Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PELUANG BERSYARAT DAN


KAIDAH TOTAL PELUANG DAN KAIDAH BAYES
(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Peluang)
Dosen Pengampu : 1. Fitriana Tandiling, S.Pd.,M.Pd,
2. Marthinus Ruamba, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok V
1. Asti Ramadani (2021011034015)
2. Ina Labene (2022011034014)
3. Khaerun Nisa (2022011034035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASH
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Aplikasi
Hitung Integral Dalam Ilmu Ekonomi”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
akhir kami pada mata kuliah matematika ekonomi. Kami berterima kasih kepada Ibu
Fitriana Tandiling, S.Pd.,M.Pd,. dan Ibu Agnes T. Panjaitan, S.Pd., M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah matematika ekonomi yang telah membantu kami dalam
memberikan saran, nasehat, dan petunjuk yang membangun demi suksesnya
penyusunan makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun dari seluruh pembaca, agar dapat dijadikan pedoman dalam
pengembangan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan mendukung di
dalam bidang penidikan dan bagi pembaca.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Jayapura, 11 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................. 2
a. Apa itu Peluang?............................................................................................ 2
b. Apa itu Peluang Bersyarat?............................................................................. 2
c. Apa itu Kaidah Total Peluang? ........................................................................ 2
d. Apa itu Kaidah Bayes? .................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................................... 2
a. Untuk mengetahui apa itu Peluang................................................................. 2
b. Untuk mengetahui apa itu Pekuang Bersyarat. ................................................ 2
c. Untuk mengetahui apa itu Kaidah Total Peluang. ............................................ 2
d. Untuk mengetahui apa itu Kaidah Bayes. ........................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Peluang ..................................................................................................................................... 3
Definisi 1.1................................................................................................................................ 3
Definisi 1.2 ............................................................................................................ 4
B. Peluang Bersyarat................................................................................................................. 5
Definisi 2.3 ............................................................................................................ 5
C. Kaidah Total Peluang........................................................................................................... 7
D. Teorema Bayes .................................................................................................................... 10
a. Aturan Bayes ............................................................................................... 10
b. Teorema Bayes ............................................................................................ 11
E. LATIHAN SOAL..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah peluang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada bab ini,
kita kita akan mempelajari peluang bersyarat dan kaidah total peluang dan kaidah
bayes. Teori peluang menentukan hubungan khusunya dengan jumlah kejadian
sebarang. Misalnya pada kasus pelemparan uang logam sebanyak seratus kali,
berapa kali akan muncul gambar.
Pada dasarnya untuk Teorema Bayes dan Bayes Theorem memiliki aturan
serta fungsi yang sama saja karena masih dalam lingkup teori probabilitas dan
statistik sehingga untuk membuat perhitungan tentang seberapa jauh derajat
kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional ketika petunjuk murni
muncul, jika kita merujuk kepada interpretasi frekuensi teorema telah
menjelaskan representasi terbalik dari probabilitas dua peristiwa sehingga statistik
bayesian memiliki aplikasi dalam sains, hukum, ekonomi. Sebenarnya Kaidah
Bayes ini merupakan sebuah teori yang menggambarkan hubungan antara 2
kejadian yang memiliki peluang bersyarat.
Teorema ini pertama kali digagas oleh seorang ahli bernama Thomas Bayes
pada tahun 1763. Teorema Bayes ini kemudian disempurnakan oleh Laplace.
Pada teori ini dapat diaplikasikan dalam menghitung peluang (kemungkinan)
terjadinya sebuah peristiwa yang didasarkan pada pengaruh yang didapat dari
hasil observasi. Teorema ini menggunakan hubungan antara peluang terjadinya
peristiwa A dengan syarat peristiwa B telah terjadi dan peluang terjadinya
peristiwa B dengan syarat peristiwa A telah terjadi. Sejarah awal sistem Teorema
Bayes berasal dari seorang ahli statistik dari Inggris yang merumuskan persamaan
untuk suatu karya (esai pemecahan masalah dalam pengajaran selanjutnya)
kemudian naskah tersebut diedit dan dikoreksi oleh Richard Price agar terlihat
lebih akurat.

1
B. Rumusan Masalah

a. Apa itu Peluang?

b. Apa itu Peluang Bersyarat?

c. Apa itu Kaidah Total Peluang?

d. Apa itu Kaidah Bayes?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui apa itu Peluang.

b. Untuk mengetahui apa itu Pekuang Bersyarat.

c. Untuk mengetahui apa itu Kaidah Total Peluang.

d. Untuk mengetahui apa itu Kaidah Bayes.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peluang

Konsep peluang digunakan untuk menarik kesimpulan dari eksperimen


yang memuat suatu kejadian yang tidak pasti. Misal: eksperimen yang diulang-
ulang dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang berbeda-beda.
Hasil eksperimen ini, yang bervariasi dan tidak tunggal. Ada juga yang
mendefinisikan bahwa peluang merupakan ilmu yang mempelajari tentang
sesuatu hal yang berkaitan dengan kemungkinan. Sehingga, peluang suatu
kejadian dapat diartikan sebagai kemungkinan dari suatu
kejadian.kemungkinan tersebut bisa terjadi atau tidak terjadi, bisa sukses atau
tidak sukses (gagal). Simbol probabilitas atau peluang adalah P dan dinyatakan
dalam angka positif.

Adapun konsep dasar peluang yang meliputi;


1. Ruang sampel
Ruang sampel adalah himpunan semua kemungkinan hasil yang didapatkan
dari suatu percobaan. Ruang sampel biasa dinyatakan sebagai S.
Contohnya : ruang sampel dari dadu adalah angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
2. Titik sampel
Titik sampel adalah bagian dari ruang sampel.
Contohnya : saat kamu melemparkan satu buah dadu, salah satu
kemungkinan angka yang akan keluar adalah 4.

Definisi 1.1

Peluang suatu kejadian A dalam ruang sampel S dinyatakan sebagai:


0 ≤ (A) ≤ 1 ; 𝑃(∅) = 0 ; 𝑃(𝑆) = 1

3
Definisi 1.2

Jika suatu kejadian menghasilkan N macam-macam hasil yang berbeda,


dimana masing-masing kejadian mempunyai kemungkinan yang sama, maka
peluang kejadian A dengan
A ⊂ S ditulis sebagai P(A) dinyatakan sebagai:
n(A)
P(A) =
n(S)
Keterangan :
P(A) = Peluang suatu kejadian A
𝑛(𝐴) = banyaknya kemungkinan yang muncul pada kejadian A
𝑛(𝑆) = banyaknya kemungkinan yang muncul pada ruang sampel S

Contohnya :
• Sebuah dadu dilempar satu kali, tentukanlah peluang munculnya angka
bilangan prima dalam lemparan terebut.

Jawaban :
Ruang sampel dadu yang dilantunkan satu kali (𝑆) = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka
𝑛(𝑆) = 6
Munculnya angka prima (R) = {2, 3, 5} maka n(R) = 3
Sehingga peluang muncul angka bilangan prima yaitu:
𝑛(𝑅)
𝑃(𝑅) =
𝑛(𝑠)
3
=
6
1
=
2

4
B. Peluang Bersyarat

Dua kejadian dikatakan kejadian bersyarat atau kejadian yang saling


bergantung apabila terjadi atau tidak terjadinya kejadian A akan mempengaruhi
terjadi atau tidak terjadinya kejadian B. Peluang kejadian bersyarat adalah
peluang suatu kejadian jika diketahui peluang kejadian lain yang lebih dahulu
terjadi. Jika kita menghitung peluang sebuah peristiwa, maka perhitungannya
selalu didasarkan pada ruang sampel eksperimen. Apabila A adalah sebuah
peristiwa, maka perhitungan peluang dari peristiwa A selalu didasarkan pada
ruang sampel S. Akibatnya, peluang dari peristiwa A ditulis selengkapnya
dengan 𝑃(𝐴|𝑆), artinya peluang dari peristiwa A diberikan S.

Definisi 2.3

1. Peluang bersyarat kejadian B, jika kejadian A telah diketahui ditulis


𝑃(𝐴∩𝐵)
dengan notasi 𝑃(𝐵|𝐴) didefinisikan sebagai: 𝑃(𝐵|𝐴) = dengan
𝑃(𝐴)

𝑃(𝐴) ≠ 0
2. Peluang bersyarat kejadian A, jika kejadian B telah diketahui ditulis
P(A∩B)
dengan 𝑃(𝐴|𝐵) didefinisikan sebagai: P(A|B) = dengan 𝑃(𝐵) ≠ 0.
P(B)

Dengan (A ∩ B) = peluang Irisan A dan B.

Contoh:
1. Populasi siswa lulusan SMA N2 berdasarkan jenis kelamin dan status
pekerjaan. Maka tentukanlah P(A|B).
Jenis Kelamin Bekerja Menganggur
Laki-laki 400 30
Perempuan 300 20

5
Penyelesaian;
• Diketahui:
A = kejadian yang terpilih laki-laki
B = kejadian yang telah bekerja
𝑃(𝐵) = jumlah bekerja laki-laki+bekerja perempuan
• Ditanya:
P(A|B) = ⋯ ?
• Jawaban:
𝑃(A⋂B) = 400
P(B) = 400 + 300 = 700
𝑃(𝐴⋂𝐵)
𝑃(𝐴|𝐵) =
𝑃(𝐵)
400
=
700
4
=
7
4
Jadi, nilai P(A|B) adalah 7

2. Sebuah dadu dilanturkan satu kali. Tentukam peluang munculnya mata dadu
ganjil dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima lebih dulu.

Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6
A= Kejadian muncul angka prima ={2, 3, 5} → 𝑛(𝐴) = 3
n(A) 3 1
P(A) = = =
n(S) 6 2
B = Kejadian muncul mata dadu ganjil ={1, 3, 5}
Sehingga (A⋂B) = {3, 5} → n(A⋂B) = 2

n(A⋂B)
𝑃(A⋂B) =
n(S)

6
2 1
= =
6 3

𝑃(𝐴⋂𝐵)
𝑃(𝐴|𝐵) =
𝑃(𝐴)
1
2
=3=
1 3
2

C. Kaidah Total Peluang

Jika peristiwa-peristiwa 𝐵1, 𝐵2, 𝐵3, .... , 𝐵7 merupakan partisi dari ruang
sampel S, maka peluang dari peristiwa A yang sembarang dari S adalah :
7
𝑝(𝐴) = 𝑖 = ∑ 𝑝(𝐵𝑖). 𝑝(𝐴│𝐵𝑖)
𝑖=1

Berikut kita akan membuktikan rumus dari peluang diatas :

Perhatikan gambar 3.4, dari gambar diatas dapat kita peroleh :


𝐴 = 𝐴1 ∪ 𝐴2 ∪ 𝐴3 ∪ 𝐴4 ∪ 𝐴5 ∪ 𝐴6 ∪ 𝐴7
Dengan : 𝐴1 = 𝐵1 ∩ 𝐴
𝐴2 = 𝐵2 ∩ 𝐴

7
𝐴3 = 𝐵3 ∩ 𝐴
𝐴4 = 𝐵4 ∩ 𝐴
𝐴5 = 𝐵5 ∩ 𝐴
𝐴6 = 𝐵6 ∩ 𝐴
𝐴7 = 𝐵7 ∩ 𝐴
Sehingga :
𝐴 = (𝐵1 ∩ 𝐴) ∪ (𝐵2 ∩ 𝐴) ∪ (𝐵3 ∩ 𝐴) ∪ (𝐵4 ∩ 𝐴) ∪ (𝐵5 ∩ 𝐴) ∪ (𝐵6 ∩ 𝐴) ∪ (𝐵7 ∩ 𝐴)
Karena (𝐵1 ∩ 𝐴) ∪ (𝐵2 ∩ 𝐴) ∪ (𝐵3 ∩ 𝐴), … … … , (𝐵7 ∩ 𝐴) merupakan
peristiwa-peritiwa saling lepas, maka:
𝑃(𝐴) = 𝑃(𝐵1 ∩ 𝐴) ∪ 𝑃(𝐵2 ∩ 𝐴) ∪ 𝑃(𝐵3 ∩ 𝐴) ∪ 𝑃(𝐵4 ∩ 𝐴) ∪ 𝑃(𝐵5 ∩ 𝐴) ∪ 𝑃(𝐵6 ∩ 𝐴)
∪ 𝑃(𝐵7 ∩ 𝐴)
= 𝑃(𝐵1 ∩ 𝐴) + 𝑃(𝐵2 ∩ 𝐴) + 𝑃(𝐵3 ∩ 𝐴) + 𝑃(𝐵4 ∩ 𝐴) + 𝑃(𝐵5 ∩ 𝐴) + 𝑃(𝐵6 ∩ 𝐴) + 𝑃(𝐵7 ∩ 𝐴)

7
=∑ 𝑝(𝐵𝑖 ∩ 𝐴)
𝑖=1

Karena peristiwa 𝐵𝑖 (𝑖 = 1,2,3, … ,7) terjadi lebih dahulu dari A, maka : 𝑃(𝐵𝑖 ∩ 𝐴) =
𝑃(𝐵𝑖 ). (𝐴│𝐵𝑖)
Sehingga 𝑃(𝐴) = 𝑖 = ∑7𝑖=1 𝑝(𝐵𝑖 ). 𝑝(𝐴│𝐵𝑖) (Terbukti)

➢ Secara umum rumus diatas dapat diperluas untuk k buah peristiwa.


• Total Peluang Secara Umum
Jika peristiwa-peristiwa 𝐵1 , 𝐵2 , 𝐵3 , … , 𝐵𝑘 merupakan partisi dari ruang sampel
S, maka peluang dari peristiwa A yang sembarang S adalah :

7
𝑃(𝐴) = 𝑖 = ∑ 𝑝(𝐵𝑖 ). 𝑝(𝐴│𝐵𝑖)
𝑖=1

Contoh Soal

1. Tiga anggota sebuah organisasi komisariat telah dicalonkan sebagai ketua.


Peluang Putri terpilih adalah 0,2 peluang Sandy terpilih adalah 0,4 dan
peluang Mira terpilih 0,3. Seandainya Putri terpilih, peluang terjadinya

8
kenaikan iuran anggota adalah 0,6, seandainya Sandy dan Mira terpilih
peluang kenaikan iuran anggota masing masing adalah 0,2 dan 0,5. Berapa
peluang terjadinya kenaikan iuran anggota tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui : A = iuran anggota naik

𝐵1 = Putri terpilih = 0,2

𝐵2 = Sandy terpilih = 0,4

𝐵3 = Mira terpilih = 0,3

𝑝(𝐴|𝐵1) = 0,6

𝑝(𝐴|𝐵2) = 0,2

𝑝(𝐴|𝐵3) = 0,5

Ditanya : Berapa peluang terjadinya kenaikan iuran anggota?

Jawab:

𝑘
𝑃(𝐴) = 𝑖 = ∑ 𝑝(𝐵𝑖 ). 𝑝(𝐴│𝐵𝑖)
𝑖=1

= 𝑃(𝐵1 ). 𝑃(𝐴|𝐵1) + 𝑃(𝐵2 ). 𝑃(𝐴|𝐵2) + 𝑃(𝐵3). 𝑃(𝐴|𝐵3)

= (0,2 × 0,6) + (0,4 × 0,2) + (0,3 × 0,5)

= (0,12) + (0,08) + (0,15)

𝑃(𝐴) = 0,35

Jadi, peluang terjadinya kenaikan iuran anggota komisariat adalah 0,35 atau
35%

9
D. Teorema Bayes

Pada dasarnya untuk Teorema Bayes atau Bayes Theorem memiliki aturan
serta fungsi yang sama saja karena masih dalam lingkup teori probabilitas dan
statistik sehingga untuk membuat perhitungan tentang seberapa jauh derajat
kepercayaan subjektif harus berubah secara rasional. Kaidah Bayes ini
merupakan sebuah teori yang menggambarkan hubungan antara 2 kejadian
yang memiliki peluang bersyarat. Teorema ini pertama kali digagas oleh
seorang ahli bernama Thomas Bayes pada tahun 1763.

a. Aturan Bayes

Perhatikan diagram ven berikut :

𝐸 𝐸’

Maka 𝐴 = (𝐸 ∩ 𝐴) ∪ (𝐸 ’ ∩ 𝐴) dengan (𝐸 ∩ 𝐴) 𝑑𝑎𝑛 (𝐸 ’ ∩ 𝐴) terpisah.

Sehingga 𝑃(𝐴) = 𝑃[(𝐸 ∩ 𝐴) ∪ (𝐸 ’ ∩ 𝐴)]

= 𝑃(𝐸 ∩ 𝐴) + (𝐸 ’ ∩ 𝐴)

𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
Dari 𝑃(𝐵|𝐴) = dan 𝑃(𝐴) = 𝑃(𝐸 ∩ 𝐴) + 𝑃(𝐸 ’ ∩ 𝐴), maka
𝑃(𝐴)

𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐵)𝑃(𝐴|𝐵) dan 𝑃(𝐸 ∩ 𝐴) = 𝑃(𝐸)𝑃(𝐴|𝐸)

Serta 𝑃(𝐸 ’ ∩ 𝐴) = 𝑃(𝐸 ’ )𝑃(𝐴|𝐸 ’ )

Sehingga :
𝑃( 𝐵)𝑃(𝐴|𝐵)
𝑃(𝐵|𝐴) =
𝑃(𝐸)𝑃(𝐴|𝐸) + 𝑃(𝐸)𝑃(𝐴|𝐸 ’ )

10
Bentuk terakhir ini yang disebut dengan aturan Bayes yang secara umum
dirumuskan dalam teorema berikut.

b. Teorema Bayes

Teorema 2.7
Jika kejadian-kejadian 𝐵1 , 𝐵2 , 𝐵3 , … , 𝐵𝑘 merupakan sekatan dari ruang
sampel S dengan 𝑃(𝐸𝑖 ) ≠ 0 untuk 𝑖 = 1,2,3, … , 𝑘 maka untuk sembarang
kejadian A, dengan 𝑃(𝐴) ≠ 0 berlaku:

𝑃( 𝐵𝑟 ∩ 𝐴) 𝑃( 𝐵𝑟 )𝑃(𝐴|𝐵𝑟 )
𝑃(𝐵𝑟 |𝐴) = =
∑𝑘𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖 ∩ 𝐴) ∑𝑘𝑖=1 𝑃(𝐵𝑖 ) 𝑃(𝐴|𝐵𝑖 )

Untuk 𝑟 = 1,2,3, … , 𝑘

Contoh Soal:
1. Tiga anggota dari anggota osis telah dicalonkan sebagai ketua. Peluang
terpilih Rendy terpilih 0,5, peluang Reyna terpilih 0,8 dan peluang Mirda
terpilih 0,3. Diketahui peluang kenaikan iuran anggota jika terpilih A
kenaikannya adalah 0,3, jika terpilih B kenaikannya adalah 0,5, dan jika
terpilih C kenaikannya adalah 0,2. Maka carilah:
a. Berapakah peluang Rendy terpilih sebagai ketua?
b. Berapakah peluang Reyna terpilih sebagai ketua?
c. Berapakah peluang Mirda terpilih sebagai ketua?
d.
Penyelesaian:
Misalkan :
A = Rendy → 𝑃(𝐴) = 0,5
B = Reyna → 𝑃(𝐵) = 0,8
C = Mirda → 𝑃(𝐶 ) = 0,3
X = iuran osis dinaikkan

11
Diketahui:
𝑃(𝑋|𝐴) = 0,3
𝑃(𝑋|𝐵) = 0,5
𝑃(𝑋|𝐶) = 0,2

Jawab:
a. Peluang Rendy terpilih jadi ketua;
𝑃( 𝐴)𝑃(𝑋|𝐴)
𝑃(𝐴|𝑋) =
𝑃(𝐴)𝑃(𝑋|𝐴) + 𝑃(𝐵)𝑃(𝑋|𝐵) + 𝑃(𝐶)𝑃(𝑋|𝐶)

(0,5)(0,3)
=
(0,5)(0,3) + (0,8)(0,5) + (0,3)(0,2)

0,15
=
0,15 + 0,4 + 0,06

0,15 15
= =
0,61 61
15
Jadi, peluang Rendy terpilih sebagai ketua adalah 61

b. Peluang Reyna terpilih jadi ketua;

𝑃(𝐵)𝑃(𝑋|𝐵)
𝑃(𝐵|𝑋) =
𝑃(𝐴)𝑃(𝑋|𝐴) + 𝑃(𝐵)𝑃(𝑋|𝐵) + 𝑃(𝐶)𝑃(𝑋|𝐶)

(0,8)(0,5)
=
(0,5)(0,3) + (0,8)(0,5) + (0,3)(0,2)

0,4
=
0,15 + 0,4 + 0,06

0,4 4
= =
0,61 61

12
4
Jadi, peluang Renyna terpilih sebagai ketua adalah 61

c. Peluang Mirda terpilih jadi ketua


𝑃(𝐶)𝑃(𝑋|𝐶)
𝑃(𝐵|𝑋) =
𝑃(𝐴)𝑃(𝑋|𝐴) + 𝑃(𝐵)𝑃(𝑋|𝐵) + 𝑃(𝐶)𝑃(𝑋|𝐶)

(0,3)(0,2)
=
(0,5)(0,3) + (0,8)(0,5) + (0,3)(0,2)

0,06
=
0,15 + 0,4 + 0,06

0,06 6
= =
0,61 61
6
Jadi, peluang Mirda terpilih sebagai ketua adalah 61

13
E. LATIHAN SOAL

1. Sebuah dadu dilempar satu kali, tentukanlah peluang munculnya angka


bilangan bulat positif dalam lemparan terebut.
2. Tiga anggota komsat telah dicalonkan sebagai ketua. Peluang terpilih Rio
terpilih 0,7, peluang Raya terpilih 0,8 dan peluang Mia terpilih 0,9.
Diketahui peluang kenaikan iuran anggota jika terpilih A kenaikannya
adalah 0,9, jika terpilih B kenaikannya adalah 0,3, dan jika terpilih C
kenaikannya adalah 0,2. Maka carilah:
a. Berapakah peluang Rio terpilih sebagai ketua?
b. Berapakah peluang Raya terpilih sebagai ketua?
c. Berapakah peluang Mia terpilih sebagai ketua?

14
DAFTAR PUSTAKA

- Noeryanti, 2021. Pengantar Teori Probalitas, Yogyakarta. Definisi peluang


komplemen kejadian dan frekuensi harapan https://youtu.be/BChA08e53q0
- Peluang bersyarat dan metode bayes https://youtu.be/nQDu8rGFOIU
- Aturan penjumlahan dan perkalian peluang bersyarat, serta aturan bayes
https://youtu.be/6f92tYKQLP0
- Noeryanti. (2021). Pengantar Teori Probabilitas Edisi Satu. Yogyakarta:
AKPRIND Press
- Universitas Negeri Semarang. Pengantar Probabilitas. Semarang: Universitas
Negeri Semarang
- Syaifudin,Wawan dan Achmad Choiruddin. (2021). Pengantar Teori
Probabilitas dan Statistika. Bengkulu : ELMARKAZ
-

15

Anda mungkin juga menyukai