Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH GEOMETRI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

KONSEP MATEMATIKA DASAR

Dosen Pengampu: Feylosofia Putri Agry, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Anindi Putri Safira Wulandari (1401421468)


2. Arifa Ramadhani (1401421262)
3. Fauzi Naufal (1401421275)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., karena atas limpahan rahmat, taufik,
dan hidayahnya, kami mampu menyelesaikan makalah “Geometri Segitiga dan Segiempat” ini
dengan baik. Kami ucapkan terima kasih juga kepada Ibu Feylosofia Putri Agry, S. Pd., M. Pd.
yang telah memberikan tugas menyusun makalah ini kepada kami.

Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Matematika Dasar. Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan tentang pengertian segitiga dan segiempat, jenis-jenis segitiga dan
segiempat, kongruensi pada segitiga dan segiempat, kesebangunan pada segitiga dan
segiempat, dan lain-lain.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang ada
di dalam makalah ini. Untuk itu, kami sangat terbuka dengan saran dan kritik yang diajukan
yang nantinya bisa kami gunakan sebagai perbaikan di waktu lain. Semoga makalah ini bisa
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami berharap makalah ini bisa menambah
pengetahuan dan pemahaman pembaca tentang geometri bidang datar terutama pada bangun
datar segitiga dan segiempat. Sebelumnya kami memohon maaf apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan, kami mohon untuk memberikan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan di masa depan.

Jawa Tengah, 24 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1 Segitiga ............................................................................................................................. 2
2.2 Segiempat ....................................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geometri adalah cabang dari matematika yang mempelajari hubungan antara titik,
garis, sudut, bidang serta bangun datar dan bangun ruang. Konsep geometri bersifat abtrak
namun bisa ditunjukkan dengan cara semi nyata atau semi kongkrit. Bangun geometri terdapat
dua macam yaitu geometri bangun datar dan geometri bangun ruang. Geometri bangun datar
merupakan suatu bentuk geometris yang terdiri dua dimensi atau hanya sekedar memiliki luas
namun tidak memiliki volume contohnya seperti segitiga, segiempat, lingkaran, dan lain-lain.

Dalam suatu konsep geometri bangun datar, bangun-bangun tersebut merupakan sifat
sedangkan yang kongkret atau nyata merupakan benda yang dilihat atau yang di pegang dengan
memenuhi sifat bangun-bangun geometri sehingga cangkupan dalam suatu konsep geometri
bangun datar meliputi macam-macam dan sifat-sifat bangun datar, rumus-rumus seperti luas,
keliling, dan lain lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan segitiga dan apa saja jenis-jenisnya?


2. Bagaimana konsep kongruensi dan kesebangunan pada segitiga?
3. Apa yang dimaksud dengan segiempat dan apa saja jenis-jenisnya?
4. Bagaimana konsep kongruensi dan kesebangunan pada segiempat?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis segitiga.


2. Mengetahui konsep kongruensi dan kesebangunan pada segitiga.
3. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis segiempat.
4. Mengetahui konsep kongruensi dan kesebangunan pada segiempat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Segitiga

A. Pengertian Segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai tiga buah
titik sudut. Segitiga biasanya dilambangkan dengan “ Δ”.

Sekarang, perhatikan gambar di atas. Pada gambar tersebut menunjukkan segitiga ABC.

a. Jika alas = AB maka tinggi = CD (CD tegak lurus AB).

b. Jika alas = BC maka tinggi = AE (AE tegak lurus BC).

c. Jika alas = AC maka tinggi = BF (BF tegak lurus AC).

Jadi, pada suatu segitiga setiap sisinya dapat dipandang sebagai alas, dimana tinggi
tegak lurus alas. Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Alas segitiga merupakan
salah satu sisi dari suatu segitiga, sedangkan tingginya adalah garis yang tegak lurus dengan
sisi alas dan melalui titik sudut yang berhadapan dengan sisi alas.

2
B. Jenis-Jenis Segitiga

1. Jenis-jenis segitiga ditinjau dari panjang sisinya

(i) Segitiga sembarang

Segitiga sembarang adalah segitiga yang sisi-sisinya tidak sama panjang. Pada gambar di
bawah ini, AB ≠ BC ≠ AC.

(ii) Segitiga sama kaki

Segitiga sama kaki adalah segitiga yang mempunyai dua buah sisi sama panjang. Pada gambar
di bawah di bawah, segitiga sama kaki ABC dengan AB = BC.

(iii) Segitiga sama sisi

Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki tiga buah sisi sama panjang dan tiga buah
sudut sama besar. Segitiga ABC pada di bawah ini merupakan segitiga sama sisi.

3
2. Jenis-jenis segitiga ditinjau dari besar sudutnya

(i) Segitiga lancip

Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip, sehingga sudut-
sudut yang terdapat pada segitiga tersebut besarnya antara 0° dan 90°. Pada gambar di bawah
ini, ketiga sudut pada Δ ABC adalah sudut lancip.

(ii) Segitiga tumpul

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut tumpul.
Pada Δ ABC di bawah ini, sudut ABC adalah sudut tumpul.

(iii) Segitiga siku-siku

Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya merupakan sudut siku-siku
(besarnya 90°). Pada gambar di bawah ini, Δ ABC siku-siku di titik C.

3. Jenis-jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi dan besar sudutnya

Ada dua jenis segitiga jika ditinjau dari panjang sisi dan besar sudutnya sebagai berikut.

4
(i) Segitiga siku-siku sama kaki

Segitiga siku-siku sama kaki adalah segitiga yang kedua sisinya sama panjang dan salah satu
sudutnya merupakan sudut siku-siku (90°). Pada gambar di bawah ini, Δ ABC siku-siku di titik
A, dengan AB = AC.

(ii) Segitiga tumpul sama kaki

Segitiga tumpul sama kaki adalah segitiga yang kedua sisinya sama panjang dan salah satu
sudutnya merupakan sudut tumpul. Sudut tumpul Δ ABC pada Gambar di bawah
adalah sudut B, dengan AB = BC.

C. Kongruensi Segitiga

Kongruen dilambangkan dengan ≅, sehingga jika terdapat dua buah segitiga yang
kongruen misalnya ΔABC kongruen dengan ΔPQR, maka dapat ditulis
sebagai ΔABC≅ΔPQR.

Perhatikan gambar berikut.

5
Dari gambar di atas diketahui bahwa ΔACM adalah segitiga sama kaki. Sisi AP merupakan
garis tinggi ΔACM, sehingga membentuk ΔACP dan ΔAMP. Apakah ΔACP kongruen dengan
ΔAMP? ΔACP kongruen dengan ΔAMP (ΔACP ≅ ΔAMP) karena:

 ΔACP dapat tepat menempati ΔAMP dengan cara mencerminkan ΔACP terhadap garis
AP atau semua sisi ΔACP memiliki panjang yang sama dengan ΔAMP.

 ΔCAM merupakan segitiga sama kaki, sehingga ∠ACP = ∠AMP (sudut pada kaki
segitiga samakaki ΔCAM) dan ∠APC = ∠APM = 90⁰. Ini berakibat ∠CAP = ∠MAP.

Dari uraian di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Sifat-Sifat Dua Segitiga yang Kongruen

 Sisi–sisi yang bersesuaian mempunyai panjang yang sama

 Sudut–sudut yang seletak besarnya sama

Syarat-Syarat Dua Segitiga yang Kongruen

 Dua segitiga akan kongruen jika ketiga sisi yang bersesuaian dari dua segitiga itu
sama panjang (s, s, s).

Perhatikan jajargenjang PQRS. Garis QS merupakan diagonal jajargenjang PQRS yang


membaginya menjadi 2 buah segitiga yaitu ΔPQS dan ΔRSQ. Apakah ΔPQS kongruen
dengan ΔRSQ? Pada jajargenjang PQRS, sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang
yaitu:

PQ // SR sehingga PQ = SR

PS // QR sehingga PS = QR.

Selanjutnya, QS adalah diagonal bidang sehingga QS = SQ. Dengan demikian, sisi-sisi yang
bersesuaian dari ΔPQS dan ΔRSQ sama panjang. Jadi, ΔPQS dan ΔRSQ kongruen.

6
 Dua segitiga akan kongruen jika dua sisi pada segitiga pertama sama panjang
dengan dua sisi yang bersesuaian pada segitiga kedua, dan besar sudut apit dari
kedua sisi tersebut sama (s, sd, s).

Pada gambar tersebut, sisi DE = KL, ∠D = ∠K, dan DF = KM. Jika kita mengukur
panjang sisi dan besar sudut lainnya yaitu sisi EF dan LM, ∠E dan ∠L, serta ∠F dan ∠M, maka
akan diperoleh:

EF = LM

∠E = ∠L

∠F = ∠M.

Dengan demikian, pada ΔDEF dan ΔKLM berlaku panjang DE = KL, EF = LM, dan
DF = KM. ini berati bahwa pada ΔDEF dan ΔKLM sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
Selain itu, besar ∠D = ∠K, ∠E = ∠L, dan ∠F = ∠M. Ini berarti bahwa sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar. Hal ini menunjukkan bahwa ΔDEF dan ΔKLM memenuhi sifat dua
segitiga yang kongruen.

 Dua segitiga akan kongruen jika dua sudut pada segitiga pertama sama besar
dengan dua sudut yang bersesuaian pada segitiga kedua, dan sisi yang merupakan
kaki persekutuan kedua sudut sama panjang (sd, s, sd).

7
Pada gambar tersebut, ∠G = ∠X, ∠H = ∠Y, dan sisi GH = XY. Jika kita mengukur besar
∠I dan ∠Z, panjang sisi GI dan XZ, serta panjang HI dan YZ, maka akan diperoleh:

besar ∠I = ∠Z

panjang sisi GI = XZ

panjang HI = YZ.

Dengan demikian, pada ΔGHI dan ΔXYZ berlaku, ∠G = ∠X, ∠H = ∠Y, dan ∠I = ∠Z. Ini berati
bahwa pada ΔGHI dan ΔXYZ sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Panjang GH = XY,
HI = YZ, dan GI = XZ. Ini berarti bahwa pada ΔGHI dan ΔXYZ sisi-sisi yang bersesuaian
sama panjang. Hal ini menunjukkan bahwa ΔGHI dan ΔXYZ memenuhi sifat dua segitiga
yang kongruen.

D. Kesebangunan Segitiga

Dua buah segitiga bisa dikatakan sebangun jika ia memiliki apa yang disebut
kesebangunan. Dua buah segitiga dikatakan sebagun jika memiliki bentuk yang sama tetapi
ukurannya berbeda. Kedua segitiga tersebut masih terlihat sama bahkan ketika kedua segitiga
tersebut di rotasi ataupun dicerminkan. Perhatikan ilustrasi dua buah segitiga sebangun di
bawah ini:

Kedua segitiga di atas memiliki bentuk yang sama meski memiliki ukuran yang
berbeda-beda. Satu kecil dan satu besar. Ketika digeser membesar atau mengecil bentuk
dasarnya masih sama meski tetap dengan ukuran yang berbeda. Dalam notasi matematika
kedua segitiga sebangun di atas bisa ditulis:

8
Ciri-Ciri Kesebangunan Segitiga

1. Sudut yang sesuai memiliki besar yang sama (kongruen)

Jika ada dua atau lebih segitiga dimana sudut yang sesuai memiliki besar yang sama maka
segitiga-segitiga tersebut adalah sebangun. Dari ilustrasi di atas terlihat

∠ P = ∠ L’

∠ Q = ∠ M’

∠ R = ∠ N’

2. Sisi-sisi yang sesuai memiliki proporsi yang sama

Perhatikan gambar di atas. Sisi PQ dibanding sisi LM sama dengan 2 : 1. Demikian juga
dengann PR : LN sama juga 2 : 1. Jika dibuat rumusnya

E. Contoh Soal
1. Suatu segitiga memiliki ukuran alas dan tinggi masing-masing 8 cm dan 11 cm. Tentukan
luas segitiga tersebut.

Jawab :

L = ½ x alas x tinggi

L = ½ x 8 cm x 11 cm

L = 44 cm2.

2. Diketahui panjang sisi a = 5 cm, sisi b= 7 cm, sisi c = 9 cm dan tinggi segitiga = 9 cm.
Tentukan keliling dari segitiga tersebut:

Jawab :

Keliling = sisi a + sisi b + sisi c

keliling = 5 cm + 9 cm + 9 cm

keliling = 23 cm

9
2.2 Segiempat

A. Pengertian Segiempat

Segi empat ini merupakan bentuk segibanyak yang paling banyak macamnya. Secara
definisi, segi empat adalah suatu bidang datar yang terbentuk oleh empat garis lurus.
Segibanyak ini mempunyai empat sisi yang membentuk empat sudut. Beberapa bentuk segi
empat itu adalah persegi, persegi panjang, jajar genjang, layang-layang, belah ketupat, dan
trapesium. Tak hanya itu saja, tetapi terdapat juga sebuah bangunan datar yang juga masuk
dalam kategori bangunan segi empat, namun memiliki bentuk yang tidaklah beraturan. Bentuk
bangun datar segi empat sering dijumpai di lingkungan sekitar kita, contohnya meja yang
berbentuk persegi panjang, figura yang berbentuk persegi, permainan layang-layang yang
berbentuk bangun datar layang-layang, dan masih banyak lagi.

Unsur-unsur segi empat yang perlu kita ketahui :

Sisi : ruas garis yang ujung-ujungnya adalah dua titik sudut segi empat.

Sudut : sudut yang terbentuk dari dua sisi yang berpotongan.

Titik Sudut : daerah yang terbentuk antara dua kaki sudut.

Diagonal : ruas garis yang ujung-ujungnya adalah dua titik sudut yang tidak berdekatan pada
segi empat.

B. Jenis-Jenis Segi Empat

Semua jenis segiempat terbentuk dari empat sisi dan masing-masing memiliki sifat
serta karakteristik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Di bawah ini merupakan
penjelasan yang disertai dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh setiap jenis bangun datar segi
empat.

1. Persegi

Jenis bangun datar yang termasuk segi empat yang pertama ialah persegi. Pengertian
dari persegi adalah bangun datar yang memiliki 4 buah sisi dengan ukuran panjang sisi yang
sama besar. Mempunyai sifat sebagai berikut :

a. Sisi-sisinya berhadapan dan sejajar.

10
b. Keempat sudutnya berbentuk siku-siku besarnya 90°.

c. Keempat sisinya sama panjang.

d. Kedua diagonalnya saling berpotongan tegak lurus dan membagi dua sama panjang.

2. Persegi Panjang

Bangun datar persegi panjang mempunyai sifat atau karakteristik yang menjadi
pembeda dari jenis bangun datar segi empat yang lainnya.Persegi panjang merupakan suatu
segi empat yang mempunyai sifat sebagai berikut :

a. Mempunyai dua pasang sisi yang saling berhadapan, setiap pasangnya sejajar dan sama
panjang.

b. Diagonal-diagonalnya sama panjang dan berpotongan saling membagi dua sama


panjang.

c. Sudut-sudutnya sama besar, yaitu 90°.

Nama Rumus

Luas (L) L=pxl

Keliling (K) K=2x(p+l)

11
p=L÷l
Panjang (p) p = (K ÷ 2) – l

l=L÷p
Lebar (l) l = (K ÷ 2) – p

Diagonal (d) d = √ (p2 + l2)

3. Jajar Genjang

Jajar genjang merupakan jenis bangun datar segi empat yang mempunyai 4 buah sisi
dan dua pasang sisi yang masing-masing sisinya berhadapan sama panjang dan sejajar. Bangun
datar jajar genjang memiliki sifat atau karakteristik yang dapat membedakannya dengan jenis
bangun datar segiempat yang lain. Jajar genjang adalah segi empat yang mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :

a. Mempunyai dua pasang sisi yang saling berhadapan, setiap pasangnya sejajar dan sama
panjang.

b. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar, yaitu memiliki 2 pasang sudut lancip dan 2
pasang sudut tumpul.

c. Diagonal-diagonalnya berpotongan dan saling membagi dua sama panjang.

12
4. Layang-layang

Layang-layang termasuk ke dalam segiempat. Layang-layang adalah segi empat dengan


sifat kedua sisi yang berdekatan sama panjang. Bangun datar layang-layang memiliki 4 buah
sisi yang terbentuk seperti layang-layang yang merupakan mainan anak-anak. Bangun datar
layang-layang mempunyai sifat atau kerakteristik yang manjadi pembeda dengan jenis bangun
datar segiempat yang lainnya. Mempunyai sifat sebagai berikut :

a. Mempunyai sepasang sisi yang berdekatan sama panjang.

b. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus dan salah panjang satu membagi dua
sama panjang.

c. Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.

5. Belah Ketupat

Belah ketupat merupakan segi empat yang mempunyai semua sisi sama panjang. Belah
ketupat memiliki 4 buah sisi dengan bentuk yang hampir sama dengan persegi.

Yaitu memiliki 2 diagonal dengan ukuran yang sama panjang. Terdapat sifat atau
karakteristik yang dimiliki oleh bangun datar belah ketupat guna membedakan dengan jenis
bangun datar yang termasuk ke dalam segiempat. Untuk lebih jelasnya perhatikan sifat belah
ketupat berikut :

a. Mempunyai sisi yang sama panjang.

b. Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus dan membagi dua sama panjang.

c. Diagonal-diagonalnya membagi dua dan saling berhadapan sama besar.

d. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

13
6. Trapesium

Trapesium adalah segi empat yang satu pasang sisinya sejajar. Bangun datar trapesium
terbagi menjadi 2 jenis, diantaranya ada trapesium siku-siku, trapesium sama kaki dan
trapesium sembarang. Seperti bangun segi empat lainnya, trapesium juga mempunyai empat
sudut. Menariknya, dalam sebuah trapesium bisa terdapat tiga macam sudut sekaligus, yaitu
sudut lancip (sudut kurang dari 90°), sudut siku-siku (sudut 90°), dan sudut tumpul (sudut lebih
dari 90°). Dari tiap-tiap jenis trapesium tersebut masing-masing memiliki sifat atau
karakteristik yang berbeda dengan satu sama lain. Untuk lebih jelasnya perhatikan sifat
trapesium berikut :

a. Trapesium Sama Kaki

Jenis trapesium sama kaki mempunyai sifat yang menjadi ciri khas bangun datar ini. Berikut
adalah ciri-ciri bangun datar trapesium sama kaki:

1. Trapesium sama kaki mempunyai 4 buah titik sudut yang terdiri dari sudut tumpul
dan juga sudut lancip.

2. Mempunyai 2 buah sudut dengan ukuran alas yang sama besar.

3. Mempunyai sepasang sisi yang sejajar, yaitu bagian kaki dan dua sisi yang lainnya
yang tidak sama besar.

14
4. Mempunyai 2 buah sudut pada sisi bagian atas yang sama besar.

5. Mempunyai 2 diagonal dengan ukuran yang sama panjang.

b. Trapesium Siku-Siku

Bangun datar trapesium tentunya mempunyai sifat yang berbeda dengan jenis trapesium sama
kaki. Di bawah ini adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh trapesium siku-siku yaitu :

1. Mempunyai 4 buah titik sudut yang terdiri dari sepasang sudut siku-siku, dengan
satu sudut tumpul dan satu sudut lancip.

2. Mempunyai 2 diagonal yang membagi dua dengan ukuran yang tidak sama panjang.

3. Mempunyai 4 sisi dengan ukuran yang tidak sama panjang.

c. Trapesium Sembarang

Trapesium sembarang merupakan trapesium yang ukuran rusuk pada tiap sisinya berbeda-
beda. Jadi, misalnya pada trapesium sembarang ABCD di atas, ukuran AB tidak sama dengan
BC, BC tidak sama dengan CD, dan CD tidak sama dengan DA (AB ≠ BC ≠ CD ≠ DA).
Perhatikan sifat-sifatnya sebagai berikut :

1. Dua diagonalnya masing-masing panjangnya berbeda.

2. Keempat sudutnya mempunyai besar yang berbeda-beda.

3. Panjang sisi yang sejajar tidak sama.

15
C. Kongruensi Segi Empat

Kongruensi dinotasikan dengan “ “.Definisi ruas garis-ruas garis yang kongruen


adalah ruas garis-ruas garis yang mempunyai ukuran sama. Sedangkan definisi sudut-
sudut yang kongruen adalah sudut-sudut yang mempunyai ukuran sama,

∠A ∠B u ∠A = u ∠B.

Dua segiempat dikatakan kongruen jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

2. Panjang sisi yang bersesuaian sama panjang

Perhatikan contoh berikut:

Pada gambar diatas telah dibuat korespondensi dari satu antar titik-titik sudut kedua
bangun segi empat tersebut sehingga sudut-sudut yang bersesuaían sama besar dan panjang
sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang. Sesuai definisi yang telah disebutkan di atas maka
dapat disimpulkan bahwa segiempat ABCD kongruen dengan segiempat EFGH.

Dua bangun segiempat yang kongruen tidak terpengaruh oleh posisi kedua bangun

Posisi 1

Posisi 2

16
Perhatikan gambar diatas, sekalipun kedua bangun segiempat tersebut berbeda posisi namun
tetap kongruen karena mempunyai titik-titik sudut yang sama besar dan panjang sisi-sisi yang
sama panjang.

D. Kesebangunan Segi Empat

Dua segiempat dikatakan sebangun apabila:

1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.

2. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian rnempunyai perbandingan yang sama.

Kesebangunan dilambangkan dengan simbol ~

Perhatikan contoh gaınbar berikut:

Dari gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa:

1. Sudut-sudut yang berse.suaian sama besar. yakni:

Sudut A = Sudut E, Sudut B = Sudut F, Sudut C = Sudut G, Sudut D = Sudut H

2. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama, Panjang AB


bersesuaian EF Panjang BC bersesuaian FG Panjang CD bersesuaian GH Panjang AD
bersesuaian EH

AB BC CD AD 2

EF FG GH EH 1

17
Maka dapat disimpulkan bahwa segi empat ABCD sebangun dengan segi empat EFGH atau
dapat ditulis ABCD ~ EFGH.

Perhatikan kembali gambar di bawah ini :

Dua segi empat tetap dikatakan sebangun walaupun dalam posisi yang berbeda

Posisi III

Pada masiııg-ınasing posisi, amatilah semua pasang titik yang dihubungkan dengan garis yang
terputus. Coba cocokkan ukuran sudut dan sisinya. Apakah ada diantara keempat posisi yang
menjadikan kedua bangun menjadi tidak sebangun lagi‘? Tentu tidak ada.

18
E. Contoh Soal
1. Terdapat sebuah kain berbentuk persegi yang memiliki sisi 75 m . Cari dan hitunglah luas
serta keliling kain tersebut !

Penyelesaian :

Diketahui : S = 75 m

ditanya : L = …?

Jawab :

L=SxS

L = 75 m x 75 m

L = 5.625 m2

Jadi , luas kain tersebut adalah 5.625 m2

K=4xS

K = 4 x 75m

K = 300 m

Jadi, keliling kain tersebut adalah 300 m

2. Tentukan keliling jajar genjang berikut.

7 cm

15 cm

Penyelesaian :

K = 2 x (a + b)

K = 2 x ( 7 + 15 ) cm

K = 44 cm

Jadi, keliling dari jajargenjang tersebut adalah 44 cm.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Geometri bangun datar merupakan suatu bentuk geometris yang terdiri dua dimensi
atau hanya sekedar memiliki luas namun tidak memiliki volume contohnya seperti segitiga
dan segiempat.

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai tiga
buah titik sudut. Jenis-jenis suatu segitiga dapat ditinjau berdasarkan panjang sisi-sisinya,
besar sudut-sudutnya, panjang sisi dan besar sudutnya.

Segi empat adalah suatu bidang datar yang terbentuk oleh empat garis lurus dan
mempunyai empat sisi yang membentuk empat sudut. Beberapa jenis segi empat itu adalah
persegi, persegi panjang, jajar genjang, layang-layang, belah ketupat, dan trapesium.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, R., Aripin, U., & Hidayani, N. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematik Siswa SMP Pada Materi Segitiga Dan Segiempat. Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif, Vol 1 , No 6, hal.1143-1154.

Kesumawati, N. 2010. Pemahaman Konsep Matematika Dalam Pembelajaran Matematika.


Semnas Matematika Dan Pendidikan Matematika 2008.

Tustanto, dkk. 2013. Kongruensi dan Kesebangunan Segi Empat. Jurnal Universitas Kristen
Satya Wacana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Zulfikar, Fahri. 2021. “Jenis-Jenis Bangun Datar” dalam


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5619073/jenis-jenis-bangun-datar-lengkap-dengan-
ciri-ciri-dan-gambarnya, diakses 23 Oktober 2021.

https://mafia.mafiaol.com/2013/01/pengertian-dan-jenis-jenis-segitiga_6.html, diakses 23
Oktober 2021.

https://www.rumuspelajaran.com/pengertian-segitiga-rumus/, diakses 23 Oktober 2021.

https://www.danlajanto.com/2016/08/kekongruenan-pada-segitiga.html, diakses 23 Oktober


2021.

https://rumushitung.com/2015/07/31/rumus-kesebangunan-segitiga/, diakses 23 Oktober 2021.

21

Anda mungkin juga menyukai