Anda di halaman 1dari 10

Analisis Gerak Dan Karakter

Karakterisasi Tokoh Rahwana Dalam Sendratari Ramayana

Oleh:

Ni Made Krisna Dwi Yanti


201701004
Tari

Fakultas Seni Pertunjukan


Institut Seni Indonesia Denpasar
2019
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ramayana berasal dari kata Rama dan Ayana yang berarti perjalanan Rama. Sebuah kisah
kepahlawanan dari india yang digubah oleh Walmiki dari cerita Dewi Sita. Ramayana sebenarnya
diambil dari cerita yang benar-benar terjadi di daratan India. Saat itu daratan India dikalahkan oleh
India Lautan yang juga disebut tanah Srilangka atau Langka, yang dalam pewayangan disebut
Alengka. Tokoh Rama adalah pahlawan negeri India daratan, yang kemudian berhasil
menghimpun kekuatan rakyat yang dilukiskan sebagai pasukan kera pimpinan Prabu Sugriwa.
Sedang tanah yang direbut penguasa Alengka dilukiskan sebagai Rahwana. Dalam kisah
Ramayana terdapat dua kerajaan yang Berjaya kerajaan Ayodya dan kerajaan Alengka. Negara
Alengka pada waktu itu sangat tenar kekuasaanya besar, makmur dan kaya- raya. Berawal dari
kisah sayembara Dewi Sukesi yang dimenangkan oleh Begawan Wisrawa. Dari pernikahan
tersebut lahirlah putra-putri mereka yang bernama Rahwana, Kumbakarna, Dewi Sarpakenaka,
Wibisana.

Rahwana yang sering disebut Prabu Dasamuka, karena Rahwana memiliki 10 wajah. Selain
memiliki sepuluh wajah, Rahwana juga memiliki 20 tangan yang mana yang berhak menerima dan
yang tidak pernah puas. Dasamuka dianggap sebagai lambing angkara murka, serakah, tamak,
sekaligus lambing sifat ulet dalam mengejar cita-cita. Untuk mengejar keinginannya, selain ulet
dan gigih, ia juga serimg menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya, ia tega
mengorbankan siapa pun bukan hanya orang lain, tapi juga keluarganya sendiri. Untuk
menggambarkan kerakusan dan ketamakan, dasamuka dilukiskan sebagai raksasa bermuka
sepuluh. Kisah cinta Rahwana juga bisa digolongkan kandas. Dewi Widawati yang merupakan
titisan Dewi Sri dan kelak menitiskan Dewi Sinta. Karena Dewi Sinta merupakan titisan dari Dewi
Widawati, maka Rahwana menganggap bahwa Dewi Sinta adalah Dewi Widawati, sorang wanita
yang dicintainya. Sehingga saat Dewi Sinta dipersunting oleh Sri Rama, Rahwana merasa cemburu
hingga menculik Dewi Sinta untuk dijadikan istrinya, namun usaha Rahwana untuk menjadikan
Dewi sinta menjadi Permaisuri tidak berhasil karena kesetian Dewi Sinta pada Sri Rama.
BAB II

Pembahasan

a. Sisilah Rahwana

Dasamuka artinya kata bermuka sepuluh. Dasa berarti sepuluh dan muka berarti wajah yang
bernama Rahwana. Namanya disebut Rahwana karena pada waktu lahir berada di tengah hutan
dan berdiri segumpal darah. Rah yang berarti darah dan wana berarti hutan. Ibunya bernama Dewi
Sukesi, Putri Prabu Sumali Raja Alengka. Ayahnya bernama Begawan Wisrawa keturunan Hyang
Sambu. Lima keturunan dari Batara Sambodana, putra Hyang Sambu, kemudian lahir Resi
Supadma inilah yang menjadi ayah Wisrawa.
Dasamuka dianggap sebagai lambing angkara murka, serakah, tamak, sekaligus lambing sifat
ulet dalam mengejar cita-cita. Untuk mengejar keinginannya, selain ulet dan gigih, ia juga serimg
menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya, ia tega mengorbankan siapa pun bukan
hanya orang lain, tapi juga keluarganya sendiri. Untuk menggambarkan kerakusan dan ketamakan,
Dasamuka dilukiskan sebagai raksasa bermuka sepuluh. Kesaktian Dasamuka sukar dicari
tandingannya. Dimasa muda Rahwana bersama ketiga adiknya pernah bertapa bersama-sama
digunung Gohkarna sampai sepuluh tahun. Keempat kakak beradik itu sepakat tidak akan berhenti
sebelum maksud dan keinginan mereka tercapai. Setiap sepuluh tahun satu kepala Rahwana
dipenggal sendiri, lalu dipersembahkan kepada Dewa Brahma. Ketika genap seratus tahun
kepalanya yang tinggal satu juga akan dipenggal. Pada saat itu brahma muncul dan bertanya
mengenai maksud dan tujuannya bertapa. Dasamuka minta agar ia diberikan kesaktian luar biasa.
Ia tidak ingin ada Dewa, Asura, dan Ditya yang dapat mengalhkannya. Dasamuka lupa menyebut
manusia, ia terlalu meremehkan manusia. Logikanya jangankan manusia dewa saja akan kalah
dengannya.
Selain sakti Prabu Dasamuka juga memiliki senjata yang ampuh, bernama Kiai Candrasa.
Dasamuka juga menguasai Aji Pancasona yang didapat dari gurunya Resi Subali, seorang kera
pertapa dari sonyapriangga. Karena menguasai Aji Pancosona, Prabu Dasamuka tidak akan mati
selama jasadnya menyentuh tanah. Ia pun memiliki ilmu yang dapat mendatangkan angin rebut,
bisa pula menciptakan api besar. Kesaktian itulah Antara lain yang akhirnya membuat raja alengka
itu mkenjadi makhluk yang sewenang-wenang.
Prabu Dasamuka mempunyai permaisuri bernama Dewi Tari. Putri Hyang Indra. Dewi Tari
adalah saudara Dewi Tara Putri Batara Indra dengan Dewi Wiyati. Dewi Tari kemudian
dianugerahkan kepada Prabu Dasamuka/ Rahwana Raja Alengka sebagai permaisuri. Sepulang
Dasamuka di negerinya para brahmana di Alengka segera resah, karena menurut ramalan mereka,
dari perkawinannya dengan Dasamuka, Dewi Tari akan melahirkan seorang putri cantik yang
kelak setelah dewasa akan ditaksir Dasamuka sebagai istrinya. Bila hal ini sampai terjadi,
malapetaka besar akan menimpa seluruh negeri Alengka. Adik bungsu Dasamuka yakni Wibisana,
mengdengar adanya ramalan ini menjadi gundah. Ternyata Dewi Tari memang benar melahirkan
bayi perempuan. Wibisana bertindak cepat atas ijin Dewi Tari ia mengmbil bayi itu,
memasukkannya ke dalam kotak dan dibelaki kupat sinta ( ketupat dengan bentuk khusus ), lalu
menghanyutkan di sungai. Untuk mengganti bayi yang dilahirkan Wibisana lalu memohon kepada
para dewa agar diberi seorang bayi laki-laki. Para dewa mengambulkan permohonan itu. Dari
segumpal awan, tercipta seorang bayi lelaki, yang kemudian diberinama Indrajid atau Megananda,
karena berasal dari gumpalan mega, yang menjadi putrra mahkota Alengka. Putra Prabu Dasamuka
yang lain diantaranya Trikaya, Trisirah Trinetra, Pratalamariyam, Trimurda, dll.
Negara Alengka pada waktu itu sangat tenar, kekuasaanya besar, makmur dan kaya-raya.
Angkatan perangnya kuat, tentaranya banyak dan sakti. Persenjataannya lengkap dan ampuh
dengan panglima-panglima perang yang sakti dipimpin langsung oleh Prabu Dasamuka dengan
saudara-saudaranya. Justru dengan kelengkapan yang lebih sempurna Prabu Dasamuka selalu
menindas Negara Negara lain. Rahwana dilahirkan sebagai bayi yang berkepala sepuluh dan dua
puluh tangan berkat kesaktian Begawan Wisrawa, ia dapat tumbuh secara bayi biasa. Rahwana
dan adik-adiknya disuruh bertapa oleh ayahnya mereka berhasil mendapatkan apa yang
diinginkannya. Sesudah selesai dari tapanya Rahwana kemudian dinobatkan menjadi raja
menduduki takhta kerajaan Alengka atas pemberian Prabu Sumali. Setelah Rahwana dinobatkan
menjadi Raja Prahasta pamannya diangkat menjadi patih Negara Alengka. Didalam perang besar
Alengka, Prahasta maju kemedan perang memimpin bala tentara raksasa menghadapi angkatan
perang wanara Prabu Sri Ramawijaya, yang pada saat itu dibawah perintah panglimanya patih
kiskenda bernama anila.
Prabu Dasamuka mengidamkan seorang istri penjelmaan Dewi Sri Widawati. Dewi
Widawati adalah permaisuri Batara Wisnu. Ia terkenal dengan sebutan sebagai Dewi Sri. Di dalam
kisahnya penitisan Dewi Widawati selalu mengikuti dan mendampingi Batara Wisnu. Ia
meminang putri Negara Ayudya bernama Dewi Sukasalya, Putri Prabu Banaputra. Sesuai dengan
sifat wataknya ia meminta dengan bengis dan mengancam dengan kekesaran sehingga
mengakibatkan timbulnya peperangan Antara dua Negara itu. Prabu banaputra gugus dalam
pertempuran Dewi Sukasalya melarikan diri dari Ayudya untuk menyembunyikan diri. Resi
Baratmadya dan semua yang melindungi pelarian putri tersebut dibinasakan oleh Prabu Rahwana.
Akhirnya Resi Dasarata dapat menipunya. Rahwana diberi Dewi Sukasalya palsu, yang
kemudian segera dibawa kembali ke Alengka, tetapi Dewi Sukasalya tersebut akhirnya kembali
kesalnya menjadi sekuntum bunga. Rahwana menjadi sangat murka, lalu menuntut Resi Dasarata.
Dasarata menjawabnya dengan sebuah kalimat yang berbunyi bahwa mati hidup manusia itu ada
di tangan maha dewata. Kemarahan Rahwana kemudian beralih ditunjukan kepada dewa dan
memerintahkan angkatan perangnya untuk menggempur suralaya. Niatnya itu didengan oleh prabu
Danaraja kakaknya. Prabu Danaraja kemudian pergi ke Alengka untuk memberi nasehat agar
penyerangan terhadap dewa diurungkan tetapi nasehat itu menjadikan suatu salah faham, sehingga
mengakibatkan terjadinya peperangan Antara Rahwana dengan Prabu Danaraja. Akhirnya prabu
Danaraja gugur dalam pertempuran.
Pada jaman Prabu Arjuna Wijaya bertkhta di Negara maespati, Rahwana pernah
mengganggunya.ia menyerang maespati dan dapat membunuh patih suwandageni/ sumantri.
Tetapi iya dapat di tawan dan disiksa oleh Prabu Arjuna Wijaya/ Prabu Arjuna Sasrabahu, dengan
diikat serta diseret dengan kereta. Sejak itu keangkaramurkaan Rahwana dapat dipadamkan oleh
Prabu Arjunasasra, sehingga dunia meliputi dengan kedamaian. Setelah Prabu Arjuna Wijaya
muksa, sifat angkaramurka Rahwana timbul kembali. Karenja ia sangat segan kepada Subali
gurunya, maka ia mencari daya upaya untuk membinasakan. Kemudian ia menghasut dan
mengadu domba Antara Subali dan Sugriwa, sehingga mengakibatkan meletusnya perang saudara.
Negara kiskenda dikuasai Subali dan Dewi Tara, permaisuri Sugriwa dirampas. Dalam
penyerangan Rahwana ke suralaya, angkatan perang dewa tidak kuasa mempertahankan dan
menandingi kesaktian Rahwana. Akhirnya terjadinya perdamaian bersyrat. Rahwana diberi
permaisuri Dewi Tari, Putri Indra, Kumbakarna diberi bidadari bernama Dewi Aswani dan Arya
Wibisana diberi Bidadari Dewi Triwati.
Di dalam Ramayana diceritakan bahwa Prabu Dasamuka berhasil menculik Dewi Sita,
permaisuri Ramawijaya. Akibat dari perbuatannya ini terjadilah peperangan besar. Di dalam
perang Alengka tersebut diceritakan, bahwa Prabu Rahwana mati oleh tangan Sri Rama dengan
perantara Panah Sakti Gurwawijaya. Untuk menghindari keasingan dan keragu-raguan, yaitu
kemungkinan timbulnya kembali Prabu Rahwana di dalam kehidupan dunia ini tubuh Prabu
Dasamuka kemudian ditimbun dengan gunung Kendalisada oleh Anoman.
b. Musik Iringan
Suatu bentuk tarian dapat dilengkapi dengan iringan. Iringan tersebut dapat berupa instrumen
pengiring/alat tari yang lengkap pada umumnya disebut “Gamelan”. musik iringan dalam tari dapat
dikatagorikan, Membantu menguatkan suasana dan adegan, Memperjelas dinamika, Menuntun
rasa/penaraan/pengungkapan, Memperjelas irama, Harmonisasi, Memperjelas daya emosional,
Memperjelas intensitas (tekanan) gerak. Dalam sendratari Ramayana biasanya menggunakan
iringan Gong Kebyar. Gong kebyar adalah sebuah barungan gambelan baru. Sesuai dengan nama
yang diberikan kepada barungan ini kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba dan keras. Gambelan
ini menghasilkan musik keras dan dinamnis. Gong kebyar berlaras pelog lima nada dan
kebanyakan instrumennya memiliki 10 sampai 12 nada. Dalam karakter rahwana pada gambelan
gong kebyar pastilah musik iringannya keras dan cepat, dikarenakan sifat Rahwana yang keras.
c. Gerak
Gerak merupakan medium pokok dalam tari. Karena merupakan media yang pertama-tama
digunakan untuk alat ungkap dan ditangkap oleh penonton. Agar gerak tersebut dapat mewakili
maksud yang hendak diungkapkan, maka perlu adanya penataan/pengolahan yang tepat. Melalui
pengolahan/ penataan itulah, suatu gerakan akan mempunyai kualitas atau bobot yang ditentukan
sesuai dengan maksud penggrapannya. Dari hasil pengolahan/penataan suatu gerakan, maka
muncul dua jenis gerakan dalam seni tari yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
 Gerak murni adalah gerak tari dari hasil pengolahan gerak wantah dalam pengungkapannya
tidak mengandung arti namun mengandung nilai keindahan. Misalnya : agem, piles,
nyalud, ngehes dan lain-lain.
 Gerak maknawi adalah gerak wantah yang telah diolah menjadi suatu gerak tari yang dalam
pengungkapannya mengandung arti dan nilai keindahan. Misalnya : ulap-ulap, seledet,
kipekan, nuding, malpal, ngegol, nyregseg dan lain-lain.
Dari segi gerak dalam karakter rahwana, geraknya sangat lincah, tegas, gagah, kasar, dan keras.
d. Kostum Dan Tata Rias Rahwana
Tata Busana adalah segala perlengkapan yang dikenakan penari saat ia memperagakan peran
tertentu di atas pentas. Tata busana dapat berupa pakaian yang berfungsi sebagai penutup
(pelindung) badan ataupun peralatan untuk kelengkapan menari (property). Termasuk dalam tata
busana, antara lain perhiasan (asesoris) ataupun tanda pengenal (atribut) yang membedakan
pemeran yang satu dengan pemeran yang lain, misalnya untuk membedakan busana raja, patih,
pangeran, prajurit, rakyat, raksasa, binatang dst. Fungsi tata busana/kostum adalah untuk
mendukung tema dalam tari serta untuk memperjelas/mempertegas peran/ tokoh dalam suatu
sajian tari. Busana yang baik dalam tari bukan sekedar untuk menutup badan penari tetapi harus
dapat mendukung desain ruang. Sedangkan Tata Rias adalah segala upaya mengubah wajah
dengan menggunakan alat-alat kosmetik (mike-up) untuk merubah karakter pribadi menjadi
karakter tokoh yang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi atau mempertegas tokoh dan untuk
menambah daya tarik penampilan serta mempercantik wajah.
 Bagian kepala
1. Gelungan cecandian
2. Bunga kuping
3. Wig, kumis, jengot
 Bagian badan dan kaki
1. Baju
2. Celana
3. Setewel
4. Kamben
5. Semayut
6. Sabuk
7. Saput topeng
8. Angkeb tundu
9. Angkep pala
10. Badong
11. Gelang kana
 Properti
1. Keris

 Tata rias yang dipakai yaitu rias keras atau Rias watak yaitu termasuk ke dalam rias tokoh
karena antara watak, tokoh dan karakter saling mempengaruhi
 Percakapan Rahwana
 Ampurang iwang tityange beli dewi sita memadbad raris tityang matinggal.
Kudiang jani die ruruh sang dewi de dek buyar sang nyame suka I depe lampus
Nir don beli sampun nang nyesel raga wireh dum titah was tanye lila yang mareng
kayun
Ngiring mangkin memargi mangdegelis kagiat china ring awan sekar dewi jenaki
Singgih beli pati brata elingan mangde satya wacana sinah pecang kepangguh
BAB III
Penutup
a. Kesimpulan
Ramayana berasal dari kata rama dan ayana yang berarti perjalanan rama. Sebuah kisah
kepahlawanan dari india yang digubah oleh walmiki dari cerita dewi sita. Dalam kisah Ramayana
terdapat dua kerajaan yang Berjaya kerajaan ayodya dan kerajaan Alengka. Berawal dari kisah
sayembara Dewi Sukesi yang dimenangkan oleh Begawan Wisrawa. Dari pernikahan tersebut
lahirlah putra-putri mereka yang bernama Rahwana, Kumbakarna, Dewi Sarpakenaka, Wibisana.
Dasamuka artinya kata bermuka sepuluh. Dasa berarti sepuluh dan muka berarti wajah yang
bernama Rahwana. Namanya disebut Rahwana karena pada waktu lahir berada di tengah hutan
dan berdiri segumpal darah. Rah yang berarti darah dan wana berarti hutan. Ibunya bernama dewi
sukesi, putri prabu sumali raja alengka. Ayahnya bernama Begawan wisrawa keturunan hyang
sambu. Lima keturunan dari batara sambodana, putra hyang sambu, kemudian lahir resi supadma
inilah yang menjadi ayah wisrawa. Dasamuka dianggap sebagai lambing angkara murka, serakah,
tamak, sekaligus lambing sifat ulet dalam mengejar cita-cita. Untuk mengejar keinginannya, selain
ulet dan gigih, ia juga serimg menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya, ia tega
mengorbankan siapa pun bukan hanya orang lain, tapi juga keluarganya sendiri. Untuk
menggambarkan kerakusan dan ketamakan, dasamuka dilukiskan sebagai raksasa bermuka
sepuluh. diceritakan bahwa prabu dasamuka berhasil menculik dewi sita, permaisuri ramawijaya.
Akibat dari perbuatannya ini terjadilah peperangan besar. Di dalam perang alengka tersebut
diceritakan, bahwa prabu rahwana mati oleh tangan sri rama dengan perantara panah sakti
gurwawijaya. Untuk menghindari keasingan dan keragu-raguan, yaitu kemungkinan timbulnya
kembali prabu rahwana di dalam kehidupan dunia ini tubuh prabu dasamuka kemudian ditimbun
dengan gunung kendalisada oleh anoman.
Daftar Pustaka

Suwandono. Ensiklopedi wayang purwa I. Jakarta. Direktorat kesenian.


Pendit, Nyoman s. 2010. Ramayana. Jakarta. Pt gramedia pustaka umum.
Sumari, Dkk. 2013. Rupa karakter & wayang purwa. Jakarta. Kakilangit kencana.
Sukasih, ni nyoman, Dkk. 2011. Pengetahuan seni tari bali. Denpasar. PT. Empat Warna
Komunikasi
Blog isi denpasar, pembahasan tentang gong kebyar. Penulis oka rudiana yang diunggah pada
tanggal 03 april 2018

Anda mungkin juga menyukai