Anda di halaman 1dari 2

Hasil wawancara dari Ida Made Adi Putra

 Gambuh di Budakeling awalnya berkembang di Desa Pekraman Jungsri, Bebandem.


 Keberadaan gambuh di Budakeling memang sudah ada pada zaman kerajaan.
 Dahulu gerak tarinya sangat minim sehingga gerakannya diulang-ulang
 Gerakannya di singkat-singkat karena tergantung tempat pentasnya.
 Cerita yang paling sering digunakan dalam tari Gambuh yaitu Teratai Bang, yaitu diambil dari
nama seorang Prabu.
 Pembabakan dari cerita Teratai Bang terdiri dari dua babak.
 Durasi dari pertunjukan gambuh tergantung dari lakon ceritanya
 Ciri khas Gambuh di Budakeling yaitu Ngunda, Nyambir.
 Ucapan Panji tidak jauh berbeda dengan tokoh Panji pada umumnya. Suaranya kecil
melengking yang menggambarkan karakter yang manis.
 Di Budakeling banyak terdapat pasraman untuk para penari gambuh yang terdiri dari penari
anak-anak
 Gambuh di Budakeling dipentaskan pada saat sandya kala dalam upacara keagamaan Dewa
Yadnya
Hasil wawancara dari Ida Wayan Jelantik Oka

 Gambuh di Budakeling ada sejak kurang lebih tahun 1930.


 Beberapa nama gerakan yang merupakan suatu identitas dari gerakan Tari Gambuh yaitu,
Nayog, Nyengsog, Tindak Blengu. Dari gerakan tersebut, kini muncul tari Legong keraton
yang pada dasarnya berasal dari gerakan Gambuh bagian putri.
 Cerita malat putri Rangkesari menjadi calon istri panji akibat cinta.
 Ucapan putri memakai bahasa jawa kuno.
 Tari Gambuh menjadi sumber menjadi calonarang, tari topeng.
 Tari Bali bersumber dari tari Gambuh yang mempunyai kemiripan dengan gerakan pendeta.
 Ada perbedaan pada agem tari gambuh di Budakeling dengan tari gambuh didaerah lainya.
 Ciri khas gerak pria yaitu terletak pada agemnya yang mesadah, nyengkedot, tindak mlenggu,
cikepuak, nadap karna, nyerod, medekang, ngelengsot.

Anda mungkin juga menyukai