Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

TEORI PELUANG

Judul Materi : Peluang


DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Daniel Tingkos Siahaan (4213530017)
Dewi Oktaviana Situmeang (4212230001)
Dian Marisa (4213530001)
Rindhi Pitaloka Kirana Marbun (4212530001)
Yuni Sarah Siregar (4212530002)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI MATEMATIKA S1
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, karunia serta kasih
sayangNya kami dapat menyelesaikan CBR Teori Peluang ini dengan sebaik mungkin. CBR ini
disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Teori Peluang di Universitas Negeri
Medan. Selain itu, kami juga berharap agar CBR ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
mengenai Teori Peluang khususnya materi Peluang. Dalam penyusunan CBR ini kami
menggunakan media baca dari e-book. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada
sumber yang telah kami gunakan untuk pembuatan CBR ini. Kami mengucapkan terima kasih
sebesar besarnya kepada Pak Elmanani Simamora selaku Dosen mata kuliah Teori Peluang.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan kami sebagai mahasiswa pada mata
kuliah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua teman teman yang bersedia
membaca CBR ini. Kami menyadari CBR ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan CBR ini.

Medan, April 2022

Kelompok 3

I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................II
IDENTITAS BUKU 1.......................................................................................................................1
IDENTITAS BUKU 2.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
RINGKASAN BUKU 1.....................................................................................................................2
RINGKASAN BUKU 2.....................................................................................................................7
BAB III RANGKUMAN.............................................................................................................12
KELEBIHAN BUKU......................................................................................................................12
KEKURANGAN BUKU..................................................................................................................12
KESIMPULAN..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

II
BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR

Buku merupakan sumber pengetahuan manusia. Di dalam buku kita dapat


menemukan informasi atau ilmu yang kita butuuhkan lebih lengkap. Di dalam
buku tidak pembahassannya tidak bersifat sekilas, akan tetapi informasi yang
disajikan lebih luas dan lebih lengkap dan telah ada teori yang mendukungnya dari
hasil para peneliti dari buku tersebut. Buku digunakan sebagai salah satumedia
pembelajaran untuk mennyampaikan segala sesuatu mengenai pendidikan kepada
mahasiswa.

CBR merupakan singkatan dari critical book review yang artinya mengkritik buku.
Berdasarkan pengertian tersebut, CBR adalah tugas yang pengerjaannya dilakukan
dengan cara meringkas isi buku kemudian dikritik dan dinilai kelebihan dan
kelemahan buku tersebut lalu dibandingkan dengan buku lsinnya dengan materi
yang sama.

Pada tugas critical book review ini penulis akan mengkritisi dua buku dengan
pembahasan mengenai teori peluang.

B. Tujuan penulisan CBR

Critical book review ini dibuat sebagai referensi ilmu yang bermanfaat untuk
menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan
kelemahan pada kedua buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga
menyelesaikan salah satu tugas kelompok mata kuliah teori peluang pada jurusan
matematika di Universitas Negeri Medan.

C. Manfaat CBR

1
Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku
atau hasil karya lainnya secara ringkas.

D. Indetitas Buku

Judul Buku TEORI PELUANG DAN


KOMBINATORIKA
Pengarang Jitu Halomoan Lumbantoruan, S.Pd., M.Pd
Penerbit -
Tahun Terbit 2019
ISBN -
Edisi 1
Tebal Buku 303 halaman
A. Identitas Buku 1

Judul Buku Teori Probabilitas


Pengarang Adi Setiawan
Penerbit Tisara Grafika
Tahun Terbit 2015
ISBN 978-602-9493-23-8
Edisi 1
Tebal Buku 2018
B. Identitas Buku 2

2
3
BAB II PEMBAHASAN
 Rangkuman Buku 1
1. Ruang Sampel dan Percobaan

Ruang sampel merupakan himpunan dari semua kemungkinan yang telah terjadi pada suatu
percobaan. Peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruangsampel.

1. Peristiwa sederhana : Hanya memuat 1 elemen.


2. Peristiwa bersusun : Gabungan dari peristiwa-peristiwa sederhana.
3. Jika hasil suatu percobaan termasuk dalam himpunan A maka peristiwa tersebut telah
terjadi.
Contoh :

Dalam pelemparan 3 uang logam sekaligus. Jika sisi uang logam tersebut terdiri dari dua sisi
yaitu sisi gambar dan sisi angka, maka peluang sedikit yang muncul dari satu sisi gambar
adalah ?

Jawaban :

G merupakan sisi gambar dan A merupakan sisi gambar. Diketahui banyaknya sisi gambar dan
sisi angka akan muncul :(AAA , AAG , AGA , GAA , AGG , GAG ,GGA , GGG) maka n(S)=8
Peluang satu sisi gambar yang muncul tanpa gambar, yaitu : AAA=1 Peluang satu sisi gambar
1 8 1 7
yang muncul paling sedikit ¿ 1− = − = Jadi, paling sedikit peluang muncul satu sisi
8 8 8 8
7
gambar adalah
8

2. Peluang Suatu Kejadian

Pengertian dari peluang komplemen dari suatu kejadian adalah suatu kejadian yang berlawanan
dengan kejadian yang ada. Komplemen dari kejadian A merupakan himpunan dari seluruh
kejadian yang tidak termasuk A . Komplemen dari kejadian A dapat ditulis sebagai Ac. Peluang
yang terdapat pada suatu kejadian hanya memiliki 1, artinya kesempatan atau kemungkinan yang
terdapat pada peluang tersebut dapat dilakukann sebanyak tiga kali untuk menentukan terjadi
atau tidak terjadi peristiwa tersebut.

Rumus dari Peluang Suatu Kejadian :

4
Jika diketahui suatu kejadian dinotasikan A dengan ruang sampel dinotasikan S, maka peluang
kejadian A , dinotasikan P( A), sebagai berikut :

5
n( A) banyak cara terjadinya kejadian A
P( A)= =
n(S) banyak semua kemungkinan

Contoh:

Pada pelemparan 3 buah uang sekaligus, tentukan peluang muncul:

a) Ketiga sisi gambar


b) 1 angka dan 2 gambar
Jawaban :

a. S={ AAA , AAG , AGA , GAA , AGG , GAG , GGA , GGG } Maka n(S)=8 Misalnya,
kejadian ketiga sisi angka adalah B={ AAA } makan(B)=1
n( A ) 1
P( A)= =
n( S) 8

b. Misalnya, satu angka dan dua gambar adalah A={ AAG , AGA , GAA } maka n( A)=3
n(B) 3
P(B)= =
n(S) 8

3. Frekuensi Harapan suatu Kejadian

Frekuensi harapan berasal dari sejumlah kejadian yang merupakan banyaknya, dari kejadian
yang dapat dikalikan dengan peluang kejadian itu sendiri. Misalnya pada percobaan A dilakukan
n kali maka dapat ditulis sebagai berikut :

F h=n × P( A)

Contoh:

Pada percobaan pelemparan 4 mata uang logam sekaligus sebanyak 100 kali. Tentukan frekuensi
harapan munculnya 2 gambar dan 2 angka !

Jawaban :

S=16

A=6

6
F h=100 × =37 , 5
16

6
7
4. Kejadian Majemuk

Kejadian Majemuk merupakan dua atau lebih kejadian yang dapat dioperasikan sehingga
membentuk kejadian baru. Misalnya, suatu kejadian E dan kejadian komplemen E ’ sehingga
memenuhi persamaan, sebagai berikut :

P(E)+ P ( EC ) =1 atau P(E ’)=1−P(E)

Contoh:

Dari seperangkat kartu remi (bridge) diambil secara acak satu lembar kartu. Tentukan peluang
terambilnya kartu bukan AS !

Jawaban:

Banyaknya kartu ¿ n(S)=52

4 1
Banyaknya kartu AS ¿ n(E)=4 maka P(E)= =
52 13

1 12
Peluang bukan As¿ P(E ’)=1−P(E)=1− =
13 13

5. Peluang Saling Lepas

Penjumlahan Peluang :

Dari dua kejadian A dan B saling lepas jika tidak ada satupun elemen B. untuk dua kejadian
saling lepas, peluang salah satu A atau b terjadi, ditulis : 𝐏 (𝐀 ∪ 𝑩) = 𝑷(𝑨) + 𝑷(𝑩) Jika A dan B
tidak saling lepas maka 𝑷(𝑨 ∪ 𝑩) = 𝑷(𝑨) + 𝑷(𝑩) − 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩)

Contoh:

Sebuah dadu merah dan sebuah dadu putih dilempar bersamaan satu kali. Tentukan peluang
munculnya mata dadu berjumlah 3 atau 10 !

8
Kejadian mata dadu berjumlah 3 (warna kuning)

A={(1, 2),(2 ,1)}→ n( A)=2

Kejadian mata dadu berjumlah 10 (warna biru)

B={(6 , 4) ,(5 ,5),(4 , 6)}→n (B)=3

A dan B tidak memiliki satupun elemen yang sama sehingga :

𝑷(𝑨 ∪ 𝑩) = 𝑷(𝑨) + 𝑷(𝑩) − 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩)

2 3 5
¿ + =
36 36 36

6. Peluang Kejadian Tidak Saling Lepas

Sebuah kartu diambil secara acak dari satu set kartu remi. Tentukan peluang bahwa yang
terambil adalah kartu hati atau kartu bergambar (kartu King, Queen, dan Jack)

Jawab:

Banyaknya kartu remi = n(S) = 52

Banyaknya kartu hati = n(A) = 13

Banyaknya kartu bergambar = n(B) = 3x4 = 12

Kartu hati dan kartu bergambar dapat terjadi bersamaan yaitu kartu King hati, Queen hati, dan
Jack hati), sehingga

A dan B tidak saling lepas →n(A∩ B) = 3

9
Peluang terambil kartu hati atau bergambar adalah:

10
𝑷(𝑨 ∪ 𝑩) = 𝑷(𝑨) + 𝑷(𝑩) − 𝑷(𝑨 ∩ 𝑩)

13 12 3 22 11
= + − = =
52 52 52 52 26

7. Peluang Kejadian Saling Bebas

Contoh:

Pada percobaan pelemparan dua buah dadu, tentukan peluang munculnya angka genap pada dadu
pertama dan angka ganjil prima pada dadu kedua

Jawab:

Misal: A = kejadian munculnya angka genap pada dadu I ={2 , 4 , 6 ¿, maka P( A)=3 /6

B = kejadian munculnya angka ganjil prima pada dadu II=(3 , 5), maka P(B)=2/6

Karena kejadian A tidak mempengaruhi kejadian Bmaka keduanya disebut kejadian bebas,
sehingga Peluang munculnya kejadian A dan B adalah:

P(A∩ B)=P(A) x P(B)

= 3/6 x 2/6 = 1/6

8. Peluang Kejadian Bersyarat

Jika munculnya A mempengaruhi peluang munculnya kejadian B atau sebaliknya, A dan B


adalah kejadian bersyarat, sehingga:

P( A ∩ B)=P( A) x P(B/ A)

P( A ∩ B)=P(B)x P( A/ B)

Contoh :

Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 4 bola biru. Jika diambil 2 bola satu persatu tanpa
pengembalian, tentukan peluang terambil bola merah pada pengambilan pertama dan bola biru
pada pengambilan kedua.

11
12
Jawab:

Karena tidak dikembalikan maka pengambilan kedua jumlah bola yang tersedia sisa 8, sehingga
peluang terambilnya bola biru dengan syarat bola merah telah terambil pada pengambilan
pertama adalah P(B/ M )=4 /8

Jadi, peluang terambilnya bola merah pada pengambilan pertama dan biru pada pengambilan
kedua adalah:

P(M ∩B)=P (M ) x P(B /M )

¿ 5/9 x 4 /8=5 /18

 Ringkasan Buku 2

Teori probabilitas untuk ruang sampel berhingga menetapkan suatu himpunan bilangan yang
dinamakan bobot dan bernilai dari 0 sampai 1 sehingga probabilitas terjadinya suatu kejadian
dapat dihitung. Tiap titik pada ruang sampel dikaitkan dengan suatu bobot sehingga jumlah
semua bobot sama dengan 1. Berikut ini aksioma-aksioma probabilitas yang nantinya akan
digunakan dalam teori probabilitas.
Aksioma-aksioma probabilitas :
1. Untuk setiap kejadian A berlaku P(A) ≥ 0.
2. Untuk kejadian pasti S berlaku P(S) = 1.
3. Untuk semua kejadian yang saling asing A1, A2, ....,
berlaku P(A1 ∪ A2 ∪ ..... ) = P(A1) + P(A2) + ......
Definisi II.1
Probabilitas suatu kejadian A adalah jumlahan dari probabilitas kejadian sederhana.
Teorema II.1
Bila suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil yang berkemungkinan sama dan bila
tepat sebanyak n dari hasil berkaitan dengan kejadian A maka probabilitas kejadian A adalah
P(A) = n/N.
Teorema II.2
Jika A ⊂ B maka P(A) ≤ P(B) dan P(B – A) = P(B) – P(A).
Bukti :
Karena B = A ∪ (B – A) dengan A dan (B – A) saling asing maka

13
P(B) = P(A) + P(B – A)
sehingga
P(B – A) = P(B) – P(A)
dan karena probabilitas maka P(B – A) ≥ 0 sehingga P(B)–P(A) ≥ 0 atau P(B) ≥ P(A). Teorema
II.3
Untuk setiap kejadian A berlaku 0 ≤ P(A) ≤ 1.
Bukti :
Berdasarkan aksioma 1, maka P(A) ≥ 0 dan karena untuk setiap kejadian A berlaku A ⊂ S maka
P(A) ≤ P(S) = 1. Terbukti 0 ≤ P(A) ≤ 1.

Teorema II.4
P( ∅) = 0. Hal itu berarti bahwa kejadian mustahil mempunyai probabilitas 0. Bukti : Karena S =
S ∪ ∅ dan S ∩ ∅ = ∅ maka P(S) = P(S) + P(∅) sehingga P(∅) = 0.
Teorema II.5
Jika Ac adalah komplemen dari kejadian A maka berlaku P(Ac) = 1 – P(A).
Bukti Karena A ∪ Ac = S dan A ∩ Ac = ∅ maka P(A) + P(Ac ) = P(S) atau P(A) + P(Ac) = 1
sehingga P(A) = 1 – P(Ac).
Teorema II.6
Jika A dan B dua kejadian sebarang maka berlaku P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P( A ∩ B ). Bukti

Berdasarkan diagram Venn pada Gambar II.1 di atas, diperoleh


A ∪ B = A ∪ (B – (A ∩ B)) dengan A dan B – (A ∩ B)
adalah dua kejadian yang saling asing sehingga
P(A ∪ B) = P(A) + P[ B – (A ∩ B)] dan dengan hasil

14
Teorema II.2 maka diperoleh P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B).
Perluasan teorema ini dapat dinyatakan sebagai berikut : Jika A, B dan C tiga kejadian sebarang
maka berlaku sifat :
P(A ∪ B ∪ C) = P(A) + P(B) + P(C) – P(A ∩ B) – P(A ∩ C) – P(B ∩ C)+ P(A ∩ B ∩ C).

Teorema II.7
Untuk dua kejadian sebarang A dan B berlaku
P(B) = P(B ∩ A) + P(B ∩ Ac).

Bukti:
Berdasarkan diagram Venn pada Gambar II.3, terlihat bahwa B = (B ∩ A) ∪ (B ∩ Ac) dan dua
kejadian tersebut yaitu A ∩ B dan A ∩ Bc saling asing sehingga diperoleh
P(B) = P(B ∩ A) + P(B ∩ Ac).
Secara umum, teorema di atas dapat dinyatakan sebagai P(B) = P(B ∩ A1) + P(B ∩ A2) + ..... +
P(B ∩ An). dan digambarkan dalam diagram Venn pada Gambar II. 4 berikut ini.

15
Definisi II.3
Dua kejadian A dan B dikatakan saling bebas (independent) jika dan hanya jika P(A | B) = P(A)
atau P(B | A) = P(B). Jika tidak demikian maka dua kejadian tersebut dikatakan saling
bergantung (dependent).
Hukum Multiplikatif Probabilitas
Misalkan diketahui kejadian A dan kejadian B, probabilitas dari irisan A ∩ B adalah P(A ∩ B) =
P(A) P(B|A) = P(B) P(A|B). Jika A dan B saling bebas maka P(A ∩ B) = P(A) P(B). Teorema
II.8
Untuk tiga kejadian sebarang A, B dan C berlaku P( A ∩ B ∩ C) = P(A) P(B | A) P(C | A ∩ B).

Sifat-sifat Probabilitas Bersyarat


1. Jika A ⊂ B maka P(A | C) ≤ P(B | C).
2. P(Ac|B) = 1 – P(A|B).
3. P(A ∪ B | C) = P(A | C) + P(B | C) – P(A ∩ B | C).
4. Secara umum berlaku hukum multiplikatif : P(A1 ∩ A2 ∩ …. ∩ An) = P(A1) P(A2 | A1)
P(A3 | A1 ∩ A2) …. P(An | A1 ∩ A2 ∩ …. ∩ An-1).

16
Teorema Bayes
Misalkan dimiliki dua kotak yaitu kotak I dan kotak II. Dalam kotak I terdapat 10 bola yang
terdiri dari 3 bola merah dan 7 bola putih sedangkan pada kotak II terdapat 15 bola yang terdiri
dari 5 bola merah dan 10 bola putih. Apabila bola-bola tersebut disatukan dalam ember dan satu
bola diambil secara random tanpa melihat dan ternyata berwarna merah, akan ditentukan
probabilitasnya bahwa bola tersebut semula berasal dari kotak I. Karena keseluruhan terdapat 25
bola yang terdiri dari 10 bola dari kotak I dan 15 bola dari kotak II. Dari 25 bola tersebut, 8 bola
berwarna merah dan 17 bola berwarna putih.

17
BAB III RANGKUMAN
 Kelebihan Buku
Kelebihan Buku Utama
 Kajian materi dalam membahas materi secara teori terbilang lengkap.
 Terdapat contoh-contoh soal yang membantu para pembaca memahami materi.
 Memakai media berupa tabel untuk membantu para pembaca lebih mudah memahami
masalah serta metode penyelesaiannya.

Kelebihan Buku Kedua


 Menggunakan media berupa table, serta grafik untuk memperlengkapi penjelasan materi.
 Menjelaskan sub-sub bab yang dipaparkan secara ringkas dan jelas.
 Memaparkan Teorema yang disertai pembuktiannya.

 Kekurangan Buku
Kekurangan Jurnal Utama
 Terdapat penulisan yang tidak rapi.
 Tidak terdapat Teorema dan pembuktiannya.
 Terdapat materi yang tidak dijelaskan namun langsung kepada contoh soal.

Kekurangan
 Penjelasan yang dipaparkan secara ringkas, namun ada dibeberapa bagian teori yang
tidak dipaparkan secara detail.

 Kesimpulan
Ruang sampel merupakan himpunan dari semua kemungkinan yang telah terjadi pada suatu
percobaan. Peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang sampel. untuk ruang sampel
berhingga menetapkan suatu himpunan bilangan yang dinamakan bobot dan bernilai dari 0
sampai 1 sehingga probabilitas terjadinya suatu kejadian dapat dihitung. Tiap titik pada ruang
sampel dikaitkan dengan suatu bobot sehingga jumlah semua bobot sama dengan 1.

 Saran
Dalam mempelajari ruang sampel bagimana cara atau proses dari himpunan bagian dari suatu
ruang sampel serta memahami teorema – teorema yang telah disampaikan dalam materi teori
ruang sampel.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Lumbantoruan, J. H. (2019). Teori Peluang dan Kombinatorika. Jakarta.

Setiawan, A. (2015). Teori Probabilitas. Jawa Tengah: Tisara Grafika.

19

Anda mungkin juga menyukai