PEMBAHASAN
Menurut Jhonson dan Wichern (1992) yang dimaksud dengan analisis faktor
adalah:
1. Pengembangan dari Analisis Komponen Utama (AKU) yang lebih terperinci
dan teliti
2. Mengecek konsistensi data terhadap struktur peubah.
Dalam analisis faktor ini seluruh variabel yang ada akan dilihat hubungannya
(interdependent antar variabel), sehingga akan menghasilkan pengelompokan atau
tepatnya abstraction dari banyak variabel mejadi hanya beberapa variabel baru
atau faktor. Dengan sedikit faktor ini sebenarnya akan menjadi lebih mudah untuk
dikelola. Ini sebenarnya merupakan: EXPLORATORY RESEARCH.
b. Variabel SHINZUI
- Kolom Name pada baris pertama isi dengan X2
- Kolom Type diisi dengan Numeric
- Kolom Width diisi dengan 8
- Kolom label isi dengan SHINZUI
- Kolom Value diisi dengan : 1= Tidak Puas
2= Cukup Puas
3= Sangat Puas
- Kolom Missing diisi dengan : None
- Kolom Coloums diisi dengan 4
- Kolom Align diisi degan Center
- Kolom Measure diisi dengan Scale
Dan seterusnya.
Sig. .012
Anti-image Matrices
8
Analisis awal dilakukan untuk mengetahui variabel mana saja yang layak
dimasukkan dalam analisis lanjut, karena tidak semua variable bisa masuk dalam
analisis lanjut harus disaring dulu. Caranya dapat dilihat pada KMO-MSA
(Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy) bila hasilnya lebih besar
dari 0.5, maka dapat melanjutkan proses analisis factor. Pada hasil perhitungan
diproleh hasil KMO-MSA sebesar 0.547, artinya 0.547>0.5, maka proses analisis
factor dapat berlanjut.
9
Sig. .007
Anti-image Matrices
Berdasarkan hasil analisis model ke-2 tadi, hasilnya menunjukkan bahwa masih
ada variable yang nilai MSA nya kurang dari 0.5. yaitu Variabel sabun DETOL
sebesar 0.428, sehinga masih perlu dilakukan pemilihan variable sampai tidak ada
variable yang kurang dari 0.5.
11
Df 10
Sig. .003
Anti-image Matrices
Dari hasil analisis varibel model-3 kita peroleh nilai KMO-MSA sebesar 0.635.
berarti proses analisis boleh dilanjutkan. Kemudian dari table Anti-Image
Corelation sudah tidak ada lagi variable yang kurang dari 0.5. Artinya tidak perlu
dilakukan pemilihan varibel lagi.
Analisis Faktor
Dari ketiga model proses analisis pemilihan variable yang sudah dilakukan dan
memiliki nilai standar, maka kita dapat melanjutkan Analisis Faktor dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Kembali ke jendela SPSS dengan menhilangkan atau mengekstraksi dua
variable yang tidak memnuhi kriteria yaitu variable P5 dan P6
13
5. Kembali ke Dialog Factor Analysis klik OK, maka akan muncul hasil
output nya, seperti berikut :
KMO and Bartlett's Test
Sig. .003
Anti-image Matrices
15
Communalities
Initial Extraction
Component Matrixa
Component
DOVE .307
SHINZUI -.859
CITRA .818
GIV .755
SEHAT -.710
Komponen Matrix menunjukkan nilai korelasi antara suatu variabel dengan faktor
yang terbentuk. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa korelasi variabel sabun
DOVE dengan faktor 1 adalah 0.307. variabel SHINZUI -0.859, variabel CITRA
0.818, Variabel GIV 0.755, dan Variabel sabun SEHAT -0.710
18
DAFTAR PUSTAKA
C, Trihendradi. 2013. Step by step IBM SPSS 21. Penerbit Andi: Yogyakarta