Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ARITMATIKA SOSIAL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta yang dibina oleh

Minatun Nadlifah S. Pd.

Disusun oleh:

Selvy Ani (201810060311085)

Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

2019
A. Konsep Kekongruenan
1. Pengertian kekongruenan dan ciri-cirinya
Keadaan dimana dua bangun datar memiliki ukuran yang sama dan dikatakan
sebangun. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa bangun datar yang kongruen
sudah pasti sebangun. Namun sebaliknya bangun datar yang sebangun belum tentu
kongruen. Jadi, ciri-ciri bangun datar yang kongruen adalah :
 Memiliki panjang sisi yang sama.
 Memiliki bentuk yang sama.
 Memiliki besar sudut yang sama.
 Sebangun.
Perhatikan contoh gambar berikut ini :
Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Dari ketiga gambar tersebut, manakah yang sebangun? manakah yang kongruen?
Mari kita cari tahu bersama.
Pada gambar 1
 Memiliki bentuk yang sama (iya)
 Panjang sisi yang sama (iya)
 Besar sudut yang sama (iya)
Pada gambar 2
 Memiliki bentuk yang sama (iya)
 Panjang sisi yang sama (tidak, namun memiliki perbandingan yang sama)
 Besar sudut yang sama (iya)
Pada gambar 3
 Memiliki bentuk yang sama (tidak)
 Panjang sisi yang sama (tidak)
 Besar sudut yang sama (tidak)
Dari hasil pengamatan diatas, diketahui bahwa :
Gambar 1 adalah contoh bangun kongruen.
Gambar 2 adalah contoh bangun sebangun.
Gambar 3 adalah contoh bangun yang tidak kongruen maupun sebangun.

A. Kekongruenan Bangun Datar


Dua benda atau lebih yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama disebut kongruen.
Kekongruenan dinotasikan dengan lambang " ".
1. Dua Bangun Datar yang Kongruen
Dua bangun atau lebih dikatakan kongruen jika bangun-bangun tersebut memiliki
bentuk dan ukuran yang sama serta sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.

Contoh:
Diketahui panjang AB = RS, BC = PS, CD = PQ, AD = QR,
, dan . Tentukan besar sudut R!
Jawab:
Agar dapat menemtukan besar sudut R, terlebih dahulu kita buktikan bangun trapesium
ABCD kongruen dengan bangun trapesium PQRS.
Bukti:
Berdasarkan gambar diperoleh keterangan bahwa panjang:
AB = RS BC = PS
CD = PQ AD = QR
Panjang sisi-sisi pada bangun trapesium ABCD ternyata sama panjang atau bersesuaian
dengan panjang sisi-sisi bangun trapesium PQRS.
Jadi, terbukti jika bangun trapesium ABCD kongruen dengan bangun trapesium PQRS,
atau:
Trapesium ABCD trapesium PQRS.
Berdasarkan sifat-sifat kekongruenan yang berlaku maka:

Pada trapesium berlaku jumlah besar keempat sudutnya adalah 360°.


Dengan demikian,
= 360°- (105°+65°+75°)
= 360°- 245° = 115°
Jadi, besar sudut = 115°
2. Dua Segitiga yang Kongruen
Bila dua buah segitiga kongruen maka dua segitiga tersebut dapat saling menutupi
secara tepat.
Dua buah segitiga dikatakan kongruen bila memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, disingkat s.s.s (sisi-sisi-sisi).
b. Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan satu sudut yang diapit oleh kedua sisi
tersebut sama besar, disingkat s.sd.s (sisi-sudut-sisi).
c. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan satu sisi yang bersesuaian sama
panjang, disingkat sd.s.sd (sudut-sisi-sudut).

Contoh:

Buktikan segitiga ABC kongruen dengan segitiga DEF!


Bukti:
Perhatikan segitiga DEF.
Segitiga DEF merupakan segitiga siku-siku, sehingga untuk mencari panjang EF
dapat digunakan rumus Phytagoras.

Panjang EF adalah 12 cm.


Perhatikan kembali segitiga ABC dengan segitiga DEF!
AC = DE = 5 cm
= sudut siku-siku = 90°
AB = EF = 12 cm
Dengan demikian, syarat dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan satu sudut
yang diapit oleh kedua sisi sisi tersebut sama besar, disingkat s.sd.s (sisi-sudut-sisi)
terpenuhi.

Untuk memahami pengertian kekongruenan pada bangun datar, silahkan simak


ilustrasi berikut ini. Pernahkah kamu melihat seorang tukang bangunan yang
sedang memasang ubin? Sebelum ubin-ubin itu dipasang, biasanya tukang
tersebut memasang benang-benang sebagai tanda agar pemasangan ubin
tersebut terlihat rapi, seperti tampak pada gambar di bawah ini. Cara pemasangan
ubin tersebut dapat diterangkan secara geometri seperti berikut.

Gambar di atas adalah gambar permukaan lantai yang akan dipasang ubin
persegipanjang. Pada permukaannya diberi garis-garis sejajar. Jika ubin ABCD
digeser searah AB (tanpa dibalik), diperoleh A => B, B => E, D => C, dan C =>F
sehingga ubin ABCD akan menempati ubin BEFC. Akibatnya,

AB => BE sehingga AB = BE

BC => EF sehingga BC = EF

DC => CF sehingga DC = CF

AD => BC sehingga AD = BC

∠DAB => ∠CBE sehingga ∠DAB = ∠CBE

∠ABC => ∠BEF sehingga ∠ABC = ∠BEF

∠BCD => ∠EFC sehingga ∠BCD = ∠EFC

∠ADC => ∠BCF sehingga ∠ADC = ∠BCF

Berdasarkan pemaparan di atas maka diperoleh bahwa:


sisi-sisi yang bersesuaian dari persegipanjang ABCD dan persegi panjang BEFC
sama panjang, dan sudut-sudut yang bersesuaian dari persegi panjang ABCD dan
persegipanjang BEFC sama besar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa persegipanjang ABCD dan persegipanjang BEFC


memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Dua persegi panjang yang demikian
dikatakan kongruen.

Berdasarkan uraian tersebut diperoleh gambaran bahwa dua bangun yang


kongruen pasti sebangun, tetapi dua bangun yang sebangun belum tentu
kongruen. Bangun-bangun yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama dikatakan
bangun-bangun yang kongruen. Pengertian kekongruenan tersebut berlaku juga
untuk setiap bangun datar.

Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang pengertian kekongruenan,


silahkan simak beberapa contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 1

Perhatikan gambar di bawah ini! Apakah persegipanjang ABCD kongruen dengan


persegi panjang PQRS dan apakah persegipanjang ABCD sebangun dengan persegi
panjang PQRS? buktikan!
Penyelesaian:

Unsur-unsur persegipanjang ABCD adalah AB = DC = 8 cm, AD = BC = 6 cm, dan ∠A


= ∠B = ∠C = ∠D = 90°. Amati persegipanjang PQRS dengan diagonal PR. Panjang
PQ dapat ditentukan dengan menggunakan Theorema Pythagoras seperti berikut.

PQ = √(PR)2 - (QR)2

PQ = √(10)2 - (6)2

PQ = √64

PQ = 8

Jadi, unsur-unsur persegipanjang PQRS adalah PQ = SR = 8 cm, PS = QR = 6 cm,


dan ∠P = ∠Q = ∠R = ∠S = 90°. Dari uraian tersebut tampak bahwa sisi-sisi yang
bersesuaian dari persegipanjang ABCD dan persegipanjang PQRS sama panjang.
Selain itu, sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua persegipanjang itu sama
besar. Jadi, persegipanjang ABCD kongruen dengan persegipanjang PQRS. Dua
bangun datar yang kongruen pasti sebangun. Jadi, persegi panjang ABCD sebangun
dengan persegipanjang PQRS.

Contoh Soal 2

Perhatikan dua bangun datar yang kongruen berikut.


Tentukan besar sudut E!

Penyelesaian:
Karena kedua bangun di atas kongruen maka sudut-sudut yang bersesuaian sudah
pasti sama besar.

∠A = ∠F = 45°

∠C = ∠H = 60°

∠D = ∠G = 120°

∠B = ∠E = ?

Ingat** karena kedua bangun kongruen maka jumlah sudut pada bangun datar
ABCD sama dengan jumlah sudut pada bangun datar EFGH = 360°, maka:

<=> ∠E = 360° - (∠F + ∠H + ∠G)

<=> ∠E = 360° - (45° + 60° + 120°)

<=> ∠E = 360° - 225°

<=> ∠E = 35°

Jadi besar sudut E adalah 35°

B. Menghitung Panjang Sisi dan Besar Sudut Dua Bangun Datar


Panjang Sisi dan Besar Sudut Dua Bangun Datar Kongruen Mari kita ingat kembali syarat
dua bangun datar yang kongruen. Dua bangun datar dikatakan kongruen jika dan hanya
jika memenuhi:
- sudut yang bersesuain (seletak) sama besar
- sisi yang bersesuain (seletak) sama panjang
Jika kita mempunyai dua bangun datar yang kongruen seperti di bawah ini,
Maka unsur-unsur yang belum diketahui besar dan panjangnya dapat dicari dengan
memperhatikan syarat kekongruenan dua bangun datar. 1) Sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar Diketahui besar ∠ B = α, ∠ D = β, ∠ E = γ , ∠ G = θ. Karena ABCD = EFGH maka
besar ∠ A, ∠ C, ∠ F, dan ∠ H dapat dicari sebagai berikut.

2) Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang Diketahui panjang AD = z, CD = x, EF = y, FG = t.


Karena ABCD = EFGH maka panjang AB, BC, GH, dan EH dapat dicari sebagai berikut.
C. Prediksi kesulitan siswa Dalam Memahami Kekongruenan
a. Siswa kesulitan dalam memahi perbedaan konsep dari kekongruenan dan
kesebangunan.
b. Kurangnya alat peraga atau media pembelajaran sehingga siswa kesulitan dalam
mengaplikasikan konsep dari materi.
D. Cara mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa
a. Memberi pemahaman dan menjelaskan tentang konsep dari kedua materi tersebut.
b. Menyediakan alat peraga yang sesuai dengan materi tersebut.
Daftar Pustaka

Author. 2016. Materi Matematika SMP Kelas IX Kekongruenan Bangun Datar.


https://duniamatematika.com/matematika-smp/materi-matematika-smp-kelas-ix-
kekongruenan-bangun-datar/. 1 Mei 2017.

Hareflen, Zendo. 2013. Kesebanguan dan Kongruensi.


https://ipapgsdunib1.wordpress.com/2013/08/10/kesebangunan-dan-kongruensi/. 1 Mei 2017.

Nani. 2011. Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar. http://djnani-


math.blogspot.co.id/2011/01/kesebangunan-dan-kekongruenan-bangun.html. 1 Mei 2017.

Mafia Online. 2013. Pengertian Kekongruenan Pada Bangun Datar.


http://mafia.mafiaol.com/2013/06/pengertian-kekongruenan.html. 1 Mei 2017.

Anda mungkin juga menyukai