Anda di halaman 1dari 14

Masih ingatkah Anda dengan pengertian bangun datar?

Bangun datar atau

sering disebut sebagai bangun dua dimensi merupakan suatu bangun yang

hanya memiliki panjang dan lebar serta dibatasi oleh garis lurus atau

lengkung (silahkan baca: rumus keliling dan luas bangun datar). Kita

mengenal ada delapan jenis bangun datar yakni persegi panjang, persegi,

segitiga, jajargenjang, trapesium, belah ketupat, layang-layang dan

lingkaran.

Untuk mencari komponen-komponen bangun datar tersebut kadang-

kadang kita melibatkan teorema Pythagoras. Di manakah terorema

Pythagoras diterapkan dalam memecahkan permasalahan bangun datar?

Berikut beberapa penerapan teorema Pythagoras dalam memecahkan kasus

bangun datar yakni:

1) mencari diagonal bidang pada persegi panjang jika panjang dan

lebarnya diketahui dan mencari diagonal bidang pada persegi jika

diketahui sisi persegi tersebut. Untuk penerapan teorema Pythagoras contoh

soal tentang persegi dan persegi panjang, silahkan lihat postingan yang

berjudul cara mencari perbandingan sisi segitiga siku

2) mencari diagonal belah ketupat dan layang-layang jika sisi dan

salah satu diagonal bidangnya diketahui. Untuk penerapan teorema


Pythagoras pada contoh soal tentang bangun datar belah ketupat dan

layang-layang silahkan lihat contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 1

Perhatikan gambar belah ketupat ABCD di bawah ini

Jika sisi belah ketupat tersebut 10 cm dan salah satu diagonalnya 16 cm.

Hitunglah luas bangun belah ketupat di atas!

Penyelesaian:

Misalkan titik perpotongan diagonal AC dan BD di titik M, maka:

AM = x AC

AM = x 16 cm

AM = 8 cm

Sekarang dengan menggunakan teorema Pythagoras cari panjang BM,

yakni:
BM = (AB2 AM2)

BM = (102 82)

BM = (100 64)

BM = 36

BM = 6 cm

BD = 2 x BM

BD = 2 x 6 cm

BD = 12 cm

Untuk mencari luas belah ketupat, gunakan rumus luas belah ketupat

yakni:

L = x d1 x d2

L = x AC x BD

L = x 16 cm x 12 cm

L = 96 cm2

Jadi, luas bangun belah ketupat ABCD di atas adalah 96 cm2

Contoh Soal 2

Perhatikan gambar layang-layang ABCD di bawah ini


Jika panjang AC = 24 cm, panjang AB = 13 cm dan panjang AD = 20 cm.

Hitunglah luas bangun layang-layang di atas!

Penyelesaian:

Misalkan titik perpotongan diagonal AC dan BD di titik N, maka:

AN = x AC

AN = x 24 cm

AN = 12 cm

Sekarang dengan menggunakan teorema Pythagoras cari panjang BN dan

DN, yakni:

BN = (AB2 AN2)

BN = (132 122)

BN = (169 144)

BN = 25
BN = 5 cm

DN = (AD2 AN2)

DN = (202 122)

DN = (400 144)

DN = 256

DN = 16 cm

Panjang diagonal BD yakni:

BD = BN + DN

BD = 5 cm + 16 cm

BD = 21 cm

Untuk mencari luas bangun layang-layang gunakan rumus luas layang-

layang yakni:

L = x d1 x d2

L = x AC x BD

L = x 24 cm x 21 cm

L = 252 cm2

Jadi, luas bangun layang-layang ABCD di atas adalah 252 cm2.


3) mencari tinggi pada trapesium atau jajargenjang. Untuk

penerapan teorema Pythagoras pada contoh soal tentang jajargenjang dan

trapesium silahkan lihat contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 3

Perhatikan bangun datar jajargenjang ABCD di bawah ini.

Jika diketahui panjang AD = 13 cm, CD = 20 cm, dan BE = 15 cm. Hitunglah

luas jajargenjang ABCD tersebut.

Penyelesaian:

Cari panjang AE dengan menggunakan sifat-sifat jajargenjang, yakni:

AB = CD

AE + BE = CD

AE = CD BE

AE = 20 cm 15 cm

AE = 5 cm
Sekarang cari tinggi jajargenjang tersebut dengan menggunakan teorema

Pythagoras yakni:

DE = (AD2 AE2)

DE = (132 52)

DE = (169 25)

DE = 144

DE = 12 cm

Luas jajargenjang dapat dicari dengan rumus luas jajar genjang yakni:

L=axt

L = AB x DE

L = 20 cm x 12 cm

L = 240 cm2

Jadi, luas jajargenjang ABCD tersebut adalah 240 cm2

Contoh Soal 4

Perhatikan bangun datar trapesium sama kaki ABCD di bawah ini.


Jika diketahui panjang AD = 20 cm, CD = 20 cm dan AB = 44 cm. Hitunglah

luas trapesium ABCD tersebut.

Penyelesaian:

Karena trapseium sama kaki maka AD = BC, AE = BF, dan EF = CD.

Sekarang cari panjang AE, yakni:

AE = AB EF BF

AE = 44 cm 20 cm AE

2 x AE = 24 cm

AE = 12 cm

Sekarang cari tinggi trapesium dengan menggunakan teorema Pythagoras

yakni:

DE = (AD2 AE2)

DE = (202 122)

DE = (400 144)
DE = 256

DE = 16 cm

Luas trapseium dapat dicari dengan rumus luas trapesium yakni:

L = x jumlah sisi sejajar x tinggi

L = x (AB + CD) x DE

L = x (44 cm + 20 cm) x 16 cm

L = 512 cm2

4) mencari panjang tali busur suatu lingkaran jika jari-jari atau

diameter lingkaran diketahui (materi ini akan di bahas pada bab berikutnya

yaitu Bab Lingkaran). Untuk penerapan teorema Pythagoras pada contoh

soal tentang lingkaran silahkan lihat contoh soal di bawah ini.

Contoh Soal 5

Perhatikan lingkaran O di bawah ini.


Jika diameter lingkaran 14 cm, hitunglah panjang tali busur AB!

Penyelesaian:

Kita ketahui bahwa diameter lingkaran sama dengan dua kali jari-jari

lingakaran atau jari-jari lingkaran sama dengan setengah diameter lingkaran

(silahkan baca: unsur-unsur lingkaran), yakni:

r=xd

r = x 14 cm

r = 7 cm

Dengan menggunakan teorema Pythagoras maka panjang tali bususr AB

dapat dicari yakni:

AB = (AO2 + BO2)

AB = (72 + 72)

AB = (49 + 49)

AB = 98

AB = 72 cm

Jadi, panjang tali busur AB adalah 72 cm

Nah itulah beberapa contoh penerapan teorema Pythagoras pada bangun

datar. Selain pada bangun datar, teorema Pythagoras juga diterapkan untuk
mencari panjang diagonal ruang kubus dan untuk mencari panjang

diagonalruang balok. Sekarang perhatikan contoh soal di bawah ini.

Contoh soal 6

Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini.

Jika panjang rusuk kubus 4 cm, hitunglah diagonal ruang kubus tersebut!

Penyelesaian:

Misalkan kita akan mencari panjang diagonal ruang AG. Sebelum itu Anda

harus cari panjang diagonal bidang AF terlebih dahulu. Dengan

menggunakan teorema Pythagoras, maka panjang AF dan AG yakni:

AF = (AB2 + BF2)

AF = (42 + 42)

AF = (16 + 16)

AF = 32
AG = (AF2 + FG2)

AG = ((32)2 + 42)

AG = (32 + 16)

AG = 48

AG = 43 cm

Jadi, diagonal ruang kubus di atas adalah 43 cm.

Contoh soal 7

Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH di bawah ini.

Jika balok di atas memiliki panjang 12 cm, lebar 4 cm dan tinggi 8 cm.

Hitunglah diagonal ruang balok tersebut.

Penyelesaian:
Misalkan kita akan mencari panjang diagonal ruang BH. Sebelum itu Anda

harus cari panjang diagonal bidang BE terlebih dahulu. Dengan

menggunakan teorema Pythagoras, maka panjang BE dan BH yakni:

BE = (AB2 + AE2)

BE= (122 + 82)

BE = (144 + 64)

BE = 208

BH = (BE2 + EH2)

BH = ((208)2 + 42)

BH = (208 + 16)

BH = 224

BH = 414 cm

Jadi, diagonal ruang balok di atas adalah 414 cm

Selain penerapan seperti yang dijelaskan di atas, masih ada banyak

penerapan teorema Pythagoras yang belum Mafia Online jelaskan. Nah

teorema Pythagoras akan banyak sekali Anda terapkan pada waktu Anda

duduk di bangku SMA, yaitu pada materi Bangun Ruang Dimensi

Tiga. Jadi pastikan bahwa diri Anda sudah benar-benar menguasai

teorema Pythagoras.
Mohon maaf jika ada kata-kata atau perhitungan yang salah dalam

postingan di atas. Jika ada permasalahan mengenai pembahasan di atas

silahkan tanyakan di kolom komentar. Salam Mafia

Anda mungkin juga menyukai