Anda di halaman 1dari 16

KONSEP KONGRUENSI DAN KESEBANGUNAN

Mata Kuliah : Geometri dan Pengukuran


Semester/Kelas : 3/H

Dosen Pengampu : 1. Frida Destini, M.Pd.

2. Dr. Handoko, M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 3

Febe Ririn Ariyani (2213053277)

Mita Yogi Handayani (2213053107)

Mera Dwi Pratiwi (2253053040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga
penulis telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Kongruensi dan
Kesebangunan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah, Geometri dan Pengukuran makalah ini
dibuat untuk menjelaskan mengenai Isu- isu Global Masa Kini. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Frida Destini, M.Pd. dan Bapak Dr. Handoko, M.Pd.
selaku dosen pengampu yang telah membimbing dalam menyusun dan menyelesaikan makalah
ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
menyumbangkan ide dan gagasannya, karena berkat dorongan dan dukungannya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan
makalah pada waktu selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan pengetahuan kepada pembaca.

Metro, September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
A. Kongruensi ......................................................................................................................... 4

1.Kongruensi antara dua ruas garis ..................................................................................... 5


2. Kongruensi antara dua sudut ............................................................................................ 7

3.kongruensi pada segitiga .................................................................................................. 7


B. Kesebangunan..................................................................................................................... 9

1 Kesebangunan dua segitiga .............................................................................................. 9


2 Kesebangunan Khusus Segitiga Siku- Siku ................................................................... 10
3 Kesebangunan Dua Segiempat ....................................................................................... 11
4 Kesebangunan Dua Trapesium ....................................................................................... 11
LATIHAN SOAL .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16
PEMBAHASAN

A. Kongruensi
Kongruensi dinotasikan dengan"≅". Kongruensi adalah konsep dua bangun geometri
atau lebih yang saling sama dan sebangun. Dua bangun geometri atau lebih disebut
saling kongruen atau sama apabila unsur-unsur yang bersesuaian pada bangun- bangun
tersebut saling sama dan sebangun. Kongruensi juga merupakan keadaan di mana kita
memasangkan 2 buah bangun (atau lebih), lalu terbukti bahwa mereka memiliki bentuk
dan ukuran yang sama (sebangun dengan perbandingan sisi = 1: 1). Secara sederhana
kongruen adalah dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama
Syarat syarat kongruensi yaitu:
a sisi-sisi yang bersesuaian sama Panjang
b sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

contoh:

Trapesium ABCD dan WXYZ pada gambar di bawah kongruen. Manakah sisi-sisi
dan sudut- sudut yang bersesuaian

Penyelesaian:

Secara sederhana, bangun datar kongruen adalah istilah yang digunakan untuk
menyatakan dua objek bangun datar yang sama persis. Baik secara ukuran, sudut,
ataupun sifat. Sebagai contoh, dua buah segitiga baru bisa dikatakan kongruen jika
memiliki sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar sehingga memiliki ukuran yang sama persis.

1. Kongruensi antara dua ruas garis


Ruas garis kongruen adalah bangun datar 1 dimensi yang mempunyai ukuran
sama besar. Kata “kongruen” terhadap garis-garis yang kongruen dalam geometri
diartikan sebagai persamaan antara dua ruas garis. Dua garis dikatakan kongruen
apabila mempunyai panjang yang sama. Segmen-segmen yang kongruen adalah
bangun- bangun yang saling bertumpukan, yang saling bertumpang tindih jika
ditempatkan satu di atas yang lain. Saat memutar, membalik, atau memutar
segmen-segmen yang kongruen, segmen-segmen tersebut tetap kongruen. Simbol
yang digunakan untuk menggambarkan kekongruenan antara dua ruas garis yang
kongruen adalah ≅. dua ruas garis yang tidak kongruen ditulis sebagai 𝐴𝐵̅̅̅̅̅̅̅̅≇ 𝐶𝐷̅̅̅̅̅̅̅̅.
Singkatnya, ruas kongruen hanyalah nama lain yang diberikan untuk ruas garis
kongruen atau garis kongruen dalam geometri. Ketiga istilah tersebut secara
matematis sama.

Contoh:

a Kongruensi Garis Lurus


Dua garis lurus yang kongruen akan memiliki panjang yang sama dan akan
sejajar satu sama lain. Dalam gambar berikut, garis AB dan CD adalah dua
garis kongruen.

b Kongruensi Garis Miring


Dua garis miring yang kongruen juga memiliki panjang yang sama dan sudut
kemiringan yang sama. Dalam gambar berikut, garis EF dan GH adalah dua
garis kongruen.
c Kongruensi Garis Segitiga Dalam segitiga
Sisi- sisi yang kongruen adalah sisi-sisi yang memiliki panjang yang sama.
Dalam gambar berikut, segitiga ABC dan segitiga DEF adalah dua segitiga
kongruen

Diagram di bawah ini menunjukkan ruas-ruas garis yang kongruen.


Di sini ruas garis PQ ≅ XY karena garis vertikal ganda pada setiap ruas garis, PQ
dan XY menggambarkan persamaannya.

2. Kongruensi antara dua sudut


Dua sudut atau lebih dikatakan saling kongruen apabila besar atau ukuran sudut-
sudut tersebut saling sama besar. Lihat contoh gambar berikut ini:

Diketahui gambar 1 tidak memiliki sinar garis sedangkan gambar 2 memiliki


sinar garis. sehingga ABC ≅ DEG, dan sinar garis diantara
maka dikatakan bahwa ABC  DEF.

3. kongruensi pada segitiga


a Kekongruenan sisi-sudut-sisi
Perhatikan bangun segitiga berikut.

Untuk memastikan kedua segitiga kongruen atau tidak, tinjau dari sisi AB
terhadap DE, sudut A terhadap D, dan sisi AC terhadap DF.

Panjang sisi AB = sisi DE karena di kedua sisi terdapat tanda yang sama, yaitu
garis merah satu.

Besarnya sudut A = sudut D karena tanda sudutnya sama.

Panjang sisi AC = sisi DF karena di kedua sisi terdapat tanda yang sama, yaitu
garis merah dua.
Berdasarkan peninjauan sisi-sudut-sisi, diperoleh kesimpulan bahwa segitiga
ABC kongruen dengan segitiga DEF (∆ABC ∆DEF).

b Kongruensi sisi-sudut-sisi
Cara kedua untuk menentukan dua segitiga kongruen atau tidak adalah
dengan meninjau sudut-sisi-sudut yang saling berdekatan.
Perhatikan contoh berikut.

Besar sudut A = sudut B karena keduanya memiliki tanda yang sama, yaitu
garis lengkung merah satu.

Panjang sisi AC = sisi DF karena kedua garis memiliki tanda yang sama,
yaitu garis merah dua.

Besarnya sudut C = sudut F karena kedua sudut memiliki tanda yang sama,
yaitu garis lengkung merah dua.

Berdasarkan tiga persamaan di atas, segitiga ABC kongruen dengan segitiga


DEF.

Secara matematika, bisa ditulis sebagai ∆ABC ∆DEF.

c Kongruensi sisi-sisi-sisi
Kekongruenan dua segitiga atau lebih juga bisa ditinjau hanya dari tiga sisi
yang bersesuaian. Perhatikan gambar berikut.

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh persamaan berikut.

Panjang sisi AB = sisi DE karena kedua sisi memiliki tanda yang sama, yaitu
garis merah satu.

Panjang sisi BC = sisi EF karena kedua sisi memiliki tanda yang sama, yaitu
lingkaran merah.
Panjang sisi CA = FD karena kedua sisi memiliki tanda yang sama, yaitu
garis merah dua.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa segitiga ABC kongruen dengan


segitiga DEF atau ∆ABC ∆DEF.

d Kongruensi sisi-sudut-sudut
Perhatikan gambar berikut.

Gambar di atas menunjukkan bahwa besaran sisi-sudut-sudut yang saling


bersesuaian adalah sama. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut:

Panjang sisi AB = sisi DF karena kedua sisi memiliki tanda yang sama, yaitu
garis merah satu.

Besarnya sudut A = sudut D karena kedua sudut memiliki tanda yang sama, yaitu
garis lengkung merah satu.

Besarnya sudut C = sudut F karena kedua sudut memiliki tanda yang sama, yaitu
garis lengkung merah dua.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa segitiga ABC kongruen dengan


segitiga DEF atau ∆ABC ∆DEF.

B. Kesebangunan
Kesebangunan dapat disimbolkan dengan “~” yang dibaca sebangun. Dua buah bangun
datar dapat dikatakan sebangun apabila memenuhi persyaratan yaitu jika setiap dua
pasang titik yang bersesuaian pada kedua bangun jaraknya sebanding dengan jarak dua
pasang titik lainnya.

1 Kesebangunan dua segitiga


Secara sederhana sesuai dengan pengertian kesebangunan, dua segitiga dikatakan
sebangun jika sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan semua perbandingan
panjang sisi-sisi yang bersesuaian sama.
Perhatikan gambar dua segitiga di bawah ini:

Berdasarkan gambar tersebut, ∆ABC dikatakan sebangun dengan ∆DEF. Dapat


pula ditulis dengan “∆ABC ~ ∆DEF”, karena telah memenuhi syarat-syarat berikut,
yaitu:

• Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu: ∠𝐵𝐴𝐶 = ∠𝐸𝐷𝐹, ∠𝐴𝐵𝐶 =


∠𝐷𝐸𝐹, ∠𝐴𝐶𝐵 = ∠𝐷𝐹𝐸.

• Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai, yaitu: AB/DE=𝐵𝐶/E𝐹=𝐴𝐶/𝐷𝐹

2 Kesebangunan Khusus Segitiga Siku- Siku


Perhatikan gambar berikut

∆𝐴𝐵𝐶 ~ ∆𝐷𝐵𝐴 diperoleh 𝐴𝐵/𝐷𝐵 = 𝐵𝐶/𝐵𝐴 ⇒ 𝐴𝐵² = 𝐷𝐵 × 𝐵𝐶


∆𝐴𝐵𝐶 ~ ∆𝐷𝐴𝐶 diperoleh 𝐵𝐶/𝐴𝐶 = A𝐶/𝐷𝐶 ⇒ 𝐴𝐶² = 𝐵𝐶 × 𝐷𝐶
∆𝐷𝐴𝐶 ~ ∆𝐷𝐵𝐴 diperoleh 𝐷𝐴/𝐷𝐵 = 𝐷𝐶/𝐷𝐴 ⇒ 𝐷𝐴² = 𝐷𝐵 × 𝐷C
Contoh:

Apabila diketahui CD // AB dan panjang CD dan AB berturut-turut 6 cm dan 9


cm, maka tentukan panjang AP!

Penyelesaian:
Karena ∆𝐷𝑃𝐶 ~ ∆𝐴𝑃𝐵, maka dengan menggunakan konsep perbandingan
kesebangunan diperoleh:

𝐷𝑃/𝐴𝑃=𝐶𝐷/𝐴𝐵

10/𝐴𝑃=6/9

𝐴𝑃 =10 × 9/6

𝐴𝑃 = 15 cm

Jadi, panjang AP adalah 15 cm.

3 Kesebangunan Dua Segiempat


Perhatikan gambar berikut

Melalui gambar tersebut, ABCD dikatakan sebangun dengan PQRS yang dapat
ditulis ~ jika memenuhi syarat berikut.

1) Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, yaitu: = = 90°,


= = 90o, = = 90°, = = 90°

2) Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai, yaitu:


/ = / = / = /

4 Kesebangunan Dua Trapesium

Cermati gambar diatas!


Untuk mengetahui panjang EF jika telah diketahui panjang kedua sisi sejajar DC
dan AB serta panjang DE dan AE atau yang telah diketahui adalah panjang dari
kedua sisi sejajar DC dan AB serta panjang BF dan CF. Maka, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut.

Contoh:

Perhatikan gambar trapesium dibawah ini!

Hitunglah panjang TU!


Pembahasan
LATIHAN SOAL
1 Pada gambar tersebut, besar sudut x dan Panjang y adalah…

2 Pada gambar dibawah ini segitiga ABC Kongruen dengan segitiga DEF.
Panjang EF adalah …

3 Pada gambar berikut, layang laaing PQRS terbentuk dari dua segitiga siku siku
yang kongruen, yaitu PQR dan PSR

Jika SQ = 24 cm, maka panjang QR adalah…


4 Buktikan bahwa pasangan dua segitiga pada gambar dibawah sebangun…

5 Pada gambar dibawah, Panjang KM adalah

6 Jika diketahui dua bidang persegi Panjang

Persegi Panjang ABCD sebanding persegi Panjang EFGH, maka Panjang FG


adalah …

7 Dalam gambar di atas terdapat dua segitiga yang sebangun yaitu segitiga ADE
dan ABC. Tentukan Panjang DB?

8 Dua segitiga pada gambar di bawah ini adalah kongruen, pasangan sisi yang
sama Panjang adalah…

9 Buktikan bahwa kedua segitiga tersebut sebangun!


10 Diketahui trapesium ABCD. AB//PQ//DC dengan AP: PD = 3:2. Jika AB =20
cm dan DC=15cm. Hitunglah PQ!
DAFTAR PUSTAKA

MUHAMMAD, A. S. (2021). MATEMATIKA KESEBANGUNAN DAN


KEKONGRUENAN (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Yeni, A. (2022). kesebangunan dan kekongruenan (Doctoral dissertation, UIN RADEN
INTAN LAMPUNG).

Nalurita, L., Siroj, R. A., & Ilma, R. (2010). Bahan Ajar Kesebangunan Dan Simetri Berbasis
Contextual Teaching And Learning (CTL) Menggunakan Macromedia Flash Di
Kelas 5 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai