Anda di halaman 1dari 33

TEORI PELUANG (PROBABILITAS)

Dosen Pengampu : Mesra B, SE., MM

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Rizal Pahlepi Nasution


Npm : 1515310883
Kelas : III KK 1 D
Mata Kuliah : Statistik Ekonomi dan Bisnis - II
Program Studi : Ekonomi Manajemen Bisnis

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI


MEDAN
TAHUN AJARAN 2017

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan

kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

petunjuk dan rahmatnya , serta dukungan dari

Dosen,orang-tua, juga teman teman karena penulis

dapat menyelesaikan tulisan ini yang berupa makalah

dengan judul Teori Peluang untuk memenuhi tugas

mata kuliah Statistik Ekonomi dan Bisnis - II , oleh

dosen pembimbing Mesra B, SE., MM

Dengan membaca makalah ini penulis

berharap dapat membantu teman-teman serta

pembaca dalam memahami materi tentang

Manajemen keuangan,dan dapat memperkaya

wawasan pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam

menyelesaikan makalah ini terdapat kekurangan dan

kesalahan dari segi kata-kata , bahasa, atau penulisan

dalam menyajikan materi. Saran dan kritik sangat

diharapkan oleh penulis agar makalah ini dapat lebih

baik lagi.

Akhir kata semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi teman-teman dan pembaca.

1
Medan, 10 Mei

2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 2
C. Perumusan Masalah ................................................................................................ 2
D. Pembatasan Masalah .............................................................................................. 2
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3

BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

A. Pengertian Probabilitas ............................................................................................. 4


B. Pendekatan Perhitungan Probabilitas ....................................................................... 5
C. Beberapa Aturan Dasar Probabilitas ........................................................................ 8
D. Permutasi Dan Kombinasi ..................................................................................... 13
E. Manfaat Probabilitas Dalam Penelitian ................................................................... 17
F. Menghitung Probabilitas atau Peluang Suatu Kejadian ............................................. 18

BAB 3. ANALISA .......................................................................................................... 20

A. Pelemparan Dadu ................................................................................................ 20


B. Pelemparan Uang Logam ..................................................................................... 22
C. Pengambilan Kelereng ......................................................................................... 26

D. Pengambilan Kelereng Dengan Teori Bayes ........................................................... 27

BAB 4. KESIMPULAN ................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 30

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Sampai saat ini statistika merupakan alat dan juga metode analisis yang dipakai untuk

mengevaluasi data yang pada akhirnya akan diperoleh suatu kesimpulan berdasarkan sampel

yang ada. Dari semua alat analisa, konsep probailitas merupakan salah satu alat analisis yang

mempunyai peran sangat penting untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

mulai dari bidang ilmiah sampai pada masalah-masalah kecil, seperti masuk kantor atau

tidak, kareana awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir, dan sebagainya.

Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti, tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada

untuk menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi. Derajat

atau tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil percobaan statistik disebut

Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan P. Probabilitas sering diterjemahkan sebagai

peluang atau kebolehkejadian, yaitu peristiwa yang didefinisikan sebagai peluang proses

terjadinya sesuatu, baik disengaja (eksperimentasi) atau tidak.

Pada praktikum ini, akan dipelajari mengenai probabilitas yang menyatakan suatu nilai

kejadian yang dapat terjadi lagi. Konsep probabilitas ialah suatu bagian ilmu dari statistika

yang dapat meramalkan kejadian yang dapat terjadi lagi di masa mendatang , peluang ini

hanya memuat nilai antara 0 sampai dengan 1.


Dalam pembuatan modul konsep probabilitas iniakan dijelaskan beberapa hal tentang

peluang dan bagaimana mencari nilai peluang, diantaranya peluang irisan dua kejadian,

peluang paduan dua kejadian, peluang bersyarat dan menerapkan konsep kaidah bayes serta

menganalisa sampai dengan menarik kesimpulan dari hasil nilai peluang yang telah didapat.

B. Identifikasi masalah

1
1. Mencari nilai peluang munculnya mata dadu yang dilemparkan.

2. Mencari nilai peluang munculnya permukaan 4 koin yang dilemparkan secara bersama-

sama.
3. Mencari nilai peluang munculnya kelerang yang di ambil.
4. Mencari nilai peluang pengambilan kelereng dengan metode kaidah bayes.

C. Perumusan masalah

Dalam penyusunan Modul II ini data-data yang kami ambil untuk dianalisa, diolah dan

ditampilkan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana melakukan pengolahan data peluang dalam pelemparan mata dadu,

pelemparan uang logam dan pengambilan kelereng ?


2. Bagaimana melakukan pengolahan dan penganalisaan terhadap data-data yang telah

diolah agar, mendapatkan kesimpulan mengenai data-data tersebut ?

D. Pembatasan masalah

1 Mengolah perhitungan data peluang dalam pelemparan dadu, pelemparan koin, dan

pengambilan kelereng.
2 Pelemparan mata dadu dengan melakukan 2x percobaan. Yang pertama dengan

melakukan percobaan pelemparan sebanyak 55x dan yang kedua pelemparan sebanyak

70x.
3 Pelemparan uang logam. Percobaan pada uang logam dilakukan dengan menggunakan 4

buah uang logam dengan percobaan sebanyak 50x pelemparan uang logam. Sehingga 1x

pelemparan didapatkan 4 peluang. Yaitu peluang yang sama untuk angka dan gambar.

4 Pengambilan kelereng. Kelereng yang digunakan pada percobaan ini ada menggunakan 3

warna kelereng, yaitu Merah, Kuning dan Hijau. Dan ada beberapa kelereng yang diberi

2
tanda. Sehingga peluang yang ada semakin sempit. Pada percobaan ini dilakukan 2x,

yaitu 25x pengambilan dan 35x pengambilan.

E. Tujuan penelitian

1 Memahami konsep dasar probabilitas.


2 Memahami peluang irisan dua kejadian, peluang gabungan serta peluang bersyarat.
3 Memahami pengaruh probabilitas dalam menentukan hasil dari setiap percobaan yang

dilakukan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Probabilitas

Secara umum probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.Secara lengkap

probabilitas didefinisikan sebagai berikut :

Probabilitas ialah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinyasuatu

kejadian acak.

Dalam mempelajari probabilitas, ada tiga kata kunci yang harus diketahui:

1. Eksperimen,

2. Hasil (outcome)

3. Kejadian atau peristiwa (event)

Contoh :

Dari eksperimen pelemparan sebuah koin. Hasil (outcome) daripelemparan sebuah koin

tersebut adalah MUKA atau BELAKANG.

Kumpulan dari beberapa hasil tersebut dikenal sebagai kejadian (event).

Probabilitas biasanya dinyatakan dengan bilangan desimal (seperti 0,50 ; 0,25atau 0,70) atau

bilangan pecahan (seperti ).

Nilai dari probabilitas berkisar antara 0 dan 1. Semakin dekat nilai

probabilitas ke nilai 0, semakin kecil kemungkinan suatu kejadian akan terjadi.

Sebaliknya semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1 semakin besar peluangsuatu kejadian akan

terjadi.

4
B. Pendekatan Perhitungan Probabilitas

Ada dua pendekatan dalam menghitung probabilitas yaitu pendekatanyang bersifat

objektif dan subjektif. Probabilitas objektif dibagi menjadi dua,yaitu:

1. Pendekatan Klasik

Probabilitas diartikan sebagai hasil bagi dari banyaknya peristiwa yangdimaksud dengan

seluruh peristiwa yang mungkin menurut pendekatan klasik,probabilitas dirumuskan :

keterangan :

P(A) = probabilitas terjadinya kejadian A.

x = peristiwa yang dimaksud.

n = banyaknya peristiwa.

Contoh :

Dua buah dadu dilempar ke atas secara bersamaan. Tentukan probabilitasmunculnya

angka berjumlah 5.

Penyelesaian :

Hasil yang dimaksud (x) = 4, yaitu (1,4), (4,1), (2,3). (3,2)

Hasil yang mungkin (n) = 36, yaitu (1,1), (1,2), (1,3). .., (6,5), (6,6).

2. Konsep Frekuensi Relatif

Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas diartikan sebagai proporsiwaktu

terjadinya suatu peristiwa dalam jangka panjang, jika kondisi stabilatau frekuensi relatif dari

suatu peristiwa dalam sejumlah besar percobaan.

Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan, sehingga nilai probabilitas itumerupakan limit

dari frekuensi relatif peristiwa tersebut.

5
Menurut pendekatanfrekuensi relatif, probabilitas dirumuskan :

keterangan :

P(Xi) = probabilitas peristiwa i.

Fi= frekuensi peristiwa i.

n = banyaknya peristiwa yang bersangkutan.

Contoh :

Dari hasil ujian statistik, 65 mahasiswa STMIK MDP, didapat nilai-nilaisebagai berikut.

XF

5,0 11

6,5 14

7,4 13

8,3 15

8,8 7

9,5 5

x = nilai statistik.

Tentukan probabilitas salah seorang mahasiswa yang nilai statistiknya 8,3.

Penyelesaian :

Frekuensi mahasiswa dengan nilai 8,3 (f) = 15

Jumlah mahasiswa (n) = 65.

6
3. Probabilitas Subjektif

Menurut pendekatan subjektif, probabilitas diartikan sebagai tingkatkepercayaan individu

yang didasarkan pada peristiwa masa lalu yang berupaterkaan saja.

Contoh :

Seorang direktur akan memilih seorang supervisor dari empat orang calonyang telah lulus

ujian saringan. Keempat calon tersebut sama pintar, samalincah, dan semuanya dapat dipercaya.

Probabilitas tertinggi(kemungkinanditerima) menjadi supervisor ditentukan secara subjektif oleh

sang direktur.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disusun suatu pengertian umummengenai

probabilitas, yaitu sebagai berikut Probabilitas adalah suatu indeksatau nilai yang digunakan

untuk menentukan tingkat terjadinya suatu kejadianyang bersifat random (acak).

Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitasmemiliki

batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan 1 ( 0 P 1).

a. Jika P = 0, disebut probabilitas kemustahilan, artinya kejadian atauperistiwa tersebut tidak

akan terjadi.

b. Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwatersebut pasti terjadi.

c. Jika 0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atauperistiwa tersebut dapat

atau tidak dapat terjadi.

7
C. Beberapa Aturan Dasar Probabilitas

Aturan Penjumlahan :

Untuk menerapkan aturan penjumlahan ini, harus dilihat jenis kejadiannya apakahbersifat

saling meniadakan atau tidak saling meniadakan.

1. Kejadian Saling Meniadakan :

Dua peristiwa atau lebih disebut saling meniadakan jika kedua atau lebihperistiwa itu

tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa Adan B saling meniadakan,

probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah

P(A atau B) = P(A) + P(B) atau

P(A B) = P(A) + P(B)

Contoh :

Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peritiwanya adalah

A = peristiwa mata dadu 4 muncul.

B = peristiwa mata dadu lebih kecil dari 3 muncul.

Tentukan probabilitas dari kejadian berikut !

- Mata dadu 4 atau lebih kecil dari 3 muncul!

Penyelesaian :

P(A) = 1/6 P(B) = 2/6

P(A atau B) = P(A) + P(B)= 1/6 + 2/6= 0,5

P(B) = 14/36

P(A B) = 0

P(A atau B) = P(A) + P(B) P(A B)

= 1/36 + 14/36 0

= 0,42

8
Aturan Perkalian :

Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara berbeda menurutjenis

kejadiannya. Ada dua jenis kejadian dalam hal ini, yaitu kejadian tak bebasdan kejadian bebas.

1. Kejadian Tak Bebas

Dua peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas apabila peristiwa yangsatu

dipengaruhi atau tergantung pada peritiwa lainnya. Probabilitas peristiwatidak saling bebas dapat

pula dibedakan atas tiga macam, yaitu probabilitas bersyarat, gabungan, dan marjinal.

a. Probabilitas Bersyarat :

Probabilitas bersyarat peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitasterjadinya suatu

peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi danperistiwa-peristiwa tersebut saling

mempengaruhi.

Jika peristiwa Bbersyarat terhadap A, probabilitas terjadinya periwtiwa tersebut

adalahP(B/A) dibaca probabilitas terjadinya B dengan syarat peristiwa A terjadi.

Contoh :

Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :

5 buah bola putih bertanda +

1 buah bola putih bertanda

3 buah bola kuning bertanda +

2 buah bola kuning bertanda

Seseorang mengambil sebuah bola kuning dari kotak

- Berapa probabilitas bola itu bertanda +?

Penyelesaian :

Misalkan : A = bola kuning

B+= bola bertanda positif

9
B-= bola bertanda negatif.

P(A) = 5/11

P(B+A) = 3/1

b. Probabilitas Gabungan :

Probabilitas gabungan peritiwa tidak saling bebas adalah probabilitasterjadinya dua atau

lebih peristiwa secara berurutan (bersamaan) danperistiwa-peristiwa itu saling mempengaruhi.

Jika dua peristiwa A dan B gubungan, probabilitas terjadinya peristiwatersebut adalah P(A dan

B) = P(A B) = P(A) x P(B/A)

Jika tiga buah peristiwa A, B, dan C gabungan, probabilitas terjadinyaadalah P(A B C)

= P(A) x P(B/A) x P(C/A B)

Contoh :

Dari satu set kartu bridge berturut-turut diambil kartu itu sebanyak 2 kalisecara acak.

Hitunglah probabilitasnya kartu king (A) pada pengambilanpertama dan as(B) pada pengambilan

kedua, jika kartu pada pengambilanpertama tidak dikembalikan !

Penyelesaian :

(A) = pengambilan pertama keluar kartu king.

P(A) = 4/52

(B/A) = pengambilan kedua keluar kartu as

P(B/A) = 4/51

P(A B) = P(A) x P(B/A)= 4/52 x 4/51= 0,006

10
c. Probabilitas Marjinal :

Probabilitas marjinal peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitasterjadinya suatu

peristiwa yang tidak memiliki hubungan denganterjadinya peristiwa lain dan peristiwa tersebut

saling mempengaruhi. Jikadua peristiwa A adalah marjinal, probabilitas terjadinya peristiwa

Atersebut adalah

P(A) = SP(B A)= SP(Ai) x P(B/Ai), i = 1, 2, 3, ..

Contoh :

Sebuah kotak berisikan 11 bola dengan rincian :

5 buah bola putih bertanda +

1 buah bola putih bertanda

3 buah bola kuning bertanda +

2 buah bola kuning bertanda

Tentukan probabilitas memperoleh sebuah bola putih !

Penyelesaiannya :

Misalkan : A = bola putih

B+= bola bertanda positif

B-= bola bertanda negatif

P(B+A) = 5/11

P(B-A) = 1/11

P(A) = P(B+A) + P(B-A)= 5/11 + 1/11= 6/11

11
2. Kejadian Bebas :

Dua kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas apabilaterjadinya kejadian

tersebut tidak saling mempengaruhi. Dua kejadian A danB dikatakan bebas, kalau kejadian A

tidak mempengaruhi B atau sebaliknya.

Jika A dan B merupakan kejadian bebas, maka P(A/B) = P(A) dan P(B/A) =P(B)

P(A B) = P(A) P(B) = P(B) P(A)

Contoh :

Satu mata uang logam Rp. 50 dilemparkan ke atas sebanyak dua kali. Jika A1adalah

lemparan pertama yang mendapat gambar burung(B), dan A2adalahlemparan kedua yang

mendapatkan gambar burung(B), berapakah P(A1+A2)!

Penyelesaian :

Karena pada pelemparan pertama hasilnya tidak mempengaruhi pelemparankedua dan P(A1) =

P(B) = 0,5 dan P(A2) = P(B) = 0,5, maka P(A1+A2) =P(A1) P(A2) = P(B) P(B) = 0,5 x 0,5 =

0,25.

Rumus Bayes :

Jika dalam suatu ruang sampel (S) terdapat beberapa peristiwa saling lepas,yaitu A1, A2,

A3, ., Anyang memiliki probabilitas tidak sama dengan noldan bila ada peritiwa lain (misalkan

X) yang mungkin dapat terjadi padaperistiwa-peristiwa A1, A2, A3, ., A

maka probabilitas terjadinyaperistiwa-peristiwa A1, A2, A3, .,A

dengan diketahui peristiwa X tersebutadalah

Contoh :

Tiga kotak masing-masing memiliki dua laci. Didalam laci-laci tersebutterdapat sebuah

bola. Didalam kotak I terdapat bola emas, dalam kotak IIterdapat bola perak, dan dalam kotak III

terdapat bola emas dan perak. Jikadiambil sebuah kotak dan isinya bola emas, berapa

probabilitas bahwa lacilain berisi bola perak?

12
Penyelesaian :

Misalkan :

A1peristiwa terambil kotak I

A2peristiwa terambil kotak II

A3peristiwa terambil kotak III

X peristiwa laci yang dibuka berisi bola emas

Kotak yang memenuhi pertanyaan adalah kotak III (P(A3/X)).

P(A1) = 1/3 P(X/A1) = 1

P(A2) = 1/3 P(X/A2) = 0

P(A3) = 1/3 P(X/A3) =

D. Permutasi Dan Kombinasi

Pembicaraan mengenai permutasi dan kombinasi selalu berkaitan denganprinsip dasar

membilang dan faktorial.

1. Prinsip Dasar Membilang :

Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam n1 cara, kejadian kedua dalam n2cara,

demikian seterusnnya, sampai kejadian k dalam nkcara, makakeseluruhan kejadian dapat terjadi

dalam :

n1x n2x x nkcara

Contoh :

Seorang pengusaha ingin bepergian dari Jakarta ke Ujungpandang melaluiSurabaya. Jika

Jakarta Surabaya dapat dilalui dengan tiga cara dan Surabaya Ujungpandang dapat dilalui

dengan dua cara, ada berapa cara pengusahatersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui

Surabaya?

13
Penyelesaian :

misalkan :

Dari Jakarta ke Surabaya (n1) = 3 cara.

Dari Surabaya ke Ujungpandang (n2) = 2 cara.

Cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabayaadalah :

n1x n2= 3 x 2 = 6 cara.

2. Faktorial :

Faktorial adalah perkalian semua bilangan bulat positif (bilangan asli) terurutmulai dari

bilangan 1 sampai dengan bilangan bersangkutan atau sebaliknya.

Faktorial dilambangkan: !.

Jika : n = 1,2, ., maka :

n! = n(n 1)(n 2) .x 2 x 1= n(n 1)!

Contoh :

Tentukan nilai factorial dari bilangan berikut

a. 5!

b. 3! X 2!

c. 6!/4!

Penyelesaian :

a. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120

b. 3! X 2! = 3 x 2 x 1 x 2 x 1 = 12

14
3. Permutasi :

a. Pengertian Permutasi :

Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek kedalam suatu

urutan tertentu.

Contoh :

Ada 3 objek, yaitu ABC. Pengaturan objek-objek tersebut ialah ABC,ACB, BCA, BAC,

CAB, CBA yang disebut permutasi. Jadi, permutasi 3objek menghasilkan enam pengaturan

dengan cara yang berbeda.

b. Rumus-rumus Permutasi :

Permutasi dari m objek seluruhnya tanpa pengembalian : mPm = m!

Contoh :

Pada suatu tempat terdapat 4 buku matematika yang berbeda. Buku itu akandisusun pada

sebuah rak buku. Berapa cara susunan yang mungkin dari buku-buku matematika dapat disusun.

Penyelesaian :

Buku-buku matematika dapat disusun dalam :

4P4 = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.

Permutasi sebanyak x dari m objek tanpa pengembalian :

Contoh :

Dari empat calon pimpinan sebuah perusahaan, misalkan A, B, C, D hendakdipilih

seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara.

Berapa cara keempat calon tersebut dipilih?

Penyelesaian :

15
Misalkan :

Dari Jakarta ke Surabaya (n1) = 3 cara.

Dari Surabaya ke Ujungpandang (n2) = 2 cara.

Cara pengusaha tersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui Surabayaadalah :

n1x n2= 3 x 2 = 6 cara.

4. Kombinasi :

a. Pengertian Kombinasi :

Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa memperhatikanurutan objek

tersebut

Contoh :

Ada 4 objek, yaitu : A, B, C, D. Kombinasi 3 dari objek itu adalah ABC,ABD, ACD,

BCD. Setiap kelompok hanya dibedakan berdasarkan objekyang diikutsertakan, bukan

urutannya. Oleh karena itu :

ABC = ACB = BAC = BCA = CAB = CBA

ABD = ADB = BAD = BDA = DAB = DBA

ACD = CAD = ADC = CDA = DAC = DCA

BCD = BDC = CBD = CDB = DBC = DCB

16
b. Rumus-rumus Kombinasi :

Kombinasi x dari m objek yang berbeda :

m!mCx = -------------- ; m x

(m x)!.x!

Contoh :

Dari 5 pemain bulu tangkis, yaitu A, B, C, D, dan E hendak dipilih dua orang untuk

pemain ganda. Berapa banyak pemain ganda yang mungkinterbentuk?

Penyelesaian :

M = 5 dan x = 2

5!

5C2 = ---------------- = 10

(5 2)! . 2!

E. Manfaat Probabilitas Dalam Penelitian

Manfaat probabilitas dalam kehidupan sehari-hari adalah membantu kitadalam

mengambil suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang mungkinterjadi. Jika kita tinjau

pada saat kita melakukan penelitian, probabilitas memilikibeberapa fungsi antara lain;

1. Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat.Pengambilan keputusan

yang lebih tepat dimagsudkan tidak ada keputusanyang sudah pasti karena kehidupan mendatang

tidak ada yang pasti kitaketahui dari sekarang, karena informasi yang didapat tidaklah

sempurna.5:6, sedangkan hasil sensus pada tahun 2010 menunjukan hasil perbandinganjumlah

penduduk berjenis kelamin pria berbanding jumlah penduduk berjeniskelamin wanita adalah 5:7.

Maka pemerintah dapat mengambil keputusanbahwa setiap tahunnya dari tahun 2000 hingga

2010 jumlah wanitaberkembang lebih pesat daripada jumlah penduduk pria.

17
F. Menghitung Probabilitas atau Peluang Suatu Kejadian

Jika tadi kita hanya memperhatikan peluang suatu kejadian secara

kualitatip, hanya memperhatikan apakkah kejadian tersebut memiliki peluangbesar akan terjadi

atau tidak. Disini kita akan membahas nilai dari probabilitassuatu kejadian secara kuantitatip.

Kita bias melihat apakah suatu kejadianberpotensi terjadi ataukah tidak.

Misalkan kita memiliki sebuah dadu yang memiliki muka gambar dan angka,jika koin

tersebut kita lemparkan keatas secara sembarang, maka kitamemiliki 2 pilihan yang sama besar

dan kuat yaitu peluang munculnya angka danpeluang munculnya gambar. Jika kita perhatikan

secara seksama, pada satu koinhanya terddiri dari satu muka gambar dan satu muka angka, maka

peluangmunculnya angka dan gambar adalah sama kuat yaitu . 1 menyatakan hanyasatu dari

muka pada koin yang mungkin muncul, entah itu gambar maupun angkasedangkan 2

menyatakan banyaknya kejadian yang mungkin terjadi padapelemparan koin, yaitu munculnya

gambar + munculnya angka.

Jika kita berbicara tidak lagi 2 kejadian yaitu menyangkut banyak kejadianyang mungkin

terjadi, mengingat dan dari hasil pengumpulan dan penelitian datadiperoleh suatu rumus sebagai

berikut. Jika terdapat N peristiwa, dan nAdari Nperistiwa tersebut membentuk kejadian A, maka

probabilitas A adalah :

P(A) = nA/N

Dimana :

nA= banyaknya kejadian

N= kejadian seluruhnya/peristiwa yang mungkin terjadi

18
Contoh.

Suatu mata uang logam yang masing-masing sisinya berisi gambar dan

angkadilemparkan secara bebas sebanyak 1 kali.

Berapakah probabilitas munculnya gambar atau angka?

Jawab :

n=1, N=2

P (gambar atau angka)=

P (gambar atau angka)=1/2 atau 50%

Dapat disimpulkan peluang munculnya gambar atau angka adalah sama besar.

Contoh 2.

Berapa peluang munculnya dadu mata satu pada satu kali pelemparan?

Jika kita tinjau pada sebuah dadu hanya memiliki 1 buah mata dadu bermata 1,sedangkan pada

dadu terdapat 6 mata yaitu mata 1 sampai mata 6.

Maka:

P(A) = nA/N= 1/6

Berikut merupakan aturan dalam probabilitas

1. Jika n = 0 makka peluang terjadinya suatu kejadian pada keadaan iniadalah sebesar P(A) = 0

atau tidak mungkin terjadi.

2. Jika n merupakan semua anggota N maka probabilitasnya adalah satu,

atau kejadian tersebut pasti akan terjadi

3. Probabilitas suatu kejadian memiliki rentangan nilai

4. Jika E menyatakan bukan peristiwa E maka berlaku.

19
BAB III
ANALISA

Dari pengolahan data peluang yang telah dilakukan berdasarkan teori dan secara praktek

dalam pengumpulan data, diperoleh nilai nilai peluang yang benilai di antara 0 sampai dengan 1.

Hal ini secara teori dikatakan bahwa nilai peluang tidak melebihi angka 1, jika nilai peluang

melebihi 1 berarti terdapat perhitungan data peluang yang tidak benar.

A. Pelemparan Dadu
1. Peluang munculnya mata dadu pada percobaan pertama sebanyak 55x adalah:
a. Mata dadu 1 = 5/55
b. Mata dadu 2 = 8/55
c. Mata dadu 3 = 6/55
d. Mata dadu 4 = 16/55
e. Mata dadu 5 = 9/55
f. Mata dadu 6 = 11/55
2. Peluang munculnya mata dadu pada percobaan kedua sebanyak 70x adalah:
a. Mata dadu 1 = 7/70
b. Mata dadu 2 = 10/70
c. Mata dadu 3 = 15/70
d. Mata dadu 4 = 12/70
e. Mata dadu 5 = 9/70
f. Mata dadu 6 = 17/70

3. Tabel perbandingan hasil nilai peluang pada dadu.

Praktek
No Peluang Teori
55x 70x
1 P(M) 0,50 0,35 0,44
2 P(N) 0,50 0,64 0,56
3 P(O) 0,50 0,36 0,44

20
4 P(M N) 0,17 0,15 0,14
5 P(M O) 0,33 0,20 0,31
6 P(N O) - - -
7 P(M N) 0,83 0,84 0,87
8 P(M O) 0,67 0,51 0,59
9 P(N O) 1 1 1
P(M N
10 - - -
O)
P(M N
11 1 1 1
O)

Dari tabel diatas terlihat perbedaan nilai peluang antara secara teori dan praktek yang tidak jauh

atau nilai peluang pada praktek mendekati nilai peluang secara teori. Dari tabel tersebut terlihat

pada praktek pelemparan dadu sebanyak 55x dan 70x peluang yang akan muncul kembali

(terjadi lagi) yang paling kecil adalah P(M N)

B. Pelemparan Uang Logam

Nilai peluang pada pelemparan 4 buah uang logam yang diberi nomer 1-4 dan dilemparkan

secara bersama-sama sebanyak 50x adalah sebagai berikut:

No Peluang Hasil Teori Hasil Praktek 50x


1 P(M) 0,50 0,50
2 P(N) 0,50 0,44
3 P(O) 0,50 0,44
4 P(P) 0,50 0,44
5 P(M) 0,50 0,50
6 P(N) 0,50 0,56
7 P(O) 0,50 0,56
8 P(P) 0,50 0,56
9 P(M N) 0,25 0,26

21
10 P(M O) 0,25 0,28
11 P(M P) 0,25 0,22
12 P(N O) 0,25 0,26
13 P(N P) 0,25 0,16
14 P(O P) 0,25 0,16
15 P(M N) 0,25 0,24
16 P(M O) 0,25 0,22
17 P(M P) 0,25 0,28
18 P(N O) 0,25 0,18
19 P(N P) 0,25 0,28
20 P(O P) 0,25 0,28
21 P(M N) 0,25 0,32
22 P(M O) 0,25 0,34
23 P(M P) 0,25 0,32
24 P(N O) 0,25 0,38
25 P(N P) 0,25 0,28
26 P(O P) 0,25 0,28
27 P(M N O 0,06 0,06

P)
28 P(M N O 0,06 0,12

P)

29 P(M N) 0,75 0,68


30 P(M O) 0,75 0,66
31 P(M P) 0,75 0,72
32 P(N O) 0,75 0,62
33 P(N P) 0,75 0,72
34 P(O P) 0,75 0,72
35 P(M N) 0,75 0,82

22
36 P(M O) 0,75 0,84
37 P(M P) 0,75 0,78
38 P(N O) 0,75 0,82
39 P(N P) 0,75 0,72
40 P(O P) 0,75 0,72
41 P(M N) 0,75 0,74
42 P(M O) 0,75 0,72
43 P(M P) 0,75 0,78
44 P(N O) 0,75 0,74
45 P(N P) 0,75 0,84
46 P(O P) 0,75 0,84
47 P(M N O 0,94 0,88

P)

48 P(M N O 0,94 0,94

P)

49 P(M|N) 0,50 0,59


50 P(O|M) 0,50 0,64
51 P(P|M) 0,50 0,50
52 P(N|O) 0,50 0,59
53 P(N|P) 0,50 0,36
54 P(O|P) 0,50 0,36
55 P(M|N) 0,50 0,43
56 P(M|O) 0,50 0,39
57 P(M|P) 0,50 0,50
58 P(N|O) 0,50 0,32
59 P(N|P) 0,50 0,50
60 P(O|P) 0,50 0,50
61 P(M|N) 0,50 0,57
62 P(M|O) 0,50 0,61
63 P(M|P) 0,50 0,57
64 P(N|O) 0,50 0,68
65 P(N|P) 0,50 0,50
66 P(O|P) 0,50 0,50

23
Dari tabel diatas dapat ditarik sebuah analisa bahwa secara teoritis nilai peluang untuk setiap

anggota bagian (M,N,O,P,M,N,O,P) mempunyai nilai yang sama. Dan secara toritis juga nilai

peluang untuk irisan 2 kejadian, irisan 4 kejadian (jenis sama), gabungan 2 kejadian, gabungan 4

kejadian untuk setiap jenis anggota (angka dan gambar) mempunyai nilai yang sama, begitupun

dengan nilai peluang bersyarat secara teoritis juga mempunyai hasil nilai yang sama.

Namun secara praktek berbeda dengan nilai peluang yang diperoleh secara teori tetapi tidak

mengalami perbedaan yang signifikan, nilai-nilai peluang pada praktek selalu mendekati nilai

peluang pada teori baik pada peluang untuk setiap anggota bagian, irisan 2 kejadian, irisan 4

kejadian (jenis sama), gabungan 2 kejadian, gabungan 4 kejadian untuk setiap jenis anggota

(angka dan gambar), maupun peluang bersyarat.

Dari hasil hasil nilai peluang pada praktek pelemparan 50x yang diperoleh dapat diambil

sebuah analisa bahwa peluang untuk setiap anggota bagian yang paling terkecil adalah P(N),

P(O), P(P) dengan nilai 0,44 dan yang terbesar adalah P(N), P(O), P(P) dengan nilai 0,56.

Untuk peluang irisan 2 kejadian yang terkecil adalah P(N P) dan P(O P) dengan nilai

0,16, sedangkan yang terbesar adalah P(N O) dengan nilai 0,38. Untuk peluang irisan 4

kejadian yang kecil yaitu P(M N O P) dengan nilai 0,06.

Sedangkan untuk peluang gabungan 2 kejadian yang terkecil adalah P(N O) dengan

nilai 0,62, lalu yang terbesar adalah P(M O), P(N P), dan P(O P) dengan nilai

0,84. Untuk peluang gabungan 4 kejadian dengan jenis yang sama (angka/gambar) yang kecil

adalah peluang untuk gabungan 4 kejadian angka P(M N O P) dengan nilai 0,88.

Selanjutnya untuk peluang bersyarat yang terkecil adalah P(N|O) dengan nilai 0,32 dan yang

terbesar adalah P(N|O) dengan nilai 0,68.

24
C. Pengambilan Kelereng
Tabel perbandingan hasil

Teori Praktek
No Peluang
25x 35x
15x
1 P(KM | T) 0,43 0,30 0,29
2 P(KK | T) 0,29 0,20 0,29
3 P(KH | T) 0,29 0,50 0,43
4 P(KM | TT) 0,25 0,20 0,29
5 P(KK | TT) 0,50 0,47 0,14
6 P(KH | TT) 0,25 0,33 0,57

Dari tabel yang telah disusun untuk perbandingan hasil peluang pengambilan kelereng

secara teori dan paraktek ternyata diperoleh nilai-nilai peluang yang hampir sama atau mendekati

seperti pada P(KK | T), dan P(KM | TT) dengan nilai peluang antara 0,20 sampai dengan 0,30.

Namun untuk P(KH | T) pada praktek 25x dan 35x nilainya menalami perbedaan yang sgnifikan

dengan teori 15x yaitu 0,29 dan untuk P(KK | TT) juga mengalami perbedaan nilai hasil peluang

yang cukup signifikan, pada teori 15x dengan nilai 0,50 ,pada paktek 35x dengan nilai 0,14.

Begitu juga untuk P(KH | TT) mengalami perbedaan nilai hasil peluang yang cukup signifikan,

pada teori 15x dengan nilai 0,25, pada praktek 25x dengan nilai 0,33, dan pada praktek 35x

dengan nilai 0,57.

25
D. Pengambilan Kelereng Dengan Teori Bayes

Dalam teori bayes dilakukan pengambilan kelereng sebanyak 30x, lalu untuk

menentukan nilai peluangnya menggunakan nilai peluang jk dengan nilai 1/3.

N Peluang Hasil

o
1 P(KM) 0,33
2 P(KK) 0,33
3 P(KH) 0,33
4 P(T|KM) 0,20
5 P(T|KK) 0,70
6 P(T|KH) 0,80
7 P(TT|KM) 0,60
8 P(TT|KK) 0,50
9 P(TT|KH) 0,20
10 P(T) 0,60
11 P(KM|T) 0,11
12 P(KK|T) 0,39
13 P(KH|T) 0,44
14 P(TT) 0,43
15 P(KM|TT) 0,47
16 P(KK|TT) 0,39
17 P(KH|T) 0,16

Pada perhitungan peluang pengambilan kelereng dengan kaidah bayes digunakan rumus

peluang bersyarat untuk memperoleh hasil nilai peluangnya. Diperoleh nilai peluang yang

terkecil adalah P(KH|T) dan P(KM|TT) dengan nilai 0,16 dan 0,11, dan peluang yang terbesar

adalah P(T|KH) dengan nilai 0,80.

26
BAB IV
KESIMPULAN

1. Probabilitas atau Peluang adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan

terjadi di masa mendatang. Probabilitas dapat juga diartikan sebagai harga angka yang

menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa terjadi, diantara keseluruhan

peristiwa yang mungkin terjadi. Probabilitas dilambangkan dengan P.

2. Irisan dua kejadian yaitu kejadian yang mengandung semua unsur persekutuan kejadian A dan B.

dilambangkan dengan A B . Unsur unsur dalam himpunan A B mewakili terjadinya

secara sekaligus kejadian A dan B, oleh karena itu haruslah merupakan unsur unsur, dan hanya

27
unsur unsur yang termasuk dalam A dan B sekaligus. Unsur unsur itu dapat dirinci ataupun

didefinisikan menurut kaidah A B={xx A dan x B } , sedangkan lambang berarti

adalah anggota atau termasuk dalam. Dalam diagram venn pada gambar daerah yang

mewakili menyatakan kejadian A B, Sedangkan Paduan / gabungan dua kejadian adalah

kejadian yang mencangkup semua unsur atau anggota A dan B atau keduanya .

3. Dalam mempelajari hukum dasar probabilitas berturut-turut akan dibahas hukum penjumlahan

dan hukum perkalian. Perinsip Menghitungnya mengunakan Permutasi dan kombinasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, baik dengan data perhitungan dadu maupun

kelereng atau koin, ketiganya menggunakan rumus yang sama dalam mencari suatu nilai, tetapi

pada data ketiganya masih mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing sesuai yang

telah diuraikan dalam analisa pada bab 3.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Kustituanto dan Rudy Badrudin, Statistika I, Seri Diktat

Kuliah,

Penerbit Gunadarma, Jakarta, 1994

28
http://dokumen.tips/documents/makalah-konsep-dasar-

probabilitas.html

Mundiri, Drs. Logika. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta, 1994.

Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2.

Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

29

Anda mungkin juga menyukai