Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

KEGIATAN SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA – SPAB


DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

25 Januari – 25 Februari 2023

1
LATAR BELAKANG
Sejak tahun 2006 berbagai upaya telah dilakukan dalam menuju sekolah aman, baik oleh
pemerintah maupun lembaga non pemerintah diantaranya dengan berbagai kampanye,
pelatihan dan program dampingan baik dalam level daerah, nasional maupun Internasional.
Melalui rehabilitasi/retrofiting terhadap bangunan sekolah, mewujudkan sistem manajamen
bencana di sekolah hingga penerapan pendidikan pengurangan risiko bencana yang terintegrasi
dalam kurikulum. Dalam program sekolah aman banyak kegiatan yang telah dilakukan dalam
meningkatkan kapasitas pengetahuan dan ketrampilan diri terkait pengurangan risiko bencana
kepada siswa dan seluruh perangkat sekolah. Setelah mendapat peningkatan kapasitas
diharapkan siswa dapat menjadi contoh dan agen perubahan dalam upaya-upaya penyadaran-
penyadaran pengurangan risiko bencana dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat
yang ada disekitarnya, sehingga masyarakat dapat menyadari potensi-potensi bahaya yang ada
dilingkungan sekitarnya serta mengetahui hal-hal yang harus dilakukan jika bahaya tersebut
muncul.

Faktor keamanan keselamatan dan kenyamanan belajar di setiap satuan pendidikan serta
mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas dan berkesinambungan adalah hak dari setiap
anak. Sebagai kelompok yang rentan, dalam menghadapi bencana alam maupun non alam yang
menyebabkan terjadinya bencana, anak juga mampu menjadi agen perubahan untuk
penyelenggaraan SPAB. Untuk sektor pendidikan, dampak terburuk dari sebuah bencana adalah
hilangnya nyawa maupun terjadinya cedera parah di sekolah. Terdapat banyak konsekuensi lain
yang dapat secara permanen mempengaruhi masa depan anak-anak:

1. Fasilitas Satuan pendidikan rusak dan tidak berfungsi


2. Satuan pendidikan menjadi hunian sementara atau tempat pengungsian
3. Satuan pendidikan tidak memiliki akses fisik ruang bermain anak yang ramah
4. Hilangnya peralatan sekolah dan materi pendidikan
5. Peserta didik dan pendidik tidak bisa melakukan aktifitas belajar-mengajar
2
6. Peserta didik membantu mencari nafkah, membantu dalam pemulihan maupun dalam
menjaga anggota keluarganya secara purna waktu
7. Gangguan psikologis pada peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.

SPAB yang komprehensif dapat dicapai melalui kebijakan dan perencanaan yang sejalan dengan
manajemen bencana di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/ kota dan di tingkat satuan
pendidikan . Kerangka kerja SPAB yang komprehensif memiliki empat komponen utama sebagai
berikut:
1. Fondasi : Sistem dan Kebijakan yang Kondusif
2. Pilar 1: Fasilitas Belajar yang Lebih Aman
3. Pilar 2: Manajemen Penanggulangan Bencana di Satuan Pendidikan dan
Kesinambungan Pendidikan
4. Pilar 3: Pendidikan Pengurangan Risiko dan Resiliensi
Wahana Visi Indonesia melalui project SinerGi 2 – NCE yang didanai oleh USAID akan
menyelenggarakan sosialisasi dan penguatan pada satuan pendidikan melalui Pendidikan Aman
Bencana di Kab. Tangerang Provinsi Banten. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dan
pengetahuan dasar dalam menghadapi bencana, membangun wacana dan sikap-sikap positif
dalam proses penyebaran informasi bahwa upaya-upaya dalam Pengurangan Risiko Bencana
adalah investasi terbaik bagi satuan pendidikan dalam meminimalkan risiko yang terjadi.

TUJUAN

 Melakukan sosialisasi kerangka kerja SPAB pada satuan pendidikan di Kab Tangerang
 Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas satuan pendidikan terkait dengan Sekolah
Aman Bencana di Kab. Tangerang
 Membentuk team siaga bencana pada satuan pendidikan di Kab. Tangerang

OUTPUT

 Mensosialisasikan tentang apa itu SPAB


 Meningkatkan ketangguhan satuan pendidikan terhadap ancaman bencana.
 Penanggulangan dampak bencana pada satuan pendidikan.

3
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. SOSIALISASI SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA
Sosialisasi SPAB dilaksanakan pada 25 Januari 2023 di Pondok Pesantren Budi Mulia Desa
Munjul Kec Solear Kab. Tangerang dengan peserta 53 orang terdiri dari 31 laki-laki dan 22
perempuan (Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, siswa, siswi dan penjaga sekolah)

Materi yang disampaikan dalam sosialisasi adalah terkait dengan :


- Pengantar Kebencanaan
- Apa itu Bahaya dan Bencana
- Jenis-jenis Ancaman dan Bencana
- Apa itu Satuan Pendidikan Aman Bencana
- 3 (Tiga Pilar SPAB)
- Diskusi dan tanya jawab
Hasil Diskusi dan Rekomendasi Sosialisasi SPAB di Pondok Pesantren
 SPAB pada awalnya bernama SMAB (Sekolah Madrasah Aman Bencana), kemudian
dengan adanya kebijakan yang melibatkan Dinas Pendidikan, maka diubah menjadi
Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) agar cakupan layanan Pendidikan leih luas
dan menyeluruh.
 Kronologi peristiwa-peristiwa bencana di Indonesia (tsunami di Aceh 2004, gempa
DIY 2006, gempa Sumbar/Mentawai 2009, gempa Lombok 2018, gempa tsunami
likuifaksi Palu 2019)
 Di Indonesia belum banyak upaya khusus dan terkoordinir terkait upaya pengurangan
risiko bencana sehingga tiap peristiwa bencana tersebut mengakibatkan adanya
banyaknya korban dan kerugian.
 Kita perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan agar lebih siap dalam menghadapi
bencana
4
 Praktek dan nyanyian Tepuk Siaga. Pesan kuncinya adalah ajakan untuk siaga dan jika
sudah mengerti tentang bencana, kita tidak perlu takut lagi menghadapi bencana
 Tujuan SPAB adalah memberi perlindungan (meningkatkan pengetahuan,
mengurangi risiko bencana) pada peserta didik, tenaga pendidik, komunitas yang ada
di satuan pendidikan dalam melangsungkan Pendidikan; meningkatkan ketangguhan
(resiliensi) satuan oendidikan terhadap bencana; satuan pendidikan berupaya
melakukan pencegahan dan penanggulangan bencana
 Penting untuk membekali diri untuk bisa bangkit, tidak pasrah dalam menghadapi
bencana
 Indonesia sebagai wilayah-wilayah yang rentan dan berpotensi mengalami banyak
bencana
 Warna merah dalam peta Indonesia mengindikasikan tingginya risiko wilayah
bencana, hanya sedikit area yang masuk kategori aman dari risiko bencana
 Contoh gerak lempengan yang menyebabkan gempa di lautan dan menyebabkan
tsunami
 Dengan adanya sesar yang ada di DKI Jakarta, Tangerang dan Jawa Barat, maka
wilayah tersebut rentan terhadap bahaya gempa
 Input dari peserta didik menunjukkan bahwa pertanyaan mereka mengenai bencana
masih pada konteks umum dan cenderung acak serta bersifat mendasar (belum
spesifik terkait SPAB). Hal ini bisa dipahami karena baru pertama kali dilakukan
sosialisasi SPAB kepada peserta.
 Persepsi secara umum peserta tentang bencana, secara umum mengetahui apa yang
dimaksud bencana (peristiwa-kerugian-dampaknya bagi kehidupan manusia sehari-
hari
 Paparan pilar 1-3, lagu-lagu/gerakan tentang bahaya, diharapkan dapat
mengakselerasi pengetahuan awal peserta mengenai SPAB
 Pada awal sesi pelatihan SPAB ada kemungkinan perlu dilakukannya refreshment
singkat tentang informasi awal SPAB kepada parapihak yang telah terpapar sosialisasi
SPAB, sebagai entry point peserta menuju inti materi pelatihan SPAB

 Tingginya antusias para siswa/siswi untuk mendalami SPAB

 Pihak Ponpes dimohon agar segera memilih 25 orang siswa/siswi untuk dilatih di
kegiatan tanggal 27-28 Januari mendatang, dengan kriteria siswa/siswi yang
berkeinginan belajar dan memiliki kapasitas/kemampuan. Dari jumlah tersebut,

5
nantinya akan dipilih 6 orang (3 siswa dan 3 siswi) untuk menjadi fasilitator bagi
sekolah-sekolah lainnya
 Pelatihan lebih detail terkait goal tiap 3 Pilar SPAB akan diberikan (struktur Tim Siaga,
asesmen sekolah, rencana aksi) pada tanggal 27-28 Januari 2023

Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi SPAB di Pondok Pesantren Budi Mulia

B. PELATIHAN SATUAN PENDIDIKAN AMAN BENCANA


Pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dilaksanakan pada 27 – 28 Januari 2023 di
Qubika Boutiqe Hotel Jl Boulevard Raya Gading Serpong Kav O No 9 Kec. Kelapa Dua Kabupaten
Tangerang Provinsi Banten.
Peserta yang mengikuti Pelatihan SPAB berjumlah 42 peserta yang terdiri dari 14 perempuan
dan 17 peserta laki-laki perwakilan dari SMA IT Budi Pekerti Kab Tangerang dan SMKN 12 Kab.
Tangerang.

Agenda Kegiatan Pelatiihan SPAB selama 2 (dua) hari sebagai berikut :


6
Hari I : 27 Januari 2023

Waktu/Jam Uraian Kegiatan


09.00 – 09.30 Registrasi Peserta
09.30 – 10.00 Pembukaan
1. Wahana Visi Indonesia
2. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kab Tangerang
10.00 – 11.00 Perkenalan dan Harapan Peserta
11.00 – 11.30 Pre Test
11.30 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 15.00 Pengenalan PRB Dasar dan SPAB
15.00 – 15.30 Coffee Break
15.30 – 16.30 Kajian Risiko Bencana : Sejarah Bencana, Pemetaan
Ancaman dan Pemeringkatan Ancaman
16.30 – 18.00 Kalender Musim dan Sebab Dampak Bencana,
Pemetaan Kapasitas dan Kerentanan
18.00 – 19.30 ISHOMA
19.30 – 22.00 Membuat Peta (Ancaman, Kapasitas dan Kerentanan)

Hari II : 28 Januari 2023

08.00 – 08.30 Pengenalam Rambu Evakuasi


08.30 – 10.00 Team Sianga Bencana dan Rencana Aksi
10.00 – 10.30 Coffee Break
10.30 – 12.30 Standart Operational Prosedur (SoP)
12.30 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 14.00 Pos Test
14.00 – 15.00 RTK dan Penutupan

Proses Pelatihan SPAB


Sesi materi disampaikan melalui pemaparan menggunakan power point slide. Setiap sesi
ypeserta diminta melakukan penugasan secara berkelompok. Peserta dibagi menjadi 5 (lima)
7
kelompok yang terbagi atas : Kelompok laki-laki SMKN, kelompok laki-laki SMA IT, kelompok
perempuan SMKN dan kelompok perempuan SMA IT dan kelompok relawan FORPIS. Sementara
peserta yang merupakan guru mendampingi peserta di satuan pendidikannya masing-masing,
begitu juga dengan peserta yang merupakan relawan dari RELINDO. Selama sesi penugasan,
fasilitator bergantian mendampingi tiap kelompok untuk memastikan bahwa mereka
memahami tugas yang diberikan dan mengerjakannya dengan baik.
Dokumentasi hasil diskusi kelompok Peta Risiko SMKN 12 dan SMA IT Budi Pekerti

Hasil Pelaksanaan Pelatihan SPAB


Hasil dari kegaitan Pelatihan SPAB adalah sebagai berikut :
1. Terlaksananya Pelatihan SPAB di Kabupaten Tangerang dengan melibatkan 32 orang peserta
dari 2 (dua) sekolah yaitu SMKN 12 Kab. Tangerang dan SMA IT Budi Pekerti Kab. Tangerang.
2. Peserta kegiatan mengalami pengingkatan pengetahuan melalui hasil pre dan pos test yang
dilakukan. Dari 27 peserta yang mengikuti kegiatan Pelatihan SPAB, ada 20 peserta
mengalami peningkatan pengatahuan, 2 orang tidak mengikuti tes akhir, 1 orang mengalami
penurunan dan 4 orang nilainya tetap.

8
3. Peserta dapat membuat tugas yang diberikan : Melakukan kajian risiko bencana partisipatif
sederhana, membuat peta ancaman, kapasitas dan kerentatan di sekolah, membentuk team
siaga bencana, menyusun SOP dan mengusulkan rencana aksi PRB di sekolah masing-masing.
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah durasi waktu yang sangat terbatas,
sehingga dilakukan strategi penugasan kelompok. Masing-masing kelompok diberikan tugas
yang berbeda-beda. Keterbatasan waktu inilah yang menyebabkan hasil diskusi masing-masing
kelompok tidak dapat dipresentasikan.
Rekomendasi
Beberapa rekomendasi untuk sekolah, fasilitator/relawan dan WVI yang bisa dikembangkan
setelah melakukan proses pelatihan SPAB sebagai berikut :

 Untuk sekolah dapat melembagakan PRB pada komunitas sekolah yang ada dengan media
pembelajaran yang lain
 Melakukan diseminasi hasil kegiatan kepada rekan sebaya di Satuan pendidikan masing-
masing (Peer Educator)
 Memperbaiki dan merapikan semua hasil diskusi untuk dijadikan dokumentasi sekolah
 Melanjutkan kegiatan SPAB secara mandiri ataupun melalui pendampingan dari pihak lain
(Dinas Pendidikan dan BPBD)
 Untu para relawan dapat meningkatkan kapasitas sebagai fasilitator dengan memfasilitasi
kegiatan SPAB di Satuan Pendidikan baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan
Wahana Visi Indonesia
 Memperkaya informasi dengan pengetahuan SPAB
 Wahana Visi Indonesia selaku implementor SPAB dapat mendorog implementasi SPAB di
Satuan Pendidikan yang ada di wilayah dampingan baik di DKI Jakarta maupun di Kabupaten
Tangerang
 Melakukan monitoring bersama pengangku kepentingan secara berkalai terkait dengan
penerapan SPAB
 Membangun komunikasi dan pelibatan multistakeholder dari pemerintah sebagai upaya
untuk membangun keberlanjutan SPAB

9
Rencana Tindak Lanjut
SMA IT Budi Pekerti Kab. Tangerang

NO NAMA KEGIATAN WAKTU PIC TEMPAT


1 Konsolidasi SPAB Siswa (SMP- 12 Februari 2023 Ibu Nita Gedung serba
SMA IT) guna
2 Pembentukan Tim Siaga 25 Februari 2023 Ibu Dhona Gedung lt.3
Bencana
3 Pembahasan Kajian dan 12 Maret 2023 Ketua OSIS Gedung lt.3
Kapasitas Bencana SMA
4 Pembuatan SOP 4 Maret 2023 Bpk Arfan Gedung lt.3

SMKN 12 Kab Tangerang

NO NAMA KEGIATAN WAKTU PIC TEMPAT


1 Laporan kegiatan SPAB Week 4, Januari Bpk Dede SMKN 12
2003
2 Persiapan dan Konsolidasi Week 2, Februari Bpk Dede SMKN 12
dengan Pihak Sekolah 2023
3 Pengkajian dan Penilaian Week 3, Februari Bpk Dede SMKN 12
Mandiri di Awal Program 2023
4 Pelatihan untuk Guru Week 4, Februari Bpk Dede SMKN 12
2023
5 Pelatihan untuk Peserta Didik Week 1, Maret Bpk Dede SMKN 12
2023
6 Kajian Risiko dan Penyusunan Week 2, Maret Bpk Dede SMKN 12
Rencana Aksi 2023
7 Penyusunan Protap untuk Pra- Week 3, Maret Bpk Dede SMKN 12
Saat-Paska bencana 2023
8 Simulasi Week 4, Maret Bpk Dede SMKN 12
2023
9 Penilaian Mandiri Week 4, Maret Bpk Dede SMKN 12
2023

10
Hasil Pre dan Pos Test Peserta Pelatihan SPAB

NO NAMA L/P INSTANSI/SEKOLAH Pre Post JABATAN KETERANGAN


Test Test
1 NITA FAJRI FAUZIAH P SMA IT BINA PEKERTI 3 8 GURU MENINGKAT
2 AZUMI NABILAH PUTRI P SMKN 12 KAB. TANGERANG 2 7 SISWA MENINGKAT
3 ALDIAN L SMKN 12 KAB. TANGERANG 5 7 SISWA MENINGKAT
4 ROY JOSUA SILABAN L SMKN 12 KAB. TANGERANG 5 9 SISWA MENINGKAT
5 RAFFI NURFASHA L SMKN 12 KAB. TANGERANG 5 9 SISWA MENINGKAT

6 IRSAD L RELINDO 8 0 RELAWAN TIDAK POS TEST


7 NOVIANTI P FORPIS KECAMATAN LEGOK 3 9 RELAWAN MENINGKAT

8 SYAMSU RIZAL L RELINDO 7 0 RELAWAN TIDAK POS TEST


DIAJENG SEKAR
9 WARMAN P SMA IT BINA PEKERTI 6 6 SISWA TETAP
10 AULIA UTARI P SMKN 12 KAB. TANGERANG 4 6 SISWA MENINGKAT
AURA DINDA PUSPITA
11 SARI P SMA IT BINA PEKERTI 5 7 SISWA MENINGKAT
YUMA NATALISA
12 PRATAMA P SMKN 12 KAB. TANGERANG 6 4 SISWA MENURU
13 RINI NURLITA P FORPIS KECAMATAN LEGOK 2 8 RELAWAN MENINGKAT
M. DANAR PERMANA
14 SIDIK L FORPIS KECAMATAN LEGOK 2 8 RELAWAN MENINGKAT
15 RESTI SAFRIANI P FORPIS KECAMATAN LEGOK 2 8 RELAWAN MENINGKAT
16 KHOLIFAH IKHWAN ROFIK L SMA IT BINA PEKERTI 6 6 SISWA TETAP
ALDINO ZULFAN
17 FIRDAUSI L SMA IT BINA PEKERTI 5 8 SISWA MENINGKAT
YUMEKO FITRIA
18 KHOLISAH P SMA IT BINA PEKERTI 4 7 SISWA MENINGKAT
19 NIEKEN SUGIARTI P SMKN 12 KAB. TANGERANG 4 5 SISWA MENINGKAT
FEBY DERIAWAN
20 PRATAMA L SMKN 12 KAB. TANGERANG 5 8 SISWA MENINGKAT
21 RULY HESTINA P SMKN 12 KAB. TANGERANG 2 7 SISWA MENINGKAT
22 M. NUR ARFAN L SMA IT BINA PEKERTI 6 9 SISWA MENINGKAT
23 IDRIS NUR ALAMSYAH L SMA IT BINA PEKERTI 6 6 SISWA TETAP
24 RAMDHAN BUDI SATRIA L SMA IT BINA PEKERTI 5 6 SISWA MENINGKAT
11
25 RAJWA NABILA P SMA IT BINA PEKERTI 8 9 SISWA MENINGKAT
26 MUHAMAD ILHAM L SMKN 12 KAB. TANGERANG 3 5 SISWA MENINGKAT
27 YEN DEWI P PEMBINA FORPIS TIDAK IKUT TES
PENGAWAS YAYASAN
28 M. NOOR L PONDOK PESANTERN & TIDAK IKUT TES
SMA/SMP IT BUDI PEKERTI
29 S. HENRY L KASUBID KESIAPSIAGAAN TIDAK IKUT TES
BPBD KAB TANGERANG

DOKUMENTASI PELATIHAN SPAB


12
C. KAJIAN HVCA SPAB DI SMA IT BUDI PEKERTI
13
Kegiatan kajian Hazard, Vulnarebility and Capacity (HVCA) dilaksanakan pada 7 Februari
2023 di Yayasan Pondok Pesantren Budi Mulia / SMA IT Budi Pekerti mulai dari jam 09.00 –
13.00 WIB.
Dalam kegiatan ini peserta yang terlibat berjumlah 26 Peserta terdiri 11 orang perempuan
dan 15 orang laki-laki dari perwakilan siswa dan guru SMP dan SMA IT Bina Pekerti dan
perwakilan pengurus yayasan sekolah. Terlampir file absensi kegiatan.

Hasil Diskusi dan Rekomendasi.


Pada kegiatan kali ini akan mereview kembali materi yang diberikan saat pelatihan di Qubika
27-28 Januari 2023. Diharapkan team siaga ini memahami mengenai SPAB. Membahas tentang
kajian analisa risiko bencana melalui identifikasi kapasitas-kerentanan-risiko yang ada di
sekolah.
Kerentanan: Jika wilayah/sekolah/ponpes ini ada di dataran rendah, maka akan rentan
terhadap banjir (genangan, tertutupnya akses). Kelompok rentan yang ada di lingkungan
sekolah: lansia, disabilitas, perempuan.
Kapasitas yang terdapat: Struktur bangunan yang kuat, ada area terbuka/ lapangan sebagai
titik kumpul, asrama untuk mengungsi dari banjir, tim siaga bencana. Tim siaga yang sudah
dilatih, diharapkan akan lebih paham dan peka dengan informasi kebencanaan serta mengelola
informasi tersebut dengan baik.
Kajian Analisa Risiko Bencana
- Jika kita ingin identifikasi secara menyeluruh, kita petakan kekuatan/kapasitas. Akan
bisa membantu mengurangi risiko bencana (kerugian/korban)
- Tim siaga bencana perlu membagikan informasi, memberi pelajaran/edukasi bencana ke
teman-teman sekelas, sesekolah dan di luar sekolah/kerabat/keluatga
- Partisipatif, tidak hanya tugas dari satu orang saja, namun juga guru, siswa, orang tua,
warga sekolah dll

14
- Bagaimana tim siaga bencana bisa memperhatikan kelompok rentan (lansia, disabilitas,
perempuan dll)
- Saat bencana, perempuan seringkali menjadi korban/penyintas/ rentan
- Mempertimbangkan keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam upaya mendukung
kelompok rentan. Contoh: di tempat pengungsian, toilet harus ditempatkan terpisah
antara laki-laki dan perempuan
Tahapan
1. Menemukenali ancaman melalui Sejarah bencana, pemetaan ancaman, peringkat
ancaman, karakteristik ancaman, kalender musim
2. Kajian kerentanan/kapasitas
3. Menilai risiko bencana
4. Membuat peta risiko bencana.

Perbedaan bencana vs bahaya : kerugian dan dampak peristiwa alam/non-alam bagi kehidupan
keseharian manusia R= Risk, H=Hazard, V= kerentanan, C= Capacity
Risiko naik jika kerentanan naik dan kapasitas menurun. Semakin tinggi kapasitas, semakin kecil
risiko bencana.

Sejarah bencana di sekolah Bina Pekerti dan lingkungan sekitarnya


 Pada tahun 2018 terjadi Kebakaran, terjadi di musim kemarau, puting beliung, sekitar
lima rumah warga rusak, ini didapat dari sumber lisan penjaga sekolah.
 Pada tahun 2019 terjadi banjir, kerugian gagal panen, rumah terendam, kerugian
material, didapat dari sumber lisan guru-guru dan pengelola Yayasan. Kemudian Info
dari murid kalua pada musim hujan, petir besar juga mengancam.

Para siswa yang telah mengikuti kegiatan pelatihan SPAB sebelumnya melakukan presentasi
beberapa form yang sudah mereka buat saat pelatihan sebelumnya, ini bertujuan untuk
mendapatkan masukan apakah form yang sudah mereka isi seusai atau tidak dengan kenyataan
di sekolah dan lingkungannya, sekaligus merupakan bagian dari rencana tindak lanjut mereka
untuk melakukan sosialisasi mengenai SPAB kepada sekolahnya.

15
Form SPAB.04 - Pemeringkatan Ancaman di sekolah
Nama Sekolah : SMA IT BINA PEKERTI (PONPES BUDI MULIA)
Kelurahan : MUNJUL
Kecamatan : SOLEAR
Kabupaten : TANGERANG
Provinsi : BANTEN
Ragam ancaman Tingkat Kemungkinan Tingkat Kesimpulan
terjadi
Perkiraan Dampak

Gempa bumi 3 3 Sedang

Angin puting beliung 4 3 Sedang

Kekeringan 2 2 Rendah

Wabah penyakit/pandemic 3 4 Sedang

Scabies 5 4 Tinggi

DBD 2 2 Rendah

Diare 3 2 Sedang

Kebakaran hutan 2 2 Rendah

Kebakaran Sekolah 3 3 Sedang

Hewan Buas (Ular) 5 2 Sedang

Banjir 2 1 Rendah

16
Konflik Sosial (Sengketa 2 4 Sedang
Tanah)

Kesurupan 3 2 Sedang

Form SPAB : Sebab dan Dampak Ancaman


Nama Sekolah : SMA IT BINA PEKERTI (PONPES BUDI MULIA)
Kelurahan :Munjul
Kecamatan : Solear
Kabupaten : Tangerang
Provinsi : Banten
Ragam ancaman Sebab Dampaknya jika Tanda tandanya sebelum
terjadi di sekolahku kejadian
(bagi sarpras, bagi
warga sekolah dll)
Gempa bumi Pergerakan lempeng Rusaknya Hewan Berprilaku aneh
Bumi yang plafon,tembok seperti gelisah,
memberikan efek menjadi retak menghilang dan
getaran pada berlarian
permukaan Bumi. Awan yang berbentuk
Ketika terdapat gaya seperti angin tornado
yang cukup besar atau pohon/batang
yang berasal dari berdiri.
pergerakan lempeng, Lampu akan nyala
maka batuan di meredup walau tidak
lempeng akan terdapat arus.
menegang. Akibatnya Siaran televisi akan
lempeng Bumi dapat terganggu.
berubah bentuk. Gempa kecil yang
merupakan tanda akan
adanya gempa yan g
lebih besar.
17
Ragam ancaman Sebab Dampaknya jika Tanda tandanya sebelum
terjadi di sekolahku kejadian
(bagi sarpras, bagi
warga sekolah dll)
Angin puting pertemuan antara Rusaknya
beliung udara panas dan plafon,merusak cat
udara dingin, tembok,ruangan
sehingga keduanya kelas menjadi bocor
akan saling bentrok dan lampu menjadi
dan membentuk padam
awan cumulonimbus
hingga
menjadi puting
beliung.
Kekeringan karena suatu wilayah Sulitnya mendapat Menurunnya tingkat
tidak mengalami air untuk MCK dan curah hujan di bawah
hujan atau kemarau proses pengolahan normal dalam satu
dalam kurun waktu makanan musim. Pengukuran
yang cukup lama atau kekeringan
curah hujan di bawah Meteorologis
normal, sehingga merupakan indikasi
kandungan air di pertama adanya
dalam tanah bencana kekeringan.
berkurang Kemudian terjadi
kekurangan pasokan air
permukaan dan air
tanah.
Wabah penyakit infeksi yang Menimbulkan Demam, sakit
penyakit/pandemi disebabkan oleh virus. beberapa siswa/i tenggorokan, batuk,
c Infeksi ini biasanya yang terkena wabah sakit kepala, pilek,
menular dari orang ke trsebut sehingga suara serak, kelelahan
orang. Akan tetapi, harus menjalani
infeksi virus juga isolasi mandiri
dapat menular
melalui gigitan hewan

18
Ragam ancaman Sebab Dampaknya jika Tanda tandanya sebelum
terjadi di sekolahku kejadian
(bagi sarpras, bagi
warga sekolah dll)
atau benda yang
terkontaminasi virus.
Virus adalah
mikroorganisme yang
berukuran lebih kecil
dari bakteri.
Scabies penyakit kulit yang Terserangnya para Gatal parah yang
menular disebabkan siswa terhadap memburuk pada
oleh Sarcoptes scabiei penyakit tersebut malam hari.
var. hominis, sehingga membuat Bentol-bentol atau
ektoparasit manusia sakit yang lepuhan pada kulit
spesifik berukuran berkelanjutan atau tempat kutu
sekitar 0,4 mm yang bahkan harus bersembunyi.
tidak terlihat dengan ditindaklanjuti ke Kulit kemerahan.
mata puskesmas atau Kulit bersisik atau
telanjang.aktivitas rumah sakit berkerak.
siswa/I yang kurang terdekat
higenis atau krang
menjaga kebersihan
DBD infeksi virus yang Terserangnya para Demam tinggi secara
ditularkan ke manusia siswa terhadap mendadak hingga
melalui gigitan penyakit tersebut mencapai suhu di atas
nyamuk yang sehingga membuat 38 derajat celsius.
terinfeksi. Jenis sakit yang Selain demam,
nyamuk yang berkelanjutan atau penderita DBD bisa
menyebabkan DBD bahkan harus mengalami sakit kepala
adalah Aedes aegypti ditindaklanjuti ke berat, nyeri otot, mual
dan Aedes albopictus. puskesmas atau dan nyeri ulu hati,
rumah sakit tanda-tanda
terdekat perdarahan seperti
mimisan, gusi

19
Ragam ancaman Sebab Dampaknya jika Tanda tandanya sebelum
terjadi di sekolahku kejadian
(bagi sarpras, bagi
warga sekolah dll)
berdarah, serta timbul
bintik-bintik merah
pada kulit.
Diare Bakteri yang masuk Terserangnya para Dehidrasi ringan hingga
ke tubuh manusia siswa terhadap berat. Sepsis, infeksi
lewat makanan dan penyakit tersebut berat yang bisa
minuman yang kurang sehingga membuat menyebar ke organ
sehat atau sakit yang lain. Malnutrisi
perlengkapan berkelanjutan atau terutama pada anak
memasak yang tidak bahkan harus dengan usia kurang
bersih. Beberapa jenis ditindaklanjuti ke dari 5 tahun, yang
bakteri yang puskesmas terdekat dapat mengakibatkan
menyebabkan diare menurunnya kekebalan
antara lain adalah tubuh anak.
salmonella, escheria
colli, shigella dan
campylobacter.
Kebakaran hutan Adanya profokator yang Berakibat pada Angin yang berhembus di
menyebabkan pencemaran udara kawasan hutan tera sa
terjadinya kebakaran oleh debu, gas SOx, panas. Muncul akumulasi
hutan tersebut NOx, COx, dan lain- asap di kawasan hutan.
contohnya sengaja lain dapat
membuang putungan menimbulkan dampak Terlihatnya hot spot atau
rokok ke rerumputan negative terhadap titik api di kawasan
yang ada di hutan. kesehatan manusia, hutan.
antara lain infeksi
saluran pernafasan, Adanya kegiatan manusia
sesak nafas, iritasi di kawasan hutan yang
kulit, iritasi mata, dan menggunakan api.
lain-
lain.
Kebakaran Sekolah Adanya pendeknya arus Berakibat pada Terlihatnya hot spot atau
listrik atau bahan pencemaran udara titik api di kawasan
20
Ragam ancaman Sebab Dampaknya jika Tanda tandanya sebelum
terjadi di sekolahku kejadian
(bagi sarpras, bagi
warga sekolah dll)
mudah terbakar (seperti oleh debu, gas Sox, sekolah. Banyaknya asap
kompor gas atau bahan Nox, Cox, dan lain-
yang mudah meledak lain dapat
atau terbakar yang menimbulkan damp
lainnya). ak negatif
terhadap kesehatan
manusia, antara lain
infeksi saluran
pernafasan, sesak
nafas, iritasi kulit,
iritasi mata, dan lain-
lain.

Form SPAB.06 - Kalender Musim


Nama Sekolah : SMA IT BINA PEKERTI (PONPES BUDI MULIA)
Kelurahan : Munjul
Kecamatan : Solear
Kab : Tangerang
Provinsi : Banten
N Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dampak bagi
o Ancaman/Bahaya sekolah/pendidikan
1 Gempa bumi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kerusakan bangunan,
KBM terganggu
2 Angin puting v v v Pohon
beliung tumbang,bangunan
roboh,mengganggu
KBM
3 Kekeringan √ √ Kesulitan MCK dan
proses dalam
mengolah
makanan,tanaman
21
N Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dampak bagi
o Ancaman/Bahaya sekolah/pendidikan
dan pohon pada mati
4 Wabah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Bisa tertular oleh
penyakit/pandemic siswa yang terpapar
wabah
5 Scabies √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mengganggu KBM
karena tidak bisa
menulis dan tidak bisa
menggunakan sepatu
karna scabiesnnya
tersebut
6 DBD √ √ √ Beberapa siswa
terganggu proses
pembelajarannya
7 Diare √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Menyebabkan
beberapa siswa
terganggu dalam
proses pembelajaran
8 Kebakaran hutan √ √ Mengakibatkan banyak
pepohonan
yang habis terbakar
9 Kebakaran Sekolah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kemungkinan bisa
mengakibatkan
rusaknya SARPRAS dan
terganggunya
KBM
10 Hewan Buas (Ular) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mengakibatkan siswa
terkena gigitan ular
11 Banjir √ √ √ Kemungkinan jika ada
banjir di sekolah kita
maka akan banyak
mengalami kerugian
SARPRAS akibat
terendam oleh banjir
tersebut
12 Konflik Sosial √ √ Terkendalannya
(Sengketa Tanah) proses percepatan
22
N Jenis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dampak bagi
o Ancaman/Bahaya sekolah/pendidikan
pembangunan sekolah
13 Kesurupan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mengakibatkan
terganggunya
pembelajaran dan
kondisi Psikis siswa

D. PEMETAAN PETA ANCAMAN DAN JALUR EVAKUASI


Tanggal, Waktu dan Tempat Kegiatan Pemetaan SPAB
Tanggal : 19 Februari 2023
Waktu : 09.00-13.00 WIB
Tempat : Yayasan Pondok Pesantren Budi Mulia.

Kegiatan dan Peserta


Kegiatan ini diikuti oleh 25 Peserta terdiri 11 orang perempuan dan 14 orang laki-laki dari
perwakilan siswa dan guru SMP dan SMA IT Bina Pekerti dan perwakilan pengurus yayasan
sekolah. Terlampir file absensi kegiatan.

Hasil Diskusi dan Rekomendasi.


Pada kegiatan kali ini akan, memperikan pemaparan lanjutan materi pelatihan SPAB Kab
Tangerang, melakukan observasi peta transek dan pembuatan Peta Evakuasi Sekolah
Peta Transek: adalah peta atau gambar/denah yang dihasilkan dari kegiatan
observasi/pengamatan secara langsung di suatu wilayah/lingkungan

23
- Menggambarkan dalam bentuk peta. Dilakukan pada suatu komunitas dan masyarakat
- Berkeliling, mengamati posisi sarpras, fasilitas public dll yang kemudian digambarkan
dalam bentuk peta
- Ketika tidak berkeliling, hanya mengandalkan ingatan, informasi yang dihasilkan
berpotensi tidak akurat
- Nantinya akan disosialisasikan agar orang lain dari berbagai pihak mengetahui saat peta
ini ditampilkan, wilayah mana yang rawan, aman, menjadi titik kumpul hingga jalur
evakuasi

Tahapan
 Berkeliling/melihat lingkungan, untuk cek dan konfirmasi apakah yang dibuat sudah
sesuai dengan peta yang sudah digambar sebelumnya
 Membuat Peta Risiko Bencana

Presentasi dari para siswa yang pernah membuat peta pada kegiatan sebelumnya sebagai
berikut ;
 Presentasi 1 (ancaman bahaya gempa):
- Rute evakuasi yang harus ditempuh cukup jauh
- Identifikasi rute yang dianggap aman
- Titik kumpulnya di lapangan olahraga/terbuka
- Agar orang mengetahui jika terjadi gempa, harus menuju kemana
- Tanda jalur evakuasi, tanda/symbol ancaman (listrik panel, gas dapur) yang
menandakan suatu tempat tidak aman
- Tanda lokasi first aid/melakukan pertolongan
- Tanda untuk kelompok rentan, memberi kepekaan informasi bahwa ada kelompok
rentan yang perlu menjadi prioritas
- Perlu ada tanda untuk bangunan yang rawan roboh

24
Dokumentasi Kegiatan Presentasi Peta Ancaman dan Jalur Evakuasi

 Presentasi 2 (ancaman bahaya kebakaran)


- Tanda merah menunjukan rawan kebakaran
- Warna hijau menandakan lokasi titik kumpul
- Mendapatkan masukan soal EWS bisa menggunakan klentongan, memukul tiang ring
basket, tidak bisa pakai bel karena menggunakan listrik yang bisa menjadi penyebab
kebakaran
- Saat terjadi kebakaran jangan panik dan harus tetap tenang
- Air bisa diambil di keran luar dan kamar mandi

Hasil observasi transek:

- Sanitasi, penyakit kulit, kebiasaan dalam asrama/pondok. Ada 1 siswa/santri yang


menderita scabies cukup parah sehingga dipulangkan ke rumah dan disarankan untuk
berobat
- Lingkungan asrama khususnya asrama laki-laki tidak cukup bersih: kotoran unggas dan
sapi, sanitasi, area menjemur pakaian yang berdekatan dan rentan berjatuhan ke tanah
25
- Pintu ruang kelas yang arah bukaan pintunya masih menghadap ke arah dalam, bisa
diubah dengan mengganti engsel supaya arah bukaan pintu menjadi kearah luar
- Beberapa meja di lab IPA menjadi potensi bahaya dapat mengakibatkan luka karena
memiliki ujung yang lancip/tajam, perlu ditumpulkan/ditutup
- Peserta perlu menggambar ulang peta transek sesuai dengan hasil observasi
- Yang penting sekolah ini sudah mempunyai bakal peta ancaman, bahaya, rute evakuasi
dan titik kumpul
- Pertemuan selanjutnya memahami tugas dan tanggung jawab tim siaga
- Menyusun SOP Bersama, rencana aksi dan menggelar simulasi
- Akan bagikan rompi bagi tim siaga, saat simulasi
- Peningkatan kapasitas lanjutan untuk tim siaga pelatihan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
- Teridentifikasi beberapa titik yang dianggap rawan, aman, titik kumpul, rute dan jalur
evakuasi
- Lapangan terbuka menjadi titik kumpul saat gempa, ruang aula/GSG titik kumpul yang
aman saat puting beliung
- Kebiasaan terkait kebersihan, minimnya pemahaman/informasi tentang PHBS dan
kondisi lingkungan sekitar ponpes yang kurang higienis membuat siswa rentan terhadap
scabies
Dokumentasi Kegiatan Transek Peta Ancaman dan Jalur Evakuasi

E. AUDIENSI SPAB DENGAN KEPALA CABANG DINAS PENDIDIKAN KAB. TANGERANG


26
Hari / Tanggal : Kamis / 23 Februari 2023
Lokasi : Kantor Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kab. Tangerang
Jam : 08.30 – 09.30 WIB
Peserta : Perwakilan anak SMKN 12 Kab. Tangerang, Perwakilan Guru SMKN 12
Kab. Tangerang, Pembina FORPIS dan WVI.

Kegiatan audiensi ini dilaksanakan dalam rangka sosialisasi dan rekomendasi program SPAB di
Kab. Tangerang. Dalam audiensi ini team diterima secara langsung oleh Kepala Cabang Dinas
Pendidikan Kab. Tangerang Mohammad Bayuni M.Pd di ruang kerja KCD. Perwakilan anak yaitu
Roy Silaban murid SMKN 12 Kab. Tangerang menyampaikan kondisi dan situasi yang ada di Kab.
Tangerang terkait dengan Satuan Pendidikan Aman Bencana, bahwa berdasarkan penelitian
dan obeservasi yang sudah dilaksanakan di beberapa sekolah yang ada di Kab. Tangerang ada
beberapa temuan yang ada yaitu :
 Wilayah Kab. Tangerang yang memiliki 8 (delapan) potensi ancaman bencana sehingga
berisiko terjadinya bencana seperti banjir, gempa bumi, puting beliung, rob dan longsor
 Belum ada sosialisasi terkait dengan SPAB di sekolah-sekolah yang ada di Kab. Tangerang
 Belum adanya pelatihan dan peningkatan kapasitas kepada pihak sekolah di Kab. Tangerang
terkait dengan SPAB
 Rata-rata sarana dan prasaranan sekolah yang ada di Kab. Tangerang belum sesuai dengan
standart pilar 1 SPAB yaitu Fasilitas Aman Bencana

Sehingga rekomendasi yang disampaikan oleh perwakilan anak kepada Kepala Cabang Dinas
Pendidikan adalah :
 Melakukan sosialisasi dan pengingkatan kapasitas terkait SPAB di sekolah-sekolah terutama
SMA/SMK yang ada di wilayah Kab. Tangerang
 Berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Tangerang untuk
melakukan program pendampingan SPAB di sekolah-sekolah yang rawan bencana.
 Melakukan kajian dan penilaian terhadap sarana dan prasarana yang di satuan pendidikan
secara khusus SMA dan SMK yang ada di Kab. Tangerang

Tanggapan dari Kepala Cabang Dinas pendidikan Kab. Tangerang


 Masukan yang ada akan disampaikan ke Pimpinan Dinas Pendidikan Provinsi Banten karena
untuk Satuan Pendidikan SMA/SMK di Kab. Tangerang berada dibawah pengawasan Dinas
Pendidikan Provinsi Banten

27
 Akan mensosialisasikan kepada sekolah-sekolah yang rentan dengan ancaman bencana
terkait dengan SPAB
 Akan melihat anggaran dana bos dengan koding yang ada di sekolah-sekolah untuk
menganggarkan kegiatan SPAB
 Akan berkoordinasi dengan BPBD setempat terkait dengan program SPAB di Kab. Tangerang

Dokumentasi Audiensi Perwakilan Anak ke KCD Pendidikan Kab. Tangerang

28

Anda mungkin juga menyukai