-ubin yang dipasang dilantai dengan bentuk
dan ukuran yang sama. Pada matematika, dua buah benda atau lebih yang memiliki bentuk dan ukuran
sama disebut benda-benda yang kongruen. Sekarang pastinya temen-temen sudah bisa menyebutkan
contoh lain dari benda yang kongruen.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa dua bangun atau lebih dikatakan kongruen jika bangun – bangun
tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama serta sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Kekongruenan Segitiga
Pada segitiga terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dua buah segitiga dikatakan
kongruen, yaitu :
Semoga setelah membaca materi inti dari kesebangunan dan kekongruenan ini, temen-temen sudah
paham apa yang dimaksud dengan kesebangunan dan kekongruenan, dapat menyebutkan contoh dari
kesebangunan dan kekongruenan serta dapat menyelesaikan soal kesebangunan dan kekongruenan.
Agar lebih ahli dalam kesebangunan serta kekongruenan baca juga artikel mengenai soal-soal
kesebangunan dan kekongruenan. Semoga bermanfaat dan selamat belajar.
SUMBE R: http://rumus-matematika.com/materi-inti-kesebangunan-dan-kekongruenan/
Kesebangunan dan Kekongruenan Matematika SMP
(3)
Hola sobat idschool, pada halaman ini idschool akan mengupas tentang contoh soal
kesebangunan dan kekongruenan. Seperti kisi-kisi yang telah dikeluarkan BSNP, materi
kesebangunan dan kekongruenan akan kembali muncul di ujian nasional tahun 2019. Kisi-kisi
untuk kesebangunan dan kekongruenan diberikan dalam 3 (tiga) level kognitif, yaitu
pengetahuan dan pemahaman, aplikasi, dan penalaran. Halaman ini akan membahas kisi-kisi
UN 2019 dengan materi kesebangunan dan kekongruenan untuk level penalaran.
Simak kumpulan soal UN dengan materi kesebangunan dan kekongruenan pada pembahasan di
bawah.
Pembahasan:
Berdasarkan keterangan pada soal, kita dapat mengetahui ukuran masing-masing sisi, seperti
terlihat pada gambar berikut.
Sehingga,
Jawaban: D
“Lebar Sungai”
Andi ingin mengetahui lebar sungai. Di seberang sungai terdapat sebuah pohon. Untuk itu dia
menancapkan tongkat sehingga berada pada posisi A, B, C, dan D dengan ukuran seperti pada
gambar.
Andi ingin mengukur lebar sungai dari tongkat D sampai pohon. Berapa lebar sungai tersebut?
A. 11 m
B. 12 m
C. 15 m
D. 16 m
Pembahasan:
Perhatikan sketsa berikut!
Jawaban: B
Panjang EF adalah ….
A. 20 cm
B. 21 cm
C. 23 cm
D. 26 cm
Pembahasan:
Rumus singkat untuk mencari panjang EF adalah sebagai berikut.
Jawaban: C
Segitiga ABC adalah segitiga siku-siku samakaki. Jika AB = 10 cm dan CD garis bagi sudut C,
panjang BD adalah ….
Pembahasan:
Perhatikan gambar di bawah!
Jawaban: B
Pembahasan:
Rumus cepat untuk mendapatkan panjang PQ adalah
Cara mendapatkan rumus cepat di atas dapat dilihat pada halaman ini.
Jawaban: C
Segitiga ABC siku-siku di B kongruen dengan segitiga PQR siku-siku di P. Jika panjang BC = 8
cm dan QR = 10 cm, maka luas segitiga PQR adalah ….
A. 24
B. 40
C. 48
D. 80
Pembahasan:
Perhatikan gambar di bawah!
Segitiga ABC dan PQR kongruen, sehingga panjang BC = PQ = 8 cm. Panjang RP dapat
diperoleh menggunakan rumus pythagoras.
Jawaban: A
SUMBER : https://idschool.net/kesebangunan-dan-kekongruenan-matematika-smp-3/
Kesebangunan dan Kekongruenan
amin No Comments
A. Kesebangunan
Kesebangunan dilambangkan dengan ≈. Hubungan dua bangun datar dapat dikatakan
sebangun apabila memenuhi syarat seperti berikut.
Dua bangun datar diatas adalah sebangun. Oleh karena itu dua bangun datar diatas
memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
Sisi AD dan KN =
Sisi AB dan KL =
Sisi BC dan LM =
Sisi CD dan MN =
Segitiga ABC dan PQR adalah sebangun, karena memiliki sifat seperti berikut.
a. Perbandingan sisi yang sama besar bersesuaian sama besar, yaitu;
AC bersesuaian dengan PR =
AB bersesuaian dengan PQ =
BC bersesuaian dengan QR =
Apabila pada segitiga siku-siku diatas dibuat garis dari sudut A ke sisi miring BC
maka akan diperoleh rumus:
AB2 = BD x BC
AC2 = CD x CB
AD2 = BD x CD
B. Kekongruenan
Kekongruenan dilambangkan dengan ≅. Kedua benda dikatakan kongruen jika
memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
1. Dua bangun datar yang kongruen
Pada segitiga ABC dan segitiga PQR di atas, bahwa panjang AB = PQ, panjang AC =
PR, dan panjang BC = QR.
b. Sudut dan dua sisi yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)
Pada segitiga ABC dan segitiga PQR di atas, bahwa sisi AB = PQ, ∠B = ∠Q,
dan sisi BC = QR
c. Satu sisi apit dan dua sudut yang bersesuaian sama besar (sudut, sisi,
sudut)
Pada segitiga ABC dan segitiga PQR di atas bahwa, ∠A = ∠P, sisi AC = PR, dan ∠Q
= ∠R
Contoh Soal:
1. Perhatikan gambar berikut!
Pada bangun persegi panjang ABCD dan PQRS di atas adalah sebagun. Tentukan:
a. Panjang PQ
b. Luas dan keliling persegi panjang PQRS
Pembahasan:
a. Perbandingan sisi AB dengan AD bersesuaian dengan sisi PQ dan PS sehingga
Jadi, panjang PQ = 24
b. Mencari luas dan keliling persegi panjang PQRS dan
Pembahasan:
Gambar di atas adalah gambar bangun ΔABC dan ΔADE dan kedua bangun tersebut
adalah sebangun. Untuk menentukan DB, langkah yang dilakukan adalah menentukan
AB terlebih dahlu dan ambil perbandingan alas dan tinggi dari kedua sisi segitiga
seperti berikut.
Dengan demikian, DB = AB – AD = 15 cm – 10 cm = 5 cm
3. Perhatikan gambar segitiga dibawah ini!
Tentukan QR dan QU
Pembahasan:
Seperti penyelesaian pada soal nomor 2. Ambil perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian dari segitiga PQR dan segitiga SUR!
QU = QR – UR = 20 cm – 15 cm = 5 cm
Jadi, panjang sisi QR = 20 cm dan panjang sisi QU = 5 cm
Pembahasan:
Pada segitiga ABC dan EDC adalah sebangun, maka;
Pembahasan:
Segitiga ABC dan EDC di atas adalah sebangun, maka;
Pembahasan:
kedua segitiga SPQ dan RPS di atas adalah kongruen. Untuk mencari panjang QS,
maka tentukanlah terlebih dahulu panjang PS dan gunakanlah phytagoras akan didapat
angka 6 cm untuk panjang PS. Selanjutnya lakukan perbandingan sisi yang sesuai!
Pembahasan:
Buat satu garis yang sejajar dengan garis AD namakan CH seperti gambar berikut!
Setlah dibuat garis maka muncul sisi baru yaitu, AH = 15 cm, EG = 15 cm, dan HB =
13 cm. Kemudian ambil dua sisi segitiga yang sebangun GFC dan HBC selanjutnya
bandingkan sisi-sisi yang bersesuaian.
Dengan demikian panjang EF = EG + GF = 15 cm + 4 cm = 19 cm
Tentukan panjang sisi EF, apabila titik E dan titik F berturut-turut merupakan titik
tengah diagonal sisi DB dan diagonal sisi CA!
Pembahasan:
Menggunakan cara pertama,
Perhatikan garis DB yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen yaitu garis DE, EG,
dan GB.
Misal panjang DB adalah 2a, maka;
DE = a
EB = a
Dari kesebangunan segitiga DGC dan segitiga AGB maka diperoleh perbandingan
panjang garis DG : GB yaitu 2 : 1. Besar nilai perbandingan DG : GB sama dengan
2:1 diperoleh dari penyederhanaan perbandingan 24 cm : 12 cm. Sehingga,
Tentukan panjang TQ
Pembahasan:
Misalkan TQ = X, maka
Jadi, panjang TQ adalah 6 cm
10. Perhatikan gambar dibawah ini!
Pembahasan:
Buatlah garis bantu, beri nama, misalkan BG.
Bandingkan sisi segitiga besar BGC dan segitiga kecil BHF yang bersesuaian hingga
diperoleh panjang HF.
Kedua bangun di atas, ABCD dan KLMN adalah dua bangun yang sebangun,
karena memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Pasangan sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama, yaitu:
Jadi :
b. Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu :
Pada segitiga siku-siku dapat dibuat garis tinggi ke sisi miring, maka diperoleh
rumus :
Kongruenan Bangun
1. Dua bangun datar yang kongruen
Perhatikan dua bangun datar berikut !
KL = PQ
LM = QR
MN = RS
NK = SP
KLMN dan PQRS kongruen. Dua bangun dikatakan kongruen jika kedua bangun
tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
2. Dua segitiga yang kongruen
Secara geometris dua segitiga konsruen adalah dua segitiga yang saling menutpi
dengan tepat. Sifat dua segitiga kongruen :
a. Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
b. Sudut yang bersesuaian sama besar.
Syarat dua segitiga kongruen adalah sebagai berikut :
Dua sisi dan satu sudut apit yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)
AB = PQ (sisi)
BC = QR (sisi)
c. Satu sisi api dan dua sudut bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut)
AC = RP (sisi)
CONTOH SOAL
Jawab:
a. AC2 = AB2+BC2
= 62 + 82
= 36+64
= 100
AC = √100 = 10
b. AB2 = AD x AC
62 = AD x 10
36 = AD x l0
AD =36/10
= 3,6 cm
DC = l0 cm – 3,6cm
= 6,4 cm
c. BD2 = AD x DC
= 3,6 x 6,4
= 23,04
BD = √23,04 = 4,8 cm
SUMBER : https://laeliandriyanimatematika.wordpress.com/2017/03/20/bab-1-
kesebangunan-dan-kekongruenan/
Kesebangunan dan Kekongruenan
25MAR
Kesebanguan
Dua bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat :
Kedua bangun di atas, ABCD dan KLMN adalah dua bangun yang sebangun, karena memiliki sifat-
sifat sebagai berikut :
Jadi,
b. Besar sudut yang bersesuaian sama, yaitu :
Contoh 2 : Dua segi tiga yang sebangun
AC bersesuaian dengan PR =
AB bersesuaian dengan PQ =
BC bersesuaian dengan QR =
Jadi,
b. Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu :
Kekongruenan
Dua bangun dikatakan kongruen (sama dan sebangun) jika memenuhi syarat :
KL = PQ
LM = QR
MN = RS
NK = SP
KLMN dan PQRS kongruen, karena dua bangun dikatakan kongruen jika kedua bangun tersebut
memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
AC = PR (sisi)
BC = QR (sisi)
b. Dua sisi dan satu sudut apit yang bersesuaian sama besar (sisi, sudut, sisi)
AB = PQ (sisi)
∠B = ∠Q (sudut)
BC = QR (sisi)
c. Satu sisi apit dan dua sudut bersesuaian sama besar (sudut, sisi, sudut)
∠C = ∠R (sudut)
AC = RP (sisi)
∠A = ∠P (sudut)
Karena persegi panjang ABCD sebangun dengan KLMN, maka panjang sisi-sisi yang
bersesuaian dari kedua persegi panjang tersebut merupakan perbandingan yang
senilai. Sehingga,
Jadi, panjang sisi terpendek dari persegi panjang KLMN adalah 8 cm.
Jika diketahui AB = 144 cm dan BC = 108 cm, persegi panjang ABCD, BCGF, dan
EHGD merupakan persegi panjang-persegi panjang yang sebangun, tentukan luas
daerah AFHE!
SUMBER : https://yos3prens.wordpress.com/2014/09/10/soal-dan-pembahasan-kesebangunan-
dan-kekongruenan/
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai benda-benda dengan bentuk dan ukuran yang sama.
Sebagai contoh keramik-keramik yang terpasang di lantai, konblok yang terpasang di halaman
maupun di jalan, genteng yang tertata dengan rapinya di atap rumah, sekolah maupun gedung-gedung
yang lain.
Nah, dalam istilah matematika, dua atau lebih bangun datar dengan bentuk dan ukuran yang sama
dikatakan kongruen.
Benar sekali. Dua bangun datar dikatakan sebangun jika perbandingan antara panjang sisi-sisi yang
bersesuaian adalah sama.
Yuk kita cermati beberapa contoh soal berikut ini untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah
matematika terkait kekongruenan dan kesebangunan.
Contoh 1
Paul ingin mengganti tali yang ada pada tiang bendera di sekolahnya. Oleh karena itu, ia perlu
mengetahui berapa tinggi tiang bendera. Nah, untuk keperluan tersebut, ia berdiri di dekat tiang
bendera pada pagi hari yang cerah dan diketahui bahwa panjang bayangan Paul adalah 2,5 m,
sedangkan panjang bayangan tiang bendera adalah 6 m. Jika tinggi Paul 1,5 m, maka berapakah tinggi
tiang bendera?
Penyelesaian:
Berdasarkan informasi dalam soal, dapat kita buat sketsa sebagai berikut:
Oleh karena ∆OAD∆OAD dan ∆OBE∆OBE sebangun, maka perbandingan antara sisi-sisi yang
bersesuaian adalah sama.
Dengan demikian,
ADBC⇔BC⇔BC⇔BC====OAOBAD×OBOA1,5×62,53,6
Contoh 2
Tono mempunyai dua buah pas foto berbentuk persegipanjang. Foto pertama berukuran 3 cm ×× 4
cm, sedangkan foto kedua hanya diketahui panjangnya saja, yaitu 18 cm. Berapakah perbandingan
luas antara kedua foto?
Penyelesaian:
Oleh karena bentuk kedua pas foto adalah persegipanjang, maka keduanya sebangun.
Dengan demikian, perbandingan antara panjang foto pertama dan kedua akan sama dengan
perbandingan antara lebar foto pertama dan kedua.
Nah, karena lebar foto kedua belum diketahui, maka dapat kita misalkan sebagai xx.
318=4x⇔3x=18×4⇔x=18×43⇔x=24
Berdasarkan uraian di atas, kita ketahui bahwa lebar foto kedua adalah 24 cm.
Dengan demikian, perbandingan antara luas foto pertama dan kedua adalah 3×418×24=16×6=136.
SUMBER : https://www.danlajanto.com/2016/08/menyelesaikan-masalah-matematika.html
Salah seorang murid saya pernah bertanya apakah semua soal hots sulit pak?. Ya itulah yang
ada dibenak mereka semua. Dan memang kenyataannya soal hots yang selalu keluar diujian
nasional memimili bobot yang tinggi. Untuk dapat mengerjakannya siswa bisa menghabiskan
bermenit menit. Sehingga waktu yang begitu banyak hanya untuk menyelesaikan soal hots
mengakibatkan mengurangi jatah waktu pengerjaan soal ujian nasional yang lain.
Untuk merubah pandangan siswa tersebut maka kita sebagai seorang guru harus melakukan
inovasi dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis soal hots. Dengan banyak
memberikan ruang kepada siswa dalam melakukan pengenalan dan pembiasaan akan cara
menyelesaikan soal hots maka kendala tersebut baru bisa teratasi.
Salah satu inovasi yang bisa kita lakukan adalah mencoba memberikan konsep pembelajaran
yang mengarahkan siswa untuk menggunakan secara maksimal logika berpikir atau biasa
disebut keterampilan bernalar. Karena pada dasarnya keterampilan berpikir tingkat tinggi
yang dimaksud adalah keterampilan bernalar.
Keterampilan bernalar anak akan berkembang sedikit demi sedikit hingga akhirnya siswa bisa
menggunakan keterampilan tersebut untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah.
Pada bagian ini kita akan membahas bagimana cara menggunakan ke lima keterampilan
tersebut untuk menyelesaikan soal materi kesebangunan dan kekongruenan.
Kita tahu bahwa soal ujian nasional yang keluar 5 tahun terakhir selalu memasukan materi
kesebangunan dan kekongruenan kedalam kategori soal HOTS . Sebagai contoh ketika ujian
tahun 2016 mata pelajaran matematika tingkat SMP soal kesebagunan dan kekongruenan
juga termasuk kategori soal hots.
Coba simak soal un 2016 mata pelajaran matematika tingkat SMP no 32 berikut
“Lebar Sungai”
Andi ingin mengetahui lebar sungai. Di seberang sungai terdapat sebuah pohon. Untuk itu dia
menancapkan tongkat pada posisi A, B, C, dan D dengan ukuran seperti pada gambar.
Andi ingin mengukur lebar sungai dari tongkat D sampai pohon. Berapa lebar sungai tersebut?
A.11 m C. 15 m
B.12 m D. 16 m
soal diatas merupakan soal hots yang menguji keteranmpilan memecahkan masalah.
Cara penyelelaiannnya bisa menggunakancara formal yang sudah di ajarkan kepada siswa saat kelas 9
semester satu atau bisa juga menggunakan cara lain dan memberikan hasil yang sama pula.
Perhatikan tipe soal hots materi kesebangunan dan kekongruenan yang kedua ini. Soal ini juga diambil
dari UN 2016 no 33
Perhatikan gambar sketsa berikut!
Pak Syahebi mempunyai sebidang lahan berbentuk jajargenjang. Sebagian lahan tersebut ditanami
sayuran. Di sekeliling tanaman sayurandibuat jalan seperti tampak pada gambar di atas. Jika lahan dan
lahan sayuran sebangun, maka luas jalan adalah ....
A. 200 m2 C. 150 m2
B. 152 m2 D. 136 m2
Cara penyelesaian yang paling mudah dan mengurangi sedikit perhitungan adalah
menggunakan teknik perbandingan seperti yang pernah kita ulas pada artikel sebelumnya.
Namun untuk lebih membiasakan teknik baru ini saya akan coba memberikan
pembahasannya kembali
Penyelesaian yang seperti disamping akan melatih anak untuk berpikir logis dan
menemukan alternatif baru yang lebih sederhana dan mudah digunakan
Soal ketiga kita ambil dari UN 2015 no 27 Paket D. coba kita analsis
Panjang bayangan sebuah menara 15 m dan pada saat yang sama sebuah tiang pancang memiliki
panjang bayangan 3 m. Jika tinggi tiang pancang 7 m, maka tinggi menara adalah ....
A. 19 meter C. 25 meter
B. 22 meter D. 35 meter
cara penyelesaianya adalah dengan menggunakan perbandingan. pertikan sketsa dibawah ini.
Sebenarnya masih banyak lagi contoh contoh soal hots yang menarik. Nanti di postingan berikutnya
kita akan bahas lebih detil. Jika ada masukan terkait soal kesebangunan dan kekongruenan bisa
konsultasikan disini.
SUMBER : https://pakekosusenomatematika.blogspot.com/2018/01/soal-hots-kesebangunan-dan-
kekongruenan.html
Pengertian Kesebangunan
Kesebangunan adalah suatu bangun datar yang mana sudut – sudutnya memiliki
kesesuaian yang sama besarnya serta panjang sisi – sisi sudutnya bersesuai yang
memiliki sebuah perbandingan yang sama.
Dengan kata lain, kesebangunan adalah dua buah bangun yang mempunyai sudut
dan panjang sisi yang sama.
yakni:
Dari dua gambar di atas, untuk membuktikan bahwa gambar tersebut adalah
sebangun, mdapat kita lihat dengan menguraikan beberapa sifat – sifatnya, yaitu:
Pengertian Kekongruenan
Kekongruenan adalah dua buah bangun datar yang keduanya sama – sama
mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Kekongruenan ini di lambangkan
dengan simbol ≅.
Pada kedua bangun di atas adalah bangun yang kongruen, karena panjang KL =
PQ, Panjang LM = QR, panjang MN = RS, panjang NK = SP maka oleh karena itu,
pada bangun KLMN dan PQRS dapat dikatakan adalah kongruen karena memiliki
bentuk dan ukuran yang sama.
Segitiga dapat dikatakan kongruen mana kala dapat memenuhi syarat yskni sebagai
berikut:
Berdasarkan bangun segitiga ABC dan segitiga PQR di atas, bahwa keduanya
mempunyai sisi AB = PQ, ∠B = ∠Q, dan sisi BC = QR
Berdasarkan bangun segitiga ABC dan segitiga PQR di atas bahwa, ∠A = ∠P, sisi
AC = PR, dan ∠Q = ∠R
Beno mempunyai tinggi badan 150 cm. Dia berdiri pada titik yang berjarak 10 m dari
sebuah gedung. Ujung bayangan Beno berimpit dengan ujung bayangan gedung.
Apabila panjang bayangan Febri adalah 4 m, maka tinggi gedung itu adalah ….
Pembahasan
Kita perhatikan terlebih dahulu bangun segitiga ABE dan segitiga ACD!
Berdasarkan prinsip kesebangunan, maka dapat kita peroleh
Sehingga:
Soal 2:
Berdasarkan bangun persegi panjang ABCD dan PQRS di atas adalah sebagun.
Maka tentukanlah:
Pembahasan:
https://rumusbilangan.com/kesebangunan-dan-kekongruenan/
Sebelum masuk ke materi kekongruenan, di sini akan dibahas terlebih dahulu konsep tentang
kesebangunan. Apa itu kesebangunan? ini definisinya.
“Two polygons are similar polygons if corresponding angles have the same measure and
corresponding sides are in proportion”
yang artinya kurang lebih,
“Dua bangun datar (segi banyak) dikatakan sebangun jika sudut-sudut yang bersesuaian memiliki
ukuran yang sama dan sisi-sisi yang bersesuaian memiliki proporsi yang sama” Sumber : klik
Oke, dari sini sudahkah faham? saya mencoba menjelaskan dengan bahasa saya sendiri ya. Ketika kita
memiliki dua bangun datar dan kita ingin memeriksa, apakah dua bangun tersebut sebangun. First
Step adalah kita menghitung besar setiap sudut dari bangun tersebut, apabila besar sudut-sudut yang
bersesuaian adalah sama, kita bisa mencurigainya bahwa dua bangun tersebut sebangun. Agar lebih
yakin lagi, kita lanjutkan Second Step, kita periksa panjang masing-masing sisi bangun tersebut. Kita
buat perbandingan masing-masing sisi yang bersesuaian jika hasilnya memiliki perbandingan yang sama,
sudah dipastikan bahwa dua bangun tersebut sebangun.
Ingat, pada kesebangunan hanya bentuknya yang sama/mirip/same/sami, bukan luasannya yang sama
besar.
Ini contohnya :
Perhatikan dua bangun dibawah ini !
Nah, secara sekilas kita lihat, kedua bangun segitiga di atas merupakan bangun segitiga yang luasannya
tidak sama, karena lebih besar ΔABC dari pada ΔDEF. Perhatikan sudut-sudut pada masing-masing
segitiga, ∠ACB =∠DFE dan ∠CAB=∠FDE, sudah pasti bahwa ∠FED=∠CBA. Nah, satu syarat
terpenuhi, selanjutnya kita periksa panjang masing-masing sisi dari masing-masing segitiga. Karena kita
tidak tahu panjang sisi masing-masing segitiga, kita tidak boleh langsung mengatakan bahwa kedua
segitiga tersebut sebangun, karena kita belum memenuhi syarat dua segitiga sebangun.
“Pelajaran yang bisa diambil, kita tidak boleh men-judge sesuatu, apapun sesuatu itu, manusia,
hewan, tumbuhan, alam sekitar dengan sudut pandang kita sendiri tanpa dasar yang valid”
Sekarang kita perhatikan gambar bangun segitiga di bawah ini :
Okay! kita cek yang pertama apa dulu? Sudut, benar. Perhatikan $latex ∠ZXY = ∠JLK$, $latex ∠XYZ
= ∠LJK$, dan sudah pasti kedua sudut sisanya sama. Sealnjutnya kita periksa panjang masing-masing
sisi pada masing-masing segitiga. Sisi , adalah masing-masing
panjang sisi pada ΔXYZ, kemudian sisi , adalah masing-masing
panjang sisi pada ΔJKL. Kita sudah tahu panjang masing-masing sisi kan, selanjutnya kita buat
perbandingan masing-masing sisi yang bersesuaian pada kedua segitiga seperti berikut ini.
Nah, kita dapatkan bahwa perbandingan setiap sisi-sisi yang bersesuaian adalah sama yaitu . Nah, kalau
sudah seperti ini, sudut sudah sama besar dan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama
besar, so pasti bangun ini sebangun. Okeh, sampai sini konsep kesebangunan, mudah kan? saya aja
yang bukan anak cerdas bisa, masa kamu yang cerdas ga bisa. Kalau ada pertanyaan, apapun itu
tentang kesebangunan, tanyakan aja ya.
Oia, catatan tambahan ya, cara di atas digunakan untuk mengecek semua bentuk bangun dengan sisi-
n, maksudnya bisa untuk mengecek bangun persegi, persegi panjang, segi lima, segi enam, dan segi
lainnya. Jadi, kenapa saya memakai segitiga, agar lebih simple menjelaskannya.
B. Kekongruenan
Nah, kalau ini, kekongruenan. Bahasa jawanya, kalau dua bangun itu kongruen dikatakan bahwa dua
bangun itu podo [sama] baik sisi maupun sudutnya, sama-sama besar sudutnya dan sama-sama panjang
masing-masing sisi-sisinya. Definisinya sebagai berikut ini,
“Two figures are congruent if all corresponding lengths are the same, and if all corresponding
angles have the same measure. Colloquially, we say they “are the same size and shape,” though
they may have different orientation. (One might be rotated or flipped compared to the other.)”
“Dua bangun dikatakan kongruen jika semua panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama besar dan
begitu juga sudutnya. Mudahnya, kita katakan bahwa dua bangun itu sama ukurannya dan sama
bentuknya.” sumber : klik
Dari definisi saja sudah sangat jelas kan? so pasti sangat jelaslah. Nah, di sini dibahas untuk segitiga
saja, karena dari segitiga kita dapat membuat banyak bangun lainnya. Maksudnya bagaimana? hampir
semua bangun dapat dibentuk dari beberapa segitiga, seperti berikut ini.
Mulai dari bentuk segi lima, kita dapat membaginya menjadi beberapa segitiga. Bangun persegi, juga
dapat dibentuk menjadi beberapa segitiga dan juga bangun persegi panjang. Ini bisa anda kembangkan
sendiri ya untuk bangun-bangun yang lainnya. Kalau lingkaran? bisa ga dibentuk dari segitiga, coba
lihat link ini, simpulkan sendiri ya.
Nah, bisa terima kan kenapa segitiga di sini menjadi tokoh utama pada jalan cerita kekongruenan. Oke,
kita mulai.
Bersumber dari text book Encyclopedia Of Mathematics by James Tanton, PH.D. Pada halaman 1
dia menuliskan bahwa untuk mengecek apakah dua buah segitiga kongruen dengan menggunakan cara
yang dituliskan AAA/AAS/ASA/SAS/SSS, dimana A dan S adalah singkatan yang
mewakili Angel dan Side. Bahasa Indonesianya adalah sudut dan sisi. Kita buat kesepakatan
ya, Angel kita ganti sudut/Sd dan Side kita ganti sisi/S, jadi aturannya menjadi Sd-Sd-Sd/Sd-Sd-S/Sd-
S-Sd/S-Sd-S/S-S-S.
Kalau sudah, berikut ini penjelasannya masing-masing.
1. Aturan Sd-Sd-Sd :Jika ada tiga sudut interior dari satu segitiga yang sama dengan tiga sudut
interior pada segitiga yang satunya, maka dua bangun segitiga tersebut sebangun.
2. Aturan Sd-Sd-Ss dan Sd-Ss-Sd :Jika ada dua sudut interior dan salah satu panjang sisi
segitiga sama panjang layaknya aturan tersebut (bilang), maka kedua segitiga tersebut
kongruen.
3. Aturan Ss-Sd-Ss :Jika dua segitiga memiliki dua sisi yang sama panjang dan sudutnya juga
sama besar maka kedua segitiga tersebut kongruen.
4. Aturan Ss-Ss-Ss :Jika ada dua segitiga yang semua panjang sisi-sisinya sama panjang maka
kedua segitiga tersebut kongruen.
Cacatan : Ingat bahwa, sudut,sisi yang sama panjang berdasarkan aturan-aturan di atas adalah
sudut dan sisi yang bersesuaian.
Berikut contohnya :
Nah, gambar yang pertama ini memenuhi aturan
yang pertama, yaitu Ss-Ss-Ss dan sudut yang sama merupakan sudut-sudut yang letaknya saling
bersesuaian.
Segitiga yang ke empat ini memenuhi aturan yang Ss-Sd-Ss. dan berikut ini
yang terakhir, memenuhi aturan Ss-Ss-Ss.
Sumber : Encyclopedia of Mathematics, by James Tanton, PH.D
https://mahinmuhammad.wordpress.com/2014/11/13/kesebangunan-dan-kekongruenan-smp/