DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang " SEGITIGA KONGRUEN DAN
KESEBANGUNAN" dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami mengenai segitiga
kongkruen dan kesebangunan selain itu tujuan dari penulisan ini yakni memenuhi
tugas Mata Kuliah yang diampu oleh Bapak Elwan Stiadi, M. Pd.
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Semoga hal yang dilakukan terbalaskan oleh Allah
SWT. dengan ganjaran yang berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah
ini. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dan
membangun dari pembaca sekalian agar dapat menjadi masukan yang dapat
membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran, kritik,
serta bimbingan dari pada dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan
datang,semoga makalah ini bermanfaat bagi kami.
Akhir kata kami memohon maaf.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi ...............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................2
Bab II Pembahasan ...............................................................................................3
2.1 Segitiga.........................................................................................................3
2.2 Segitiga Kongruen .......................................................................................3
2.3 Segitiga Sebangun........................................................................................7
2.4 Garis-garis Istimewa Segitiga .....................................................................9
Bab III Penutup...................................................................................................17
3.1 Kesimpulan .............................................................................................17
3.2 Saran ..........................................................................................................18
Daftar Pustaka ...................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Thales merupakan seorang filsuf Yunani yang dilahirkan dikota Miletus dan
hidup pada abad ke-6 SM. Thales mengungkapkan salah satu gagasan dalam
bidang matematika yaitu pada bidang kesebangunan. Ia dapat menentukan tinggi
suatu piramida hanya dengan menggunakan bayangan dari suatu tongkat. Thales
menyatakan bahwa bayangan segitiga kecil yang dibentuk oleh tongkat
sebangun dengan bayangan segitiga yang dibentuk oleh piramida. Dengan
menggunakan konsep perbandingan kesebangunan pada kedua segitiga, maka
dapat diperkirakan tinggi dari piramida tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari
kita sering membandingkan antara benda satu dengan benda lainnya yang
memiliki bentuk yang sama namun memiliki ukuran yang berbeda (Muhammad
Akyas S, 2021).
Kesebangunan dan kekongruenan pada suatu bangun datar dapat membentuk
persamaan berupa perbandingan-perbandingan sisi-sisinya. Persamaan
perbandingan sisi-sisi pada kesebangunan dan kekongruenan bangun datar
dibentuk dengan menyamakan besar sudut dan sisi yang bersesuaian. Dengan
demikian, panjang sisi bangun yang belum diketahui dapat dihitung melalui
persamaan yang diperoleh. Contoh penggunaan kesebangunan memungkinkan
seseorang menghitung lebar sungai tanpa mengukurnya. Atau dapat juga
digunakan untuk menghitung tinggi gedung tanpa mengukurnya.
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu segitiga
2. Mengetahui apa itu segitiga kongruen
3. Mengetahui apa itu kesebangunan segitiga
4. Mengetahui garis istimewa segitiga
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Segitiga
Segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi dengan adanya tiga buah sisi
serta memiliki tiga buah titik sudut. Kemudian untuk alas dari segitiga adalah satu
dari sisi suatu bangun segitiga. Lalu untuk tingginya adalah garis yang berbentuk
tegak lurus dengan sisi alas dan melewati titik sudut yang saling berhadapan dengan
sisi alas. Dalam mengerjakan soal atau pun mempelajari materi tentang bangun datar
segitiga, maka simbol yang biasanya diberikan adalah berbentuk segitiga "Δ". Jika
menemukan simbol seperti itu, maka hal tersebut adalah mengarah pada bangun
segitiga.
Dua atau lebih segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu syarat
sebagai berikut.:
3
Gambar 2.2.1 Segitiga ABC
Sumber : Matematika SMP Kelas VII
Jika ΔABC dan ΔDEF memenuhi syarat tersebut, maka ΔABC dan ΔDEF
kongruen,dinotasikan dengan ΔABC ≅ ΔDEF. Jika ΔABC dan ΔDEF tidak kongruen
maka ΔABC ≠ ΔDEF.
Untuk menguji apakah dua segitiga kongruen atau tidak, tidak perlu menguji
semua pasangan sisi dan sudut yang bersesuaian. Dua segitiga dikatakan kongruen jika
memenuhi salah satu kondisi berikut ini :
1. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (sisi – sisi – sisi)
4
Gambar 2.2.3 Segitiga kongruen (sisi-sudut-sisi)
Sumber : Modul Belajar mandiri
3. Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan satu sisi yang bersesuaian sama
panjang (sudut – sisi – sudut)
Menentukan panjang sisi dan besar sudut pada segitiga kongruen. Dalam
memperoleh panjang sisi atau pun besar sudut segitiga-segitiga kongruen,
sebelumnya harus menentukan kesamaan pada sudut-sudutnya atau kesamaan
panjang pada sisi-sisinya. Apabila beberapa segitiga kekongruenan belum diketahui
maka harus dibuktikan terlebih dahulu apakah kongruen atau tidak.
Contoh 1:
5
Lihat gambar dibawah ini buktikan segitiga ABC kongruen dengan segitiga KLM
Penyelesaian :
Kita tunjukkan bahwa Pada ΔABC dan ΔKLM terdapat (S-S-S)
AC = KL = 7 cm
AB = √ 625 = 25 cm
LM = √ ¿ ¿ = 25 cm
Jadi AB = LM = 25 cm
BC ¿ √ √ ¿ ¿¿ = 24 cm
BC = KM = 24 cm
Terbukti bahwa ΔABC dan ΔKLM adalah kongruen, karna sisi seletak sama panjang.
Contoh 2 :
6
sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Perubahan bangun satu menjadi bangun lain
yang sebangun melibatkan perbesaran atau pengecilan.
Dengan kata lain, bangun datar dikatakan sebangun jika memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki
perbandingan yang sama.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar
Pada bangun segitiga, dua atau lebih segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi
salah satu syarat sebagai berikut:
Contoh 1:
7
Diketahui Bahwa Segitiga ABC dan Segitiga PQR sebangun,Maka :
AB AC BC
= =
PQ PR QR
∠A = ∠P, ∠B = ∠Q ,∠C=∠R
Contoh 2:
Dalam ΔDEF dan ΔKLM diketahui ∠D=60 ° , ∠E=45 ° , ∠K= 60 ° ,dan ∠M =75 ° .
Apakah kedua segitiga sebangun? Jika ya, sebutkan pasang sisi-sisi yang sebanding
Penyelesaian:
Pada ΔDEF
∠D= 60 °
∠E =45 °
∠F = 180−(60+ 45)°
= 180°-105°
= 75°
Jadi, besar sudut F = 75°
Pada ΔKLM
∠K = 60°
∠M = 75°
∠L = 180°- (60 + 75)°
= 180°- 135°
=45°
Jadi, besar sudut L = 45°
Maka: ∠D = ∠K = 60°
∠E = ∠L= 45°
EF DF DE
∠F=∠M=75° = =
LM KM KL
8
Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, maka ΔDEF Sebangun dengan
ΔKLM.
1. Garis Tinggi
Garis tinggi pada suatu sisi dari suatu segitiga adalah garis yang ditarik dari
sebuah titik sudut segitiga dan tegak lurus sisi di depannya.
Untuk melukis sebuah garis tinggi pada segitiga, ikutilah langkah – langkah
pada tabel berikut ini.
9
Sumber : Matematika berbasis kecerdasan majemuk.
Contoh soal:
Perhatikan gambar segitiga PQR yang ada di bawah ini. Pada segitiga tersebut,
panjang PQ ialah 24 cm, panjang QR ialah 20 cm dan panjang PS ialah 16cm. Maka,
berapakah panjang RT?
Penyelesaian:
Dari segitiga tersebut, kita ketahui bahwa luas segitiga dengan alas PQ = luas
segitiga dengan alas QR. Maka cara menghitungnya adalah:
1/2 x PQ x PS = 1/2 x QR x RT
1/2 x 24 x 16 = 1/2 x 20 x RT
24 x 16 = 20 x RT
384 = 20 x RT
RT = 384/20
RT = 19, 2 cm.
2. Garis Bagi
Garis bagi pada suatu segitiga adalah garis yang ditarik dari titik sudut
segitiga dan membagi sudut tersebut menjadi dua sama besar.
Untuk melukis sebuah garis bagi pada segitiga, ikutilah langkah – langkah
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.4.2 Melukis garis bagi dari titik sudut A ke garis BC pada
Segitiga.
10
Sumber : Matematika berbasis kecerdasan majemuk.
Contoh soal:
11
Segitiga ABC siku-siku di A dengan panjang AB = 3 cm dan AC = 4 cm . Dari titik
sudut A ditarik garis bagi AD. Tentukan panjang AD!
Penyelesaian:
Dengan pythagoras, kita menentukan panjang BC
BC= √ AC 2 + AB2
BC = √ 4 2+ 32
BC = √ 16+9
BC =√ 25 BC =5
diperoleh panjang BC = 5 cm
Menentukan panjang m dan n.
m/n = ¾ , dari perbandingan ini maka,
m= 3/7 x BC = 3/7 x 5 = 15/7.
n= 4/7 x BC = 4/7 x 5 = 20/7
Menentukan panjang AD
2
d = bc - mn
= 4 x 3 - 15/7 x 20/7
= 12 - 300/49
= 588/49 - 300/49
2
d = 288/49
d = √ 144.2/49
d = 12/7 √ 2
Jadi, panjang garis bagi AD = d = 12/7 √ 2 cm.
3. Garis Sumbu
Garis sumbu pada suatu sisi dari suatu segitiga adalah garis yang tegak lurus
dan melalui titik tengah sisi tersebut.
12
Untuk melukis sebuah garis sumbu pada segitiga, ikutilah langkah – langkah
pada tabel berikut ini.
Contoh soal:
Perhatikan gambar berikut!
13
Pada gambar diatas, terdapat garis-garis istimewa. Tentukan yang manakah
merupakan garis sumbu dan jelaskan!
Penyelesaian:
Pada gambar diatas terdapat 3 garis istimewa,yaitu:
AQ = garis berat, karena AQ membagi dua sisi menjadi sama panjang.
BS = garis tinggi, karena BS tegak lurus terhadap AC atau alasnya.
PR = garis sumbu, karena PR membagi kedua sisi menjadi sama panjang dan juga
tegak lurus AB.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang merupakan garis sumbu adalah PR.
4. Garis Berat
Garis berat pada suatu sisi dari suatu segitiga adalah garis yang
menghubungkan titik sudut dihadapan sisi itu dengan titik tengah sisi itu.
Untuk melukis sebuah garis berat pada segitiga, ikutilah langkah – langkah
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.4.4 Melukis garis berat dari titik A ke sisi BC pada Segitiga
14
Sumber Matematika berbasis kecerdasan majemuk
Contoh soal:
Hitunglah panjang BQ pada segitiga berikut:
Penyelesaian:
Garis BQ adalah garis berat dari segitiga ABC, sehingga berlaku BQ2 = ½BC2 +
½AB2 – ¼AC2.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi dengan adanya tiga buah sisi
serta memiliki tiga buah titik sudut.
2. Kekongruenan merupakan sebuah konsep yang melibatkan dua atau lebih
bangun geometri yang sama dan sebangun.
3. Dua atau lebih segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu syarat
sebagai berikut.:
1). Sisi –sisi yang bersesuaian sama panjang
2). Sudut-sudut bersesuaian sama besar
4. Sebangun merupakan dua bangun datar yang mempunyai bentuk yang sama.
5. Bangun datar sebangun jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1). Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki
perbandingan yang sama.
2). Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
16
6. Perbedaan Kesebangunan dan Kekongruenan. Hal mendasar yang
membedakan kongruen dan sebangun yaitu: Bangun dikatakan kongruen
jika sisi-sisi yang bersesuaian harus sama panjang. Sementara jika bangun
dikatakan sebangun apabila perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
harus sama besar. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa, seluruh bangun
yang kongruen sudah pasti sebangun, namun jika sebangun belum tentu
kongruen.
7. Segitiga memiliki 4 macam garis istimewa ,yaitu :
Garis Tinggi, Garis yang tegak lurus pada sisi yang dihadapannya
sehingga membentuk sudut siku-siku
Garis Bagi, Membagi dua sudut menjadi sama besar
Garis Sumbu, Membagi dua sisi menjadi sama panjang secara tegak lurus
Garis Berat, Membagi dua sisi menjadi sama panjang
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, disadari ataupun tidak masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki dalam penyempurnaan penulisan makalah ini, oleh karena itu
perlu kiranya pembaca memperdalam lagi kajian mengenai topik yang dibahas
khususnya menyangkut detailnya pokok bahasan kajian. Sehingga diharapkan
pembaca dapat menghubungkan serta membandingkan makalah ini dengan literatur
yang relevan guna memperoleh informasi atau pengetahuan yang sempurna. Kepada
para pembaca hendaknya tidak hanya mengacu pada makalah ini, dan dimohon kritik
dan saran didalam makalah ini guna menyempurnakannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Ngapiningsih, Suparno, dan Noviana, E. S. (2018). Detik-Detik Ujian Nasional
Matematika Tahun Pelajaran 2018/2019. Yogyakarta: PT Penerbit Intan
Parawira
Subchan, Winarni, Muhammad Syifa’ul Mufid, Kistosil Fahim, dan Wawan Hafid
Syaifudin. (2018). Matematika / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Sukismo, Edi Susanto, Soleh Amin, Siswanto, Budiyono, Isniah, Sri Fa’jiah, Waskito
Imam Nugroho, Agus Supriyanto, dan Nur Zaida. (2020) . Erlangga Fokus
UN SMP / MTS 2020. Jakarta: ERLANGGA
Sukismo, Soleh Amin, Siswanto, Budiyono, Isniah, Edi Susanto, Sri Fa’jiah, Waskito
Imam Nugroho, dan Krisnandar. (2018) . Erlangga Fokus UN SMP / MTS
2018. Jakarta: ERLANGGA
19