Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GEOMETRI EUCLID
PERBANDINGAN DAN KESEBANGUNAN SEGITIGA

Disusun oleh Kelompok 9 :


ANGELA FERN MANDEY (19504001)
PRISKA KARNIA PANTOUW (19504076)
ANDHIKA VALENTINO LUKAS (19504143)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas rahmat-
Nya karna kami dapat membuat makalah ini untuk belajar. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kritik dan
masukan. Kami menyadari dengan adanya masukan makalah ini menjadi lebih
lengkap.

Secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing kami dalam menyusun makalah ini sehingga dapat diselesaikan
dengan baik. Dan banyak pihak pihak lain yang terlibat.

Kami menyadari pada makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan masukan dari pembaca guna untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat membantu dalam proses pembelajaran
pengantar pendidikan.

Senin,07 Desember 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Kesebangunan Bangun Datar...................................................................................6
2.2 Kesebangunan Segitiga............................................................................................8
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
3.1 Kesimpulan............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geometri adalah struktur matematika yang membicarakan unsur dan
relasi yang ada antara unsur tersebut. Titik, garis, bidang, dan ruang
merupakan benda abstrak yang menjadi unsur dasar geometri. Berdasarkan
unsur-unsur inilah, didefinisikan pengertian-pengertian baru atau berdasar
pada pengertian-pengertian baru sebelumnya.

Dalam geometri didapat juga sifat-sifat pokok, yaitu sifat-sifat pertama


yang tidak berdasarkan sifat-sifat yang mendahuluinya yaitu aksioma dan
postulat. Aksioma adalah suatu pernyataan yang kebenarannya diterima
tanpa melalui pembuktian.berdasarkan sifat pokok tersebut dapat
diturunkan sifat-sifat yang disebut dengan dalil. Dalil tersebut dapat juga
dibentuk berdasarkan dalil sebelumnya. Dalil merupakan sebuah
pernyataan yang kebenarannya dapat diterima melalui serangkaian
pembuktian.

Membandingkan dua benda secara geometris dapat dilihat dari dua


aspek, yaitu bentuk dan ukurannya. Satu benda yang memiliki bentuk yang
sama tapi dengan ukuran berbeda banyak dijumpai atau digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, miniatur bangunan dan bangunan itu
sendiri. Peta suatu daerah dengan daerah sesungguhnya dan lain-lain.

Dua benda yang memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda
disebut sebangun. Adanya kesebangunan antara dua benda akan berguna
untuk mengungkapkan informasi berkaitan dengan benda kedua dengan
memanfaatkan informasi pada benda pertama atau sebaliknya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kesebangunan bangun datar ?
2. Apa yang dimaksud dengan kesebangunan segitiga ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui kesebangunan pada bangun datar
2. Untuk mengetahui kesebangunan segitiga
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kesebangunan Bangun Datar


Dua bangun datar yang mempunyai bentuk yang sama disebut
sebangun. Tidak perlu ukurannya sama, tetapi sisi-sisi yang bersesuaian
sebanding (proportional) dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Perubahan bangun satu menjadi bangun lain yang sebangun melibatkan
perbesaran atau pengecilan.
Dengan kata lain dua bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat:
(i) Perbandingan panjang sisi yang bersesuaian senilai
(ii) Sudut yang bersesuaian besarnya sama

Jajargenjang ABCD sebangun dengan KLMN, sebab:

 Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar


 Sudut A sama dengan sudut K
 Sudut B sama dengan sudut L
 Sudut C sama dengan sudut M
 Sudut D sama dengans udut N

 Perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama


 AB = 6 cm dan KL = 12 cm, maka KL : AB = 12 cm : 6 cm = 2
:1
 AD = 3 cm dan KN = 6 cm, maka KN : AD = 6 cm : 3 cm = 2 :
1
 CD = 6 cm dan MN = 12 cm, maka MN : CD = 12 cm : 6 cm =
2:1
 BC = 3 cm dan LM = 6 cm, maka LM : BC = 6 cm : 4 cm = 2 :
1

Ternyata perbandingan sisi-sisi pada bangun ABCD dan


KLMN adalah2 : 1

Jadi keadaan sudut-sudut dan sisi-sisi yang bersesuaian akan


menentukan apakah dua bangun datar sebangun atau datar. Dua
bangun datar bukan lingkaran sebangun apabila“pasangan sisi yang
bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama” dan“besarsudut-
sudut yang bersesuaiana dalah sama”.

a) Dua bangun datar yang sebangun

Segi empat ABCD dan PQRS sebangun

 Sudut yang bersesuaian sama panjang


 Sisi yang bersesuaian sebanding

b) Dua bangun datar yang tidak sebangun, meskipun sisi bersesuaian


sebanding

Segi empat ABCD dan PQRS tidak sebangun, karena sudut yang
bersesuaian tidak sama, meskipun sisi yang bersesuaian sebanding.

c) Dua bangun datar yang tidak sebangun, meskipun sudut


bersesuaian sama besar
Segi empat ABCD dan PQRS tidak sebangun, karena sisi yang
bersesuaian tidak sebanding, meskipun sudut yang bersesuaian
sama besar.

Gambar atau model berskala merupakan salah satu penerapan


kesebangunan bangun datar. Adapun maksud dari gambar berskala adalah
gambar yang berbentuk sama dengan benda sebenarnya, tetapi dalam
ukuran yang berbeda. Meskipun ukuran pada gambar dengan ukuran pada
benda sebenarnya berbeda, tetapi perbandingan ukurannya selalu sama.
Perbandingan antara ukuran pada gambar dengan ukuran pada gambar
sebenarnya inilah yang dinamakan skala.

2.2 Kesebangunan Segitiga


Thales adalah seorang matematika wandari Yunani yang hidup pada
tahun 624-550 SM. Ia adalah orang pertama yang menggunakan
kesebangunan segi tiga untuk menentukan tinggi piramida. Ia
menunjukkan bahwa perbandingan antara tinggi piramida dengan tinggi
orang samadengan perbandingan panjang bayangan piramida dengan
panjang bayangan orang tersebut.

Definisi 10.1.
Diberikan ABC dan DEF dengan ABC  DEF.
Jika : 1) A  D , B  E , C  F ;
AB AC BC
2) = =
DE DF EF
maka ABC dan DEF sebangun.

Untuk memudahkan penulisan panjang sisi-sisi kedua segitiga itu


dilambangkan dengan a, b, c dan d, e, f masing-masing adalah sisi-sisi di
depan A, B, C dan D, E, F . Ditinjau dari segi ukuran unsur-
unsur kedua segitiga itu maka ABC dan DEF disebut sebangun bila:

1) mA = mD, mB = mE, mC = mF ;


a b c
2) = = .
d e f

Dua segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi minimal salah satu


syarat berikut.

A E

B C

F G

(i) Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai

EF FG EG
= = =a
AB BC AC

(ii) Besar sudut-sudut yang bersesuaian sama

m∠A =m∠E

m∠B =m∠F

m∠C =m∠G

Teorema 10.1. (sd-sd-sd )


Jika ketiga sudut segitiga pertama kongruen dengan ketiga sudut yang
berkorespondensi pada segitiga kedua maka kedua segitiga itu sebangun.

Teorema 10.2. (sd - sd)


Jika dua sudut suatu segitiga kongruen dengan dua sudut yang
berkorespondensi pada segitiga kedua maka kedua segitiga itu sebangun.
Teorema 10.3. (Kesebangunan s-s-s)
Diberikan dua segitiga. Jika sisi-sisi yang berkorespondensi sebanding
maka kedua segitiga itu sebangun.
a b c
Diketahui: ABC dan DEF , = =
d e f
Buktikan: ABC  DEF
C
F

b a d
D’ E’ e
l

A c B D f E

Bukti:
1. Tanpa bermaksud mengkhususkan, misalkan DF < AC
2. Tentukan D’ pada ⃗ CA sehingga CD '  FD
3. Tentukan l melalui D’ dan sejajar AB ;
4. Misalkan E’ = l  BC sebab tidak mungkin l sejajar BC .
5. Berdasarkan Teorema 10.2, CAB  CD’E’

6. Berdasarkan Definisi 10.2,


7. Dari (2) dan (5): CD’ = DF = e,

CE’ = ,
D’E’ =
a b c
8. Diketahui, = = sehingga
d e f

d = EF = dan f = DE =
9. Dari (7) dan (8) disimpulkan D’E’ = DE dan CE’ = EF
10. Berdasarkan Teorema kongruensi s-s-s maka CD’E’  DEF
11. Dari (5) dan (10) maka ABC  DEF 
12.
a) Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
 Segitiga ABC dan KLM sebangun karena,
 Sudut A sama dengan sudut K yaitu 72°
 Sudut B sama dengan sudut M yaitu 44°
 Sudut C sama dengan sudut L yaitu 64°

b) Panjangsisi-sisi yang bersesuaian sebanding.

 Segitiga ABC dan PQR sebangun karena,


 Panjang AB sebanding dengan PQ
 Panjang AC sebanding dengan PR
 Panjang BC sebanding dengan QR  

Garis berat segitiga

Definisi 10.2.
Garis berat suatu segitiga adalah ruas garis yang salah satu ujungnya pada
titik sudut dan ujung lainnya pada pertengahan sisi di depan sudut itu.

Pandanglah ABC, M adalah titik tengah BC dibawah ini. Ruas


garis AM disebut garis berat ABC. Jelas bahwa suatu segitiga memiliki
tiga garis berat.
A
Teorema 10.4.
Dua garis berat suatu segitiga berpotongan pada satu titik dalam
perbandingan 2:1.

Teorema 10.5.
Ketiga garis berat suatu segitiga berpotongan di satu titik.

Garis Tinggi Segitiga

Definisi 10.5.
Garis tinggi sebuah segitiga adalah ruas garis dari sebuah titik sudut tegak
lurus ke sisi di depan sudut atau perpanjangannya.

S
R

P T Q

Gambar di atas, memperlihatkan dua garis tinggi pada PQR. RT adalah


garis tinggi dari R ke sisi PQ , sedangkan PS adalah garis tinggi dari P ke
perpanjangan QR atau Q-R-S.

Teorema 10.8.
Ketiga garis tinggi pada suatu segitiga adalah konkuren.
Misalkan ABC dan h, k, l adalah garis-garis tinggi dibawah ini. Ketiga
garis tinggi tersebut akan berpotongan pada satu titik atau terdapat T = h 
k  l. Dengan kata lain, ketiga garis tinggi pada sebuah segitiga adalah
konkuren. Bukti dari Teorema 10.8 diangkat sebagai bahan diskusi.
C
E
F
T

A D B

Teorema 10.9.
Garis tinggi ke hipotenusa pada segitiga siku-siku membagi segitiga itu
dalam dua segitiga yang sebangun.

Teorema 10.10. (Teorema Pythagoras)


Jika panjang sisi-sisi siku suatu segitiga siku-siku adalah a dan b serta
panjang hipotenusa adalah c maka a2 + b2 = c2.

Dalil-dalil segitiga

1. Jika dua buah segitiga memiliki sisi-sisi bersesuaian yang sebanding,


maka sudut-sudut bersesuaiannya akan sama besar. Konsekuensi dari
sifat ini pada kesebangunan segitiga dinyatakan dalam dalil ini. “Jika
dua buah segitiga memiliki sisi-sisi bersesuaian yang sebanding, maka
kedua segitiga itu sebangun”. 

2. Jika dua segitiga memiliki dua pasang sisi sebanding dan sudut-sudut
yang diapit oleh kedua  sisi itu sama besar maka kedua segitiga itu
sebangun.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dua bangun datar bukan lingkaran dikatakan sebangun jika pasangan sisi-
sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama dan besar
sudut-sudut yang bersesuaian adalah sama.
2. Kesebangunan pada segitiga:
Dua segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi salah satu syarat
berikut :
a. Perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian senilai.
b. Dua pasang sudut yang bersesuaian yang sama besar.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28927081/Kesebangunan_and_Kekongruenan.docx
http://rizkihandayani91.blogspot.com/2015/02/makalah-kesebangunan-bangun-
datar-dan.html
Setiawan, Y. E. (2020). Analisis Kemampuan Siswa dalam Pembuktian
Kesebangunan Dua Segitiga. Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, 8(1), 23-38.
Galih,O.T.(2018). Perbandingan Sifat-Sifat pada Geometri Euclides dan
Geometri Bola:Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai