Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JALUR

Oleh: Muhammad Abdul Ghofur 


https://maglearning.id/2019/04/12/analisis-jalur-konsep-dasar/

A. KONSEP DASAR

Analisis jalur (path analysis) merupakan suatu alat analisis yang


dikembangkan oleh Sewal Wright, seorang ahli genetika pada tahun 1921
(Jöreskog & Sörbom, 1993). Pada awalnya Sewal Wright mengembangkan
analisis jalur untuk menguji hipotesis hububungan sebab akibat (kausalitas)
menggunakan konsep atau perhitungan korelasi. Namun kemudian berkembang
menggunakan regresi berganda karena uji kausalitas lebih dekat dengan regresi
berganda.
Analisis jalur dikembangkan untuk mempelajari pengaruh (efek) secara
langsung dan secara tidak langsung dari variabel bebas (independent variable)
terhadap variabel terikat (dependent variable). Dalam analisis jalur variabel bebas
ini disebut sebagai variabel eksogen (exogenous variable), sedangkan variabel
terikat disebut sebagai variabel endogen (endogenous).
Penamaan ini dikarenakan sebagian besar analisis jalur menggunakan dua
atau lebih model regresi. Sehingga dalam struktur analisis jalur variabel bebas
dalam suatu struktur bisa menjadi variabel terikat dari model regresi yang lain.
Karena analisis jalur merupakan suatu analisis yang dikembangkan dari regresi
linier berganda. Teknik ini digunakan untuk melihat dan membuktikan besaran
pengaruh (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram
jalur dari hubungan kausal antar variabel misalnya variabel X 1 dan X2  terhadap Y
serta dampaknya terhadap Z. Dengan demikian analisis jalur sangat tepat
digunakan bila variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya
secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Ilustrasi dari model ini dapat
dilihat di gambar berikut.

Variabel yang keragamannya tidak dipengaruhi oleh penyebab di dalam sistem


disebut sebagai variabel eksogen. Variabel ini ditetapkan sebagai variabel pemula
atau penyebab yang memberi efek pada variabel lain (endogen). Sedangkan
variabel yang variasinya dipengaruhi oleh variabel lain disebut variabel endogen.
Dalam model tersebut variabel X1 dan X2 merupakan variabel eksogen.
Sedangkan varibel Y dan Z merupakan variabel endogen.
Untuk mempermudah Anda dalam memahami variabel eksogen ditandai
dengan warna kuning sedangkan variabel endogen ditandai dengan warna hijau.
Garis melengkung yang menghubungkan X1 dan X2 menunjukkan koefisien
korelasi yang bersifat simetris. Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X
terhadap Y, dapat digunakan persamaan regresi dengan variabel yang dibakukan
(standardize). Sedangkan untuk memprediksi perubahan variabel Z digunakan
persamaan regresi biasa. Walaupun sebenarnya dalam penelitian-penelitian ilmu
sosial prediksi ini jarang digunakan karena bersifat kualitatif.
Model analisis jalur pada Gambar di atas bila diterjemahkan dalam
persamaan regresi merupakan dua persamaan regresi yang digabungkan menjadi
stu model penelitian. Kedua persamaan tersebut bila dituliskan sebagai berikut:

1. Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e1
2. Z  = a + b1 X1 + b2 X2  + b3 Y + e2

Atau bila dibakukan sebagai berikut :

1. ZY = P1ZX1 + P2ZX2 + e


2. ZZ = P1ZX1 + P2ZX2 + P3ZY + e

Nilai baku (standardize) dengan formulasi sebagai berikut :

Indikator kategori koefisien path adalah sebagai berikut :


Koefisien path        Daya/Pengaruh
0,05 –  0,09                    Lemah
0,10 –  0,29                    Sedang
≥ 0,30                            Kuat
Besarnya persentase pengaruh setiap variabel eksogen terhadap endogen
adalah kuadrat dari koefisien regresi dengan
variabel standarize atau kuadrat dari koefisien jalur. Besaran inilah yang sering
digunakan untuk menentukan analisis pengaruh variabel eksogen terhadap
endogen. Nilai besaran pengaruh juga bisa ditentukan dari dengan melihat
koefisien jalur pada model standardize. Koefisien determinasi dilihat dengan
melihat nilai Intepretasi R2. Dalam gambar output analisis jalur biasanya secara
default akan memunculkan nilai error term atau besaran pengaruh dari luar
model. Intrepetasi koefisien determinasi (R2) di analisis jalur secara umum sama
dengan intrepetasi di model analisis regresi.
B. VARIABEL INTERVENING DAN MODERATING DALAM ANALISIS
JALUR
Variabel Intervening dan Moderating Dalam Analisis Jalur – Bila Anda lihat
pada gambar struktur analisis jalur diatas Anda bisa melihat adanya dua pengaruh
variabel X terhadap Z. Pengaruh X terhadap Z tanpa melalui Y adalah pengaruh
langsung (direct effect), sedangkan pengaruh X terhadap Z melalui Y disebut
sebagai pengaruh tidak langsung (indirect effect). Penjumlahan pengaruh
langsung dan tidak langsung disebut sebagai pengaruh total (total effect).

Variabel Y di sini disebut variabel intervening atau mediating, yaitu variabel yang


memediasi variabel X dan Z. Jadi, variabel intervening adalah variabel yang
memediasi pengaruh variabel X terhadap Z secara tidak langsung.
Ads by Ad.Plus

Secara teoritis variabel intervening adalah variabel yang secara teori atau


dihipotesiskan mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen, dimana variabel independen tidak secara langsung
mempengaruhi variabel dependen, melainkan melalui varibel intervening
(moderating).

Ada satu konsep lagi selain konsep variabel intervening atau mediating yaitu


variabel moderating. Variabel moderating ini bersifat memperlemah atau
memperkuat pengaruh X terhadap Z. Untuk memperjelasnya perbedaan konsep ini
disajikan pada Gambar berikut.

Kedua konsep ini hampir mirip dan tidak sedikit yang bingung. Namun, sejatinya
kedua variabel ini sangat berbeda. Bila varibel intervening (mediating)
dipengaruhi oleh variabel independen (jadi variabel intervening sudah pasti adalah
menjadi variabel dependen) sebelum variabel ini mempengaruhi variabel
dependen yang lain. Sedangkan variabel moderating adalah
variabel independen yang tidak dipengaruhi oleh variabel independen mana pun.

Pada Gambar di atas Anda bisa melihat ada dua variabel yang berbeda yaitu
variabel Y dan variabel M. Variabel Y merupakan variabel intervening dan
variabel M merupakan variabel moderating. Variabilitas variabel Y ditentukan
atau dipengaruhi oleh X sehingga Y berposisi sebagai variabel endogen.
Sedangkan variabel M merupakan variabel bebas yang variabilitasnya tidak
ditentukan oleh X sehingga M merupakan variabel eksogen (moderating).

Variabel Y sebagai variabel intervening (perantara) menjembatani atau memediasi


pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Dalam sebuah model penelitian varibel
X bisa jadi tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap variabel Z namun
mempunyai pengaruh pada variabel Y, sedangkan variabel Y mempunyai
pengaruh terhadap variabel Z. Jadi variabel X mempunyai pengaruh terhadap
variabel Z tetapi tidak secara langsung yaitu melalui variabel Y.

Sebagian besar model analisis jalur memiliki model pengaruh langsung dan tidak
langsung. Variabel X seringkali dimodelkan mempunyai pengaruh langsung pada
variabel Z, sekaligus mempunyai pengaruh tidak langsung melalui variabel Y.

Sebagai contoh misalnya variabel Z adalah Efektifitas Pembelajaran, sedangkan


variabel Y adalah motivasi siswa, dan variabel X adalah sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana (X) dapat mempengaruhi motivasi siswa (Y) dan efektifitas
pembelajaran (Z) secara langsung. Jadi, sekali lagi variabel intervening adalah
variabel perantara yang menjembatani atau memediasi pengaruh variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Z).

Sedangkan variabel motivasi siswa (Y) mampu menentukan efektifitas


pembelajaran (Z). Sehingga variabel X juga dapat mempengaruhi variabel Z
secara tidak langsung melalui variabel Y. Sehingga pengaruh total variabel X
terhadap variabel Z adalah pengaruh langsung ditambah pengaruh tak langsung.

Contoh lain, misalnya variabel Z adalah Efektifitas Pembelajaran, sedangkan


variabel Y adalah Kualitas Guru, dan variabel X adalah Anggaran
Pengembangan Profesional Guru. Maka varibel Anggaran Pengembangan
Profesional Guru (X) tidak mempunyai efek langsung pada Efektifitas
Pembelajaran (Z), namun karena veriabel X mempengaruhi variabel Y, dan
variabel Y mempengaruhi variabel Z, maka varibel X dapat mempengaruhi
variabel Z secara tidak langsung melalui varibel Y. Pengaruh total varibel X
terhadap variabel Z adalah sama dengan pengaruh tidak langsungnya.

Kedua contoh di atas adalah contoh dimana Y adalah variabel intervening. Yaitu


variabel perantara yang menjembantani atau memediasi pengaruh variabel X
terhadap variabel Z.

Sebagai contoh variabel moderating misalnya variabel motivasi belajar (X)


mempengaruhi efektifitas pembelajaran (Z) yang bisa “diperkuat” atau
“diperlemah” dengan gaya belajar siswa (M). Gaya belajar adalah
variabel moderating, dan bukan variabel intervening karena tidak dipengaruhi
oleh motivasi siswa.
C. ASUMSI-ASUMSI YANG HARUS DIPENUHI PATH ANALYSIS
Beberapa asumsi dan prinsip “ prinsip dasar dalam path analysis diantaranya
ialah:
1. Linearitas (Linearity). Hubungan antar variabel bersifat linear, artinya jika
digambarkan membentuk garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas.
2. Ko-linier. Menunjukkan suatu garis yang sama. Maksudnya jika ada
beberapa variabel exogenous mempengaruhi satu variabel endogenous;
atau sebaliknya satu variabel exogenous mempengaruhi beberapa variabel
endogenous jika ditarik garis lurus akan membentuk garis-garis yang
sama. 
3. Model Rantai Sebab Akibat: Menunjukkan adanya model sebab akibat
dimana urutan kejadian akhirnya menuju pada variasi dalam variabel
dependen / endogenous, seperti gambar di bawah ini. Dalam gambar
dibawah semua urutan kejadian X1 , X2 , X3 , dan X4 menuju ke Y
4. Data metrik berskala interval. Semua variabel yang diobservasi
mempunyai data berskala interval (scaled values). Jika data belum dalam
bentuk skala interval, sebaiknya data diubah dengan menggunakan metode
suksesive interval (Method of Successive Interval /MSI) terlebih dahulu.
Jika data bukan metrik digunakan maka akan memunculkan nilai koefisien
korelasi. Nilai koefisien korelasi yang kecil akan menyebabkan nilai R2
menjadi semakin kecil. Dengan demikian pemodelan yang dibuat
menggunakan path analysis tidak akan valid; karena salah satu indikator
kesesuaian model yang dibuat dengan teori ialah dengan melihat nilai R2
yang mendekati 1. Jika nilai ini semakin mendekati 1; maka model
dianggap baik atau sesuai dengan teori
5. Rekursivitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi
pemutaran kembali (looping) atau tidak menunjukkan adanya hubungan
timbal balik (reciprocal).

D. SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN PATH ANALYSIS


Persyaratan mutlak yang harus dipenuhi saat kita akan menggunakan path analysis
diantaranya: 
 Data metrik berskala interval 
 Terdapat variabel independen exogenous dan dependen endogenous untuk
model regresi berganda dan variabel perantara untuk model mediasi dan
model gabungan mediasi dan regresi berganda serta model kompleks. 
 Ukuran sampel yang memadai, sebaiknya di atas 100 dan idealnya 400 -
1000 
 Pola hubungan antar variabel: pola hubungan antar variabel hanya satu
arah tidak boleh ada hubungan timbal balik (reciprocal) 
 Hubungan sebab akibat didasarkan pada teori yang sudah ada dengan
asumsi sebelumnya menyatakan bahwa memang terdapat hubungan sebab
akibat dalam variabel-variabel yang sedang kita teliti.

E. CONTOH PENERAPAN PATH ANALYSIS


Contoh analisis jalur dapat dilakukan melalui penelitian ilmu sosial.
Contohnya analisis pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap motivasi kerja
karyawan, pengaruh karakteristik pekerjaan dan motivasi terhadap kepuasan kerja
karyawan, pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan, serta pengaruh
langsung dan tidak langsung karakteristik pekerjaan, motivasi, dan kepuasan kerja
terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja melalui jalur motivasi dan kepuasan kerja. Jalur
hubungan kausal antara karakteristik pekerjaan terhadap kinerja diperoleh tiga
jalur yaitu: 1. Jalur hubungan kausal antara karakteristik pekerjaan terhadap
kinerja melalui motivasi dan kepuasan kerja. 2. Jalur hubungan kausal antara
karakteristik pekerjaan terhadap kinerja melalui motivasi. 3. Jalur hubungan
kausal langsung antara karakteristik pekerjaan terhadap kinerja. 4. Ternyata jalur
hubungan kausal antara karakteristik pekerjaan terhadap kinerja melalui motivasi
dan kepuasan kerja merupakan jalur paling baik yang memberikan pengaruh
paling besar terhadap kinerja.

Anda mungkin juga menyukai