Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REVIEW

“KEKONGRUENAN DAN KESEBANGUNAN”

DOSEN PENGAMPU:

Drs. W.L Sihombing, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Erika Kristina Br.Nainggolan (4181111023)

Evlin Minarista Limbong (4183311004)

Fitra Agung Fadillah (4183311058)

Lasma Ivana Maria Hutasoit (4813311048)

Yaminiati Lase (4182111041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat,nikmat, dan kesehatan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas critical book review ini dengan baik.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak. Drs. W.L Sihombing, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan tugas ini kepada saya,
serta terima kasih juga kepada pihak-pihak yang membantu saya dalam
mengerjakan tugas ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik agar dapat memperbaiki tugas ini agar
lebih baik lagi.

Akhir kata kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun tata bahasa yang terdapat pada tugas ini dan semoga dapat bermanfaat.

Medan, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
a. Rasionalisasi Pentingnya CBR..........................................................................1
b. Tujuan................................................................................................................1
c. Manfaat..............................................................................................................1
d. Identitas Buku....................................................................................................2

BAB II RINGKASAN ISI BUKU......................................................................3


a. Ringkasan Buku Utama.....................................................................................3
b. Ringkasan Buku Pembanding............................................................................6

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................10


a. Kelebihan Buku.................................................................................................10
b.Kelemahan Buku................................................................................................11

BAB IV PENUTUP..............................................................................................13
a. Kesimpulan........................................................................................................13
b. Saran..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Critical review menguji pikiran pengarang/penulis berdasarkan sudut pandang


kita berdasarkan pengetahuan & pengalaman yang kita miliki. Maksud pemberian
tugas kuliah berupa critical review ini adalah untuk mengembangkan budaya
membaca, berpikir sistematis & kritis, dan mengekspresikan pendapat.

Dengan mengerjakan tugas critical book review ini, kita bisa melatih otak
dalam berpikir kritis dengan melihat hasil karangan dari si penulis Dengan
berpikir kritis berarti kita mengontrol proses berpikir secara sadar. Menurut
Troyka (2006:117), proses berpikir kritis terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1)
merangkum (menyatakan kembali); 2) menganalisis (menggali informasi tersirat);
3) mensistesiskan (menghubungkan apa yang telah dirangkum dan dianalisis
dengan pengetahuan dan pengalaman kita); 4) mengevaluasi (membuat penilaian).
Tahapan inilah yang diterapkan pada saat kita melakukan critical review.

Dari point- point diatas, penulis menjadikan ini sebagai dasar dalam
melaksanakan tugas. Berharap tugas yang penulis kerjakan dapat tersusun dengan
baik dan berguna bagi pembacanya.

B. Tujuan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Kapita Selekta
Matematika Pendidikan Dasar
2. Mengulas satu bab materi yang terdapat dalam buku yaitu kekongruenan dan
kesebangunan dari sebuah buku.
3. Meningkatkan rasa kritis terhadap buku yang akan menjadi bahan referensi
4. Mengetahui kelebihan serta kekurangan yang terdapat dalam buku tersebut

C. Manfaat
1. Agar lebih memahami isi dari buku yang di review
2. Mengajak pembaca agar lebih kritis terhadap masalah yang ada

1
3. Tidak hanya fokus terhadap satu sumber buku dan dapat membandingkannya
dengan buku lainnya.

D. Identitas Buku
 Buku I (Utama)
Judul buku : Matematika
Penerbit : Yudhistira
Tahun terbit : 2009
Kota terbit : Jakarta
Bahasa teks : Bahasa Indonesia
Pengarang : Dr. Marsigit
Halaman : 187 Halaman

 Buku II (Pembanding)
Judul buku : Aplikasi Kesebangunan Dalam Pembelajaran Matematika
SMP
Penerbit : Erlangga
Tahun terbit : 2011
Kota terbit : Yogyakarta
Bahasa teks : Bahasa Indonesia
Pengarang : Sigit Tri Guntoro dan Sapon Suryonopurnomo

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Ringkasan Buku Utama

A. Dua Bangun Datar Yang Kongruen

1. Syarat Dua Bangun Datar Kongruen

Dua bangun datar yang tepat saling menutupi atau saling berimpit disebut dua
bangun datar yang kongruen. Syarat dua bangun datar kongruen yaitu :

 Dua bangun datar dikatakan kongruen jika kedua bangun datar tersebut
mempunyai sisi – sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut – sudut yang
bersesuaian sama besar.

 Jika dua bangun datar kongruen, maka :

1. Sisi – sisi yang bersesuaian sama panjang, dan

2. Sudut – sudut yang bersesuaian sama besar.

2. Menentukan Panjang Sisi Pada Dua Bangun Yang Kongruen

Untuk menentukan panjang sisi pada dua bangun datar yang kongruen dapat
menggunakan syarat dua bangun datar yang kongruen.

3. Segitiga – Segitiga Yang Kongruen

a. Syarat Dua Segitiga Kongruen

Untuk dapat memahami syarat dua segitiga kongruen dengan cara melakukan
pergeseran atau pencerminan dari bangun datar segitiga. Sehingga, syarat dua
segitiga kongruen adalah sebagai berikut. Jika dua segitiga kongruen, maka

 Sisi – sisi yang bersesuaian ( seletak ) sama panjang, dan

 Sudut – sudut yang bersesuaian ( seletak ) sama besar

b. Sifat – Sifat Dua Segitiga Kongruen

3
1. Menentukan Dua Segitiga Kongruen Dilihat dari Ketiga Sisinya ( sisi,
sisi, sisi). Jika dua segitiga yang mempunyai sisi – sisi bersesuaian yang sama
panjang diimpitkan, maka maka akan saling menutupi dengan tepat atau
dengan kata lain kedua segitiga tersebut kongruen. Jika pada dua segitiga
ketiga sisi ( sisi, sisi, sisi ) yang bersesuaian sama panjang, maka kedua
segitiga tersebut kongruen.

2. Menentukan Dua Segitiga Kongruen Dilihat dari Dua Sisi dan Sudut
Apitnya (sisi, sudut, sisi). Jika dua segitiga dua sisinya yang bersesuaian
sama panjang dan sudut apit kedua sisi tersebut sama besar (sisi, sudut, sisi),
maka kedua segitiga tersebut kongruen.

3. Menentukan Dua Segitiga Kongruen Dilihat dari Dua Sudut dan Sisi
yang Merupakan Persekutuan Dua Sudut (sudut, sisi, sudut). Jika dua
segitiga mempunyai dua sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang
merupakan persekutuan kedua sudut tersebut sama panjang (sudut, sisi,
sudut), maka kedua segitiga tersebut kongruen.

4. Menentukan Dua Segitiga Kongruen Dilihat dari Satu Sisi dan Dua
Sudut (sisi, sudut,sudut) atau Dua Sudut dan Satu Sisi (sudut, sudut,
sisi). Jika dua segitiga satu sisinya yang bersesuaian sama panjang dan dua
sudut yang bersesuaian, yaitu satu sudut terletak di sisi tersebut dan sudut
yang lain terletak di depan sisi tersebut adalah sama besar ( sisi, sudut,
sudut ), maka kedua segitiga tersebut kongruen.

5. Menentukan Segitiga Kongruen Dilihat dari Satu Sudut dan Dua Sisi
(sudut, sisi, sisi) atau Dua Sisi dan Satu Sudut (sisi, sisi, sudut). Jika dua
segitiga satu sudutnya bersesuaian sama besar dan dua sisi yang bersesuaian,
yaitu sisi tempat terletaknya sudut tersebut dan sisi yang lain terletak di depan
sudut tersebut adalah sama panjang ( sudut, sisi, sisi ), maka kedua segitiga
tersebut kongruen.

B. Dua Bangun Datar Yang Sebangun

1. Syarat Dua Bangun Datar Sebangun

4
Dua bangun datar dikatakan sebangun jika :

1. Sudut – sudut yang bersesuaian ( seletak ) pada kedua bangun datar sama
besar.

2. Perbandingan panjang sisi – sisi yang bersesuaian (seletak) pada kedua


bangun datar sama.

2. Menentukan Panjang Sisi pada Dua Bangun yang Sebangun

Untuk mnenentukan panjang sisi pada dua bangun yang sebangun dengan
menggunakan pengertian dua bangun dikatakan sebangun jika kedua bangun
tersebut mempunyai bentuk sama dan perbandingan bagian – bagian yang
bersesuaian sama serta pengertian dua bangun datar dikatakan sebangun jika
ukuran sudut yang bersesuaian sama besar dan perbandingan panjang sisi – sisi
yang bersesuaian sama.

3. Segitiga – Segitiga yang Sebangun

a. Syarat Dua Segitiga Sebangun

Syarat dua segitiga sebangun adalah :

1. Jika sudut – sudut yang bersesuaian pada dua segitiga sama besar, maka
kedua segitiga tersebut sebangun.

2. Jika perbandingan panjang sisi – sisi yang bersesuaian pada dua segitiga
sama, maka kedua segitiga tersebut sebangun.

3. Jika dua segitiga mempunyai satu sudut yang sama besar serta
perbandingan panjang sisi – sisi yang bersesuaian yang mengapit sudut
tersebut sama, maka kedua segitiga tersebut sebangun.

Jika dua segitiga sebangun maka :

1. Sudut – sudut yang bersesuaian pada kedua segitiga tersebut sama besar,

2. Perbandingan pajang sisi – sisi yang bersesuaian pada kedua segitiga


tersebut sama, dan

5
3. Perbandingan panjang sisi – sisi yang bersesuaian yang mengapit satu
sudut yang sama besar pada kedua segitiga tersebut adalah sama.

b. Menghitung Panjang Sisi pada Segitiga yang Sebangun

Untuk menentukan panjang sisi – sisi yang belum diketahui pada salah satu
segitiga dari dua segitiga yang sebangun dengan cara memahami syarat – syarat
dua segitiga sebangun.

C. Memecahkan Masalah Yang Melibatkan Konsep Kesebangunan

Banyak masalah dalam kehidupan sehari – hari yang dapat diselesaikan


dengan menggunakan konsep kesebangunan. Misalnya, ingin mengetahui tinggi
sutau benda namun sulit untuk mengukur benda tersebut secara langsung.
Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan konsep kesebangunan. Dalam
pemecahan masalah yang menggunakan kosnep kesebangunan akan lebih mudah
jika masalah tersebut di buat dalam sketsa.

Ringkasan Buku Pembanding

A. Kesebangunan

Dua segibanyak (polygon) dikatakan sebangun jika ada korespondensi satu-


satu antar titik-titik sudut kedua segibanyak tersebut sedemikian hingga berlaku:

1. Sudut-sudut yang bersesuaian (berkorespondensi) sama besar, dan

2. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian


(berkorespondensi) sama.

Kesebangunan dilambangkan dengan simbol ” ̴ “ . Kata “ada” dalam


pengertian sebangun di atas sangat penting karena justru di sini kunci kemampuan
dalam menentukan sisi-sisi atau sudut-sudut mana yang bersesuaian. Jangan
sampai terjadi dua bangun yang sebangun dikatakan tidak sebangun hanya karena
tidak bisa menemukan korespondensi titik-titik sudutnya.

Contoh 1.1:

6
Diberikan dua bangun segiempat seperti gambar di bawah.

Kita bentuk pengaitan satu-satu antar titik-titik sudut di kedua segiempat tersebut,
yaitu:

A ↔ E , B ↔ F ,C ↔ G , dan D ↔ H

Pengaitan seperti ini disebut dengan korespondensi satu-satu. Korespondensi


satusatu ini menghasilkan

1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu :


m∠ DAB=m ∠ HEF , M =m ∠ ABC =m∠ EFG ,m ∠ BCD=m ∠FGH ,
dan m∠CDA =m∠ GHF

AB
2. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian yakni : =
EF

BC CD DA 2
= = =
FG GH HE 3

Sesuai definisi dapat disimpulkan bahwa segiempat ABCD sebangun


dengan segiempat EFGH dan dapat ditulis dengan segiempat ABCD
EFGH. Untuk lebih jelasnya, amatilah ilustrasi di bawah.

7
Perhatikan bahwa korespondensi yang menjadikan dua bangun datar
sebangun tidak terpengaruh oleh posisi kedua bangun. Sekali telah ditemukan
korespondensi satusatu maka posisi apapun tetap sebangun. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Pada masing-masing posisi, amatilah semua pasangan titik yang dihubungkan


dengan garis terputus. Cocokkan ukuran sudut dan sisinya. Apakah ada di antara
keempat posisi yang menjadikan kedua bangun menjadi tidak sebangun lagi?
Tentu saja tidak ada

B. Kekongruenan

Definisi kekongruenan tidak lepas dari kesebangunan karena kekongruenan


merupakan kasus khusus kesebangunan. Jadi definisinya sebagai berikut. Dua
segibanyak (polygon) dikatakan kongruen jika ada korespondensi satu-satu antara
titik-titik sudut kedua segibanyak tersebut sedemikian hingga berlaku:

1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar

2. Semua perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian adalah satu.

Syarat kedua ini dapat diringkas menjadi 2`. sisi-sisi yang bersesuaian sama
panjang.

Contoh 1.2:

8
Pada gambar di atas telah dibuat korespondensi satu-satu antar titik-titik sudut
pada kedua bangun sehingga sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi-
sisi yang bersesuaian sama panjang. Berarti (sesuai definisi) dapat disimpulkan
segiempat ABCD kongruen dengan segiempat EFGH atau ditulis segiempat
ABCD ≅ EFGH. Sekali lagi, perhatikan bahwa korespondensi yang menjadikan
dua bangun datar kongruen tidak terpengaruh oleh posisi kedua bangun. Jadi
sekali telah ditemukan korespondensi satu-satu antar kedua bangun maka posisi
apapun tetap kongruen.

Perhatikan gambar di atas. Kedua bangun pada posisi I, II, III, mupun IV
tetap kongruen walaupun posisi kedua bangun tersebut berubah-ubah. Jika
dicermati lebih lanjut, keempat posisi itu mewakili proses translasi, refleksi,
rotasi, dan kombinasi dari ketiganya. Secara bahasa sederhana, dua bangun
dikatakan kongruen jika kedua bangun tersebut sama dalam hal bentuk dan
ukurannya.

9
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
1. Kelebihan Buku Utama
 Keterkaitan Antar Sub Bab
Dalam buku tersebut terdapat keterkaitan antar sub babnya. Bab pertama
dalam buku tersebut membahas tentang Kekongruenan dan Kesebangunan.
Sub bab dalam Bab tersebut membahas tentang dua bangun datar yang
kongruen, dua bangun datar yang sebangun dan cara memecahkan masalah
yang melibatkan konsep kesebangunan. Sehingga, buku ini memiliki
keterkaitan antar sub babnya dan topik yang dibahas dalam bab tersebut
sesuai dengan topik utamanya yaitu mengenai kekongruenan dan
kesebangunan.
 Kemutakhiran Isi Buku
Buku ini menjelaskan secara singkat dan jelas mengenai kekongruenan
dan kesebangunan. Buku ini memiliki kelengkapan topik yang sesuai
dengan topik utama yaitu kekongruenan dan kesebangunan. Dalam buku
tersebut dijelaskan mengenai syarat-syarat dua bangun datar kongruen,
cara menentukan panjang sisi pada dua bangun datar yang kongruen,
segitiga-segitiga yang kongruen, kemudian syarat-syarat dua bangun datar
sebangun, cara menentukan panjang sisi pada dua bangun yang sebangun,
segitiga-segitiga yang sebangun dan cara memecahkan masalah yang
melibatkan konsep kesebangunan.
Buku tersebut juga memiliki teknik penyajian yang bagus dan teratur
dimulai dari penjelasan topik, kemudian memberikan contoh-contoh soal
beserta pembahasannya yang berkaitan dengan topik tertentu yang dapat
membantu para pembaca untuk bisa lebih memahami topik tersebut, dan
kemudian memberikan soal-soal latihan untuk mengukur sejauh mana
pemahaman para pembaca mengenai topik kekongruenan dan
kesebangunan. Dan diakhir bab pun terdapat soal-soal latihan yang
merangkum semua topik dalam satu bab tersebut. Dalam buku tersebut

10
juga disertai gambar-gambar bangun datar yang sesuai dengan topik
tertentu yang dapat mempermudah para pembaca untuk lebih memahami
topik tersebut. Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut sederhana dan
mudah dimengerti sehingga dapat membantu para pembaca untuk
memahami isi buku tersebut dengan mudah.

2. Kelebihan Buku Pembanding


 Keterkaitan Antar Sub Bab
Dalam buku tersebut terdapat keterkaitan antar sub babnya. Bab pertama
dalam buku tersebut membahas tentang Kekongruenan dan Kesebangunan.
Sub bab dalam Bab tersebut membahas tentang sifat-sifat, prinsip
kekongruenan segitiga, kemudian bab I dengan bab berikutnya juga
membahas yang sama namu dalam cangkupan luas seperti aplikasinya.
Sehingga, buku ini memiliki keterkaitan antar sub babnya dan topik yang
dibahas dalam bab tersebut sesuai dengan topik utamanya yaitu mengenai
kekongruenan dan kesebangunan.
 Kemutakhiran Isi Buku
Buku ini menjelaskan secara jelas mengenai kekongruenan dan
kesebangunan. Buku ini memiliki kelengkapan topik yang sesuai dengan
topik utama yaitu kekongruenan dan kesebangunan. Dalam buku tersebut
dijelaskan mengenai prinsip-prinsip kekongruenan segitiga,contoh-
contohnya, implikasi serta media yang terkait dengan materi ini dan cara
memecahkan masalah yang melibatkan konsep kesebangunan.
Buku tersebut juga memiliki teknik penyajian yang bagus dan teratur
dimulai dari penjelasan topik, kemudian memberikan contoh-contoh soal
beserta pembahasannya yang berkaitan dengan topik tertentu dan
dilengkapi gambar yang bangun yang dimengerti yang dapat membantu
para pembaca untuk bisa lebih memahami topik tersebut. Bahasa yang
digunakan dalam buku tersebut sederhana dan mudah dimengerti sehingga
dapat membantu para pembaca untuk memahami isi buku tersebut dengan
mudah. Dan di setiap akhir topic diberikan ringkasan.

11
B. Kelemahan Buku
1. Kelemahan Buku Utama
 Keterkaitan Antar Sub Bab
Dalam buku tersebut tidak terdapat keterkaitan antar bab. Bab pertama
dalam buku tersebut membahas mengenai Kekongruenan dan
Kesebangunan, Bab kedua membahas mengenai Bangun Ruang Sisi
Lengkung, Bab ketiga membahas mengenai Statistika dan Peluang, Bab
keempat mengenai Pangkat dan Akar serta Bab kelima membahas topik
mengenai Barisan dan Deret Bilangan. Sehingga dalam buku tersebut
hanya terdapat keterkaitan antar sub babnya bukan keterkaitan antar bab
nya.
 Kemutakhiran Isi Buku
Dalam buku tersebut tidak terdapat rangkuman di akhir babnya yang dapat
membuat pembaca tidak memahami isi buku dengan cepat, karena dengan
membaca rangkuman, pembaca hanya memerlukan waktu yang lebih
singkat dan isi teks dalam rangkuman akan lebih mudah diingat dan
dipahami.

2. Kelemahan Buku Pembanding


 Keterkaitan Antar Sub Bab
Dalam buku tersebut terdapat keterkaitan antar bab yang sedikit berbeda
seperti munculnya bab aplikasi pemanfaatan media terkait. Yang
sebenarnya harus perlu ada penghubung di bab sebelumnya kek bab
berikutnya.
 Kemutakhiran Isi Buku
Tidak ada yang perlu dipermasalahkan pada buku pembanding persoalan
kemutakhiran isi buku.

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Critical Book Review mengenai kekongruenan dan kesebangunan dapat


mengajarkan kita untuk bisa berjiwa kritis dan menumbuhkan rasa ingin tahu
yang besar untuk bisa memahami buku dengan tujuan menambah ilmu
pengetahuan dalam diri kita. Kita juga berusaha untuk bisa mencari tahu
kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam buku tersebut.

Berdasarkan hasil menganalisis dan mengkritisi kedua buku dapat


disimpulkan bahwa buku yang lebih lengkap adalah buku utama. Karena pada
buku utama dilengkapi dengan pembahasan dan lebih banyak contoh yang
merupakan terapan dan materi yang terdapat pada buku tersebut, sehingga lebih
mudah memahami materi pada buku utama daripada buku pembanding. Namun
walaupun demikian tidak berarti buku pembanding tidak bagus, karena juga
memiliki kelebihan tersendiri. Kedua buku ini baik dijadikan referensi.

B. Saran

Berdasarkan analisis dan kritik buku serta penjabaran di atas penyusun


menyarankan agar mempermudah pembaca memahami materi dari sebuah buku
sebaiknya buku tersebut menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
Terlepas dari itu, diperlukan analisis lebih lanjut terkait keseluruhan isi buku agar
menjadi hasil review yang akurat. Oleh karena itu, disarankan agar me-review
kembali makalah Critical Book Report ini dengan melibatkan perbandingan buku
atau sampel yang lebih agar mendapatkan kesimpulan yang dapat diterima oleh
banyak pihak terkait kelemahan dan kelebihan buku ini.

Sebaiknya kekurangan yang terdapat pada buku tersebut dapat diperbaiki lagi
untuk kedepannya baik dari segi penulisan maupun penggunaan bahasa sehingga
dapat lebih dimengerti para pembaca dan tetap mempertahankan kelebihan pada
setiap isi buku. Dan sebagai pemula kami berharap agar contoh soal yang

13
diberikan agar lebih mudah untuk dipahami dan tidak sukar dimengerti. Dan
semoga nantiya dengan kita terus belajar dan memahami segala sesuatu yang ada
di dalam buku tersebut kita bisa menjadi guru yang berkualitas dan kita dapat
menerapkan ilmu yang kita dapat ke jenjang pendidikan berikutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Marsigit . 2009. Matematika . Jakarta : Yuhistira.

Guntoro, Sigit Tri dkk . 2011 . Aplikasi Kesebangunan Dalam Pembelajaran


Matematika SMP . Yogyakarta : Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai