Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“ ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS)”

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO

TAHUN AKADEMIK 2019

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, sekaligus shalawat
serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga
kepada para keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah atas izin dn ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Analisis Jalur (Path Analysis)”.
Maka makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Statistika Penelitian pada semester ganjil. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi
keinginan dan motivasi baik, selalu menjadi bekal bagi kami. Kekurangan,
kehkilafan adalah merupakan proses untuk perbaikan dalam pembelajaran.
Penulis mengharapkan dari semua pembaca, untuk dapat mengoreksi, mengkritisi
dan sekaligus merevisi sebagai sumbangsih yang berarti dalam penyempurnaan
makalah ini.
Akhir kata dari kami dicukupkan sekian dulu, mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis yang ingin menambah
wawasan ilmu pengetahuan.Serta tidak lupa penulis haturkan pula permohonan
maaf yang sebesar-besarnya bila dalam isi makalah ini kurang berkenan dan
masih ada kekurangan yang berarti.

Palopo 21 November 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR. .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Jalur (Path Analysis) .................................................. 3
B. Manfaat Analysis Jalur (Path Analysis) ..................................................... 4
C. Asumsi – Asumsi Analysis Jalur (Path Analysis)...................................... 4
D. Model Analisis Jalur (Path Analysis)......................................................... 5
E. Persyaratan dan Tahapan Menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis) .. 10
F. Contoh dalam Menghitung Analisis Jalur (Path Analysis) ....................... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 20
B. Saran ......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis jalur (Path Analysis) merupakan pengembangan statistik regresi,
sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus analisis jalur.
Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan
antar variabel yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono: 2009).
Bagaimana sejarah perkembangan analisis jalur? Teknik analisis jalur,
yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahun 1934, sebenarnya merupakan
pengembangan korelasi yang diuraikan menjadi beberapa interpretasi akibat
yang ditimbulkannya. Lebih lanjut, analisis jalur mempunyai kedekatan
dengan regresi berganda, atau dengan kata lain, regresi berganda merupakan
bentuk khusus dari analisis jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai modal sebab
akibat (causing modeling).
Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur memungkinkan
penggunaan dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan sebab dan
akibat tanpa memanipulasi variabel-variabel. Memanipulasi variabel
maksudnya memberi perlakuan (treatment) terhadap variabel-variabel tertentu
dalam pengukurannya. Asumsi dasar model ini ialah beberapa variabel
sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat dekat satu dengan yang
lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis jalur (Path Analysis)?
2. Apa manfaat dari analisis jalur (Path Analysis)?
3. Apa saja asumsi-asumsi dari analisis jalur (Path Analysis)?
4. Bagaimana model analisis jalur (Path Analysis)?
5. Bagaimana Persyaratan dan Tahapan Menggunakan Analisis Jalur (Path
Analysis)?
6. Bagaimana contoh dalam menghitung analisis jalur (Path Analysisi)?

1
2

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis jalur (Path
Analysis)
2. Untuk mengetahui manfaat dari analisis jalur (Path Analysis)
3. Untuk mengetahui asumsi-asumsu dari analisis jalur (Path Analysis)
4. Untuk mengetahui model analisis jalur (Path Analysis)
5. Untuk mengetahui Persyaratan dan Tahapan Menggunakan Analisis Jalur
(Path Analysis)
6. Untuk mengetahui contoh dalam menghitung analisis jalur (Path Analysis)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Jalur
Path analysis (PA) atau analisis jalur adalah keterkaitan antara variable
independent, variable intermediate, dan variable dependen yang biasanya
disajikan dalam bentuk diagram. Analisis jalur merupakan pengembangan
analisis regresi ganda yang menguraikan besaran pengaruh dari variabel bebas
terhadap variabel terikat secara tidak langsung.
Path Analysis atau yang lebih dikenal dengan analisis jalur untuk pertama
kali diperkenalkan oleh seorang biolog bernama Sewall Wright (1921) dan
kemudian dikembangkan ke dalam ilmu-ilmu sosial oleh sosiolog O.D.
Duncan (1960). Pedhazur (1997:769) menjelaskan path analysis was
developed by Sewall Wright as a method for studying direct and indirect
effects of variables hypothesized as causes of variables treated as effects. It is
important to stress from the outset that, being a method, the path of analysis is
based on knowledge and theoretical considerations.
Analisis jalur dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari efek
langsung dan tidak langsung dari variabel yang dihipotesiskan sebagai
penyebab variabel yang diperlakukan sebagai efek. Penting untuk ditekankan
sejak awal bahwa, sebagai sebuah metode, analisis jalur didasarkan pada
pengetahuan dan pertimbangan teoritis. Artinya dalam melakukan penelitian
dengan analisis jalur peneliti harus benar-benar menguasai dan mampu
menganilis teori-teori yang berkaitan atau menjadi dasar dalam penelitian.
Sementara Wright sendiri menjelaskan the method of path coefficients is not
intended to accomplish the impossible task of deducing causal relations from
the values of the correlation coefficients. It is intended to combine the
quantitative in- formation given by the correlations with such a qualitative
information as may be at hand on causal relations to give a quantitative
interpretation (Pedhazur, 1997:769). Pendapat ini menjelaskan bahwa
metode koefisien jalur tidak dimaksudkan untuk mencapai tugas yang sulit/
mustahil dan untuk menyimpulkan hubungan kausal dari nilai koefisien

3
4

korelasi. Hal ini dimaksudkan untuk menggabungkan analisis kuantitatif


dalam formasi yang diberikan oleh korelasi dengan informasi kualitatif seperti
yang mungkin ada pada hubungan kausal untuk memberikan interpretasi
kuantitatif. Jadi, analisis jalur memiliki daya guna untuk mencek atau menguji
kausal yang diteorikan dan bukan untuk menurunkan teori kausal tersebut.1
B. Manfaat Analisis Jalur
Manfaat-manfaat dari path analysis adalah untuk (Riduwan, 2007):
1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau masalah
yang diteliti.
2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan
prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif.
3. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang
berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan
untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
4. Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik untuk uji
reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji
pengembangan konsep baru.

Berdasarkan pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa, keunggulan path


analysis adalah adanya suatu usaha untuk melakukan dekomposisi terhadap
korelasi antara variabel eksogen dengan endogen, di mana hal ini akan
meningkatkan interpretasi terhadap pola-pola hubungan atau pengaruh dari
satu variabel terhadap variabel yang lain.2

C. Asumsi – Asumsi Analisis Jalur


Sebelum melakukan analisis, maka perlu diperhatikan beberapa asumsi
yang mendasari analisis jalur dibawah ini (Riduwan dan Sunarto, 2007) :

1
Muhammad Fadhli, STATISTIK PENDIDIKAN “TEORI DAN PRAKTIK DALAM PENDIDIKAN” (Jln.
Keadilan/ Cemara, Lorong II Barat No. 57 Sampali Medan: CV. Widya Puspita, 2018).
2
Sudaryono, “Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan Penempatan Variabel dalam
Penelitian,” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 17 (July 2011).
5

1. Ada model analisis jalur, hubungan antar variabel adalah bersifat linear
dan aditif.
2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas
yang berbalik.
3. Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval.
4. Variabel-variabel residualnya tidak berkorelasi dengan variabel
sebelumnya dan tidak berkorelasi satu dengan yang lain.
5. Variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan dengan benar berdasarkan teori-
teori yang relevan yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar
variabel yang diteliti.

Secara sistematik analisis jalur mengikuti pola model struktural yang


ditentukan dengan persamaan berikut (Supranto, 2004)

Sebelum melakukan analisis jalur, maka terlebih dahulu menggambarkan


secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabel eksogen dan
variabel endogen. (Somantri dan Sambas, 2006).3

D. Model Analisis Jalur


Pada bagian ini penulis akan menguraikan model-model yang ada dalam path
analysis. Model-model tersebut ialah:
1. Model regresi linier berganda,
2. Model mediasi,
3. Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi, dan

3
Christian Y Lumenta, John S Kekenusa, and Djoni Hatidja, “ANALISIS JALUR FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KRIMINALITAS DI KOTA MANADO,” JURNAL ILMIAH SAINS 12, no. 2 (October 31,
2012): 77, https://doi.org/10.35799/jis.12.2.2012.556.
6

4. Model kompleks

Berikut ini model-model yang bersumber dari buku Analisis Jalur Untuk Riset
Bisnis, Edisi 5 tahun 2010 (Sarwono: 6-7, 2010) akan dibahas secara lebih
rinci. Untuk memudahkan pembaca yang baru memulai dalam mempelajari
path analysis; maka contoh-contoh dibawah ini dibuat sederhana sedang pada
bagian aplikasi penghitungan di bab-bab berikutnya contohnya akan semakin
dibuat kompleks.4

1. Model Regresi Linier Berganda


Model regresi berganda ini sebenarnya merupakan pengembangan
dari teknik analisis regresi linier berganda dengan menggunakan lebih dari
satu variabel independen exogenous, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel
dependen endogenous Y. Model tersebut mempunyai diagram jalur seperti
di bawah ini:

Gambar Path Analysis Model Regresi Berganda


Dimana:
- X1 adalah variabel independen exogenous pertama
- X2 adalah variabel independen exogenous kedua
- Y adalah variabel dependen endogenous

Contoh Kasus:
Riset ingin melihat besarnya pengaruh variabel kualitas produk
dan iklan terhadap penjualan, maka X1 adalah variabel kualitas produk dan
X2 adalah variabel iklan sedangkan Y adalah variabel penjualan. Dalam

4
Jonathan Sarwono, “MENGENAL PATH ANALYSIS: SEJARAH, PENGERTIAN DAN APLIKASI” 11, no.
2 (n.d.): 12.
7

terminologi analisis jalur, variabel kualitas produk dan iklan adalah


variabel exogenous dan variabel penjualan adalah variabel endogenous.

2. Model Mediasi Melalui Variabel Perantara (Intervening Variable)


Model kedua path analysis ini adalah model mediasi atau perantara
(intervening variable) dimana kehadiran variabel Y sebagai variabel
perantara akan mengubah pengaruh variabel X terhadap variabel Z.
Pengaruh ini dapat menurun ataupun meningkat. Model kedua ini diagram
jalurnya seperti di bawah ini:

Gambar Path Analysis Model Mediasi

Dimana:

- X adalah variabel independen exogenous


- Y adalah variabel endogenous perantara
- Z adalah variabel dependen endogenous

Contoh Kasus:
Dalam rangka untuk meningkatkan laba, sebuah perusahaan
menjual produk dengan harga murah dengan mengabaikan kualitas produk
itu sendiri. Hasilnya laba tidak meningkat malahan semakin menurun.
Apabila diterapkan dalam model kedua ini, maka variabel X adalah
produk, variabel Y adalah variabel kualitas produk dan variabel Z adalah
variabel laba. Variabel produk mempengaruhi variabel laba melalui
variabel kualitas produk.
8

3. Model Gabungan antara Model Regresi Berganda dengan Model Mediasi


Model ketiga dalam path anlysis merupakan penggabungan antara
model regresi linier berganda dengan model mediasi, yaitu variabel X
berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung (direct effect) dan secara
tidak langsung (indirect effect) mempengaruhi juga variabel Z melalui
variabel perantara Y.
Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Variabel X berfungsi sebagai variabel independen exogenous terhadap
variabel Y dan Z.
b. Variabel Y mempunyai dua fungsi:
- Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap
variabel exogenous X
- Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk
melihat pengaruh X terhadap Z melalui Y
c. Variabel Z merupakan variabel dependen endogenous

Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:

Gambar Path Analysis Model Gabungan Antara Reggresi Linier


Berganda Dengan Mediasi

Dimana:

- X adalah variabel independen exogenous


- Y adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara
- Z adalah variabel dependen endogenous
9

Contoh Kasus:

Dalam kasus ini variabel X adalah layanan, variabel Y adalah


kepuasan dan variabel Z adalah loyalitas pelanggan. Layanan pegawai
secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan demikian pula
layanan pegawai akan mempengaruhi kepuasan yang kemudian akan
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan; dengan kata lain layanan akan
berpengaruh terhadap loyalitas setelah konsumen puas.

4. Model Kompleks
Model keempat dalam path analysis ini merupakan model yang
kompleks, yaitu variabel X1 secara langsung mempengaruhi Y2 dan
melalui variabel X2 secara tidak langsung mempengaruhi Y2, sementara itu
variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel Y1. Dalam model ini dapat
diterangkan sebagai berikut:
a. Variabel X1 berfungsi sebagai variabel independen exogenous
b. Variabel X2 mempunyai dua fungsi:
- Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap
variabel exogenous X1
- Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk
melihat pengaruh X1 terhadap Y2 melalui X2
c. Variabel Y2 merupakan variabel dependen endogenous
d. Variabel Y1 merupakan variabel independen exogenous

Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:


10

Gambar Path Analysis Model Kompleks

Dimana:

- X1 adalah variabel independen exogenous


- X2 adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara
- Y1 adalah variabel independen exogenous
- Y2 adalah variabel endogenous

Contoh Kasus:

Untuk model di atas kita dapat membuat contoh sebagai berikut:

- X1: Variabel kinerja pegawai


- X2: Variabel kualitas layanan
- Y2: Variabel kepuasan pelanggan
- Y1: Variabel kualitas produk

Dalam satu perusahaan kinerja pegawai akan mempengaruhi kualitas


layanan secara langsung dan mempengaruhi secara tidak langsung
terhadap kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan. Dan kualitas
produk akan mempengaruhi juga tingkat kepuasan pelanggan.

E. Persyaratan dan Tahapan Menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis)


1. Persyaratan mutlak yang harus dipenuhi saat kita akan menggunakan path
analysis diantaranya:5
a. Data metrik berskala interval
b. Terdapat variabel independen exogenous dan dependen endogenous
untuk model regresi berganda dan variabel perantara untuk model
mediasi dan model gabungan mediasi dan regresi berganda serta model
kompleks.

5
Sarwono.
11

c. Ukuran sampel yang memadai, sebaiknya di atas 100 dan idealnya 400
– 1000
d. Pola hubungan antar variabel: pola hubungan antar variabel hanya satu
arah tidak boleh ada hubungan timbal balik (reciprocal)
e. Hubungan sebab akibat didasarkan pada teori yang sudah ada dengan
asumsi sebelumnya menyatakan bahwa memang terdapat hubungan
sebab akibat dalam variabel-variabel yang sedang kita teliti.
f. Pertimbangkan hal-hal yang sudah dibahas dalam asumsi dan prinsip-
prinsip dasar di bab sebelumnya.
2. Sedang tahapan dalam melakukan path analysis ialah:
a. Merancang model didasarkan pada teori.
Sebagai contoh kita akan melihat pengaruh variabel kualitas produk,
harga dan pelayanan terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Berangkat
dari teori yang ada kemudian kita membuat model yang
dihipotesiskan.

Gambar Model Didasarkan pada Teori

b. Model yang dihipotesiskan:


Pada bagian ini kita membuat hipotesis yang menyatakan, misalnya:
- H0: Variabel variabel kualitas produk, harga dan pelayanan tidak
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan baik secara
gabungan maupun parsial.
12

- H1: Variabel variabel kualitas produk, harga dan pelayanan


berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan baik secara
gabungan maupun parsial.
c. Menentukan model diagram jalurnya didasarkan pada variabel –
variabel yang dikaji.

Gambar Model Diagram Jalur


d. Membuat diagram jalur:
Kemudian kita membuat diagram jalur seperti di bawah ini:

Gambar Diagram Jalur


Dimana:
- X1 sebagai variabel independen exogenous kualitas produk
- X2 sebagai variabel independen exogenous harga
- X3 sebagai variabel independen exogenous layanan
- Y sebagai variabel dependen endogenous tingkat kepuasan
13

e. Membuat persamaan struktural.


Diagram jalur di atas persamaan strukturalnya ialah:
Y = PYX1 + PYX2 + PYX3 + e1
f. Melakukan prosedur path analysis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menghitung matriks korelasi antar variabel bebas dengan variabel
tergantung dengan menggunakan rumus:
X1 X2 X3 Y
R1=1 rX1X2 rX1X3 rXIY
1 rX2X3 rX2Y
1 rX3Y
2. Menghitung matriks invers R1-1 sebagai berikut:
X1 X2 X3
C1 C12 C13
C22 C23
R1-1= C33
3. Menghitung Koefisien Jalur
PYX1 C1 C12 C13 rXY1
PYX2 = C22 C23 rXY2
PYX3 C33 rXY3
4. Menghitung koefesien determinasi atau R2Y(X1X2),Xk), yang
merupakan pengaruh gabungan dari X1,X2,Xk terhadap Y (dalam
contoh diatas, pengaruh variabel kualitas produk, harga dan
layanan terhadap tingkat kepuasan) dengan rumus:
R2Y(X1X2)=(PYX1PYX2) rYX1 rYX2
 Menghitung pengaruh faktor lain Pyε dengan menggunakan
rumus:
14

 Menguji signifikansi koefisien jalur dengan cara sebagai


berikut:
Pertama, melakukan pengujian secara simultan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
Membuat hipotesis seperti berikut ini:
H0 = PYXi =…PYXk = 0
H1 = Sekurang-kurangnya ada satu PYXi≠0, i=1,2,3
Menggunakan statistik uji F, dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:
k = jumlah variabel
n = jumlah data
Dengan ketentuan bahwa statistik uji tersebut mengikuti distribusi F-
Snedecor dengan Degree of Freedom (DF): V1= k - 1 dan V2 = n-k
Dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut:
- Jika Fobservasi > Fnilai kritis, maka H0 ditolak
- Jika Fobservasi < Fnilai kritis, maka H0 diterima
Kedua, melakukan pengujian secara parsial dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Membuat hipotesis seperti berikut ini:
H0 : PYXi = 0
H1 : PYXi ≠ 0
Pengujian menggunakan uji t, dengan rumus sebagai berikut:

Prosedur pengujian diatas mengikuti distribusi t, dengan Degree of


Freedom=(n-k-1). Kriteria pengujiannya sebagai berikut:
- Jika tobservasi > tnilai kritis, maka H0 ditolak
- Bila tobservasi > tkritis, maka H0 diterima
15

5. Menghitung pengaruh parsial X1 (kualitas produk), X2 (harga), X3


dan (layanan) terhadap Y (tingkat kepuasan)
Uji validitas hasil analisis:
- Dengan menggunakan nilai sig atau nilai F pada ANOVA
untuk melihat model keseluruhan yang benar dan pengaruh
gabungan.
- Dengan menggunakan nilai T untuk pengaruh parsial
F. Contoh Analisis Jalur (Path Analisis)
Penelitian : Kontribusi Kemampuan Pegawai dan Motivassi Kerja
Pegawai terhadap Produktivitas Kerja

Kemampuan Motivasi Produktivitas


No.
Pegawai Pegawai Kerja
Resp
X1 X2 Y
1 36 55 64
2 46 45 55
3 47 60 72
4 25 35 50
5 68 64 79
6 69 44 77
7 57 64 78
8 49 65 72
9 58 63 66
10 67 74 82
11 79 84 87
12 52 73 82

1) Langkah 1 :
Hipotesis & Persamaan Struktural
a) Hipotesis : Kemampuan pegawai dan motivasi kerja berkontribusi
secara simultan dan signifikan terhadap produktivitas kerja.
b) Struktur : Y=YX1X1+ YX2X2 + Y 1
16

2) Langkah 2 :
Hitung koefisien jalur
a) Gambar Diagram Jalur
Y=YX1X1+ YX2X2 + Y +1

b) Hitung koefisien korelasi & regresi (SPSS)

Correlations

Kemampuan Motivasi Produktivitas


Pegawai (X1) Kerja (X2) Kerja (Y)
Kemampuan Pears on Correlation 1 ,645* ,829**
Pegawai (X1) Sig. (2-tailed) . ,024 ,001
N 12 12 12
Motivasi Kerja (X2) Pears on Correlation ,645* 1 ,824**
Sig. (2-tailed) ,024 . ,001
N 12 12 12
Produktivitas Kerja (Y) Pears on Correlation ,829** ,824** 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 .
N 12 12 12
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regress ion 1170,257 2 585,129 22,151 ,000 a
Res idual 237,743 9 26,416
Total 1408,000 11
a. Predictors : (Constant), Motivas i Kerja (X2), Kemampuan Pegawai (X1)
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)
17

Coefficientsa

Uns tandardized Standardized


Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Cons tant) 27,026 7,069 3,823 ,004
Kemampuan
,379 ,133 ,510 2,845 ,019
Pegawai (X1)
Motivas i Kerja (X2) ,402 ,146 ,495 2,763 ,022
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)

Model Summary

Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,912 a ,831 ,794 5,140 ,831 22,151 2 9 ,000
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja (X2), Kemampuan Pegawai (X1)

3) Langkah 3:
Hitung Koefisien Jalur Secara Simultan

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regress ion 1170,257 2 585,129 22,151 ,000 a
Res idual 237,743 9 26,416
Total 1408,000 11
a. Predictors : (Constant), Motivas i Kerja (X2), Kemampuan Pegawai (X1)
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)

H0 : yx1= yx2=0

Ha : yx1= yx2≠0

H0 : Kemampuan pegawai dan motivasi kerja tidak berkontribusi secara


simultan dan signifikan terhadap produktivitas kerja

Ha : Kemampuan pegawai dan motivasi kerja berkontribusi secara


simultan dan signifikan terhadap produktivitas kerja
18

Nilai F = 22,151 sig. 0,00 <0,05 berarti H0 ditolak Ha diterima

4) Langkah 4:
Hitung Koefisien Jalur Secara Individu (1)

Coefficientsa

Uns tandardized Standardized


Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Cons tant) 27,026 7,069 3,823 ,004
Kemampuan
,379 ,133 ,510 2,845 ,019
Pegawai (X1)
Motivas i Kerja (X2) ,402 ,146 ,495 2,763 ,022
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)

H0 : yx1=0
Ha : yx1>0
H0 : Kemampuan pegawai tidak berkontribusi secara simultan dan
signifikan terhadap produktivitas kerja
Ha : Kemampuan pegawai berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap produktivitas kerja
Nilai t = 2,845 sig. 0,019 <0,05 berarti H0 ditolak Ha diterima
Hitung Koefisien Jalur Secara Individu (2)

Coefficientsa

Uns tandardized Standardized


Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Cons tant) 27,026 7,069 3,823 ,004
Kemampuan
,379 ,133 ,510 2,845 ,019
Pegawai (X1)
Motivas i Kerja (X2) ,402 ,146 ,495 2,763 ,022
a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja (Y)

H0 : yx2=0
Ha : yx2>0
H0 : Motivasi Pegawai tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap produktivitas kerja
Ha : Motivasi Pegawai berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap produktivitas kerja
Nilai t = 2,763 sig. 0,022 <0,05 berarti H0 ditolak Ha diterima
19

5) Langkah 5 :
Memaknai Hasil Analisis Jalur
Y=YX1X1+ YX2X2 + Y1
Y=0,510 X1+0,495X2+0,411 1

 Kontribusi Kemampuan Pegawai (X1) yang secara langsung


mempengaruhi produktivitas kerja (Y) = 0,512=0,2601 = 26,01 %
 Kontribusi Motivasi Pegawai (X2) yang secara langsung
mempengaruhi produktivitas kerja (Y) = 0,4952=0,2450 = 24,50 %
 Kontribusi Kemampuan Pegawai (X1) dan Motivasi Pegawai (X2)
secara simultan yang secara langsung mempengaruhi produktivitas
kerja (Y) = 0,831=83,1 %. Sisanya 16,9% dipengaruhi faktor lain
yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Path analysis (PA) atau analisis jalur adalah keterkaitan antara variable
independent, variable intermediate, dan variable dependen yang biasanya
disajikan dalam bentuk diagram. Didalam diagram ada panah panah yang
menunjukkan arah pengaruh antara variable-variabel exogenous, intermediary,
dan variabel dependent. Path analysis digunakan untuk menganalisis pola
hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung
maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap
variabel terikat (endogen). Teknik analisis jalur ini akan digunakan dalam
menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien
jalur pada setiap digram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1, X2, dan
X3 terhadap Y serta dampaknya kepada Z.
Berbeda dengan korelasi dan regresi, analisis jalur mempelajari apakah
hubungan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung dan tidak langsung
dari variabel independen terhadap variabel dependen, mempelajari
ketergantungan sejumlah variabel dalam suatu model (model kausal), dan
menganalisis hubungan antar variabel dari model kausal yang telah
dirumuskan oleh peneliti atas dasar pertimbangan teoritis.
B. Saran
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua. Dalam
pembuatan makalah pasti ada kekurangan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan makalah selanjutnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Fadhli, Muhammad. STATISTIK PENDIDIKAN “TEORI DAN PRAKTIK DALAM


PENDIDIKAN.” Jln. Keadilan/ Cemara, Lorong II Barat No. 57 Sampali
Medan: CV. Widya Puspita, 2018.
Lumenta, Christian Y, John S Kekenusa, and Djoni Hatidja. “ANALISIS JALUR
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS DI KOTA
MANADO.” JURNAL ILMIAH SAINS 12, no. 2 (October 31, 2012): 77.
https://doi.org/10.35799/jis.12.2.2012.556.
Sarwono, Jonathan. “MENGENAL PATH ANALYSIS: SEJARAH,
PENGERTIAN DAN APLIKASI” 11, no. 2 (n.d.): 12.
Sudaryono. “Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan Penempatan
Variabel dalam Penelitian.” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 17 (July
2011).

Anda mungkin juga menyukai