Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan
wawasan pembaca.
baik lagi.
1
Medan, 10 Mei
2017
Penulis
2
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sampai saat ini statistika merupakan alat dan juga metode analisis yang dipakai untuk
mengevaluasi data yang pada akhirnya akan diperoleh suatu kesimpulan berdasarkan sampel
yang ada. Dari semua alat analisa, konsep probailitas merupakan salah satu alat analisis yang
mempunyai peran sangat penting untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
mulai dari bidang ilmiah sampai pada masalah-masalah kecil, seperti masuk kantor atau
tidak, kareana awan tebal kemungkinan akan hujan deras dan banjir, dan sebagainya.
Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti, tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada
untuk menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi. Derajat
atau tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil percobaan statistik disebut
peluang atau kebolehkejadian, yaitu peristiwa yang didefinisikan sebagai peluang proses
Pada praktikum ini, akan dipelajari mengenai probabilitas yang menyatakan suatu nilai
kejadian yang dapat terjadi lagi. Konsep probabilitas ialah suatu bagian ilmu dari statistika
yang dapat meramalkan kejadian yang dapat terjadi lagi di masa mendatang , peluang ini
peluang dan bagaimana mencari nilai peluang, diantaranya peluang irisan dua kejadian,
peluang paduan dua kejadian, peluang bersyarat dan menerapkan konsep kaidah bayes serta
menganalisa sampai dengan menarik kesimpulan dari hasil nilai peluang yang telah didapat.
B. Identifikasi masalah
1
1. Mencari nilai peluang munculnya mata dadu yang dilemparkan.
2. Mencari nilai peluang munculnya permukaan 4 koin yang dilemparkan secara bersama-
sama.
3. Mencari nilai peluang munculnya kelerang yang di ambil.
4. Mencari nilai peluang pengambilan kelereng dengan metode kaidah bayes.
C. Perumusan masalah
Dalam penyusunan Modul II ini data-data yang kami ambil untuk dianalisa, diolah dan
D. Pembatasan masalah
1 Mengolah perhitungan data peluang dalam pelemparan dadu, pelemparan koin, dan
pengambilan kelereng.
2 Pelemparan mata dadu dengan melakukan 2x percobaan. Yang pertama dengan
melakukan percobaan pelemparan sebanyak 55x dan yang kedua pelemparan sebanyak
70x.
3 Pelemparan uang logam. Percobaan pada uang logam dilakukan dengan menggunakan 4
buah uang logam dengan percobaan sebanyak 50x pelemparan uang logam. Sehingga 1x
pelemparan didapatkan 4 peluang. Yaitu peluang yang sama untuk angka dan gambar.
4 Pengambilan kelereng. Kelereng yang digunakan pada percobaan ini ada menggunakan 3
warna kelereng, yaitu Merah, Kuning dan Hijau. Dan ada beberapa kelereng yang diberi
2
tanda. Sehingga peluang yang ada semakin sempit. Pada percobaan ini dilakukan 2x,
E. Tujuan penelitian
dilakukan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Probabilitas
Secara umum probabilitas merupakan peluang bahwa sesuatu akan terjadi.Secara lengkap
Probabilitas ialah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat terjadinyasuatu
kejadian acak.
Dalam mempelajari probabilitas, ada tiga kata kunci yang harus diketahui:
1. Eksperimen,
2. Hasil (outcome)
Contoh :
Dari eksperimen pelemparan sebuah koin. Hasil (outcome) daripelemparan sebuah koin
Probabilitas biasanya dinyatakan dengan bilangan desimal (seperti 0,50 ; 0,25atau 0,70) atau
Sebaliknya semakin dekat nilai probabilitas ke nilai 1 semakin besar peluangsuatu kejadian akan
terjadi.
4
B. Pendekatan Perhitungan Probabilitas
1. Pendekatan Klasik
Probabilitas diartikan sebagai hasil bagi dari banyaknya peristiwa yangdimaksud dengan
keterangan :
n = banyaknya peristiwa.
Contoh :
angka berjumlah 5.
Penyelesaian :
Hasil yang mungkin (n) = 36, yaitu (1,1), (1,2), (1,3). .., (6,5), (6,6).
terjadinya suatu peristiwa dalam jangka panjang, jika kondisi stabilatau frekuensi relatif dari
Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan, sehingga nilai probabilitas itumerupakan limit
5
Menurut pendekatanfrekuensi relatif, probabilitas dirumuskan :
keterangan :
Contoh :
Dari hasil ujian statistik, 65 mahasiswa STMIK MDP, didapat nilai-nilaisebagai berikut.
XF
5,0 11
6,5 14
7,4 13
8,3 15
8,8 7
9,5 5
x = nilai statistik.
Penyelesaian :
6
3. Probabilitas Subjektif
Contoh :
Seorang direktur akan memilih seorang supervisor dari empat orang calonyang telah lulus
ujian saringan. Keempat calon tersebut sama pintar, samalincah, dan semuanya dapat dipercaya.
sang direktur.
probabilitas, yaitu sebagai berikut Probabilitas adalah suatu indeksatau nilai yang digunakan
Oleh karena probabilitas merupakan suatu indeks atau nilai maka probabilitasmemiliki
akan terjadi.
b. Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya kejadian atau peristiwatersebut pasti terjadi.
c. Jika 0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan, artinya kejadian atauperistiwa tersebut dapat
7
C. Beberapa Aturan Dasar Probabilitas
Aturan Penjumlahan :
Untuk menerapkan aturan penjumlahan ini, harus dilihat jenis kejadiannya apakahbersifat
Dua peristiwa atau lebih disebut saling meniadakan jika kedua atau lebihperistiwa itu
tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa Adan B saling meniadakan,
Contoh :
Penyelesaian :
P(B) = 14/36
P(A B) = 0
= 1/36 + 14/36 0
= 0,42
8
Aturan Perkalian :
kejadiannya. Ada dua jenis kejadian dalam hal ini, yaitu kejadian tak bebasdan kejadian bebas.
Dua peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas apabila peristiwa yangsatu
dipengaruhi atau tergantung pada peritiwa lainnya. Probabilitas peristiwatidak saling bebas dapat
pula dibedakan atas tiga macam, yaitu probabilitas bersyarat, gabungan, dan marjinal.
a. Probabilitas Bersyarat :
peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi danperistiwa-peristiwa tersebut saling
mempengaruhi.
Contoh :
Penyelesaian :
9
B-= bola bertanda negatif.
P(A) = 5/11
P(B+A) = 3/1
b. Probabilitas Gabungan :
Probabilitas gabungan peritiwa tidak saling bebas adalah probabilitasterjadinya dua atau
Jika dua peristiwa A dan B gubungan, probabilitas terjadinya peristiwatersebut adalah P(A dan
Contoh :
Dari satu set kartu bridge berturut-turut diambil kartu itu sebanyak 2 kalisecara acak.
Hitunglah probabilitasnya kartu king (A) pada pengambilanpertama dan as(B) pada pengambilan
Penyelesaian :
P(A) = 4/52
P(B/A) = 4/51
10
c. Probabilitas Marjinal :
peristiwa yang tidak memiliki hubungan denganterjadinya peristiwa lain dan peristiwa tersebut
Atersebut adalah
Contoh :
Penyelesaiannya :
P(B+A) = 5/11
P(B-A) = 1/11
11
2. Kejadian Bebas :
Dua kejadian atau lebih dikatakan merupakan kejadian bebas apabilaterjadinya kejadian
tersebut tidak saling mempengaruhi. Dua kejadian A danB dikatakan bebas, kalau kejadian A
Jika A dan B merupakan kejadian bebas, maka P(A/B) = P(A) dan P(B/A) =P(B)
Contoh :
Satu mata uang logam Rp. 50 dilemparkan ke atas sebanyak dua kali. Jika A1adalah
lemparan pertama yang mendapat gambar burung(B), dan A2adalahlemparan kedua yang
Penyelesaian :
Karena pada pelemparan pertama hasilnya tidak mempengaruhi pelemparankedua dan P(A1) =
P(B) = 0,5 dan P(A2) = P(B) = 0,5, maka P(A1+A2) =P(A1) P(A2) = P(B) P(B) = 0,5 x 0,5 =
0,25.
Rumus Bayes :
Jika dalam suatu ruang sampel (S) terdapat beberapa peristiwa saling lepas,yaitu A1, A2,
A3, ., Anyang memiliki probabilitas tidak sama dengan noldan bila ada peritiwa lain (misalkan
Contoh :
Tiga kotak masing-masing memiliki dua laci. Didalam laci-laci tersebutterdapat sebuah
bola. Didalam kotak I terdapat bola emas, dalam kotak IIterdapat bola perak, dan dalam kotak III
terdapat bola emas dan perak. Jikadiambil sebuah kotak dan isinya bola emas, berapa
12
Penyelesaian :
Misalkan :
Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam n1 cara, kejadian kedua dalam n2cara,
demikian seterusnnya, sampai kejadian k dalam nkcara, makakeseluruhan kejadian dapat terjadi
dalam :
Contoh :
Jakarta Surabaya dapat dilalui dengan tiga cara dan Surabaya Ujungpandang dapat dilalui
dengan dua cara, ada berapa cara pengusahatersebut dapat tiba di Ujungpandang melalui
Surabaya?
13
Penyelesaian :
misalkan :
2. Faktorial :
Faktorial adalah perkalian semua bilangan bulat positif (bilangan asli) terurutmulai dari
Faktorial dilambangkan: !.
Contoh :
a. 5!
b. 3! X 2!
c. 6!/4!
Penyelesaian :
a. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
b. 3! X 2! = 3 x 2 x 1 x 2 x 1 = 12
14
3. Permutasi :
a. Pengertian Permutasi :
Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek kedalam suatu
urutan tertentu.
Contoh :
Ada 3 objek, yaitu ABC. Pengaturan objek-objek tersebut ialah ABC,ACB, BCA, BAC,
CAB, CBA yang disebut permutasi. Jadi, permutasi 3objek menghasilkan enam pengaturan
b. Rumus-rumus Permutasi :
Contoh :
Pada suatu tempat terdapat 4 buku matematika yang berbeda. Buku itu akandisusun pada
sebuah rak buku. Berapa cara susunan yang mungkin dari buku-buku matematika dapat disusun.
Penyelesaian :
4P4 = 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 cara.
Contoh :
Penyelesaian :
15
Misalkan :
4. Kombinasi :
a. Pengertian Kombinasi :
tersebut
Contoh :
Ada 4 objek, yaitu : A, B, C, D. Kombinasi 3 dari objek itu adalah ABC,ABD, ACD,
16
b. Rumus-rumus Kombinasi :
m!mCx = -------------- ; m x
(m x)!.x!
Contoh :
Dari 5 pemain bulu tangkis, yaitu A, B, C, D, dan E hendak dipilih dua orang untuk
Penyelesaian :
M = 5 dan x = 2
5!
5C2 = ---------------- = 10
(5 2)! . 2!
mengambil suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang mungkinterjadi. Jika kita tinjau
pada saat kita melakukan penelitian, probabilitas memilikibeberapa fungsi antara lain;
yang lebih tepat dimagsudkan tidak ada keputusanyang sudah pasti karena kehidupan mendatang
tidak ada yang pasti kitaketahui dari sekarang, karena informasi yang didapat tidaklah
sempurna.5:6, sedangkan hasil sensus pada tahun 2010 menunjukan hasil perbandinganjumlah
penduduk berjenis kelamin pria berbanding jumlah penduduk berjeniskelamin wanita adalah 5:7.
Maka pemerintah dapat mengambil keputusanbahwa setiap tahunnya dari tahun 2000 hingga
17
F. Menghitung Probabilitas atau Peluang Suatu Kejadian
kualitatip, hanya memperhatikan apakkah kejadian tersebut memiliki peluangbesar akan terjadi
atau tidak. Disini kita akan membahas nilai dari probabilitassuatu kejadian secara kuantitatip.
Misalkan kita memiliki sebuah dadu yang memiliki muka gambar dan angka,jika koin
tersebut kita lemparkan keatas secara sembarang, maka kitamemiliki 2 pilihan yang sama besar
dan kuat yaitu peluang munculnya angka danpeluang munculnya gambar. Jika kita perhatikan
secara seksama, pada satu koinhanya terddiri dari satu muka gambar dan satu muka angka, maka
peluangmunculnya angka dan gambar adalah sama kuat yaitu . 1 menyatakan hanyasatu dari
muka pada koin yang mungkin muncul, entah itu gambar maupun angkasedangkan 2
menyatakan banyaknya kejadian yang mungkin terjadi padapelemparan koin, yaitu munculnya
Jika kita berbicara tidak lagi 2 kejadian yaitu menyangkut banyak kejadianyang mungkin
terjadi, mengingat dan dari hasil pengumpulan dan penelitian datadiperoleh suatu rumus sebagai
berikut. Jika terdapat N peristiwa, dan nAdari Nperistiwa tersebut membentuk kejadian A, maka
probabilitas A adalah :
P(A) = nA/N
Dimana :
18
Contoh.
Suatu mata uang logam yang masing-masing sisinya berisi gambar dan
Jawab :
n=1, N=2
Dapat disimpulkan peluang munculnya gambar atau angka adalah sama besar.
Contoh 2.
Berapa peluang munculnya dadu mata satu pada satu kali pelemparan?
Jika kita tinjau pada sebuah dadu hanya memiliki 1 buah mata dadu bermata 1,sedangkan pada
Maka:
1. Jika n = 0 makka peluang terjadinya suatu kejadian pada keadaan iniadalah sebesar P(A) = 0
19
BAB III
ANALISA
Dari pengolahan data peluang yang telah dilakukan berdasarkan teori dan secara praktek
dalam pengumpulan data, diperoleh nilai nilai peluang yang benilai di antara 0 sampai dengan 1.
Hal ini secara teori dikatakan bahwa nilai peluang tidak melebihi angka 1, jika nilai peluang
A. Pelemparan Dadu
1. Peluang munculnya mata dadu pada percobaan pertama sebanyak 55x adalah:
a. Mata dadu 1 = 5/55
b. Mata dadu 2 = 8/55
c. Mata dadu 3 = 6/55
d. Mata dadu 4 = 16/55
e. Mata dadu 5 = 9/55
f. Mata dadu 6 = 11/55
2. Peluang munculnya mata dadu pada percobaan kedua sebanyak 70x adalah:
a. Mata dadu 1 = 7/70
b. Mata dadu 2 = 10/70
c. Mata dadu 3 = 15/70
d. Mata dadu 4 = 12/70
e. Mata dadu 5 = 9/70
f. Mata dadu 6 = 17/70
Praktek
No Peluang Teori
55x 70x
1 P(M) 0,50 0,35 0,44
2 P(N) 0,50 0,64 0,56
3 P(O) 0,50 0,36 0,44
20
4 P(M N) 0,17 0,15 0,14
5 P(M O) 0,33 0,20 0,31
6 P(N O) - - -
7 P(M N) 0,83 0,84 0,87
8 P(M O) 0,67 0,51 0,59
9 P(N O) 1 1 1
P(M N
10 - - -
O)
P(M N
11 1 1 1
O)
Dari tabel diatas terlihat perbedaan nilai peluang antara secara teori dan praktek yang tidak jauh
atau nilai peluang pada praktek mendekati nilai peluang secara teori. Dari tabel tersebut terlihat
pada praktek pelemparan dadu sebanyak 55x dan 70x peluang yang akan muncul kembali
Nilai peluang pada pelemparan 4 buah uang logam yang diberi nomer 1-4 dan dilemparkan
21
10 P(M O) 0,25 0,28
11 P(M P) 0,25 0,22
12 P(N O) 0,25 0,26
13 P(N P) 0,25 0,16
14 P(O P) 0,25 0,16
15 P(M N) 0,25 0,24
16 P(M O) 0,25 0,22
17 P(M P) 0,25 0,28
18 P(N O) 0,25 0,18
19 P(N P) 0,25 0,28
20 P(O P) 0,25 0,28
21 P(M N) 0,25 0,32
22 P(M O) 0,25 0,34
23 P(M P) 0,25 0,32
24 P(N O) 0,25 0,38
25 P(N P) 0,25 0,28
26 P(O P) 0,25 0,28
27 P(M N O 0,06 0,06
P)
28 P(M N O 0,06 0,12
P)
22
36 P(M O) 0,75 0,84
37 P(M P) 0,75 0,78
38 P(N O) 0,75 0,82
39 P(N P) 0,75 0,72
40 P(O P) 0,75 0,72
41 P(M N) 0,75 0,74
42 P(M O) 0,75 0,72
43 P(M P) 0,75 0,78
44 P(N O) 0,75 0,74
45 P(N P) 0,75 0,84
46 P(O P) 0,75 0,84
47 P(M N O 0,94 0,88
P)
P)
23
Dari tabel diatas dapat ditarik sebuah analisa bahwa secara teoritis nilai peluang untuk setiap
anggota bagian (M,N,O,P,M,N,O,P) mempunyai nilai yang sama. Dan secara toritis juga nilai
peluang untuk irisan 2 kejadian, irisan 4 kejadian (jenis sama), gabungan 2 kejadian, gabungan 4
kejadian untuk setiap jenis anggota (angka dan gambar) mempunyai nilai yang sama, begitupun
dengan nilai peluang bersyarat secara teoritis juga mempunyai hasil nilai yang sama.
Namun secara praktek berbeda dengan nilai peluang yang diperoleh secara teori tetapi tidak
mengalami perbedaan yang signifikan, nilai-nilai peluang pada praktek selalu mendekati nilai
peluang pada teori baik pada peluang untuk setiap anggota bagian, irisan 2 kejadian, irisan 4
kejadian (jenis sama), gabungan 2 kejadian, gabungan 4 kejadian untuk setiap jenis anggota
Dari hasil hasil nilai peluang pada praktek pelemparan 50x yang diperoleh dapat diambil
sebuah analisa bahwa peluang untuk setiap anggota bagian yang paling terkecil adalah P(N),
P(O), P(P) dengan nilai 0,44 dan yang terbesar adalah P(N), P(O), P(P) dengan nilai 0,56.
Untuk peluang irisan 2 kejadian yang terkecil adalah P(N P) dan P(O P) dengan nilai
0,16, sedangkan yang terbesar adalah P(N O) dengan nilai 0,38. Untuk peluang irisan 4
Sedangkan untuk peluang gabungan 2 kejadian yang terkecil adalah P(N O) dengan
nilai 0,62, lalu yang terbesar adalah P(M O), P(N P), dan P(O P) dengan nilai
0,84. Untuk peluang gabungan 4 kejadian dengan jenis yang sama (angka/gambar) yang kecil
adalah peluang untuk gabungan 4 kejadian angka P(M N O P) dengan nilai 0,88.
Selanjutnya untuk peluang bersyarat yang terkecil adalah P(N|O) dengan nilai 0,32 dan yang
24
C. Pengambilan Kelereng
Tabel perbandingan hasil
Teori Praktek
No Peluang
25x 35x
15x
1 P(KM | T) 0,43 0,30 0,29
2 P(KK | T) 0,29 0,20 0,29
3 P(KH | T) 0,29 0,50 0,43
4 P(KM | TT) 0,25 0,20 0,29
5 P(KK | TT) 0,50 0,47 0,14
6 P(KH | TT) 0,25 0,33 0,57
Dari tabel yang telah disusun untuk perbandingan hasil peluang pengambilan kelereng
secara teori dan paraktek ternyata diperoleh nilai-nilai peluang yang hampir sama atau mendekati
seperti pada P(KK | T), dan P(KM | TT) dengan nilai peluang antara 0,20 sampai dengan 0,30.
Namun untuk P(KH | T) pada praktek 25x dan 35x nilainya menalami perbedaan yang sgnifikan
dengan teori 15x yaitu 0,29 dan untuk P(KK | TT) juga mengalami perbedaan nilai hasil peluang
yang cukup signifikan, pada teori 15x dengan nilai 0,50 ,pada paktek 35x dengan nilai 0,14.
Begitu juga untuk P(KH | TT) mengalami perbedaan nilai hasil peluang yang cukup signifikan,
pada teori 15x dengan nilai 0,25, pada praktek 25x dengan nilai 0,33, dan pada praktek 35x
25
D. Pengambilan Kelereng Dengan Teori Bayes
Dalam teori bayes dilakukan pengambilan kelereng sebanyak 30x, lalu untuk
N Peluang Hasil
o
1 P(KM) 0,33
2 P(KK) 0,33
3 P(KH) 0,33
4 P(T|KM) 0,20
5 P(T|KK) 0,70
6 P(T|KH) 0,80
7 P(TT|KM) 0,60
8 P(TT|KK) 0,50
9 P(TT|KH) 0,20
10 P(T) 0,60
11 P(KM|T) 0,11
12 P(KK|T) 0,39
13 P(KH|T) 0,44
14 P(TT) 0,43
15 P(KM|TT) 0,47
16 P(KK|TT) 0,39
17 P(KH|T) 0,16
Pada perhitungan peluang pengambilan kelereng dengan kaidah bayes digunakan rumus
peluang bersyarat untuk memperoleh hasil nilai peluangnya. Diperoleh nilai peluang yang
terkecil adalah P(KH|T) dan P(KM|TT) dengan nilai 0,16 dan 0,11, dan peluang yang terbesar
26
BAB IV
KESIMPULAN
1. Probabilitas atau Peluang adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan
terjadi di masa mendatang. Probabilitas dapat juga diartikan sebagai harga angka yang
2. Irisan dua kejadian yaitu kejadian yang mengandung semua unsur persekutuan kejadian A dan B.
secara sekaligus kejadian A dan B, oleh karena itu haruslah merupakan unsur unsur, dan hanya
27
unsur unsur yang termasuk dalam A dan B sekaligus. Unsur unsur itu dapat dirinci ataupun
adalah anggota atau termasuk dalam. Dalam diagram venn pada gambar daerah yang
kejadian yang mencangkup semua unsur atau anggota A dan B atau keduanya .
3. Dalam mempelajari hukum dasar probabilitas berturut-turut akan dibahas hukum penjumlahan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, baik dengan data perhitungan dadu maupun
kelereng atau koin, ketiganya menggunakan rumus yang sama dalam mencari suatu nilai, tetapi
pada data ketiganya masih mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing sesuai yang
DAFTAR PUSTAKA
Kuliah,
28
http://dokumen.tips/documents/makalah-konsep-dasar-
probabilitas.html
Suharyadi, & Purwanto S. K. (2007). Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2.
29