Puji syukur atas karunia Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga
penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Kongruensi dan
Kesebangunan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah, Geometri dan Pengukuran makalah ini
dibuat untuk menjelaskan mengenai Isu- isu Global Masa Kini. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Frida Destini, M.Pd. dan Bapak Dr. Handoko, M.Pd.
selaku dosen pengampu yang telah membimbing dalam menyusun dan menyelesaikan makalah
ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
menyumbangkan ide dan gagasannya, karena berkat dorongan dan dukungannya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan
makalah pada waktu selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan pengetahuan kepada pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kongruensi
Kongruensi dinotasikan dengan"≅". Kongruensi adalah konsep dua bangun geometri
atau lebih yang saling sama dan sebangun. Dua bangun geometri atau lebih disebut
saling kongruen atau sama apabila unsur-unsur yang bersesuaian pada bangun- bangun
tersebut saling sama dan sebangun. Kongruensi juga merupakan keadaan di mana kita
memasangkan 2 buah bangun (atau lebih), lalu terbukti bahwa mereka memiliki bentuk
dan ukuran yang sama (sebangun dengan perbandingan sisi = 1: 1). Secara sederhana
kongruen adalah dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama
Syarat syarat kongruensi yaitu:
a sisi-sisi yang bersesuaian sama Panjang
b sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
contoh:
Trapesium ABCD dan WXYZ pada gambar di bawah kongruen. Manakah sisi-sisi
dan sudut- sudut yang bersesuaian
Penyelesaian:
Secara sederhana, bangun datar kongruen adalah istilah yang digunakan untuk
menyatakan dua objek bangun datar yang sama persis. Baik secara ukuran, sudut,
ataupun sifat. Sebagai contoh, dua buah segitiga baru bisa dikatakan kongruen jika
memiliki sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar sehingga memiliki ukuran yang sama persis.
Contoh:
Untuk memastikan kedua segitiga kongruen atau tidak, tinjau dari sisi AB
terhadap DE, sudut A terhadap D, dan sisi AC terhadap DF.
Panjang sisi AB = sisi DE karena di kedua sisi terdapat tanda yang sama, yaitu
garis merah satu.
Panjang sisi AC = sisi DF karena di kedua sisi terdapat tanda yang sama, yaitu
garis merah dua.
Berdasarkan peninjauan sisi-sudut-sisi, diperoleh kesimpulan bahwa segitiga
ABC kongruen dengan segitiga DEF (∆ABC ∆DEF).
b Kongruensi sisi-sudut-sisi
Cara kedua untuk menentukan dua segitiga kongruen atau tidak adalah
dengan meninjau sudut-sisi-sudut yang saling berdekatan.
Perhatikan contoh berikut.
Besar sudut A = sudut B karena keduanya memiliki tanda yang sama, yaitu
garis lengkung merah satu.
Panjang sisi AC = sisi DF karena kedua garis memiliki tanda yang sama,
yaitu garis merah dua.
Besarnya sudut C = sudut F karena kedua sudut memiliki tanda yang sama,
yaitu garis lengkung merah dua.
c Kongruensi sisi-sisi-sisi
Kekongruenan dua segitiga atau lebih juga bisa ditinjau hanya dari tiga sisi
yang bersesuaian. Perhatikan gambar berikut.
Panjang sisi AB = sisi DE karena kedua sisi memiliki tanda yang sama, yaitu
garis merah satu.
Panjang sisi BC = sisi EF karena kedua sisi memiliki tanda yang sama, yaitu
lingkaran merah.
Panjang sisi CA = FD karena kedua sisi memiliki tanda yang sama, yaitu
garis merah dua.
d Kongruensi sisi-sudut-sudut
Perhatikan gambar berikut.
Panjang sisi AB = sisi DF karena kedua sisi memiliki tanda yang sama, yaitu
garis merah satu.
Besarnya sudut A = sudut D karena kedua sudut memiliki tanda yang sama, yaitu
garis lengkung merah satu.
Besarnya sudut C = sudut F karena kedua sudut memiliki tanda yang sama, yaitu
garis lengkung merah dua.
B. Kesebangunan
Kesebangunan dapat disimbolkan dengan “~” yang dibaca sebangun. Dua buah bangun
datar dapat dikatakan sebangun apabila memenuhi persyaratan yaitu jika setiap dua
pasang titik yang bersesuaian pada kedua bangun jaraknya sebanding dengan jarak dua
pasang titik lainnya.
Penyelesaian:
Karena ∆𝐷𝑃𝐶 ~ ∆𝐴𝑃𝐵, maka dengan menggunakan konsep perbandingan
kesebangunan diperoleh:
𝐷𝑃/𝐴𝑃=𝐶𝐷/𝐴𝐵
10/𝐴𝑃=6/9
𝐴𝑃 =10 × 9/6
𝐴𝑃 = 15 cm
Melalui gambar tersebut, ABCD dikatakan sebangun dengan PQRS yang dapat
ditulis ~ jika memenuhi syarat berikut.
Contoh:
2 Pada gambar dibawah ini segitiga ABC Kongruen dengan segitiga DEF.
Panjang EF adalah …
3 Pada gambar berikut, layang laaing PQRS terbentuk dari dua segitiga siku siku
yang kongruen, yaitu PQR dan PSR
7 Dalam gambar di atas terdapat dua segitiga yang sebangun yaitu segitiga ADE
dan ABC. Tentukan Panjang DB?
8 Dua segitiga pada gambar di bawah ini adalah kongruen, pasangan sisi yang
sama Panjang adalah…
Nalurita, L., Siroj, R. A., & Ilma, R. (2010). Bahan Ajar Kesebangunan Dan Simetri Berbasis
Contextual Teaching And Learning (CTL) Menggunakan Macromedia Flash Di
Kelas 5 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1).