DISUSUN OLEH:
NAMA MAHASISWA : VIVI ALEDYA
NIM : 4182111038
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya serta segala kenikmatan, sehingga penulis dapat
membuat dan menyelesaikan Critical Book Report (CBR) mengenai materi “Peluang”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Asmin, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Pengembangan Program Pembelajaran Matematika
yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, serta saran-saran kepada penulis
selama proses pembelajaran mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk penyempurnaan tugas ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Rasio f terhadap
Banyak kali
Kejadian Turus n(P)
muncul (f)
f n(P)
Sisi Angka
Sisi Gambar
Percobaan kelereng
Rasio f terhadap
Banyak kali
Kejadian Turus n(P)
muncul (f)
f n(P)
Kelereng merah
Kelereng kuning
Kelereng hijau
Percobaan dadu
Rasio f terhadap
6
Banyak kali n(P)
Kejadian Turus
muncul (f)
f n(P)
c) Peluang Teoretik
Guru meminta siswa untuk mengamati tabel yang menyajikan tentang nilai peluang
teoretik beberapa eksperimen.
Titik Banyak
Ruang Peluang
Kejadian sampel titik
Eksperimen sampel n(S) teoretik
A kejadian sampel
S P(A)
A n(A)
Hasil sisi 1
Pelemparan {A, G} 2 {A} 1
Angka 2
satu koin
Hasil sisi 1
{A, G} 2 {G} 1
Gambar 2
Penggelindi- Hasil
ngan satu dadu {1, 2, 3, 4, 1
6 mata dadu {3} 1
5, 6} 6
“3”
7
Hasil mata {}
0
{1, 2, 3, 4, 6 dadu “7” 0 atau 0
5, 6} (dadu) kosong 6
Hasil mata
{1, 2, 3, 4, 6 dadu genap {2, 4, 6} 3 3 1
5, 6} (dadu) 6 atau 2
Hasil mata
3 atau 1
{1, 2, 3, 4, 6 dadu prima {2, 3, 5} 3
5, 6} (dadu) 6 2
Pada tabel, Kejadian yang hanya memuat satu hasil (titik sampel) disebut kejadian dasar.
Kejadian yang tidak memuat titik sampel disebut kejadian mustahil, peluangnya sama dengan
nol atau dengan kata lain tidak mungkin terjadi.
d) Hubungan Peluang Empirik dan Peluang Teoretik
Hubungan peluang empirik dan peluang teoretik semakin banyak kita melakukan
percobaan, maka nilaian peluang empiriknya akan semakin mendekati peluang teoretik.
2. Buku Pembanding (Buku Matematika Kurikulum 2013 Nonrevisi)
Kata “peluang” dipergunakan untuk memperkirakan suatu kejadian yang akan terjadi atau
tidak akan terjadi. Peluang subjektif (subjective probability) adalah nilai peluang yang tidak
mempunyai acuan awal yang sama untuk menentukan nilai peluang. Sedangkan peluang
teoretik (theoretical probability) yang dikenal dengan istilah peluang klasik (classical
probability) atau hanya disebutkan “peluang” adalah rasio dari hasil yang dimaksud dengan
semua hasil yang mungkin pada suatu eksperimen tunggal. Dalam suatu eksperimen,
himpunan semua hasil (outcome) yang mungkin disebut ruang sampel (biasanya disimbolkan
dengan S). sedangkan setiap hasil (outcome) tunggal yang mungkin pada ruang sampel
disebut titik sampel. Kejadian adalah bagian dari ruang sampel S. Suatu kejadian A dapat
terjadi jika memuat titik sampel pada ruang sampel S. Misalkan n(A) menyatakan banyak titik
sampel kejadian A, dan n(S) adalah semua titik sampel pada ruang sampel S. Peluang teoretik
kejadian A, yaitu P(A) dirumuskan,
( )
( ) .
( )
8
A n(A)
Hasil sisi 1
Pelemparan {A, G} 2 {A} 1
Angka 2
satu koin
Hasil sisi 1
{A, G} 2 {G} 1
Gambar 2
Hasil
{1, 2, 3, 4, 1
6 mata dadu {3} 1
5, 6} 6
“3”
Hasil mata {}
0 atau 0
{1, 2, 3, 4, 6 dadu “7” 0
Penggelindi- 5, 6} (dadu) kosong 6
Hasil mata
3 atau 1
{1, 2, 3, 4, 6 dadu prima {2, 3, 5} 3
5, 6} (dadu) 6 2
Pada tabel di atas, kejadian yang hanya memuat satu hasil (titik sampel) disebut kejadian
dasar. Sedangkan kejadian yang tidak memuat titik sampel disebut kejadian mustahil,
peluangnya samadengan nol atau dengan kata lain tidak mungkin terjadi.
Ada beberapa cara untuk menentukan banyaknya ruang sampel percobaan, yaitu dengan
cara diagram pohon dan menggunakan tabel. Untuk menentukan banyak titik sampel (ruang
sampel) eksperimen bisa menggunakan Prinsip Dasar Perhitungan (fundamental counting
principle).
(A) Banyak
Yang (B) Banyak
Mata dadu yang kali muncul Rasio (A)
melakukan percobaan
diamati mata dadu yang terhadap (B)
percobaan (kali)
diamati (kali)
A 1 19 120
B 2 20 120
9
C 3 21 120
D 4 20 120
E 5 22 120
F 6 18 120
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
b. Buku Pembanding
Menurut penulis, beberapa kelemahan yang dimiliki oleh buku pembanding
yaitu:
Materi/topik bahasan yang dipaparkan tidak selengkap atau beberapa topik tidak
disajikan seperti buku utama, sehingga cakupan materi tersebut tidaklah terlalu
luas.
Tidak banyak diberikan contoh kasus dan soal latihan yang berkaitan dengan
materi/topik bahasan.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang kami review dapat penulis simpulkan bahwa buku utama
lebih bagus dan lengkap dari pada buku pembanding. Hal ini karena didasari bahwa
terdapat topik bahasan yang tidak ada di dalam buku pembanding, misalnya pada buku
utama terdapat banyak pembahasan tentang materi peluang, sedangkan pada buku
pembanding tidak terdapat semuanya. Pada buku utama banyak diberikan contoh-contoh
tentang materi peluang, sedangkan pada buku pembanding tidak. Meskipun demikian
kedua buku tersebut cocok digunakan sebagai bahan ajar untuk menyampaikan materi
yang ada pada mata pelajaran tentang peluang.
4.2 Saran
Dari penjabaran kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan oleh penulis
yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai dosen hendaknya mengajarkan mata kuliah kapita selekta matematika
pendidikan dasar dengan bersungguh-sungguh karena mahasiswa masih membutuhkan
bimbingan dari dosen untuk memahami mata kuliah ini.
2. Sebagai mahasiswa hendaknya memahami mata kuliah ini dengan sebaik-baiknya
karena dapat membantu kita nantinya jika ingin bergelut didalam dunia bisnis.
13
DAFTAR PUSTAKA
As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2017. Buku Guru Matematika. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2014. Matematika. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
14