Anda di halaman 1dari 95

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, bimbingan, dan petunjuk-Nya, sehingga
dengan segala upaya, saya dapat menyelesaikan penelitian dengan judul
STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI SARUNG TENUN
TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA WEDANI
KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. Nasikh, S.E., M.P., M.Pd. selaku pembimbing saya yang selalu
menyempatkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasihat, saran dan
dukungan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
Sudah sabar dan penuh dalam memberikan ilmu, kritik dan saran bagi
kemajuan terselesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa, semangat, serta
dukungannya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian, dan menulis
skripsi ini dengan baik.
3. Bapak M.Khoirun selaku Kepala Desa Bendosari beserta seluruh perangkat
Desa Bendosari, dan Masyarakat Desa Bendosari atas pendampingan dan
dukungan penuh selama penelitian.
4. Sahabat penulis Zahrotul Hayya, Sri Indah, Fellyn Merry, Rina Ariyanti,
yang selalu membantu, memberikan dukungan, dan masukan selama
penulisan skripsi.
5. Sahabat-sahabat seperjuangan offering RR, dan semua mahasiswa/i jurusan
Ekonomi Pembangunan angkatan 2015.
6. Sahabat-sahabat saya dari keluarga kost 479.
7. Seluruh pihak yang berperan dalam penulisan skripsi ini dan tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.

1
2

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan disana-sini dalam


penulisan skripsi ini, jadi besar kiranya harapan penulis untuk mendapatkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dan penulis berharap
skripsi ini dapat benar-benar bermanfaat bagi semua pihak, tanpa ada yang
terkecuali.

Malang, 3 Desember 2018

Penulis

2
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat


dunia, yakni sebesar 237.641.326 jiwa dengan prosentase 87.18% umat islam,
6.96% protestan, 2.9% katolik, 1.69 hindu, 0.72 budha, 0.05 kong hu cu, 0.13
agama lainya, dan 0,38% tidak terjawab (Wikipedia, data sensus 2010).
Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin pesat terutama di kota-kota
besar dapat mendorong peningkatan kebutuhan (Sunarsih, et al 2018). Dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% (BPS, 2010). Indonesia adalah salah satu
negara dengan bermacam-macam jenis masalah yang ditimbulkan. Masalah
tersebut adalah bidang kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan
penduduk. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
menyatakan bahwa penduduk Indonesia pada tahun 2011 telah mencapai 241 juta
jiwa lebih sedangkan target pemerintah tahun 2013 sebesar 243 juta jiwa.

Pertumbuhan penduduk sebesar 237,6 juta jiwa dan laju pertumbuhan


penduduk (LPP) sebesar 1,49 per tahun, maka laju pertumbuhan penduduk 1,49%
per tahun akan terjadi kenaikan pertumbuhan penduduk sebesar 3,5 juta per tahun
(Sensus penduduk, 2010). Oleh karena itu, pertumbuhan penduduk Indonesia setiap
tahun diprediksi mencapai 4,9%. Sehingga BKKBN bertujuan untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan mengajak semua pihak agar bekerja
keras dan meningkatkan kualitas penduduk dengan berbagai program untuk
mengurangi pertambahan jumlah penduduk melalui keluarga berencana (BKKBN,
2014). Hal ini dapat berdampak buruk bagi perekonomian diindonesia jika
pertumbuhan penduduk yang terus naik namun lapangan pekerjaan semakin
menurun. Apalagi Indonesia sudah menghadapi menghadapi masyarakat ekonomi
ASEAN (MEA). Oleh karena itu pembangunan ekonomi daerah-daerah di
indonesia yang kaya akan sumber daya alam harus ditingkatkan guna menghadapi
masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Pembangunan ekonomi memiliki peran
sentral dalam modal sosial, karena dapat menjadi salah satu sumber dalam
pembangunan berkelanjutan (Aminuddin, 2017). Pembangunan nasional adalah

3
4

proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai kondisi


kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik melalui kebijakan, strategi dan
rencana (Akbar, 2018). Pembangunan ekonomi daerah diharapkan mampu
menghasilkan produk yang berkualitas agar tidak kalah saing dengan negara-negara
lain (Yolamalinda, 2014). Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan pada
kesadaran dan sikap masyarakat, menciptakan keberhasilan, dan membangun
kesinambungan bagi masa sekarang dan masa depan (Agung, 2010). Sehingga
pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
kecerdasan, kesejahteraan masyarakat dan landasan yang kuat untuk pembangunan
berkelanjutan (Pantow et al, 2015). Pemerintah dengan segala cara melakukan
pembangun melalui anggaran belanja masing-masing untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (Wiyaka et al, 2017). Pembangunan ekonomi adalah
bagian dari pembangunan daerah. Pembangunan daerah harus terus dilakukan di
desa maupun di suatu daerah, karena dengan adanya pembangunan daerah akan
menciptakan keserasian dan dapat mengembangkan potensi daerah yang ada
(Irianto, 2005). Oleh karena itu harus diupayakan kemampuan peningkatan
masyarakat untuk mendorong pertumbuhan dan memberikan kontribusi bagi
masyarakat. Selain itu, upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi
yang ada harus memiliki keunggulan atau ciri khas yang berbeda dengan daerah
lain. Potensi ekonomi daerah adalah potensi perekonomian yang memiliki
keunggulan untuk dibangun dan selalu bertumbuh sehingga berguna bagi
masyarakyat di daerah tersebut sebagai sumber pendapatan dan bisa menjadi
pendorong ekonomi di daerah tersebut sehingga dapat berkembang. Dengan
mengembangkan potensi di daerah akan memberikan karakteristik perekonomian
di setiap daerah menjadi berbeda-beda. Potensi tersebut yaitu berupa potensi
sumber daya alam serta potensi sumber daya manusia, melalui kualitas sumber daya
manusia dapat dilihat dengan pendidikan (Mustangin et al, 2018). Hal ini akan
memberikan suatu keuntungan bagi daerah apabila mampu mengelola potensi
dengan baik agar perekonomian dapat tercapai. Jika potensi daerah terkelola dengan
baik hal ini akan berdampak pada kesejateraan masyarakat. Kesejahteraan
masyarakat adalah hasil dari pembangunan nasional. Tingkat kesejahteraan
masyarakat dapat mencerminkan kualitas hidup dari seorang, masyarakat dengan

4
5

tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi akan memiliki kualitas hidup yang baik, dan
keluarga mampu untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk bisa
meningkatkan kesejahteraan mereka (Rosni, 2017). Melalui Pemberdayaan
masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan dengan menggali potensi
masyarakat yang ada (Widiastuti, 2018). Hal ini juga dapat mengurangi angka
pengagguran di indonesia.

Masalah ketenagakerjaan menjadi masalah utama di Indonesia. Hal ini


terlihat masih terus meningkatnya angka pengangguran. Pengangguran disebabkan
karena kondisi perekonomian yang kurang dari segi usaha ataupun aktivitas
ekonomi yang berakibat kesejahteraan juga rendah (Annisa, 2018). Kemiskinan
juga merupakan masalah yang sering menjadi perhatian pemerintah karena
berhubungan dengan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat (Revi et
al, 2018). Kemudian masalah yang terjadi dikarenakan kemampuan dalam
menyediakan bahan baku bagi industri masih kurang dikarenakan masih belum
menjadi bagian dari program pemerintah (Utomo et al, 2017). Oleh karena itu,
kelangkaan bahan baku tidak setiap hari bahan baku tersedia dan harus menunggu
beberapa hari untuk mendapatkan bahan baku tersebut. Selanjutnya pemanfaatan
teknologi yang masih sederhana dapat menentukan konsep ide untuk membentuk
inovasi yang akan dijadikan sebagai modal yang harus dikelola, diciptakan, dan
menjadikan kesejahteraan bagi masyarakatnya (Minawati, et al 2018). Permodalan
dapat mempengaruhi kegiatan industri karena memerlukan biaya yang besar. Hal
ini, pemerintah daerah dapat memberikan sumber-sumber pembiayaan yang cukup
(Mahfud, 2017). Kendala-kendala ini apabila tidak diatasi, dapat menyebabkan
eksistensi industri sarung tenun di daerah tersebut akan hilang (Nasikh, 2009).
Sehingga terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan oleh industri dalam kegiatan
usahanya, seperti adanya kerjasama pemerintah, ketersediaan sumber daya alam
yang beranekaragam dan lain-lain (Permadi, Adi 2015). Fenomena angka
kemiskinan yang semakin tinggi menggambarkan bahwa program pemberantasan
kemiskinan saat ini belum berhasil, karena belum dapat membentuk sosial ekonomi
masyarakat yang baik. Hal ini, terdapat kriteria untuk mengukur tingkat
kemiskinan, melahirkan kemiskinan bangsa yang rendah-tinggi dapat menimbulkan
pamdangan bahwa kemiskinan sengaja dibesarkan sebagai bentuk proyek

5
6

berkelanjutan (duniaesai.com, 2006). Oleh karena itu, tingkat kemiskinan yang


diciptakan oleh BKKBN bersifat ekonomi dan non ekonomi. Serta program yang
dilakukan oleh pemerintah juga memberikan perhatian besar terhadap upaya
pengentasan kemiskinan karena untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
(Rusdarti, 2011). Hal itu dapat dilakukan jika faktor pengganguran dapat diatasi.
Industri merupakan salah satu solusi bagi pemerintah untuk meretaskan
pengangguran serta kemiskinan. Pada tahun 2017 penyerapan tenaga hanya sebesar
1.500 orang. Angka tersebut mengalami kenaikan 500 dari tahun 2016, yakni 1.000
orang sehingga sektor industri masih dominan terhadap penyerapan tenaga kerja
(Jawa Pos, 2017). Oleh karena itu, perkembangan positif dari sektor industri pada
tahun 2017 banyak merekrut pekerja. Salah satunya Kabupaten Gresik yang
menjadi salah satu kota industri di indonesia, di kabupaten gresik terdapat 181 ribu
tenaga kerja formal yang bergerak di bidang industri. (Dinas Tenaga Kerja, 2017).

Kabupaten Gresik merupakan kota yang mengalami perkembangan yang baik


di sektor industri, mulai industri kecil sampai yang berskala besar. Berbagai industri
saling bersaing untuk meningkatkan daya beli konsumen mereka untuk dapat
survive dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Tak luput pula para pelaku
industri kecil. Banyak pelaku industri yang masih banyak yang berstatus IKM. Para
pelaku IKM dalam mengembangkan pasar mereka memiliki beberapa kendala
seperti penjelasan. (Anugerah et al, 2015) Oleh karena itu, terdapat kendala
kurangnya promosi sehingga mempersulit para pelaku industri untuk bersaing
dengan produk lainnya dari luar negeri. Tetapi faktanya industri besar maupun kecil
mampu membuat PDRB mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Berikut data
produk domestik regional bruto kabupaten gresik atas dasar harga berlaku menurut
lapangan usaha (juta rupiah), 2014-2016.

6
7

Tabel 1.1 produk domestik regional bruto kabupaten gresik atas dasar harga
berlaku menurut lapangan usaha (juta rupiah), 2014-2016

Kategori Uraian 2014 2015* 2016**

Pertanian, Kehutanan, dan


A 7 252 042,46 8 274 300,48 9 038 999,00
Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian 11 463 102,34 8 771 931,60 7 574 492,16
C Industri Pengolahan 45 217 878,76 49 572 708,31 52 567 458,79
D Pengadaan Listrik dan Gas 412 948,01 464 121,55 510 546,98
Pengadaan Air, Pengelolaan
E 56 577,78 62 525,46 69 039,07
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 7 746 726,26 8 876 471,45 10 212 251,38
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 10 617 743,21 12 183 312,77 13 873 126,59
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 2 062 787,47 2 319 528,09 2 544 864,68
Penyediaan Akomodasi dan
I 1 053 473,61 1 227 220,87 1 427 925,70
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 3 221 708,46 3 654 736,93 4 116 188,19
K Jasa Keuangan dan Asuransi 997 535,45 1 139 195,56 1 285 909,81
L Real Estate 1 037 164,51 1 191 245,74 1 336 191,62
M,N Jasa Perusahaan 245 394,83 272 918,77 302 834,02
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial 1 078 834,35 1 215 931,91 1 365 981,77
Wajib
P Jasa Pendidikan 751 311,55 837 051,10 922 895,99
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q 332 793,24 373 451,46 407 580,94
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 249 683,35 287 135,25 325 686,35
Produk Domestik Regional Bruto 93 797 705,63 100 723 787,28 107 881 973,03
Produk Domestik Regional Bruto Tanpa
83 262 242,91 93 048 584,82 101 524 134,87
Migas
Sumber: Badan Pusat Statistika, 2016
Berdasarkan tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Gresik
kategori sektor-sektor tersebut mulai dari sektor pertanian, kehutanan, perikanan
sampai pada jasa lainnya selalu mengalami peningkatan. Terutama pada industri
pengolahan mengalami kenaikan dari tahun 2014-2016. Pada tahun 2014 sebesar
45.217.878,76, kemudian pada tahun 2015 mengalami kenaikan signifikan sebesar
49.572.708,31. Selanjutnya pada tahun 2016 juga mengalami kenaikan sebesar
52.567.458,79 yang akan memberikan kontribusi bagi PDRB Kabupaten Gresik. Di
samping itu perdagangan besar juga mengalami peningkatan mulai dari
10.617.743,21 pada tahun 2014 dan meningkat menjadi 13.873.126,59 pada tahun
2016. Jadi PDRB total secara keseluruhan sebesar 107.881.973,03. Pada sektor
industri pengolahan memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB dan terus
mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Industri pengolahan terdiri dari berbagai

7
8

industri salah satunya industri tekstil yang merupakan kebutuhan pokok. Oleh
karena itu, industri tekstil akan berpengaruh terhadap PDRB Kabupaten Gresik,
Karena apabila industri tekstil memberikan kontribusi yang tinggi terhadap PDRB
maka PDRB kabupaten Gresik akan meningkat. Sehingga untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat maka setiap daerah harus dapat memacu investasinya.
Jika investasi tinggi, maka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga akan
tinggi (Sumanto, 2016). Industri tekstil akan terus mengalami pertumbuhan setiap
tahunnya, hal ini sebebkan industri tekstil masuk dalam kategori kebutuhan primer.
Secara garis besar kebutuhan terbagi atas 2 yakni kebutuhan sekunder dan
kebutuhan primer, Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus atau wajib
terpenuhi, artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan
mengalami kesulitan dalam hidupnya. Menurut ILO (Internasional Labour
Organization) pada tahun 2014 bahwa kebutuhan primer dalam fisik minim
masyarakat, berkaitan dengan kecukupan kebutuhan pokok setiap masyarakat, baik
masyarakat kaya maupun masyarakat miskin. Kebutuhan sekunder adalah
kebutuhan yang sifatnya melengkapi kebutuhan primer dan kebutuhan baru
terpenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi. Pakaian merupakan salah satu
kebutuhan sekunder yang wajib dipenuhi, hal ini merupakan peluang industri tekstil
untuk mengembangkan usaha mereka. Hal ini disebabkan semakin banyaknya
jumlah penduduk sehingga berbanding lurus jumlah kebutuhan. Kebutuhan
manusia banyak dan beraneka ragam, bahkan tidak hanya beraneka ragam tetapi
bertambah terus tidak ada habisnya sejalan dengan perkembangan peradaban dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Rochmwan, 2008). Maka dari itu
berbagai industri baru muncul untuk memenuhi keinginan masyarakat, industri-
industri kecil bermunculan muali dari industri pengolahan maupun industri jasa.
Tak hanya para pelaku industri besar, industri kecil pun ikut andil dalam memenuhi
pasar tektil. Namun hal ini membuat persaingan semakin ketat, pengembangan
harus dilakukan agar para pelaku industri kecil dapat survive.
Industri Kecil Menengah mempunyai peran penting terhadap pembangunan,
oleh karena itu harus mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat (Harini,
2018). Pengembangan IKM (Industri Kecil Menengah) mulai muncul di tengah arus
globalisasi dan tingginya persaingan yang mana IKM harus dapat menghadapi

8
9

sebuah tantangan, seperti meningkatkan inovasi dan kreasi produk, pengembangan


sumber daya manusia, teknologi yang unggul serta pemasaran. Oleh karena itu,
diperlukan menambah nilai jual IKM, agar dapat bersaing dengan produk lain
(Sudaryanto, 2011). Dalam pengembangan industri suatu daerah, perlu
memperhatikan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Semakin banyak potensi
yang ada dalam suatu daerah, makin layak daerah itu dikembangkan menjadi sentra
industri dengan berbagai ciri khas yang unik menjadi produk industri yang dapat di
promosikan (Sutiarso, 2018). Dalam mengembangkan potensi-potensi yang ada
perlunya kerjasama yang baik dari pihak pemerintah serta masyarakat,sehingga
potensi-potensi yang ada dapat menjadi potensi unggulan daerah tersebut.
Potensi unggulan tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat serta
pemerintah yang nantinya berguna untuk mengembangkan sektor unggulan lain
yang berpotensi. Melalui potensi unggulan masyarakat berantusias untuk
mengembangkan potensi yang ada, sehingga memberikan daya tarik bagi
daerahnya. Seperti Potensi unggulan sarung tenun dikabupaten gresik. Kabupaten
Gresik yang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan industri sarung
tenun. Industri sarung tenun merupakan hasil kerajinan yang dibuat dari benang
(sutra,kapas, dsb) dengan cara memasukkan pakan secara melintang pada lungsin
(KBBI). Sarung tenun adalah kerajinan tradisional yang secara turun-temurun
diwariskan (Arinalas, 2016). Sarung tenun mengalami masa kejayaan pada era
1990-an, sehingga memunculkan sentra-sentra industri sarung tenun. Sarung tenun
memilki nilai jual cukup tinggi dan merupakan industri produk terbanyak di
Kabupaten Gresik. Keberadaan sarung tenun sebagai produk mulai di gemari oleh
masyarakat. Hal ini karena tingginya permintaan masyarakat tentang produk sarung
tenun (Nigrum Dwi, 2015). Hal ini yang membuat masyarakat terlibat di IKM
sarung tenun. Industri sarung tenun mempunyai berbagai potensi yang perlu di
tingkatkan dalam mengembangkan daerah Kabupaten Gresik. Melalui potensi
unggulan yang bergerak dalam industri sarung tenun akan memberdayakan
masyarakat serta membuka lapangan pekerja bagi masyarakat sehingga pendapat
masyarakat meningkat. Dengan adanya industri sarung tenun akan membuka
kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang menganggur untuk
mengembangkan produk ini ke dalam persaingan pasar. Sehingga potensi unggulan

9
10

sarung tenun yang ada di Kabupaten Gresik bisa terkenal di berbagai daerah.
Menurut data yang di peroleh dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
(DIKOPERINDAG) industri sarung tenun menjadi industri produk terbanyak. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa industri sarung tenun merupakan UMKM
terbanyak yang ada di Kabupaten Gresik. Industri sarung tenun merupakan industri
yang bergerak dalam bidang pakaian tekstil sehingga banyak di minati oleh
masyarakat. Sehingga para pengusaha lebih banyak mendirikan usaha sarung tenun.
Dengan adanya UMKM sarung tenun maka akan menambah pendapatan bagi para
pengusaha, pengrajin dan masyarakat. Berikut data IKM yang mendominasi
dikabupaten gresik.

Tabel 1.2 Jenis Industri di Kabupaten Gresik


Industri Jumlah
Sarung tenun 23
Perdagangan 13
Kerajinan 10
Jasa 9
Makanan dan minuman 5
Perikanan 5
Batik 3
Sumber: Diskoperindag, 2017
Dari tabel 1.2 IKM sarung tenun mendominasi industri di Kabupaten Gresik.
Industri sarung tenun mempunyai IKM yang paling banyak yakni sebesar 23
jumlah. Hal ini bahwa industri sarung tenun memberikan kontribusi terbesar pada
Kabupaten Gresik. Kabupaten Gresik sendiri adalah sebuah kabupaten di Provinsi
Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Gresik. Kabupaten Gresik memiliki luas
1.191,25 km². Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota
Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Pusat pemerintahan Kabupaten Gresik
yaitu Kecamatan Gresik berada 20 km sebelah utara Kota Surabaya. Kabupaten
Gresik terbagi dalam 18 kecamatan dan terdiri dari 330 desa dan 26 kelurahan.
Kabupaten gresik memiliki potensi potensi unggulan antara lain yani sentra industri
sarung tenun berkembang pesat di kecamatan cerme, salah satunya di desa Wedani,
didesa wedani terdapat IKM sarung tenun besar maupun kecil.

10
11

Industri sarung tenun memiliki potensi yang dapat mengembangkan industri


tersebut, potensi tersebut meliputi potensi sumberdaya manusia. Karena banyak
banyaknya masyarakat di Desa wedani. Hal ini, disebabkan karena industri kecil
lebih memprioritaskan untuk mengambil pekerja dari lingkungan sekitarnya dan
tidak dituntut untuk memiliki pendidikan dan keterampilan yang tinggi. Sehingga
sarung tenun memiliki keunggulan karena motifnya memiliki nilai sosial yang
tinggi, kebudayaan yang melekat serta memiliki nilai ekonomis (Hoyyi et al, 2018).
Kondisi yang demikian menyebabkan banyak masyarakat desa untuk berkerja di
industri sarung tenun dengan adanya industri sarung tenun dapat memberikan
manfaat positif terhadap kesejahteraan masyarakat serta penghasil pendapatan.
Sehingga industri ini berkaitan dengan biaya yang menentukan upah yang diterima
para pekerja apabila menjadi tenaga kerja dan upah yang dibayarkan ketika
menyewa tenaga kerja (Hekmatyar, 2018). Berikut jumlah IKM sarung tenun di
Desa Wedani.
Tabel 1.3 Jumlah IKM Sarung Tenun di desa wedani
Jenis IKM sarung tenun Jumlah

IKM besar 5

IKM menengah 35

IKM Kecil 17

Total 57

Sumber : Profil Desa Wedani, 2017


Dapat dilihat pada tabel 1.3 menjelaskan IKM sarung tenun di desa wedani
mencapai 57 IKM yang telah berkembang. Banyaknya jumlah IKM tidak dimbangi
dengan jumlah permintaan pasar. Hal ini disebabkan seiring dengan perkembangan
dunia fashion dan teknologi, produk sarung tenun sedikit demi sedikit terkikis
ditambah dengan masuknya produk-produk fashion luar negeri yang lebih kekinian,
serta gaya kaum millenial yang lebih tertarik pada hal tersebut. Ditahun 2016 UKM
Sarung Tenun mengalami kemunduran, ini dikarenakan permintaan atau penjualan
sarung tenun mengalami penurunan drastis, banyak pengusaha sarung tenun yang
akhirnya memilih untuk menutup usahanya dikarenakan prospek yang sudah tidak
lagi bagus. Namun produk sarung tenun tidak lantas ditinggalkan begitu saja. Bagi

11
12

umat islam sarung tenun sudah menjadi pakaian untuk beribadah, sehingga para
produsen sarung masih bisa memproduksi sarung. Kabupaten Gresik juga memiliki
beragam keunikan untuk mengembangkan potensi industri sarung tenun tersebut.
Untuk pengembangan industri sarung tenun sebagai hasil kreativitas manusia,
sehingga suatu saat tidak tergantung pada alam tetapi dapat menciptakan kreasi
untuk menopang hidupnya (Firmansyah, 2015). Dengan adanya industri sarung
tenun maka akan menopang kehidupan masyarakat serta dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Industri kecil menengah juga berperan menyumbang
peningkatan pendapatan masyarakat yaitu dengan adanya pembuatan sarung tenun.
Sarung tenun merupakan kerajinan tradisional yang terdapat di berbagai daerah.
Sarung tenun dapat di jadikan untuk kegiatan usaha serta ikut berperan dalam
pengembangan ekonomi. Namun perlu adanya strategi yang tepat guna membuat
sarung tetap digemari masyarakat. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan
yang berkaitan dengan pelaksanaan, perencanaan dan edukasi dalam aktivitas kurun
waktu tertentu. Hal ini strategi yang baik terdapat koordinasi antara anggota kerja,
megidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat yang sesuai dengan
prinsip-prinsip efesien dalam pendanaan, serta memiliki cara untuk mencapai
tujuan secara efektif (Marlius et al, 2018). Strategi yang dilakukan dengan adanya
pengembangan industri sarung tenun akan mencapai suatu keberhasilan pada
capaian dalam kreativitas ilmu pengetahuan, inovasi dan kompetensi pelatihan
(Firmansyah, 2018). Prioritas strategi pengembangan industri sarung tenun di
Kabupaten Gresik didasarkan pada karakteristik kawasan sentra industri sehingga
perlu dilakukan identifikasi industri sarung tenun untuk menentukan sasaran
impelementasi strategi melalui kerjasama seluruh stakeholder dari unsur
pemerintah dan masyarakat (Rezeki, 2018).
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dapat dilakukan
strategi pada industri sarung tenun yang dapat menghasilkan suatu manfaat bagi
masyarakat (Prasetyadi et al, 2018). Jadi industri pengolahan sarung tenun tersebut
menjadi menarik untuk dilakukan agar perannya dalam perekonomian yang
dihadapkan pada isu ekonomi. Maka dari itu, dengan adanya masalah – masalah
yang dijelaskan diatas, untuk melestarikan warisan nenek moyang serta untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar industri sarung tenun di Kabupaten

12
13

Gresik maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Strategi


Pengembangan Sentra Industri Sarung Tenun Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
yang menjadi pokok dalam permasalahan ini:
1. Bagaimana strategi pengembangan industri sarung tenun guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
2. Bagaimana dampak industri sarung terhadap kesejahteraan masyarakat di
Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik?
1.3 Kajian Teori
1.3.1 Industri
Industri merupakan kumpulan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan
barang-barang homogen atau barang-barang yang mempunyai sifat saling
mengganti yang sangat erat (Teguh Moh, 2010). Industri mempunyai dua
pengertian. Pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan di
bidang ekonomi bersifat produktif. Dalam pengertian secara sempit, industri
hanyalah mencakup industri pengolahan yaitu suatu kegiatan ekonomi yang
melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar mekanis, kimia, atau dengan
tangan sehingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, kemudian barang
yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih nilainya dan sifatnya lebih kepada
pemakaian akhir (Badan Pusat Statistik, 2008). Industri adalah seluruh bentuk
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya
industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat
lebih tinggi, termasuk jasa industri (UU No.03 Tahun 2014). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang
dengan menggunakan sarana dan peralatan. Industri adalah sebagai segala aktivitas
manusia di bidang ekonomi yang produktif dalam proses pengolahan atau
pembuatan bahan dasar menjadi barang yang lebih bernilai daripada bahan
dasarnya untuk dijual. Industri merupakan suatu bentuk kegiatan masyarakat
sebagai bagian dari sistem perekonomian atau sistem mata pencahariannya dan
merupakan suatu usaha dari manusia dalam menggabungkan atau mengolah bahan-

13
14

bahan dari sumber daya lingkungan menjadi barang yang bermanfaat bagi manusia
(Hendro dalam Sutanta, 2010). Sehingga industri dianggap dapat meningkatkan
aktivitas ekonomi, produktivitas, dan peningkatan standar hidup (Kuncoro
Mudrajad, 2007)

Tujuan industri adalah meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan


masyarakat secara berkeadilan. Industri mempunyai peran yang sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena industri menimbulkan dampak positif
bagi pembangunan ekonomi karena dapat menyerap tenaga kerja, pengurangan
kemiskinan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan
pekerjaan. Selain itu industri juga memiliki dampak yang baik bagi pembangunan
ekonomi. Industri mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat juga meningkat, menghasilkan produk
yang memiliki keunggulan atau ciri khas agar produk tersebut mudah dikenali dan
menarik konsumen untuk membelinya hal ini untuk mengurangi ketergantungan
daerah pada daerah lain, membuka kesempatan kerja bagi masyarakat agar
masyarakat yang mengganggur bisa bekerja serta memberi sumbangan devisa bagi
Negara.

Menurut Badan Pusat Statistika 2008, berdasarkan skala penggunaan


tenaga kerja dan nilai investasinya. Penggolongan industri berdasarkan skala
penggunaan tenaga kerja sebagai berikut:

1) Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja 1-4
orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja
berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya
kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.
2) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5
sampai 19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative
kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada
hubungan saudara.
3) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20
sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup

14
15

besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan


perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.
4) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun
secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki
keterampilan khusus.

Menurut Suyadi (2007), dalam masyarakat terdapat berbagai ragam jenis


Industri. Oleh karena itu, jenis industri tersebut dapat digolongkan atau
diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Klasifikasi industri berdasarkan hubungan vertical


b. Klasifikasi industri berdasarkan hubungan horizontal
c. Klasifikasi industri atas dasar skala usahanya
d. Klasifikasi industri atas dasar tingkat jenis produksinya

Klasifikasi industri berdasarkan tempat bahan baku sebagai berikut:

1. Industri ekstraktif, adalah industri yang bahan baku diambil langsung dari
alam sekitar. Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, dan lain lain.
2. Industri non ekstaktif, adalah industri yang bahan baku didapat dari tempat
lain selain alam sekitar.
3. Industri fasilitatif, adalah industri yang produk utamanya berbentuk jasa
yang dijual kepada konsumennya. Contoh: Asuransi, perbankan,
transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

Kriteria Industri Kecil adalah sebagai berikut:


a. Memiliki kelayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah bangunan dan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah)

15
16

Kriteria industri Menengah adalah sebagai berikut:


a. Memiliki kelayakan bersih lebih dari Rp 50.000.00,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan setempat usaha
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah)
Kriteria industri besar adalah sebagai berikut:
a) Memiliki kelayakan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan setempat
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
1.3.2 Strategi Pengembangan Industri
a. Strategi
Strategi adalah tindakan dari perusahaan pesaing dalam suatu industri guna
mencapai posisi yang lebih baik. Salah satu yang terpenting dalam industri adalah
memposisikan produknya lebih baik agar diminati oleh konsumen. Dengan
demikian, strategi dirumuskan sebagai suatu tujuan yang ingin dicapai (Mayanti
Sedar, 2014). Menurut Andrews, Griffin, Porter dalam Tjiptono (2008) strategi
adalah suatu rencana tentang upaya yang akan dijalankan oleh sebuah organisasi
atau perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan tersebut yakni mendapatkan
keuntungan serta menghadapi lingkungan bisnis yang selalu berubah.
Menurut Porter, 1990 dalam penelitian Suhartini dan Evi Yuliawati (2013),
mengatakan bahwa industri di suatu daerah unggul bukanlah dari kesesuaian sendiri
tetapi merupakan kesuksesan kelompok dengan adanya keterkaitan antar
perusahaan dan institusi yang mendukung. Pada klaster industri, perusahaan-
perusahaan yang terlibat tidak hanya perusahaan besar dan menengah, tetapi juga
perusahaan kecil. Porter 1990 memperkenalkan teori kemampuan kompetisi suatu
negara yang di gambarkan dalam model berlian seperti yang dilihat pada gambar di
bawah ini.

16
17

Gambar 1 Model Diamond Porter

Strategi Perusahaan,
Struktur dan Persaingan
(Firm Strategy,Structure,
and Rivalry)

Kondisi Faktor Kondisi Permintaan


(Factors Condistions) (Demand Factors)

Industri Terkait dan


Pendukung Related and
Supporting Industries

Sumber: Porter (1990) dalam penelitian Suhartini dan Evi Yuliawati (2013)
Dalam kajiannya Potter (1990) dalam penelitian Lestari Etty Puji (2010)
menjelaskan perlunya diagnosis terhadap potensi dan masalah pada industri.
Diagnosis yang dilakukan dengan memetakan empat faktor penentu daya saing
yakni :

1. faktor input yang terdiri dari kondisi geografis, sumber daya alam, sumber daya
manusia, infrastruktur fisik, infrastruktur adminstratif, dan infrastruktur inovasi
2. industri pendukung yang tersedia, seperti skim kredit, transportasi, kemasan, jasa
konsultasi untuk IKM
3. kondisi permintaan dan peluang permintaan yang ada dan perilaku permintaan
lokal.
4. kondisi persaingan, seperti hambatan masuk pelaku baru, strategi bersaing yang
dilakukan oleh pelaku yang telah ada .
Keempat faktor tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi kinerja dan
daya saing perusahaan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada dasarnya adalah
upaya memperbaiki keempat faktor di atas untuk menciptakan strategi yang tepat.
Strategi pengembangan industri merupakan rencana menyeluruh dan terpadu
mengenai upaya-upaya suatu industri yang diperlukan untuk mengembangkan

17
18

usahanya dalam rangka mencapai tujuan industri secara efektif dan efisien. Strategi
pengembangan industri juga merupakan upaya mengantisipasi masalah-masalah
yang akan timbul di masa mendatang dan dapat memberikan arah kegiatan
operasional bagi pelaksanaan kegiatan industri. Strategi merupakan pengetahuan
untuk menformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Oleh karena itu
strategi dapat membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa
yang akan datang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi
kondisi yang selalu berubah. Selain itu, strategi juga menyediakan tujuan yang jelas
bagi masa depan industri (Rahmadhan, 2009). Sehingga strategi adalah suatu proses
industri untuk mengembangkan dan mempertahankan keunggulan yang layak
antara sasaran dan sumberdaya perusahaan dengan peluang-peluang pasar yang
selalu berubah.
Dalam hal ini strategi akan membantu perusahaan untuk melihat peluang
dan ancaman di masa yang akan datang sehingga memungkinkan industri untuk
dapat mengantisipasi situasi dan kondisi yang ada (Nurmagribah, 2006). Strategi
manajemen merupakan perencanaan kinerja keseluruhan secara fungsional dalam
suatu keputusan manajemen strategi perusahaan. Strategi manajemen meliputi
strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan
strategi secara makro seperti: strategi manajemen, strategi investasi, strategi
akuisisi, strategi bisnis.
Berdasarkan prinsip (Rangkuti, 2013) strategi dikelompokkan tiga tipe yaitu
strategi manajemen, strategi investasi, strategi bisnis sebagai berikut:
a) Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen
dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi
pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
b) Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya,
apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi

18
19

pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan


sebagainya.
c) Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional
karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,
misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi
distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan
dengan keuangan.
b. Pemegangan kepentingan industri
Seperti telah dirancang oleh Departemen Perdagangan RI, secara konseptual
peran aktir triple helix dalam ekonomi kreatif di Indonesia, terdapat tiga
pemegang kepentingan, yaitu pemerintah, perusahaan dan masyarakat.

Gambar 2. Pemegang Kepentingan Industri

Pemerintah:
Regulasi, Layanan,
Koordinasi

Masyarakat:
Perusahaan: partisipasi,
laba, SDM, pemberdayaan,
Investasi, pasar kepemilikan

Sumber: Departemen Perdagangan, Pengembangan industri Indonesia


2025, incubator bisnis, ITB, industri untuk kesejahteraan bangsa, ITB, 2008

c. Pengembangan industri
Pengembangan industri adalah suatu potensi pertumbuhan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui penyebaran
penduduk, meningkatkan kesempatan kerja dan produktivitas. Tujuan

19
20

pengembangan adalah memberdayakan stakeholders di suatu daerah dalam


memanfaatkan sumber daya alam dengan teknologi untuk memberi nilai tambah
yang dimiliki dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Mahi Ali,
2016). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengembangan adalah
proses, cara dan perbuatan dalam mengembangkan. Oleh karena itu,
pengembangan terdapat usaha untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
kreatifitas dan inovasi.

Dalam upaya pengembangan industri dapat dilakukan dengan berbagai cara,


menurut beberapa teori upaya pengembangan industri dapat dilakukan pada
beberapa aspek dalam industri antara lain:
a) Produksi dan Pengolahan
Ketersediaan produksi dan pengolahan merupakan hal yang penting dalam
mengembangkan suatu industri. Karena produksi dan pengolahan termasuk bahan
baku yang digunakan untuk memproduksi. Bahan baku adalah bahan yang
digunakan untuk keperluan proses produksi. Bahan baku dapat diperoleh dari
sumberdaya alam, dibeli dari para pemasok, atau dibuat sendiri untuk dipergunakan
dalam proses industri. Dalam produksi dan pengolahan terdapat hal yang berkaitan
dengan bahan baku yaitu, jumlah kebutuhan bahan baku, kualitas bahan baku,
persediaan bahan baku, kelayakan harga bahan baku, sifat bahan baku, dan biaya
bahan baku. Pengembangan produk yang berbasis budaya dengan kreasi baru yang
beragam, standar produk harus menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Sehingga
industri harus menciptakan produk-produk kualitas yang terbaik.

Apabila bahan baku mudah di dapat maka industri dapat berjalan dengan
baik, tetapi apabila bahan baku dalam produksi sulit di peroleh maka dapat
menghambat suatu proses produksi. Sumber daya alam mempengaruhi faktor
keberhasilan dalam suatu industri, yang mana sumber daya alam terkait bahan baku
diperlukan dalam proses produksi.
b) Sumber daya manusia
Sumber daya manusia adalah salah satu sumber daya produksi, serta salah
satu faktor yang berpengaruh dalam perkembangan industri. Sumber daya manusia
merupakan suatu perencanaan, pengorganisian, pengarahan dan pengawasan

20
21

kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pengintegrasian, pemeliharaan dan


pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan masyarakat. Sumber
daya manusia semakin berperan besar bagi suatu industri, banyak industri
menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu bisnis dapat memberikan keunggulan
bersaing. Sehingga membuat sasaran, strategi, inovasi, dan mencapai tujuan
industri (Rachmawati, 2008). Pembangunan sumber daya manusia di Industri
dilakukan guna menghasilkan sumber daya manusia yang unggul untuk
meningkatkan peran sumber daya manusia khusunya di bidang Industri.

Oleh karena itu, sumber daya manusia tergolong dalam tenaga kerja yang
mana tenaga kerja merupakan unsur penting dalam mengembangkan industri.
Dengan adanya sumber daya manusia kegiatan produksi dapat dilaksanakan melalui
hubungan antara tenaga kerja manusia dan faktor produksi lain, seperti mesin,
peralatan produksi, bahan baku dan lain-lain yang dapat membantu dalam proses
produksi (Suyadi, 2007). Pentingnya sumber daya manusia mempunyai dampak
yang besar terhadap efektivitas industri di banding dengan sumber daya yang lain.
Apabila sumber daya manusia dikelola akan menentukan kesuksesan industri di
masa mendatang. Sebaliknya, jika sumber daya manusia tidak dikelola dengan baik
maka efektivitas tidak akan tercapai. Perencanaan kepegawaian merupakan rencana
sumber daya manusia keseluruhan. Perencanaan kepegawaian memperkirakan
permintaan tehadap pegawai masa depan, baik dalam kuantitas maupun
kualitasnya, membandingkan antara permintaan yang diharapkan dengan tenaga
kerja saat ini, serta menentukan kekurangan dan kelebihan jumlah pegawai
berdasarkan tujuan.

Industri saat ini menargetkan pertumbuhan penjualan akan membutuhkan


lebih banyak barang yang dproduksi atau inovasi produk baru yang dihasilkan.
Produksi yang lebih tinggi dan penjualan yang lebih banyak membutuhkan tenaga
kerja yang tepat baik dalam jumlah. (Riani, 2013). Sehingga sumber daya manusia
dapat dibentuk melalui keterampilan, pendidikan dan pelatihan. Sumber daya
manusia mulai dari pengembangan sampai kepada masyarakat dapat menunjukkan
keberhasilan pengembangan industri. Karena sumber daya manusia berperan dalam
industri tersebut. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus mendapat perhatian

21
22

agar tenaga kerja dapat memberikan kontribusi yang optimum dalam pekerjaan
tersebut. sehingga sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling
penting bagi industri. Sumber daya manusia berawal dari kebutuhan sumber daya
manusia dan permintaan. Peran sumber daya manusia adalah menekankan bahwa
orang-orang dalam industri merupakan sumber daya yang penting dan investasi
senakin besar. Agar sumber daya manusia dapat berperan strategis maka harus
fokus pada implikasi sumber daya manusia jangka panjang. Bagaimana
kependudukan tenaga kerja dan kekurangan tenaga kerja akan mempengaruhi
industri dan cara apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah ini.
Diperlukan peran pemerintah dan pemilik dalam meningkatkan industri dapat
dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada para pekerja agar
dapat mengembangkan motif, kualitas produk, desain produk dan keunggulan dari
industri tersebut.

c) Permodalan
Dalam mengembangkan industri memerlukan modal, baik menggunakan
modal sendiri maupun modal pinjaman. Modal sendiri tidak akan dapat mencukupi
dalam mengembangkan industri karena kebutuhan modal keseluruhan akan
digunakan untuk mengoperasikan suatu industri. Sehingga diperlukan modal
pinjaman yang berasal dari Bank atau bantuan dari pemerintah. Modal merupakan
salah satu faktor produksi yang penting untuk melakukan keberhasilan suatu
industri. Hal ini, modal merupakan faktor produksi untuk pengadaan faktor
produksi seperti tanah, bahan baku dan mesin. Kemudian apabila tidak ada modal
maka tidak dapat membeli mesin, tenaga kerja dan teknologi lain. Modal adalah
sumber kekayaan yang dimiliki oleh industri yang dapat menghasilkan keuntungan
pada waktu yang akan datang. Oleh karena itu, modal dalam suatu industri
digunakan untuk persediaan bahan, dan peralatan. (Puspitasari, 2015).
Penanaman modal di industri untuk memperoleh nilai tambah sebesar-
besarnya atas pemanfaatan sumber daya alam dan peningkatan daya saing Industri.
Dalam mengembangkan industri diperlukan modal atau uang yang cukup besar
untuk meningkatkan industri tersebut. Sehingga permodalan dapat menjunjukkan
keberhasilan di industri. Permodalan tersebut dapat diperoleh dari pinjaman dari
bank, uang sendiri atau yang lain. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam industri

22
23

dapat memfasilitasi ketersediaan pembiayaan untuk pengembangan Industri.


Sehingga dengan adanya modal dapat memberikan kemudahan pembiayaan kepada
industri untuk peningkatan daya saing pada industri tersebut.
d) Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi dan memuaskan
kebutuhan melalui proses penjualan dan pembelian. Pemasaran merupakan suatu
proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik,
ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah
masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai
komoditas (Rangkuti, 2014). Pemasaran tidak hanya mengenai penjualan, iklan,
atau promosi. Pemasaran merupakan suatu proses yang utuh tentang kemampuan
menawarkan barang atau jasa yang tepat, dengan harga, waktu dan lokasi yang
tepat. Tujuan pemasaran melalui produk yang dapat memuaskan pelanggan dan
ditentukan oleh volume penjualan (Abidin Zainal, et al 2010).

Konsep pemasaran antara lain: penawaran dan permintaan konsumen, merk,


kualiatas pelayanan, persaingan pasar dan diferensiasi produk. Tujuan pemasaran
adalah untuk menciptakan dan meningkatkan nilai bagi pelanggan. Kegiatan
pemasaran suatu produk adalah kegiatan menganalisis, merencanakan,
melaksanakan dan mengawasi seluruh program yang telah dirancang sebelumya
agar terjadi pertukaran dengan konsumen sehingga tercapai tujuan industri.
Kegiatan pemasaran dapat dilakukan melalui promosi yaitu dengan pemberian label
atau nama merek yang ada dalam industri sarung tenun, kemudian dikirim ke
berbagai toko yang sudah menjadi langgangan serta dikirim ke luar daerah,
kerjasama produsen dengan pihak lain untuk memasarkan produk, penetapan harga,
dan luas pasar yang mampu ditembus oleh seorang pengusaha untuk memasarkan
produknya. Strategi pemasaran industri meliputi peningkatan pesanan diwaktu
tertentu dengan menunjukkan ciri khas produk serta pengembangan inovasi yang
ditawarkan akan menarik bagi konsumen untuk menikmatinya. Keunggulan produk
dengan menunjukkan ciri khas yang dimiliki oleh industri dapat menarik para
konsumen untuk membelinya.

23
24

e) Teknologi
Teknologi adalah pengetahuan, peralatan, dan teknik yang digunakan untuk
mengubah bentuk masukan bahan baku dan menjadi keluaran produk. Teknologi
merupakan komponen yang penting dalam menunjang terjadinya pengembangan
suatu industri. Dalam hal ini, teknologi secara keseluruhan adalah sarana untuk
menyediakan barang yang diperlukan untuk proses produksi. Perubahan teknologi
dapat membantu industri untuk menyediakan produk yang lebih baik atau
menghasilkan produk yang lebih efisien (Suyana, 2013). Tingkat teknologi dalam
sebuah industri menentukan produk dan jasa apa yang dihasilkan, peralatan apa
yang akan digunakan dan bagaimana operasi akan di kelola. Perubahan teknologi
akan mengubah cara kerja industri dan akan memunculkan stakeholder yang baru.
Karena pertumbuhan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya manusia
untuk mampu mengimbangi kekuatan dan penguasaan teknologi melalui
kemampuan dan keterampilan yang kompetitif

Pengembangan teknologi sangat penting bagi industri, karena bertujan


untuk mempermudah para industri dalam memproduksi barang yang dijual.
Teknologi diperlukan untuk menciptakan pembaruan, percepatan, dan perluasan.
Industri harus beradaptasi dengan perubahan dan kemajuan teknologi. Dengan
menggunakan teknologi maka produk-produk baru dapat tercipta. Hasil pembaruan
yang tercipta akan merespons permintaan. Pemanfaatan teknologi industri
didukung oleh alat-alat yang menjadi fasilitas produksi. Teknologi akan
mempengaruhi seseorang karena teknologi mampu mengubah pekerjaan dan
keterampilan yang dibutuhkan industri untuk memproduksi barang. Dalam
perkembangan teknologi yang digunakan dalam proses produksi dapat memberikan
pengaruh terhadap efektifitas dalam memasarkan produk. Oleh karena itu,
pemerintah dan pemilik industri dapat pengoptimalkan pemanfaatan teknologi
industri untuk meningkatkan daya saing dalam industri.

1.4. Kesejahteraan masyarakat


Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dalam pembangunan daerah
untuk meningkatkan standar hidup yang baik. Kesejahteraan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari arti “Sejahtera” yang memiliki arti

24
25

keamanan, keselamatan, dan ketentraman dan sejahtera. Konsep sejahtera menurut


BKKBN merupakan kebahagiaan, karena sejahtera tidak hanya pada pemenuhan
kebutuhan fisik tetapi kebutuhan psikologinya. Keluarga sejahtera merupakan
keluarga yang dibentuk melalui perkawinan yang sah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidup manusia seperti makan, rumah, pendidikan dan kesehatan. Oleh
karena itu, kebutuhan materiil dan fisik harus dipenuhi untuk memenuhi kehidupan
yang layak, kewajiban bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa akan terjalin
hubungan yang harmonis, nyaman, dan sejahtera. (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 52 tahun 2009). Jadi dapat dikatakan keluarga yang memiliki
tingkat kesejahteraan yang tinggi akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik, hal
ini diketahui keluarga dapat menciptakan kondisi yang lebih baik untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka. (Rosni 2015). Sementara itu menurut
Kesejahteraan social merupakan sistem yang terorganisir dari pelayanan social dan
lembaga-lembaga yang berguna untuk membantu individu dan kelompok mencapai
standar hidup yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya
sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara selaras dengan
kebutuhan keluarga dan masyarakat. (Yunika, 2014).

Kesejahteraan sosial merupakan suatu tatanan kehidupan dan penghidupan


sosial baik fisik maupun materi yang berguna bagi setiap warga negara untuk
mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan rohani dan jasmani sebaik-baiknya bagi
keluarga, diri serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia
yang akan membawa ketentraman lahir batin (Perda No. 3 Tahun 2010). Sementara
itu menurut menurut Walter Friedlander (dalam Isbandi Ruminto, 2012)
menyimpulkan bahwa “Kesejahteraan sosial ialah “sistem yang teroganisir dari
institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu individu ataupun
kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih baik”.

Kesejahteraan Sosial merupakan keadaan dalam masyarakat untuk


memenuhi kebutuhan ekonomi, dan sosial warga negara yang mampu hidup layak
dan mengembangkan potensi diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
(Undang-undang No. 11 Tahun 2009). Dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan
adalah gambaran dari individu, kelompok, masyarakat yang mampu memenuhi

25
26

kebutuhan hidupnya secara layak, dengan memperhatikan tingkat ekonomi,


kesehatan, pendidikan, keselamatan dan sosial, sehingga dapat mengembangkan
potensi untuk dapat melakukan fungsi sosialnya.

Kriteria yang paling banyak digunakan dalam menilai ekonomi


kesejahteraan adalah pareto criteria yang dikemukakan oleh ekonom
berkebangsaan Italia bernama Vilfredo Pareto. Menurut Vilfredo Pareto dalam
penelitian Purbaya A. Ghofar (2016) menyatakan bahwa Kriteria ini suatu
perubahan keadaan dikatakan baik atau layak jika dengan perubahan tersebut ada
(minimal satu) pihak yang diuntungkan dan tidak ada satu pihakpun yang dirugikan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pareto criteria adalah pareto
improvement dan pareto efficient. Kedua hal ini akan mempengaruhi pengambilan
keputusan suatu kebijakan ekonomi. Adapun yang dimaksud dengan pareto
improvement adalah jika keputusan perubahan masih dimungkinkan menghasilkan
minimal satu pihak yang lebih baik tanpa membuat pihak lain dirugikan. Pareto
efficient adalah sebuah kondisi di mana tidak dimungkinkan lagi adanya perubahan
yang dapat mengakibatkan pihak yang diuntungkan (bettering off) tanpa
menyebabkan pihak lain dirugikan (worsening off).

a. Indikator kesejahteraan masyarakat

Berdasarkan Indikator kesejahteraan menurut Kesejahteraan Rakyat


Kabupaten Gresik tahun 2015 dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain:

1) Pendapatan
Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik
harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan usaha akan memperoleh
pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk yang
dikurangi biaya yang telah dikeluarkan. Pangandaheng (2012) menyatakan
pendapatan merupakan penerimaan yang dikurangi dengan biaya–biaya yang
dikeluarkan. Pendapatan seseorang pada dasarnya tergantung dari pekerjaan
dibidang jasa atau produksi, serta waktu jam kerja yang dicurahkan, tingkat
pendapatan perjam yang diterima.

26
27

Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari
hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu
bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan
pendapatan orang-perorangan yang meningkat maka kesejahteraan pun akan
meningkat maka mempunyai kesempatan untuk berkontribusi pada jaminan
sosialnya (Subianto, 2010). Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria
maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu masyarakat rendah, maka
kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah. Demikian juga bila
pendapatan masyarakat tinggi, maka tingkat kesejahteraan juga tinggi.
2) Taraf dan pola konsumsi
Konsumsi adalah setiap kegiatan memanfaatkan, menghabiskan kebutuhan
demi menjaga kelangsungan hidup. Semakin besar pendapatan seseorang maka
akan semakin besar pula pengeluaran konsumsi. Pola konsumsi merupakan
susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata
perorang per hari, yang umum dikonsumsi masyarakat dalam jangka waktu
tertentu. (Nababan, 2013). Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi
terhadap tambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi. Pola
konsumsi yang dialami masyarakat bahwa semakin besar pendapatan maka
akan semakin besar pula jumlah pengeluaran konsumsinya.
Penduduk miskin adalah penduduk yang pendapatannya atau pengeluaran
lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup secara layak di
wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan hidup layak sebagai suatu junlah uang
yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi seperti perumahan, pakaian,
pendidikan dan kesehatan. Berkurangnya penduduk miskin menggambarkan
bahwa tingkat pendapatan penduduk meningkat, sedangkan meningkatnya
jumlah penduduk yang miskin menggambarkan bahwa tingkat pendapatan
penduduk menurun. Oleh karena itu, jumlah penduduk miskin merupakan
indikator yang baik untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga
dalam mengelola penerimaan atau pendapatannya.
Aspek dalam mengukur tingkat kesejahteraan adalah dengan pola
pendapatan ke kelompok lain dalam masyarakat. Indikator kesejahteraan dapat

27
28

diukur dengan pola pengeluaran yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan,


baik pola pengeluaran dalam bentuk konsumsi atau bukan makanan. Oleh
karena itu perubahan pola konsumsi masyarakat dalam perkembangan ekonomi
suatu daerah merupakan salah satu indikator peningkatan kesejahteraan.
Tingkat kesejahteraan dikatakan membaik, bila perbandingan pengeluaran
untuk konsumsi makanan cenderung semakin turun, sebaliknya pengeluaran
untuk non makanan semakin meningkat. Dengan hal ini, semakin meningkat
pendapatan maka semakin berkurang persentase pengeluaran untuk makan dan
semakin tinggi persentase pengeluaran untuk non makanan.
3) Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan masyarakat sebagai subjek
sekaligus objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Karena
pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan sumberdaya manusia, maka
pembangunan di bidang pendidikan secara formal maupun formal. Titik berat
pendidikan formal adalah peningkatan mutu pendidikan dan perluasan
pendidikan. Selain itu, ditingkatkan pula perluasan belajar pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan yang murah dan mudah diharapkan masyarakat dengan mudah
mengakses pendidikan setinggi-tingginya, sehingga kualitas sumberdaya
manusia dapat meningkat. Kesejahteraan manusia dapat dilihat dari
kemampuan mereka untuk mengakses pendidikan, serta mampu menggunakan
pendidikan itu untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya.

1.5. Kegunaan Penelitian


1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menambah serta bahan
penunjang bagi penelitian kemudian berkaitan dengan pokok pembahasan
pada penelitian ini, terutama mengenai dampak dari industri sarung tenun
terhadap kesejahteraan masyarakat.
2. Manfaat praktis
a) Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta masukan bagi
pemerintah yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat

28
29

program sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sentra


industri sarung tenun Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
b) Bagi Peneliti
Skripsi ini mampu menambah pengetahuan peneliti dalam pengembangan
industri sarung tenun. Peneliti juga mengetahui permsalahan apa saja yang
harus segera diperbaiki.
c) Bagi masyarakat
Untuk masyarakat diharapkan perekonomian masyarakat dari adanya
industri sarung tenun akan meningkatkan kesejahteraan.
1.6. Penelitian Yang Relevan
Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah:
Rosni (2012) dengan jurnal yang berjudul “Analisis Tingkat Kesejahteraan
Masyarakat Nelayan Di Desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten
Batubara” menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan yaitu dari 66
responden, 42 responden (63,63%) tergolong dalam prasejahtera, 21 responden
(31,82%) tergolong dalam sejahtera I, dan 3 responden (4,56%) tergolong dalam
sejahtera II. Jika dikaitkan dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Batubara
tahun 2016 yaitu sebesar Rp.2.313.625, maka seluruh responden dinyatakan miskin
karena penghasilan mereka masih jauh dibawah UMK.
Widyawan, Vallen et al. (2015) dengan jurnal yang berjudul
“Pengembangan Industri Pengolahan Kayu Sebagai Upaya Pengembangan
Ekonomi Lokal Di Kabupaten Bojonegoro” menunjukkan bahwa pengembangan
industri pengolahan kayu di Desa Sukorejo ini dapat berjalan dengan adanya
pengrajin, staf dari IHPK, dan UPT Kayu. Kemudian dari segi sumberdaya alam
dan teknologi juga telah memadai. Serta terdapat peran pemerintah melalui
pelatihan dan pembinaan. Ditambah adanya bantuan permodalan dari pemerintah
yang menandakan jika pengembangan ini telah sukses. Sehingga berdampak pada
kontribusi pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah, terbentuknya jaringan
kerja kemitraan dan hubungan antar aktor terkait. Akan tetapi sifat pasif dan
individualisme pengrajin menjadi hal yang menghambat terjadinya pengembangan

29
30

ini. Hal ini disebabkan karena pengrajin merasa telah mampu menghasilkan produk
yang berkualitas.

Hartono (2010) dengan jurnal yang berjudul “Analisis Tingkat


Kesejahteraan Keluarga Pembudidaya ikan dan non pembudidaya ikan di
kabupaten Bogor” Sebagian besar keluarga pada kategori tidak miskin. Strategi
peningkatan kesejahteraan factor yang berpengaruh adalah pendapatan keluarga.
Pendidikan Kepala Keluarga dan istri relatif rendah, dengan rata-rata lama
pendidikan 7,5 tahun untuk suami dan dan 6,8 tahun untuk istri. Perbedaan
karakteristik demografi (usia dan jumlah anggota keluarga) dan pendidikan. Kepala
Keluarga dan istri tidak signifikan antara kelompok keluarga pembudidaya ikan dan
kelompok keluarga non pembudidaya

Puspitasari, Atika (2015) dengan jurnal yang berjudul “Strategi


Pengembangan Industri Kecil Lanting Di Kabupaten Kebumen” menunjukkan
bahwa Strategi produksi industri kecil lanting yaitu dengan cara bahan baku terbaik
yang digunakan berasal dari wilayah Kebumen melalui pemasok bahan baku atau
pengepul lanting, Strategi pemasaran yang dapat dilakukan produsen dalam
memasarkan usahanya yaitu peningkatan pesanan diwaktu tertentu dibarengi
dengan menunjukkan ciri khas produk /merek dagang serta pengembangan inovasi
berbagai pilihan rasa yang ditawarkan, Strategi SDM (Tenaga Kerja) yang
diterapkan dalam industri lanting yaitu sudah ada pembentukan kelompok industri
lanting di desa Lemah duwur namun tidak berjalan lancar, Strategi permodalan
yang dilakukan yaitu modal awal berasal dari modal sendiri dan keuntungan dari
penjualan yang diperoleh sebagai akumulasi modal, biaya upah tenaga kerja
berbeda sesuai dengan pembagian tugas dalam proses produksi masing-masing;

30
31

Tabel 1.4 Penelitian yang Relevan

No Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian


(Tahun)
1. Rosni Analisis Tingkat Kesejahteraan Tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan tergolong miskin karena
(2012) Masyarakat Nelayan Di Desa Dahari penghasilan mereka masih jauh dibawah UMK.
Selebar Kecamatan Talawi
Kabupaten Batubara
2. Widyawan Pengembangan Industri Pengolahan Pengembangan industri pengolahan kayu di Desa Sukorejo ini dapat
(2015) Kayu Sebagai Upaya Pengembangan berjalan dengan adanya pengrajin, Kemudian dari segi sumberdaya alam
Ekonomi Lokal Di Kabupaten dan teknologi juga telah memadai. Ditambah bantuan permodalan dari
Bojonegoro pemerintah sehingga berdampak pada pendapatan masyarakat

3. Puspitasari Strategi Pengembangan Industri Strategi produksi industri kecil lanting bahan baku yang digunakan melalui
(2015) Kecil Lanting Dikabupaten pemasok bahan baku, Kemudian SDM tidak berjalan lancar. Strategi
Kebumen pemasaran dilakukan dengan peningkatan pesanan diwaktu tertentu dengan
menunjukkan ciri khas produk sedangkan strategi permodalan yang
dilakukan yaitu modal awal berasal dari modal sendiri.
4. Hartono Analisis Tingkat Kesejahteraan Strategi peningkatan kesejahteraan adalah faktor yang berpengaruh
(2010) Keluarga Pembudidaya ikan dan non terhadap pendapatan keluarga. Sehingga Kepala Keluarga dan istri tidak
pembudidaya ikan di kabupaten signifikan antara kelompok keluarga pembudidaya ikan dan kelompok
Bogor keluarga non pembudidaya.
Sumber: (Rosni, 2012; Widyawan, 2016; Puspitasari, 2015; Hartono, 2010)

31
32

1.8 Kerangka Berpikir


Alur proses dan pemaparan data penelitian ini dijelaskan melalui gambar
1.8 mengenai kerangka dalam penelitian ini.

Pengembangan
Industri

Sentra Industri Sarung Tenun

Manfaat Kendala

1. Persaingan usaha
Kesejahteraan Masyarakat 2. Kurangnya
keterampilan dan
keahlian
3. Modal
4. Kesulitan bahan baku

1. Pendapatan

2. Taraf dan Pola Konsumsi Strategi Pengembangan

3. Pendidikan

1. Sumber Daya
Manusia
2. Produksi dan
pengolahan
3. Teknologi
4. Permodalan
5. Pemasaran

Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat

32
33

1.8.1 Kerangka berpikir


Pengembangan industri perlu di kembangkan melalui upaya “bottom up”
yaitu dengan mengindentifikasi sektor unggulan yaitu industri sarung tenun
menjadi ciri khas yang terdapat dalam daerah. Oleh karena itu, diperlukan adanya
usaha dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui industri sarung
tenun di Kabupaten Gresik. Sentra industri sarung tenun merupakan produk
unggulan yang banyak diminati oleh konsumen. Sehingga masyarakat
mengembangkan potensi unggulan yang maka membawa dampak positif dalam
pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui
potensi unggulan sarung tenun masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat
sekitar. Terdapat beberapa kendala dalam industri sarung tenun yaitu kurangnya
keterampilan, permodalan, kesulitan bahan baku, dan persaingan usaha. Untuk
menganalisis kendala dalam pengembangan industri dan manfaat yang diperoleh
dari industri sarung tenun, maka peneliti akan melakukan analisis secara deskriptif
tentang strategi pengembangan industri sarung tenun dilihat dari sumber daya
manusia yang meliputi tenaga kerja, produksi dan pengolahan karena meliputi
bahan baku, kualitas bahan baku dan ketersediaan bahan baku, teknologi
merupakan suatu alat yang digunakan untuk memproduksi sarung tenun,
permodalan dalam industri sarung tenun berkitan dengan modal awal dan
penggunaan modal serta pemasaran yang meliputi promosi dan jangkauan pangsa
pasar sehingga industri sarung tenun dapat berkembang secara luas. Dari
pengembangan industri sarung tenun menjadi suatu produk unggulan yang akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga secara tidak langsung dengan
adanya industri sarung tenun bisa mengurangi pengangguran dan dapat membantu
ekonomi masyarakat menjadi sejahtera. Kesejahteraan merupakan tahap dimana
kebutuhan hidup masyarakat terpenuhi seperti pendapatan, pendidikan, taraf dan
konsumsi masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan non
pokok seperti makan, minum, pakaian dan lain-lain. Oleh karena itu, dengan
adanya pengembangan industri sarung dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

33
34

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Pendekatan dan Jenis penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis
penelitian studi kasus. Penelitian ini dilakukan di sentra industri sarung tenun
Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Dalam penelitian ini
menggunakan kualitatif deskriptif untuk menjelaskan secara mandalam mengenai
strategi pengembangan sentra industri sarung tenun di Desa Wedani Kecamatan
Cerme Kabupaten Gresik. Tujuan peneliti ini adalah untuk mengembangkan
industri sarung tenun terhadap kesejahteraan masyarakat apakah dengan adanya
industri sarung tenun dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penelitian secara deskriptif kualitatif digunakan untuk memperoleh data
secara menyeluruh dan mendalam tentang strategi pengembangan sentra industri
sarung tenun yang dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat yang ada di Desa
Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Kesejahteraan masyarakat di ukur
melalui indikator kesejahteraan rakayat Kabupaten Gresik 2015 yang meliputi
pendidikan, pendapatan, taraf dan pola pengeluaran konsumsi untuk upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di industri sarung tenun.
2.2 Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti sebagai pengamat penuh, serta menjadi
instrumen kunci yang melakukan hubungan secara langsung dengan informan.
Kegiatan ini dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data,
menganalisis data sampai pada proses pelaporan hasil penelitian. Dalam
kegiatannya peneliti akan turun langsung ke lapangan yaitu Di Desa Wedani
Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Proses pengumpulan data yang dilakukan
adalah dengan observasi dan mewawancarai fakta yang ada di lapangan serta data
yang diperoleh dari Pemerintah Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten
Gresik.

34
35

2.3 Lokasi penelitian


Penelitian ini dilakukan di sentra industri sarung tenun yang bertempat di Desa
Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Tempat ini dipilih sebagai objek
penelitian karena merupakan sentra industri yang berkembang pesat. Sehingga
sentra industri sarung tenun di Desa Wedani ini salah satu sentra industri yang
mendapat binaan dari PT Telkom. Oleh karena itu, sentra industri sarung tenun
memiliki pengembangan yang baik untuk perekonomian ke depannya.
2.4 Sumber data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan kepada
informan dengan daftar pertanyaan yang sudah disusun. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hasil observasi dan wawancara dengan para informan
dengan strategi pengembangan industri sarung tenun terhadap kesejahteraan
masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Dalam penelitian ini penentuan informan menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang sudah
ada pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan samplenya.
Sehingga teknik purposive sampling hanya meneliti para informan yang berkaitan
dengan penelitian ini. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling ini dengan pertimbangan bahwa dalam fokus masalah ini informan yang
dituju mempunyai peran serta informasi dalam objek penelitian. Sumber data
dalam penelitian ini yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer didapat dari obeservasi dan wawancara langsung kepada para
responden dengan menggunakan kuosioner atau angket melalui daftar pertanyaan
yang telah dibuat sehingga memperoleh hasil yang sesuai. Kemudian peneliti akan
mewawancarai informan mengenai strategi pengembangan sentra industri sarung
tenun terhadap kesejahteraan masyarakat. Sehingga peneliti mengambil beberapa
fokus masalah dalam menentukan informan yang dituju. Informan tersebut terdiri
dari:

35
36

a. Kepala Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik selaku pihak


yang berkontribusi dengan adanya industri sarung tenun
b. Para Pekerja industri sarung tenun yang berasal dari masyarakat sekitar
Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
c. Dinas Perindustrian Kabupaten Gresik
d. Pengusaha industri sarung tenun, untuk mendapatkan informasi mengenai
pengembangan industri.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal, artikel,
buku, dan data dari Badan Pusat Statistika, data Diskoperindag serta
dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.
2.5 Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode yang tepat, namun juga perlu memilih
teknik dana alat pengumpulan data yang relevan. Metode yang digunakan
peneliti untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi.
1) Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung dan fokus pada titik
fenomena yang akan diteliti. Observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengamati kegiatan terhadap masalah-masalah yang terjadi secara langsung.
Oleh karena itu, observasi dilakukan secara langsung praktik ke lapangan
untuk mengetahui kondisi yang ada, yaitu situasi masyarakat yang ada di Desa
Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, gambaran dari pengembangan
sentra industri sarung tenun yang dilakukan di Desa Wedani Kecamatan
Cerme Kabupaten Gresik.
2) Wawancara
Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan dua orang atau
lebih yaitu pewawancara dan narasumber dilakukan secara berhadap-hadapan.
Teknik wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi tentang
kesejahteraan masyarakat dengan membuat daftar pertanyaan yang telah
dibuat berdasarkan kesejahteraan rakyat Kabupaten Gresik kemudian untuk
mendapatkan strategi pengembangan penelitian perlu melakukan wawancara
terkait sumber daya manusia, produksi dan pengolahan, permodalan,

36
37

teknologi dan pemasaran untuk mendapatkan informasi yang berkaitan


dengan penelitian tersebut.
Penelitian ini dilakukan wawancara kepada kepala desa selaku pemimpin
desa tersebut, Pengusaha industri sarung tenun, para pekerja selaku orang
yang bekerja di industri sarung tenun serta Dinas Perindustrian di Kabupaten
Gresik.
3) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai objek
penelitian. Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan industri, profil industri dan
data. Dalam teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi yang
digunakan untuk merekam, memfoto, mengumpulkan dan melengkapi data
yang telah dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumen-dokumen
penunjang tentang situasi masyarakat yang berupa rekaman suara, video, dan
foto-foto aktivitas yang dilaksanakan oleh peneliti dengan informan yang
terdiri dari perangkat desa, pengusaha industri sarung tenun, para pekerja dan
Dinas Perindustrian.
2.6 Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan dalam mengolah data secara sistematis
sehingga data yang diperoleh melalui penelitian tersebut lebih mudah dipahami
dan di baca. Dalam penelitian ini menggunakan analisis yaitu analisis deskriptif.
Teknik analisis data penelitian secara deskriptif data yaitu, digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi
hasil penelitian.
Analisis ini digunakan sebaga alat untuk mendeskripsikan dan analisis
Kondisi SDM, Modal, Bahan Baku, Teknologi dan Pemasaran sehingga peneliti
mengetahui bagaimana keadaan usaha industri sarung tenun kemudian
dirumuskan strategi pengembangan yang meliputi strategi produksi, strategi
pemasaran, strategi SDM dan strategi permodalan. Kegiatan yang dilakukan
dalam menganalisis data adalah:

37
38

1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan mencatat semua
data yang didapat sesuai dengan kondisi yang ada. Teknik wawancara juga
digunakan terhadap responden yang berasal dari Kepala Desa, diskoperindag,
pemilik industri sarung tenun dan pekerja industri sarung tenun.
2. Reduksi data
Apabila data sudah dikumpulkan, peneliti akan memilih data yang sesuai
dengan informasi yang dibutuhkan dengan kegiatan penyederhanaan, memilih
data yang penting dan berkaitan dengan permasalahan yang ada sesuai dengan
hasil penelitian di lapangan dalam bentuk uraian untuk dijadikan narasi.
1. Reduksi data untuk strategi pengembangan sentra industri sarung tenun
Dalam penelitian ini akan mengumpulkan data terlebih dahulu dari Kepala
Desa dan pengusaha industri sarung tenun, kemudian peneliti akan
memilih data yang diperoleh dari wawancara dan observasi dengan
strategi pengembangan sentra industri sarung tenun yang dibutuhkan
seperti:
a. Sumber daya manusia adalah berkaitan dengan tenaga kerja dalam hal ini
orag yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan
jasa guna memenuhi kebutuhan. Variabel SDM dalam penelitian ini
adalah jumlah tenaga kerja dan usia.
b. Permodalan adalah dana yang digunakan untuk membiayai operasional
industri dalam proses produksi. Variabel permodalan, yaitu: sumber
modal dan penggunaan modal
c. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan dengan menciptakan,
menawarkan dan menukarkan produk yang mempunyai nilai komoditas.
variabel yang digunakan adalah harga, promosi dan daerah pemasaran.
d. Produksi dan pengolahan adalah suatu proses industri yang berkaitan
dengan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Variabel yang
digunakan adalah kualitas bahan baku, harga bahan baku dan asal bahan
baku

38
39

e. Teknologi adalah alat yang digunakan untuk memproses bahan baku


menjadi barang jadi yang mempengaruhi mutu barang. Variabel yang
digunakan sebagai antara lain: teknologi yang digunakan dan alat
produksi.
2. Reduksi data untuk kesejahteraan masyarakat
Dalam penelitian ini menggunakan indikator kesejahteraan rakyat
Kabupaten Gresik untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat,
yang dilihat dari tingkat pendidikan, taraf pengeluaran konsumsi dan
pendapatan.
a. Penyajian data
Setelah data tersebut di reduksi, hasilnya adalah sajian data berupa
paparan data yang menunjukkan hasil strategi pengembangan sentra
industri sarung tenun terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Wedani
Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
b. Penarikan kesimpulan
Penelitian ini dapat ditarik kesimpulan berdasarkan data yang telah
direduksi dan penyajian data, kemudian data tersebut memberikan jawaban
mengenai permasalahan yang ada yaitu strategi pengembangan sentra
industri menengah sarung tenun terhadap kesejahteraan masyarakat dan
manfaat yang diperoleh dengan adanya industri sarung tenun di Desa
Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
2.7 Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data adalah proses pemeriksaan terhadap hasil
penelitian sehingga data yang di dapat merupakan data yang valid. Langkah-
langkah yang dapat dilakukan untuk mengecek keabsahan data yaitu:
1. Triangulasi
Data dapat diperiksa keabsahannya dengan menggunakan teknik
triangulasi, adalah dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari
wawancara, oberservasi, dan dokumentasi. Sehingga data triangulasi merupakan
data yang valid atau tidak dalam melakukan penelitian Apabila hasil dari
wawancara, observasi, dokumentasi tercapai kesamaan ataupun tidak tetapi masih
bersifat faktual dan obyektif, maka hasil tersebut dapat di percaya. Melalui

39
40

observasi tentang strategi pengembangan sentra industri sarung tenun terhadap


kesejahteraan masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Kemudian melakukan pengecekan dengan wawancara secara langsung kepada
Kepala Desa, Diskoperindag, pemilik usaha industri dan pekerja di industri sarung
tenun.
2. Pengamatan Secara Terus Menerus
Ketekunan pengamatan dapat menemukan unsur dalam kondisi di sentra
industri sarung tenun di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik dan
masyarakat sekitar yang relevan terhadap persoalan yang di cari, yaitu mengenai
pengembangan sentra industri yang dilakukan oleh pekerja sarung tenun Desa
Wedani, kendala pengembangan industri sarung tenun yang dilakukan pekerja
dan dampak perkembangan industri terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa
Wedani.
3. Memperpanjang Observasi
Dalam penelitian ini perpanjangan observasi dilakukan dengan cara
langsung terjun ke lapangan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan
permasalahan yang ada yaitu mengenai dampak industri sarung tenun terhadap
kesejahteraan masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.

40
41

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIA

A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Daerah Penelitian

Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya, ibu
kota Provinsi Jawa Timur. Pusat pemerintahan Kabupaten Gresik yaitu
Kecamatan Gresik berada 20 km sebelah utara Kota Surabaya. Kabupaten
Gresik terbagi dalam 18 kecamatan dan terdiri dari 330 desa dan 26 kelurahan.
Secara geografis, wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112° sampai 113°
Bujur Timur dan 7° sampai 8° Lintang Selatan dan merupakan dataran rendah
dengan ketinggian 2 sampai 12 meter di atas permukaan air laut. Sebagian
wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai. Jenis tanah di
wilayah Kabupaten Gresik sebagian besar merupakan tanah kapur yang relatif
tandus. Kabupaten Gresik merupakan salah satu kabupaten yang memiliki
potensi industri sarung tenun terbesar di Jawa Timur. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah industri sarung tenun yang ada di Kabupaten Gresik. Pada tahun 2017
terdapat 23 jumlah industri sarung tenun yang ada di setiap daerah di Kabupaten
Gresik. (Sumber: Diskoperindag, 2017)
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Wedani. Secara administratif
Desa Wedani terletak di Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik. Provinsi Jawa
Timur. Letak geografis Desa Wedani termasuk dalam kategori wilayah yang
mempunyai pertanian sebagian besar terdiri dari dataran rendah. Desa ini
mempunyai luas wilayah luas administrasi 374.555 Ha. Pola pembangunan
lahan di Desa Wedani lebih didominasi oleh kegiatan pertanian pangan yaitu
palawija (padi, jagung) dan Kegiatan Perikanan (Ikan Bandeng, Vanami,
Tawes, Ikan Mas dan Lele) dengan sistem sawah atau tambak tadah Hujan.
Desa Wedani terletak di Kecamatan Cerme di Kabupaten Gresik memiliki
luas administrasi 374.555 Ha, terdiri dari 2 (Dua) dusun yaitu Dusun Wedani dan
Dusun Tempel, batas – batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Padeg
b. Sebelah Timur : Kambingan

41
42

c. Sebelah Selatan : Desa Dungus, Desa Kandangan


d. Sebelah Barat : Desa Pundut Trate, Desa Gedangkulut
Desa Wedani merupakan salah satu desa yang memiliki letak cukup strategis.
Secara geografis Desa Wedani wilayah sebelah utara ini berbatasan dengan Desa
Padeg dan terdapat Tambak atau Empang, sedangkan sebelah selatan Desa
Dungus ini terdapat pertanian. Sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Desa
Pundut Trate dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Kambingan Demikian
juga kondisi lahan yang relatif datar dan subur sangat mendukung produktifitas
hasil pertanian.
Dalam bidang Kegiatan Perekonomian yamg sangat menunjang taraf hidup
dan Pendapatan perkapita masyarakat adalah kegiatan Home Industri berupa
kerajinan sarung Tenun Tangan Tradisional Desa Wedani sebagai salah satu
Sentra industri sarung tenun tangan Tradisional di kabupaten Gresik, khususnya
di kecamatan Cerme.
2. Kondisi Topografi Desa Wedani
Secara umum Desa Wedani memiliki ciri-ciri geologis yaitu lahan dengan
tanah yang berwarna coklat kehitaman dimana tanah ini sangat cocok digunakan
sebagai lahan pertanian dan perkebunan, yaitu palawija (padi, jagung) dan
kegiatan Perikanan (Ikan Bandeng, Vanami, Tawes, Ikan Mas dan Lele) dengan
sistem sawah atau tambak tadah Hujan.
3. Pemerintahan Desa
Desa Wedani terdiri dari 1 dusun, yaitu: Dusun Tempel dalam menjalankan
roda pemerintahan desa dan melaksanakan pembangunan desa maka Kepala
desa dibantu oleh beberapa perangkat desa. Berdasarkan Undang-Undang No.6
Tahun 2014 struktur organisasi desa terdiri dari kaur maksimal 3 orang, dan 3
pelaksana teknis, dan pelaksana kewilayahan yang dilimpahkan kepada masing-
masing kepala dusun.

42
43

Berikut ini akan disajikan Susunan Perangkat Desa Wedani pada tabel 1

Tabel 1 Susunan Perangkat Desa Wedani


No Nama Jabatan
1 Rohmad Kepala Desa
2 Bambang Supeno Sekretaris Desa
3 Abdus Shomad Kaur TU dan Umum
4 Muhammad Yusuf Kaur Perencanaan
5 Suparto Kaur Keuangan
6 Abdul Kadi Kasi Pemerintahan
7 Ahmad Khoiri Kasi KESRA
8 Suyono Kasi Pelayanan
9 Muhammad Saiful Staf TU dan Umum
Amri
11 Murniawati Staf Keuangan
12 Uripno Kasun Wedani
Sumber: Monografi Desa Wedani, 2019

4. Kondisi Pendidikan

Kondisi penduduk perlu dilihat dari tingkat pendidikan yang terdapat di


masyarakat. Dengan adanya pendidikan mampu dianggap penting karena dapat
memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat serta perekonomian
masyarakat setempat. Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka semakin baik kesejahteraan dan kondisi perekonomian masyarakat serta
apabila tingkat pendidikan masyarakat rendah maka kesejahteraan masyarakat
juga rendah. Pendidikan mampu mendorong keterampilan dan membuka
lapangan pekerjaan baru. Di bawah ini adalah tabel tingkat rata-rata pendidikan
masyarakat Desa Wedani.
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah pendidikan terbesar
komposisi penduduk Desa Wedani menurut tingkat pendidikannya adalah belum
sekolah yaitu 785 orang. Oleh karena itu, menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh penduduk Desa Wedani tergolong rendah. Untuk
penduduk yang tidak menyelesaikan pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar
(SD) juga memiliki nilai yang tergolong cukup tinggi, yaitu 6,8%. Sedangkan
untuk penduduk yang mampu menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat
Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) sebesar 28,9%. Untuk penduduk yang
menyelesaikan pendidikan pada tingkat Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA)

43
44

memiliki nilai sebesar 24,0%. Untuk penduduk yang mampu menyelesaikan


tingkat pendidikan sampai perguruan tinggi baik lulusan Diploma dan Sarjana
tergolong sangat rendah, yaitu masing-masing memiliki nilai 1,1% dan 2,2%.
Serta untu magister sebesar 0,1% Dilihat dari jumlah prosentase penduduk yang
ada sebagian besar masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, dan kurang
memperdulikan arti penting pendidikan bagi perbaikan kualitas hidup
masyarakat.
Tabel 2 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Wedani

No Pendidikan Jumlah Orang Porsentase (%)


1 Belum Sekolah 785 31,0%
2 TK 142 5,6%
3 SD / Sederajat 173 6,8%
4 SLTP / Sederajat 732 28,9%
5 SLTA / Sederajat 608 24,0%
6 D-1 13 0,5%
7 D-2 2 0,1%
8 D-3 16 0,6%
9 S-1 56 2,2%
10 S-2 3 0,1%
11 S-3 0 0,0%
Jumlah 2,530 0,1%
Sumber: Monografi Desa Wedani, 2019

5. Kondisi Mata Pencaharian

Secara umum mata pencaharian masyarakat Desa Wedani dikelompokkan

kedalam beberapa sektor yaitu petani, perdagangan, perikanan, industri, jasa,

penghrajin dan lainnya.

Berdasarkan Tabel 3 sebagian besar masyarakat Desa Wedani yaitu sebagai

petani (36,2%), buruh tani (4,8%), dan peternak (1,4%). Sedangkan untuk

pekerjaan sebagai jasa (9,4%), PNS (1,3%), pengrajin (6,2%), perikanan

(25,0%), pedagang (5,5%), tukang jahit (1,1%). Tukang (7,8%), Montir (0,8%),

Dokter (0,2%), dan TNI (0,4%)

44
45

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

penduduk Desa Wedani bekerja di sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat Desa Wedani memiliki kecenderungan untuk bekerja sebagai petani,

perikanan dan buruh tani.

Potensi Sumber Daya Manusia dilihat dari Mata Pencaharian Pokok :


No Mata Pencaharian Jumlah Orang Prosentase (%)
1 Petani 378 36,2%
2 Buruh Tani 50 4,8%
3 Jasa 98 9,4%
4 Pegawai Negeri 14 1,3%
5 Pengrajin 65 6,2%
6 Pedagang 57 5,5%
7 Peternak 15 1,4%
8 Nelayan/Perikanan 261 25,0%
9 Montir 8 0,8%
10 Dokter 2 0,2%
11 TNI 4 0,4%
12 POLRI - -
13 Penjahit 11 1,1%
14 Tukang 81 7,8%

Sumber: Monografi Desa Wedani, 2019

45
46

Latar belakang sentra industri sarung tenun


Modal menunjang, masalahnya di Desa Wedani punya keahlian membuat
sarung tenun kemudian masalahnya orang-orang Desa Wedani sudah belajar dari
pihak BHS dan kecubung. Berdirinya sudah mengabdi menjadi karyawan
kemudian di sini membuat sarung tenun untuk di produksi lalu di jual. Berdirinya
industri sarung tenun sudah lama hampir 25 tahun tergantung juragannya. Pihak
pertama dari kecubung dan BHS sudah lama. Dengan demikian untuk industri
sarung tenun yang baru-baru ikut lihat sarung tenun di Desa Wedani mempunyai
kapasitas bagus. Dia ingin membuat produksi sendiri, istilahnya juragannya
sendiri. Tapi sekarang juga masih banyak produksinya kadang-kadang modalnya
susah, harga benangnya mahal cuma penjualannya sarung tenun harganya tetap.
Jadi intinya juragan kecil industri sarung tenun banyak yang gulung tikar karena
tidak mempunyai modal, sehingga juragan yang mempunyai modal yang besar
akan bertahan. Modal akan bertahan cuma sekarang di stop katakankan sarung
harganya mahal seperti mau ramadhan harganya naik. Pada saat ini sarung tenun
di jual tidak sebesar pas hari raya, akan tetapi di Desa Wedani banyak yang home
industri sarung tenun mengalami peningkatan. Oleh karena itu, kurang lebih
orang-orang perempuan banyak yang bekerja di industri sarung tenun.

46
47

Kondisi Industri Sarung Tenun di Desa Wedani

Penduduk Desa Wedani sebagian besar bekerja sebagai petani, dan

nelayan/perikanan serta tidak sedikit yang mengantungkan hidupnya dengan

bekerja diperusahaan swasta di kabupaten Gresik, Namun sekitar 25 tahun yang

lalu pada era 90.an banyak terjadi PHK masal. Beberapa orang tersebut yang

kebetulan dulunya bekerja di perusahaan sarung bermerk yaitu BHS dan

kecubung, berinisiatif membuat sarung tenun dari ATBM (Alat Tenun Bukan

Mesin). Mereka belajar bersama – sama dalam melakukan proses produksi

sarung tenun. Setelah mereka semua berhasil membuat sarung tenun mereka

memecah diri sendiri- sendiri untuk menjadi juragan sarung tenun. Masyarakat

wedani yang melihat bahwa tren sarung tenun yang bagus bahkan ada yang

sampai ekspor ke timur tengah membuat mereka, masyarakat Wedani tertarik

membuat Usaha Sarung Tenun sendiri (juragan sarung tenun).

Alhasil tidak sedikit masyarakat wedani yang beralih profesi ke sarung

tenun. Namun semakin banyaknya pemilik usaha sarung tenun membuat timbul

masalah bagi para pemilik (juragan) usaha arung tenun, mereka kebingungan

untuk mencari pengrajin sarung tenun,rebutan pengrajin harus mereka alami

sampai harus mencari pengrajin dari daerah lain. Masalah tidak hanya sampai

disitu mahalnya harga beli untuk benang tetapi harga jual mereka tetap makin

mempersulit pemilik usaha. Ditambah lagi sistem penjual mereka yang tidak

menguntungkan mereka karena mereka yang menjual sarung tenun ke

distributor tidak mendapatkan pembayaran cast, akan tetapi cek (mereka

mendapatkan uang mereka setelah sarung tenun laku). Alhasil bagi pemilik

usaha yang bermodal besar dapat survive tetapi bagi mereka yang bermodal

47
48

kecil harus gulung tikar. Hal itu mendorong salah satu juragan/pemilik sarung

tenun untuk meminjam modal untuk proses produksinya kepada pihak PT

TELKOM, masyarakat Desa Wedani yang mengetahui bahwa pinjaman di PT

TELKOM bunganya rendah dan pinjaman bisa mencapai 200 Juta, satu persatu

ikut meminjam modal ke pihk TELKOM. Pada Tahun 2017 berdasarkan Data

dari Kantor Desa Wedani tercatat jumlah juragan sarung tenun di Desa wedani

berjumlah 57 pengrajin yang terdiri dari 8,8% IKM besar, 61,4 IKM menengah,

29,8 IKM kecil.

Tabel 2 Data Jumlah IKM Sarung Tenun Desa Wedani

Jenis IKM sarung tenun Jumlah Persentase(%)

IKM besar 5
8,8%
IKM menengah 35
61,4%
IKM Kecil 17
29,8%
Total 57

Sumber: Data Monografi Desa Wedani 2017

Para pemilik/juragan sarung tenun di Desa Wedani saat ini umumnya

memiliki daerah pemasaran ke surabaya dan madura. Namun mereka juga

melakukan sistem stok yaitu menjual sraung tenun dengan jumlah banyak pada

waktu-waktu tertu antara lain hari raya idul fitri, ramadhan dan musim haji.

sarung tenun dari desa wedani memiliki kelebihan antara lain : murah, warna

tidak mudah luntur dan warnanya bagus. Dari segi bahan baku sarung tenun

desa wedani terbuat dari, sutra, manres dan kombinasi sutra manres. IKM

sarung tenun di Desa Wedani sedikit membantu perekonomian Didesa Wedani

serta mengurangi angka pengganguran di Desa Wedani umumnya bagi remaja

putus sekolah, ibu rumah tangga, serta Bapak-bapak yang tidak bisa kerja jauh.

48
49

Akan tetapi upah yang mereka dapat tidak begitu besar yaitu Rp 45.000 - Rp

50.000 per lembar sarung tenun. Biasanya dalam satu minggu para pengrajin

sarung tenun di Desa Wedani rata” menghasilkan 4 lembar sarung jika

dirupiahkan Rp 180.000 – Rp 200.000.

Deskripsi Informan

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari para informan dan responden

yang sudah dipilih sesuai dengan pertimbangan yang ada melalui wawancara, dimana

bertujuan untuk memperoleh informasi tentang dampak program Desa Mandiri

Energi (DME) berbasis biogas terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Bendosari

Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Wawancara tersebut dilakukan kepada 12

orang informan yang terdiri dari 5 orang sebagai informan biasa yang tidak terlibat

secara langsung, dan 7 orang sebagai responden yaitu informan yang terlibat secara

langsung dengan objek penelitian.

Dalam penelitian ini informan yang dipilih adalah masyarakat Desa Bendosari,

Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Dengan pertimbangan bahwa mereka adalah

masyarakat yang merasakan dampak dari adanya Program Desa Mandiri Energi (DME)

Berbasis Biogas ini. Untuk informan yang dipilih adalah kepala desa Bendosari, dan

ketua pelaksana teknis Program Desa Mandiri Energi (DME) Berbasis Biogas, serta

masyarakat desa Bendosari yang dianggap merasakan dampak dari adanya Program

Desa Mandiri Energi (DME) Berbasis Biogas ini. Kepala Desa Bendosari dipilih sebagai

informan dengan pertimbangan bahwa sebagai informan kepala desa tersebut

mengetahui dan memahami kondisi, serta karakteristik wilayah dan masyarakat Desa

Bendosari. Sementara itu ketua pelaksana teknis Program Desa Mandiri Energi (DME)

Berbasis Biogas dipilih sebagai informan dengan pertimbangan bahwa ketua

pelaksana teknis mengetahui dan memahami Program Desa Mandiri Energi (DME)

49
50

Berbasis Biogas ini. Data informan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan

disajikan dalam bentuk narasi. Data infroman menjadi hal yang sangat penting dalam

penelitian ini karena digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperoleh

informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.

Informan pertama dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Bendosari yaitu Bapak

M. Khoirun S.E. Beliau sudah menjadi Kepala Desa Bendosari sejak tahun 2007 sampai

sekarang, dan masih satu setengah tahun masa jabatannya. Beliau sudah menjabat

sebagai kepala desa dalam 2 peiode terakhir yaitu pada tahun 2007-2013, dan tahun

2013-2019. Beliau berusia 43 tahun. Kode yang diberikan pada informan pertama,

yaitu INF/01-W/MK/04-01-18.

Informan kedua dalam penelitian ini adalah ketua Pelaksana Teknis Program Desa

Mandiri Energi (DME) Berbasis Biogas sekaligus Ketua LPMD yaitu Bapak Arintoko.

Beliau sekarang berusia 45 tahun. Beliau sudah menjabat sebagai Ketua LPMD sejak

tahun 2007 sampai sekarang. Beliau sudah menjabat sebagai ketua LPMD dalam 2

peiode terakhir yaitu pada tahun 2007-2013, dan tahun 2013-2019. Selain itu beliau

juga ditunjuk sebagai ketua Pelaksana Teknis Program Desa Mandiri Energi (DME)

Berbasis Biogas pada tahun 2013. Kode yang diberikan pada informan kedua, yaitu

INF/02-W/AR/05-01-18.

Informan atau responden ketiga dalam penelitian ini adalah Bapak Suwignyo.

Sekarang beliau berusia 48 tahun, dan tinggal di Desa Bendosari Kecamatan Pujon

Kabupaten Malang tepatnya di Dusun Dadapan Kulon Rt.04/Rw.04. Beliau tinggal

bersama istrinya; anak pertama bersama suami dan cucunya; dan anak keduanya

yang sekarang kelas 3 SMK dan akan memasuki Perguruan Tinggi. Pendidikan terakhir

yang ditempuh Bapak Suwignyo adalah SMA. Pekerjaan utama beliau sama seperti

masyarakat Desa Bendosari pada umumnya yaitu petani dan peternak. Beliau sudah

50
51

menggunakan biogas sejak tahun 2013. Kode yang diberikan pada informan atau

responden ketiga, yaitu RSP/03-W/SW/06-01-18.

Informan atau responden keempat dalam penelitian ini adalah Bapak Sutiyono.

Beliau bertempat tinggal di Dusun Cukal Rt.02/Rw.02. Beliau sudah berusia 53 tahun,

dan tinggal bersama istrinya. Pendidikan terakhir yang ditempuh Bapak Sutiyono

adalah SD. Sehari-hari beliau bekerja sebagai petani dan peternak. Disamping itu juga

beliau merupakan salah satu tukang yang membangun biogas. Beliau sudah

menggunakan biogas sejak tahun 2009. Kode yang diberikan pada informan atau

responden keempat, yaitu RSP/04-W/ST/09-01-18.

Informan atau responden kelima dalam penelitian ini adalah Ibu Ida Indri Yani

(Rubanu). Beliau bertempat tinggal di Dusun Dadapan Kulon Rt.01/Rw.04. Beliau

berusia 33 tahun, dan tinggal bersama suami; kedua anaknya, serta kedua

orangtuanya. Pendidikan terakhir yang ditempuh ibu ida adalah SMP. Sehari-hari

beliau bekerja sebagai ibu rumah tangga. Beliau sudah menggunakan biogas sejak

tahun 2013. Kode yang diberikan pada informan atau responden kelima, yaitu

RSP/05-W/ID/15-01-18.

Informan atau responden keenam dalam penelitian ini adalah Sriwati (Buang).

Beliau bertempat tinggal di Dusun Dadapan Kulon Rt.01/Rw.04. Beliau berusia 33

tahun, dan tinggal bersama suami dan kedua anaknya (sulung SMP kelas 2 dan

bungsu masih berusia 2 tahun). Pendidikan terakhir yang ditempuh ibu sriwati adalah

SMP. Sehari-hari beliau bekerja sebagai ibu rumah tangga. Beliau sudah

menggunakan biogas sejak tahun 2013. Kode yang diberikan pada informan atau

responden keenam, yaitu RSP/06-W/SI/16-01-18.

Informan atau responden ketujuh dalam penelitian ini adalah Febri Sulistiowati

(Sugiono). Beliau tinggal di Dusun Dadapan Wetan Rt.02/Rw.03. Beliau berusia 25

51
52

tahun, serta tinggal bersama suami, kedua anaknya, dan bapaknya. Pendidikan

terakhir yang ditempuh ibu febri adalah SMP. Sehari-hari beliau bekerja sebagai ibu

rumah tangga dan terkadang membantu suaminya untuk bertani. Beliau sudah

menggunakan biogas sejak tahun 2013. Kode yang diberikan pada informan atau

responden ketujuh, yaitu RSP/07-W/FS/17-01-18.

Informan kedelapan dalam penelitian ini adalah Ibu Nuryapeni. Beliau tinggal di

Dusun Dadapan Kulon Rt.06/Rw.04. Beliau berusia 30 tahun. Pendidikan terakhir yang

ditempuh ibu Nuryapeni adalah Perguruan Tinggi. Sehari-hari beliau bekerja sebagai

ibu rumah tangga dan sebagai guru PAUD. Letak rumah beliau adalah di depan

selokan/got yang menjadi pembuangan kotoran ternak sapi perah. Kode yang

diberikan pada informan kedelapan, yaitu INF/08-W/NY/18-01-18.

Informan kesembilan dalam penelitian ini adalah Ibu Selvi Rahmawati Lestari.

Sekarang beliau berusia 27 tahun, dan tinggal di Desa Bendosari Kecamatan Pujon

Kabupaten Malang, tepatnya di Dusun Dadapan Kulon Rt.01/Rw.04. Sehari-hari beliau

bekerja sebagai ibu rumah tangga dan sebagai guru PAUD. Kode yang diberikan pada

informan kesembilan, yaitu INF/09-W/SR/18-01-18.

Informan kesepuluh dalam penelitian ini adalah Ibu Laila. Beliau tinggal di Dusun

Cukal Rt.05/Rw.01. Beliau berusia 27 tahun. Pendidikan terakhir yang ditempuh ibu

Laila adalah SMA. Beliau bekerja di taman wisata pinus bendosari. Kode yang

diberikan pada informan kesepuluh, yaitu INF/10-W/LA/18-01-18.

Informan atau responden kesebelas dalam penelitian ini adalah Ibu Siti Fatimah

istri dari Bapak Wintoko. Sekarang beliau berusia 37 tahun. Beliau tinggal di Dusun

Dadapan Kulon Rt. 03/Rw. 04, serta tinggal bersama suami, dan kedua anaknya (anak

yang pertama kelas 3 SMP, dan anak yang kedua kelas 2 SD). Pendidikan terakhir yang

ditempuh ibu Siti Fatimah adalah SMA. Sehari-hari beliau bekerja sebagai ibu rumah

52
53

tangga. Beliau sudah menggunakan biogas sejak tahun 2010. Kode yang diberikan

pada informan atau responden kesebelas, yaitu RSP/11-W/SF/22-01-18.

Informan atau responden keduabelas dalam penelitian ini adalah Ibu Ika Puspita

(Kusairi). Beliau tinggal di Dusun Cukal Rt.03/Rw.01. Beliau sudah berusia 25 tahun,

dan tinggal orang tuanya (bapak dan ibu). Pendidikan terakhir yang ditempuh Ibu Ika

adalah SMA. Sehari-hari beliau bekerja di tempat wisata di Taman Pinus Bendosari,

dan sebagai Kader TB. Kode yang diberikan pada informan atau responden

keduabelas, yaitu RSP/12-W/IP/23-01-18.

53
54

A. Deskripsi Data

1. Dampak Adanya Industri Sarung Tenun diDesa Wedani Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat

Dengan adanya industri kecil menengah sarung tenun di Desa wedani

diharapkan mampu memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat yang

ada di Desa Wedani , Kecamatan Cerme Kabupten Gresik. Namun Dampak ini

belum dapat dirasakan secara maksimal pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Kesejahteraan masyarakat berdasarkan Indikator kesejahteraan menurut

Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gresik tahun 2015 dari aspek Pendapatan,

Pengeluaran, Taraf konsumsi dan pola konsumsi, serta Pendidikan.

Kesejahteraan para pergrajin/ masyarakat wedani masih kurang. Untuk

menunjukkan bahwa peningkatan pada kesejahteraan masyarakatmasih kurang,

maka peneliti melakukan wawancara mendalam dengan menggunakan

instrumen yang telah dibuat yaitu berupa angket kepada para informan, yang

meliputi informan/ responden 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan 10. Informasi yang diperoleh

dari hasil wawancara mendalam dengan menggunakan angket yang berkaitan

dengan tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Wedani, Kecamatan Cerme,

Kabupaten Gresik berdasarkan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gresik tahun

2015 dapat dilihat pada halaman 26-27.

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-1 dengan menggunakan

angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari segi pendapatan

sudah mencukupi jika dibantu suami, dari segi pendidikan dapat terpenuhi akan

tetap responden belum memiliki anak, Namun dari segi pengeluaran lebih besar

54
55

dari dan segi taraf konsumsi dan pola konsumsi tidak menunjukan peningkatan.

Serta Seperti yang disampaikan oleh responden 1 sebagai berikut:

“Dari segi pendapatan insha allah cukup namun, tapi lek gak di bantu wong
lanang ya gak cukup mbak, dari segi pendidikan mampu untuk menyekolahkan
anak tetapi masih belum memiliki anak, dari segi taraf dan pola konsumsi gak
ngitung mbak uakeh tergantung bojoku, kualitas makanan tetep ae tahu tempe
dari segi sandang tetep ae”
(RSP/03-W/SW/06-01-18)

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-2 dengan menggunakan

angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari segi pendapatan

sudah mencukupi, dari segi pendidikan responden dapat menyekolahkan anak

sampai jenjang SMK, Namun dari segi pengeluaran hanya sebesar RP 300.000

/bulan dan segi taraf konsumsi dan pola konsumsi tidak menunjukan

peningkatan. Seperti yang disampaikan oleh responden 2 sebagai berikut:


“Dari segi pendapatan tetap namun dapat dikatakan cukup, dari segi pengeluaran
pokoke empat minggu telu ngatus ngono mbak, dari segi pendidikan mampu
menyekolahkan anak SMK kelas telu, dari segi taraf dan pola konsumsi gak
ada peningkatan pola konsumsi dan kualitas komsumsi ”.
(RSP/04-W/ST/09-01-18)

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-3 dengan menggunakan

angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari segi pendapatan

tetap dan kurang, dari segi pendidikan responden tidak mampu menyekolahkan

anak, dari segi pengeluaran terlalu banyak tidak menghitung dan segi taraf

konsumsi dan pola konsumsi tidak menunjukan peningkatan tetap saja. Seperti

yang disampaikan oleh responden 3 sebagai berikut:

“ Dari segi pendapatan gak oleh peningkatan opo-opo, sak jane ya cukup-
cukup gak cukup iya kurang ae dari segi pengeluaran uakeh sak wulan iku
gak ngitung, dari segi pendidikan gak mampu nak iku mau putu umur tujuh
taun, dari segi taraf dan pola konsumsi tetep ae tahu, tempe, endok gak onok
peningkatan opo-opo”.
(RSP/06-W/SW/16-01-18)
55
56

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-4 dengan menggunakan

angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari segi pendapatan

responden mengatakan kurang, dari segi pendidikan responden tidak

mempunyai anak untuk disekolahkan, dari segi pengeluaran terlalu banyak tidak

menghitung dan segi taraf dan pola konsumsi pada responden menunjukkan ada

peningkatan. Seperti yang disampaikan oleh responden 4 sebagai berikut:

“ Dari segi pendapatan sak jane ya belum,tetapi iya lumayan timbang gak
onok seng ngekeki dari segi pengeluaran wes sampean kira-kira ae dewe,
dari segi pendidikan gak duwe anak mbak, dari segi taraf dan pola konsumsi
iya”.
(RSP/06-W/SW/16-01-18)

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-5 dengan menggunakan

angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari segi pendapatan

responden mengatakan belum cukup tergantung kebutuhan, dari segi pendidikan

responden tidak dapat menyekolahkan anak hanya dari hasil sarung tenun, dari

segi pengeluaran terlalu banyak tidak menghitung dan segi taraf dan pola

konsumsi pada responden sedang sedang saja. Seperti yang disampaikan oleh

responden 5 sebagai berikut:

“ Dari segi pendapatan iya kurang nak worok kebutuhane, kebutuhane akeh
ya gak cukup, iya wes iki nak di terima ae, opo anane dari segi pengeluaran
gak ngitung nak satu bulan, iya buwuhan, ya sembarang dinga kadang ya
nang sawah, dari segi pendidikan gak nak, anaku gak onok seng kuliah saiki
kuliah sitok seng tuwa gak oleh teko tenun tok nak gawe kebutuhan kurang,
ibu iki wes tua gak kuliah anake ibu wes dadi wong kabeh aranane ibu iki
nyambut gawe timbang nganggur, dari segi taraf dan pola konsumsi iya iku
nak sedang-sedang saja”.
(RSP/06-W/SW/16-01-18)

56
57

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-6 dengan menggunakan

angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari segi pendapatan

responden mengatakan pendapatan menurun, dari segi pendidikan responden

bisa menyekolahkan anak sampai jenjang SMK kelas 2, dari segi pengeluaran

terlalu banyak tidak menghitung dan segi taraf dan pola konsumsi pada

responden sedang sedang saja. Seperti yang disampaikan oleh responden 6

sebagai berikut:

“ Dari segi pendapatan menurun ae gak oleh akeh, podo ae, dari segi
pengeluaran oleh lima ngatus ngono ae, dari segi pendidikan bismillah isok
ae, dari segi taraf, onok ae umur enam belas kelas loro SMA, dan pola
konsumsi tetep ae”.
(RSP/06-W/SW/16-01-18)

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-7 dengan menggunakan

angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari segi pendapatan

responden mengatakan tidak ada peningkatan pendapatan, dari segi pendidikan

responden bisa menyekolahkan anak kelas 1 SD, dari segi pengeluaran sebesar

Rp 400.000/bulan dan segi taraf dan pola konsumsi pada responden kadang

meningkat kadang tidak. Seperti yang disampaikan oleh responden 7 sebagai

berikut:

“ Dari segi peningkatan pendapatan gak ada, kalo rumah tangga tok ae,
masak-masak iya wes cukup engko lek kurang nggarai kurang ae, dari segi
pengeluaran empat ratus oleh dua ae mbak, dari segi pendidikan anakku mau
kelas setunggal, dari segi taraf dan pola konsumsi kadang meningkat kadang
ya gak kadang, mangan enak kadang ya mangan gak enak”.
(RSP/06-W/SW/16-01-18)

57
58

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-8 dengan menggunakan

angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari segi pendapatan

responden mengatakan cukup, dari segi pendidikan responden bisa

menyekolahkan anak sampai kelas 2 SMK, dari segi pengeluaran sebesar Rp

2.000.000/bulan dan segi taraf dan pola konsumsi pada responden kadang

tergantung pada kesehatan responden. Seperti yang disampaikan oleh responden

8 sebagai berikut:

“ Dari segi pendapatan cuku, gak ada wong ibu rumah tangga, dari segi
pengeluaran satu bulan ya gak tau, satu minggu lima ratus tergantung
pembeliannya, dari segi pendidikan ada sekolah kelas dua SMK, dari segi
taraf dan pola konsumsi insha allah tergantung kesehatan awake”.
(RSP/06-W/SW/16-01-18)

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-9 dengan menggunakan

angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari segi pendapatan

responden mengatakan cukup, dari segi pendidikan responden bisa

menyekolahkan anak sampai jenajang SMA, dari segi pengeluaran sebesar Rp

2.000.000/bulan dan segi taraf dan pola konsumsi pada responden kadang

tergantung pada hasil yang didapatkan. Seperti yang disampaikan oleh

responden 9 sebagai berikut:

“ Dari segi pendapatan cukup ae nak di gawe sekedar bantu-bantu tuku iwak,
jajane anak ya putu ngono ae nak lek gawe tuku motor ya gak cukup nak, ya
sekedar bantu ekonomi suami, dari segi pengeluaran uakeh nak paling rong
juta gawe belanja gawe mangan ngono ae mbak, dari segi pendidikan mampu
sampai SMA ae nak gak isok nguliahno, dari segi taraf dan pola konsumsi di
lihat situasinya nak lek situasi oleh rejeki akeh meningkat iwak daging, iwak
petek. Lek gak oleh rejeki ya tahu tempe ngono ae nak worok olehe nyambut
gawe ndang lek oleh titik gawe daging lak ya ngerut babok”.
(RSP/06-W/SW/16-01-18)

58
59

Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ke-10 dengan

menggunakan angket menunjukkan hasil bahwa indikator kesejahteraan dari

segi pendapatan responden mengatakan cukup, dari segi pendidikan

respondentidak mnyekolahkan anak, dari segi pengeluaran sebesar Rp

100.000/bulan karena ikut anak dan segi taraf dan pola konsumsi pada

responden makan tahu tempe kadang-kadang bikan bandeng presto karena sudah

lansia . Seperti yang disampaikan oleh responden 10 sebagai berikut:

“ Dari segi pendapatan iya wes nenun ae cukup, dari segi pengeluaran satu
seratus ribu melu anak ae nak, dari segi pendidikan iya gak duwe nak dari
segi taraf dan pola konsumsi iya gak nak daging ya gak tedas tahu, tempe ae
arang-arang bandeng ngono ae mangan iwak daging ya gak tedas nak gak
onok untune”.
(RSP/06-W/SW/16-01-18)

2. Dampak Adanya Industri Sarung Tenun diDesa Wedani Terhadap

Perekonomian Masyarakat

59
60

Lampiran 1 Hasil Wawancara Dengan Informan Pertama

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Astutik
Umur : 33 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian skripsi
saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : Iya bias
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : 91
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : 250 pendapatan
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : Meningkat
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : Insha allah cukup
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : gak ngitung mbak uakeh tergantung tergantung bojoku
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan
kebutuhan sandang?
N : tetep ae
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?
N : tetep ae tahu tempe
Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?

60
61

N : mampu
Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : Iya, tapi lek gak di bantu wong lanang ya gak cukup mbak
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N :5
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : Iya bisa tercukupi mbak
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : Iya gak punya uang toh
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam
keluarga bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : Gak ada
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : gak bias
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : lima peng papat oleh sak juta
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : pedot, ruwet, jerumbet, capek
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : semakin naju, semakin rame, biar gajinya semakin banyak
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

61
62

Lampiran 2 Hasil Wawancara Dengan Informan ke dua

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Muifah
Umur : 39 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : Penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas Negeri
Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian skripsi saya
tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Apakah ibu
bersedia untuk saya wawancarai?
N : Iya
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : 96
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : kadang telu ya kadang papat
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : tidak
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : cukup
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : pokoke empat minggu telu ngatus ngono mbak
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan kebutuhan
sandang?
N : tidak
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?
N : gak
Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?

62
63

N : mampu SMK kelas telu


Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : insha allah sesuai
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N : gak mesti mbak kadang telu kadang papat
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : tetep meningkat di gawe mangan ae iya lek duwe sawah di gawe cukup ae
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : nganggur susah gak duwe duwek, nalebo ya gak isok
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam keluarga
bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : Ada
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : iya bias
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : iya di hitung saja mbak tiga ratus lima puluh kali empat satu juta empat ratus
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : cegot,jumbat, capek
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : meningkat jadi kantor ya gak isok
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

63
64

Lampiran 3 Hasil Wawancara Dengan Informan ke tiga

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Gina
Umur : 55 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : Penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian skripsi
saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : Iya sanggup
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : ket cilik ket ibu sampai sak meneh
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : iya sak minggu oleh telu
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : gak oleh peningkatan opo-opo
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : sak jane ya cukup-cukup gak cukup iya kurang ae
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : uakeh sak wulan iku gak ngitung
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan
kebutuhan sandang?
N : tetep ae
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?
N : tetep ae tahu, tempe, emdok gak onok peningkatan opo-opo
Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?

64
65

N : gak mampu nak iku mau putu umur tujuh taun


Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : iya sesuai
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N : oleh telu
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : tetep ae kek opo maneh
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : nalebo gak nalebo ya buruh
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam
keluarga bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : Ada umur tujuh tahun
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : gak bisa nabung gak onok penghasilan opo-opo, apa seng di tabung
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : iya di hitung saja mbak tiga ratus lima puluh kali empat satu juta empat ratus
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : ruwet, jumbat
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : semakin maju
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

65
66

Lampiran 4 Hasil Wawancara Dengan Informan ke empat

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Kholifatun
Umur : 34 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : Penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian
skripsi saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme
Kabupaten Gresik. Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : Insha allah bias
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : lulus sekolah 2002
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : ohh sama mak iku seratus lima puluh sampai dua ratus
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : iya lumayan timbang gak onok seng ngekeki
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : scukup
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : wes sampean kira-kira ae dewe
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan
kebutuhan sandang?
N :iya
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?
N : iya
Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?

66
67

N : gak duwe anak mbak


Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : sak jane ya belum
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N : telu ya papat
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : iya luweh onok timbang gak, iya bantu ancene wong wedok
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : nang pabrik
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam
keluarga bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : ohh ponakan umur sepuluh mboh sebelas tahun
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : gak
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : iyaa tujuh ratus an lah, enam lima puluh, pitu ngatus mbak
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : tidak ada
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : semakin maju
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

67
68

Lampiran 5 Hasil Wawancara Dengan Informan ke lima

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Rupiatun
Umur : 60 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : Penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian skripsi
saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : bias
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : wes suwe ket isok nyambut gawe ngono loh antarane ya umur sembilan belas
tahun
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : sak minggune rong ngatus, kadang ya satus skeet
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : iya nak, luwung gawe belonjo
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : iya kurang nak worok kebutuhane, kebutuhane akeh ya gak cukup
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : gak ngitung nak satu bulan, iya buwuhan, ya sembarang dinga kadang ya nang
sawah
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan
kebutuhan sandang?
N :iya iku nak kebutuhane tani ya kadang kurang
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?

68
69

N : iya iku nak sedang-sedang saja


Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?
N : gak nak, anaku gak onok seng kuliah saiki kuliah sitok seng tuwa gak oleh teko
tenun tok nak gawe kebutuhan kurang, ibu iki wes tua gak kuliah anake ibu wes
dadi wong kabeh aranane ibu iki nyambut gawe timbang nganggur
Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : iya wes iki nak di terima ae, opo anane
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N : lima ngono ae kadang papat
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : kurang ae nak
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : nganggur, gak duwe duwek titik-titik timbang nganggur di gawe rumah tangga
akeh-akeh gak ngaputi nak wong ancene wong wedok bayarane mek pitung puluh
lima
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam
keluarga bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : putu umur songo kelas telu
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : gak bisa nabung nak wes iku gak kurang ngono ae ya wes alhamdulillah
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : oleh sembilan ratus
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : tidak ada
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : semakin maju
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

69
70

Lampiran 6 Hasil Wawancara Dengan Informan ke enam

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Aminah
Umur : 40 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : Penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian skripsi
saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : bias
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : wes suwe nak dua puluh tahunan
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : sak minggue oleh sarung telu
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : menurun ae gak oleh akeh
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : wes cukup ae
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : oleh lima ngatus ngono ae
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan
kebutuhan sandang?
N : kebutuhan iku onok ae
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?
N : tetep ae
Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?

70
71

N : bismillah isok ae
Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : podo ae
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N : lima ngono ae kadang papat
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : kurang ae nak
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : nganggur nak nang sawah ae
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam
keluarga bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : onok ae umur enam belas kelas loro SMA
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : gak pernah nabung
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : wes wolu ngatus ae
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : gak onok
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : semakin maju
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

71
72

Lampiran 7 Hasil Wawancara Dengan Informan ke tujuh

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Karsini
Umur : 37 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : Penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian skripsi
saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : iya bisa mbak
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : iya anu mbak kira-kira lima las tahun
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : satu minggu kadang-kadang ya oleh enam
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : gak ada
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : rumah tangga tok ae, masak-masak iya wes cukup engko lek kurang nggarai
kurang ae
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : empat ratus oleh dua ae mbak
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan
kebutuhan sandang?
N : kadang meningkat kadang ya gak
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?
N : kadang mangan enak kadang ya mangan gak enak

72
73

Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?


N : iya sesuai
Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : iya sesuai
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N : satu minggu kadang-kadang ya oleh enam
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : gak mesti pancet ae
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : nganggur kadang motongi sepon
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam
keluarga bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : anakku mau kelas setunggal
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : iya bias
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : oleh wolu mbak sarung tenun sak minggu oleh empat ratus
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : iya pegel
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : makin maju
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

73
74

Lampiran 8 Hasil Wawancara Dengan Informan ke delapan

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Mama
Umur : 76 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : Penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian
skripsi saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme
Kabupaten Gresik. Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : iya bisa mbak
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : sejak Sembilan satu
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : satu minggu dapat seratus lima puluh
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : gak ada wong ibu rumah tangga
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : cukup
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : satu bulan ya gak tau, satu minggu lima ratus tergantung pembeliannya
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan
kebutuhan sandang?
N : iya insha allah
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?
N : insha allah tergantung kesehatan awake
Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?

74
75

N : mampu
Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : sesuai
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N : satu minggu dapat tiga
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : sepi
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : iya gigit jari lha iki seng bantu perekonomian jare
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam
keluarga bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : ada sekolah kelas dua SMK
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : iya nabung serratus
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : satu bulan ya kadang ya empat tergantung pekerjaan rumahe mbak
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : benange pedot, iya cepek lho nak wong kerja jare
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : semoga tambah meningkat pendapatane meningkat
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

75
76

Lampiran 9 Hasil Wawancara Dengan Informan sembilan

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Astutik
Umur : 50 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian skripsi
saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : Iya bisa
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : lima las tahun bek e nak
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : satu hari satu sarung ngono ae nak
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : iya tergantung nak kadang ngeramut anak iki momong ae nak sak konok e
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : cukup ae nak di gawe sekedar bantu-bantu tuku iwak, jajane anak ya putu ngono
ae nak lek gawe tuku motor ya gak cukup nak, ya sekedar bantu ekonomi suami
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : uakeh nak paling rong juta gawe belanja gawe mangan ngono ae mbak
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan
kebutuhan sandang?
N : iya wes langsung nenun ae nak lulus sekolah kelas telu langsung nenun ae nak
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?

76
77

N : di lihat situasinya nak lek situasi oleh rejeki akeh meningkat iwak daging, iwak
petek. Lek gak oleh rejeki ya tahu tempe ngono ae nak worok olehe nyambut gawe
ndang lek oleh titik gawe daging lak ya ngerut babok
Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?
N : mampu sampai SMA ae nak gak isok nguliahno
Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : cukup ae nak nuruti kurang ya kurang ae
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N : satu minggu oleh enem
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : lumayan daripada gak nenun iya luwong nak timbang gak blas oleh gawe
tambahan tuku iwak
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : Iya momong ae nak apa jare anak ae bayaran teko anak lek gak onok nenun
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam
keluarga bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : iya putu nak umur enam tahun ambek setahun
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : nabung ya ben minggu onok ndek kene iki ben tahun di jukuk
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : upah ibu iku lima puluh ribu, bayarane ibu iku ya telu ngatus seket
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : worok juragane nak uakeh abot bahan bakune telat iya kendala nak mulai kerja
gak stabil
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : gajine lebih ditingkatkan ngono ae nak, gajine lebih ditingkatkan ya njaluk
mundak ae worok juragane
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

77
78

Lampiran 10 Hasil Wawancara Dengan Informan sepuluh

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA MASYARAKAT DESA


WEDANI (YANG BEKERJA SEBAGAI PENGHRAJIN SARUNG
TENUN)

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Astutik
Umur : 70 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : penghrajin sarung tenun
Tempat wawancara : Di Gudang pembuatan sarung tenun
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian skripsi
saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : Iya bisa
Z : Sejak kapan ibu bekerja sebagai penghrajin sarung tenun?
N : iya ket cilik nak ket limalas tahun mboh sepuluh tahun paling wes umur telulas
wes nenun gampek saiki umur pitung puluh Alhamdulillah sek awet matane
Z : Berapa pendapatan yang ibu peroleh dari penghrajin sarung tenun?
N : sak minggu oleh empat
Z : Apakah pendapatan ibu mengalami peningkatan setelah adanya industri sarung
tenun?
N : iya wes nenun ae cukup
Z : Apakah pendapatan dari penghrajin industri sarung tenun cukup memenuhi
kebutuhan sehari-hari?
N : iya cukup
Z : Berapa pengeluaran ibu dalam satu bulan?
N : seratus ribu melu anak ae nak
Z : Apakah ada peningkatan dalam mengkonsumsi kebutuhan makanan dan
kebutuhan sandang?
N : iya wes cukup setahun pisan tuku kelambi iki wong tua kango opo
Z : Apakah kualitas makanan pokok mengalami peningkatan?

78
79

N : iya gak nak daging ya gak tedas tahu, tempe ae arang-arang bandeng ngono ae
mangan iwak daging ya gak tedas nak gak onok untune
Z : Apakah ibu mampu menyekolahkan anak mengalami peningkatan?
N : iya gak duwe nak
Z : Apakah pendapatan tentang upah yang diterima sudah sesuai?
N : iya sesuai mangane iya cukup ngono ae nak
Z : Berapa jumlah sarung tenun yang dihasilkan dalam satu minggu?
N : per minggu oleh telu ngatus
Z : Bagaimana perekonomian sebelum dan sesudah adanya industri sarung tenun?
N : iya onok lha nak biasae nganggur gak oleh penghasilan sak minggu oleh duwek
telu ngatus lak ya peningkatan
Z : Bagaimana jika tidak ada industri sarung tenun?
N : iya petan ae nak iya mboh onok kegiatan gak tau nak gak nganggur onok ae
pengawean
Z : Apakah ada anak dalam anggota keluarga yang berumur 5-15 tahun dalam
keluarga bersekolah (jika memiliki anak umur 5-15 tahun)
N : iya putu nak
Z : Apakah bisa menyisihkan pendapatan untuk di tabung?
N : iya bisa ben minggu delapan puluh ta tabungno dadi jupuke meneh kate riyoyo
Z : Berapa upah yang diterima dalam satu bulan buk?
N : seket ewu per sarung nak engko oleh lima ya rangatus seket oleh enem ya telu
ngatus ngono lho nak borongan ngeneki nak, iya lek oleh akeh ya bayarane akeh
satu bulan dua puluh empat sarung bayarane sak minggu pisan rong minggu pisan
Z :Apa saja kendala yang dihadapi dalam membuat sarung tenun?
N : bahan bakune telat otomatis gak kerja prei sek
Z : Apa harapan ibu untuk industri sarung tenun kedepannya?
N : gajine lebih ditingkatkan ngono ae nak, lebih maju dan sejahtera
Z Sudah buk, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

79
80

Lampiran 11 Hasil Wawancara Dengan Informan ke sebelas

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA PENGUSAHA


INDUSTRI SARUNG TENUN

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Suhadi
Umur : 53 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : Pemilik industri sarung tenun
Tempat wawancara : Di Rumah Bapak suhadi rt 03
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan
Z : Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
N : Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Z : Perkenalkan nama saya Zizalatu Rosidah. Saya mahasiswa dari Universitas
Negeri Malang Jurusan Ekonomi Pembangunan akan melakukan penelitian skripsi
saya tentang Strategi pengembangan sentra industri sarung tenun Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.
Apakah ibu bersedia untuk saya wawancarai?
N : iya bisa mbak
Z : Berapa modal awal usaha bapak?
N : Bapak tahun 2001 modal awal sepuluh juta dadi dua tenun, akhirnya modal awal
minimal Sembilan juta dadi dua tenun.
Z : Bagaimana bapak memperolah modal itu?
N : modal itu jual sepeda motor laku sembilan juta terus langkah ke depan bapak
ambil dari BRI untuk perbesar produksi
Z : Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku?
N : iya kalau sekarang sudah berjalan dengan karyawan sekitar lima puluh itu dalam
satu bulan, bapak bahan baku lima puluh juta modal untuk produksi bahan baku
Z : Darimana usaha bapak memperoleh bahan baku?
N : Dari Surabaya
Z : Bagaimana kualitas bahan baku industri sarung tenun?
N : ada yang dari sutra dan ada yang dari mesress
Z : Berapa jumlah hasil produksi industri sarung tenun?
N : kalau di hitung industri bapak ini satu kodi dapat satu juta lima ratus satu kodi
Z : Berapa jumlah tenaga kerja yang ada pada industri sarung tenun?

80
81

N : tenaga kerja bapak semua total baik perempuan maupun laki kurang lebih empat
puluh orang
Z : Bagaimana alat yang digunakan dalam proses produksi
N : alatnya masih manual menggunakan tenaga manusia
Z : Bagaimana luas jangkauan daerah pemasaran usaha bapak?
N : bapak pola pasare daerah wilayah Gresik, Surabaya, Madura sampai ke Medan
Z : Bagaimana promosi yang dilakukan usaha bapak untuk memasarkan industri
sarung tenun?
N : kita door to door ke toko-toko gitu ae
Z : Berapa harga pcs sarung tenun?
N : iya tergantung bahan baku terus motif mulai dari harga dua ratus, tiga ratus ada
yang tujuh ratus
Z : Berarti semakin sulit pembuatannya semakin mahal ya pak?
N : betul
Z : Apakah ada pelatihan keterampilan yang diberikan kepada tenaga kerja untuk
meningkatkan industri sarung tenun?
N : iya keterampilannya harus di teliti, di control gitu aja kekeliruannya nanti dengan
secepatnya di kasih tau
Z : Bagaimana tingkat kualitas sumber daya manusia, tenaga kerja yang ada pada
industri sarung tenun?
N : kalau kita dalam situasi pasar kadang sepi gitu, kita kan kalu sepi otomatis dari
juragan sarung gak laku harus di tamping sendiri susahnya cari modal yaitu kita
produksi setiap minggu harus mengeluarkan biaya operasional tenaga kerja dan
bahan baku.
Z : Apakah ada penyuluhan dari dinas perindustrian/kepala desa untuk industri
sarung tenun?
N : sama sekali belum pernah untuk industri sarung tenun ini
Z : Apa saja kendala yang dihadapi bapak dalam bidang permodalan, sumber daya
manusia, produksi, teknologi dan pemasaran?
N : iya itu andai kata pasar sepi bapak harus membatasi biasanya dalam satu hari
dapat satu atau satu minggu dapat empat gitu ae, jadi menggolor-olor modal biar
todak cepat habis.
Z : Apakah ada kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri sarung tenun?
N : sama sekali tidak ada kebijakan seolah-olah pemerintah itu
Z : Apakah ada pihak swasta PT Telkom yang memberikan modal kepada industri
sarung tenun?
N : PT Telkom dulu memang nawarin modal sebagian ada yang utang ada yang di
kasih modal, memang tempo menunjang suku bunganya lebih murah disbanding
bank-bank lainnya.
Z Sudah pak, terima kasih sudah bersedia di wawancarai
N Iyaa sama-sama

81
82

Lampiran 12 Hasil Wawancara Dengan Informan ke dua belas

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA KEPALA DESA


WEDANI

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama :
Umur : 53 Tahun
Alamat : Desa Wedani
Pekerjaan : Kepala desa Wedani
Tempat wawancara : Balai Desa Wedani
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan

A Perkenalankan nama saya zizalatul rosidah mahasiswa dari universitas


negeri malang mau bertanya kepada bapak tentang industri sarung tenun
apakah boleh pak?
B Oke, monggo silahkan koyok kawinan ae rek
A Pak yang pertama Bagaimana latar belakang berdirinya sentra industri
sarung tenun?
B Cara berdirinya yang pertama itu adalah modal, modal itu menunjang dari
berdirinya sarung tenun masalaahnya didesa wedani itu sudah punya
keahlian membuat sarung tenun, punya keahlian memproduksi sarung
tenun masalahnya orang” didesa wedani sudah belajar dari pihak bhstek,
kecubung, kemudian berdirinya itu sudah mengabdi istilahnya karyawan
dari itu membuat sarung sendiri untuk membuat produksi dari desa wedani
A Tahun berapa pak berdirinya
B Berdirinya itu sejak lama untuk masalah berdirinya itu tergantung,
tergantung juragan e, intinya itu pihak pertama untuk dari kecubung bhs
orang yang pertama itu sudah lama istilahnya sudah 25 tahun, untuk yang
baru-baru ini ikut punya modal juga ikut terjun sendiri, istilahnya itut”,
intinya ndilok sarung tenun coro didesa wedani punya kapasitas yang bagus
dia itu ingin membuat produksi sendiri home industri, juragan dewe”lah
bahasa boso jowo e seperti itu tapi sekarang juga masih ada banyak cuma
kadang dari modalnya pembeliannya itu modal beli sarung itu benangnya
itu mahal penjualanya harga sarung harganya tetap jadi intinya itu kita yang
produksi kecil” juragan kecil banyak yang gulung tikar seperti itu

82
83

A Berarti yang modalnya besar bertahan gitu ta pak?


B Yang modalnya besar bertahan Cuma kita masih distok katakanlah
sarungnya tidak dijual dulu nunggu harganya mahal contohnya mau hari
raya idul fitri, romadhonan itu dijual itukan harga e naik orang kan butuh
semua sekarang itu dijual cuma ngga sebesar seperti hari raya mau
romadhonan Cuma didesa weadi itu banyak home industri sarung tenun
mayoritas perempuan” baik lelakinya yang tidak bisa keluar seperti itu
A Yang kedua pak Apa kelebihan produk sarung tenun Desa Wedani dengan
produk sarung tenun dari daerah lain?
B Kelebihanya maksudnya gimana
A Kelebihan dari produk sarung tenun ini
B Produksinya itu banyak kelebihan makanya kalo kita beli disini dari home
industrinya langsung itu harganya murah, terus coraknya juga istilahnya itu
anti luntur, lunturnya itu tahan lama seperti itu coro gampangnya capnya”
bagus, intinya dari pihak tengukulak kita tidak punya stok sendiri sama”
kita kerjasama sama orang madura, madura dijual ke timur tengah.
A Yang ketiga pak apa peran yang dilakukan pihak pemerintah desa ini dalam
mengembangkan industri sarung tenun?
B Kita masukkan ke BUMdes kalo bisa, kita bisa online seperti itu kita ada
pameran” yang sekiranya itu ada orang dari luar dari madura itu kesini
datang sendiri kesini tapi itu kemungkinan untuk produk tahun” yang kita
rencanakan dari BUMdes sebab masalah itu kita juga modal kurang kita ke
madura itu kan kita uangnya cast seperti itu
A Selanjutnya pak Apa harapan ke depannya dengan adanya industri sarung
tenun dan sebagai produk unggulan Desa Wedani?
B Harapannya kita sebagai masyarakat desa wedani mengurangi
pengangguran dalam bekerja katakalah kita bisa bekerja dirumah sendiri
home industri itu karena lapangan pekerjaan diluar dipabrik” banyak yang
di PHK dsb, makanya kedepanya kita juga punya modal BUMdes sendiri
untuk memberikan modal” bagi juragan” sarung itu yang kurang modal
seperti itu.
A Selanjutnya pak Apa saja keuntungan/manfaat yang didapatkan
masyarakat dari adanya sentra industri sarung tenun?

83
84

B Banyak sekali , Keuntungan didesa wedani ini banyak sekali terutama


remaja yang putri, ibu” rumah tangga, bapak” yang lanjut usia itukan
sarung tenun tergantung keahlian sendiri” ada yang yang bisanya ngecat
sarung ngosok dan lain sebagainya
A Kemudian pak Apakah dengan adanya sentra industri sarung tenun
kesejahteraan masyarakat akan meningkat?
B Insha allah banyak meningkat kalo kita punya modal sendiri usaha sendiri
home industri itu insha allah masyarakat tidak perlu mencari pekerjaan dari
luar sek akeh ta mbk
A Banyak kih pak
B Ayok ngalih ae rame nag kene, Intinya Dari pihak desa sendiri banyak
pemasukkan, mengurangi tenaga kerja dari pihak rumah tangga
A Apakah didesa wedani masyarakat sudah dikatakan sejahtera?
B Intinya mayarakat ada yang sejahtera ada yang kurang sejahtera
masalahnya tergantung individunya kalo sejahtera kaya semua tapi kalo
didesa wedani dibandingkan dengan desa lain isnha allah sejahtera, ya
tidak sejahtera seluruhnya Cuma dibanding desa” lain lebih unggul desa
wedani
A Apa kendala yang dihadapi untuk memajukan industri ini?
B Yang pertama adalah modal, modal itu penunjang utama dari industri ini
untuk maju karena modal itu, kita mengajukan modal tapi kita
pengeluarannya penjualannya itu seret katakan seret itu katakanlah kita beli
modal benang kemudian kita buat media sarung kemudian kita jualnya
tidak dikasih cast, dikasih cek, cek itu nunggu untuk jurangan yang
membayar dari pihak pekerja itukan telat lha itu, seperti itu kendalanya itu
jadi 50 50 katakanlah seperti itu kalo bisa besar kita jual cast itu bisa
berkesinambungan untuk memajukan itu cepet seperti itu.
A Bagaimana bentuk pemasaran yang dilakukan pemerintah untuk
meningkatkan industri sarung tenun?
B Pemerintah desa?
A Iya

84
85

B Ya intinya itu ada semacam BUMdes kita bisa online seperti itu kita di
posting di media instagram kita diposting keluar negeri tapi kalo kita
mengandalkan itu kurang untuk pembeliannya makanya kita difokuskan
kepada katakanlah jurangan besar sudah yang punya channel di timur
tengah itu disitu, katakanlah dimadura mayoritas dijual dimadura sudah ada
member disana
A Berarti luas jangkauannya sudah luas ya pak?
B Sudah di timur tengah sarung di wedani makanya orang” timur tengah yang
haji” dari timur tengah sarung wii hu aada dimekah posisinya sana sama
dari bhs kecubung itu
A Apa saja permodalan yang diberikan pemerintah pada industri sarung
tenun?
B Permodalan dari Pihak Pemerintah desa?
A Iyaa
B Kita ada BUMdes disuruh untuk simpan pinjam disitu katakalah untuk
juragan/bos” yang kurang ada Spp dari BUMDes simpan pinjam kemudian
perkreditan disitu BUMdes katakanlah tidak terlalu besar lha maksimal 10
juta jadi kita bisa mencover dana semaksimal mungkin sperti itu untuk
kesejahteraan para juragan”itu meskipun tidak ada jaminan yang penting
ada usaha kita memberikan simpan pinjam monggo
A Kemudian pak apakah ada pelatihan/ pembinaan dari pemerintah ini untuk
meningkatkan industri sarung tenun?
B Untuk Pelatihan itu semuanya ada jadi pihak pemerintah meskipun tidak
ada yang melatih orang” sudah terlatih semua, sudah pandai” semua
masalahnya yang sudah mendirikan pabrik sarung tenun itu sudah
memberikan pelatihan itu sendiri dari anggota pekerjanya soalnya
juragannya uda profesional untuk membuat sarung makannya dia berdiri
sudah profesional” awalnya karyawan kemudian membuat sendiri jadi
rugan sendiri” pecah” jadi juragan kabeh sampai dari karyawannya dari
luar desa banyak diluar desa sampek ngga uman mencari karyawan diidesa
sendiri itu ngga uman katakanlah opo bohoso indonesia e ngga uman
A Berarti ini pekerjanya dari luar ta pak?

85
86

B Dari desa sendiri, dari luar desa begitu banyak juga masalahnya apa orang
disini banyak juragannya mencari karyawan didesa sendiri kekurangan
sudah kerja dijurangan si A, siB, si C, aku ngolek wong nagdi lek ngga
didesa lain seperti itu banyak dari desa si A si B banyak, juragannya sini
pekerjanya dari benjeng, balongg panggang ada sampek kecamatan lain
ada jadi royokan karyawan lha katakanlah
A Apakah desa wedani bekerja sama dengan pihak swasta untuk
meningkatkan industri?
B Pihak swasta itu kataklah simpan pinjam,kadang” simpan pinjam itu dari
bank satu ke bank lain itukan permodalannya kurang Cuma untuk masalah
bekerja sama itu pribadi” juragan dewe katakanlah kurag modal utang bang
ae, hasil e kan dari diri sendiri Cuma masalah hutang itu urusannya juragan
itu sendiri jadi seperti itu
A Terus pak apakah ini dari binaan telkom pak?
B Pertama mulanya itu hutangnya itu binaan telkom itu bunganya agak ringan
kemudian cairnya agak besar katakanlah kita modal pinjam 200
juta,100juta itu cepet seperti itu, Cuma binaan telkomkan ngga ikut
sarungnya Cuma modalnya saja dari pihak telkomnya
A Itu masih berjalan ta pak?
B Insha allah berjalan ada satu dua yang maju sudah ngga hutang, itu yang
juragan menengah ke bawa hutang yang sudah maju sudah ngga hutang
modalnya sudah besar
A Berarti awalnya itu dari Pihak telkom ta pak?
B Pertama itu modal sendiri Cuma ada orang hutang dari telkom kok murah
ikut ngono lho jadi intinya seperti itu permodalannya agak ringan
kemudian bisa besar pinjamnya dari pihak telkom itu itu kita survey
kerumah masuk oke kita aac gitu pihak telkom.
A Apakah dari dinas” perindustrian usaha mikro itu pernah membantu dalam
meningkatkan ini pak?
B Untuk dari pihak pemerintah kabupaten hanya mensupport saja mala minta
bagaimana desainnya itu” bisa dibuat pelatihan itu” wong yang membuat
pelatihan kalah pinter sama yang dilatih dari pihak sana iyaa mala tanya

86
87

tanya iki kek epo pak-kek epo pak, kalah pinter wong ndok kene langsung
praktek ndok kono takok tok gae teori ae gini” Cuma masalah pendaan
tidak Cuma memberikan motivasi gitu ae.
A Ini yang terakhir pak apa kontribusi yang diberikan para pengusaha sarung
tenun didesa wedani dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
B Kontribusinya, kontribusi itu memang gimana ya sudah katakanlah dalam
prosedur industri kita meningkatkan kapasitas para penganggur yang ada
di desa supaya tidak nganggur katakanlah ibu rumah tangga, anak” putus
sekolah,anak” belajar pun bisa membuat sarung didesa wesani ini banyak
anak kecil SMP,SMA, ngga nganggur istilahnya kalo mau bekerja
masalahnya itu sampingan jadi uang saku tidak minta pada ibunya sudah
punya uang saku untuk mengerjakan sarung tenun ini, kerjanya gampang
gitu lho, jadi itu meningkatkan kapasitas para ibu rumah tangga, anak”
putus sekolah dan sebaagainya yang istilahnya mampu untuk bekerja.

Lampiran 13 Hasil Wawancara Dengan Informan tiga belas

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA DINOS KOPERASI


DAN MICRO PERINDUSTRIAN

RSP/07-W/FS/17-01-18
Hari/Tanggal : Selasa/16 Januari 2018
Nama : Siti Nur Aisyah
Umur : 54 Tahun
Alamat : Jalan Proklamasi no 5 gang 2
Pekerjaan : PNS
Tempat wawancara : Gedung Diskoperindag Gresik
Jam : 10.00 WIB

Keterangan:
Z : Zizalatul/Peneliti
N : Informan

A Perkenalankan nama saya zizalayul rosidah mahasiswa dari universitas


negeri malang mau menanyakan kepada ibu tentang industri sarung tenun
yang pertama ibu namanya siapa?
B Siti Nur Aisyah
A Umurnya berapa
B Umur 54 tahun
A Alamat?
B Jalan Pahlawan gang 12 nomer 14
A Pekerjaan

87
88

B PNS
A Langsung saja ya bu, Promosi apa yang dilakukan pemerintah uuntuk
memasarkan produk industri sarung tenun?
B Peran Pemerintah terhadap pemasaran sarung tenun ATBM, pemasaran
ada 2 metode, ada offline ada online, kalo offline itukan berarti bertatap
muka jadi peran pemerintah disini bisa mempromosikan ke pameran-
pameran mengenalkan produk ketika ada tamu luar daerah itu peran
pemerintah pemasaran offline, terus kalo yang online kita berikan bekal
untuk bisa memasarkan lewat gadget, kita beri pelatihan” untuk bisa
memasarkan metode marketing online kita masukkan ke web, kita bekerja
sama dengan blibli,sophie,jadi kita ikutkan disitu itu promosi dalam online
itu peran pemerintah dalam pemasaran,jadi ada 2 metode bisa kita support
lewat offline, bisa support lewat online.
A Kemudian bu ini pakek ke distributornya yang koperasi juga ta
bu,pemasaran ke koperasi gitu ?
B Tidak, jadi kita tidak ikut memasarkan secara langsung tapi kita
memberikan fasilitasi artinya kita memberikan ruang untuk memasarkan
dengan metode yang tadi, kalo kita yang memasarkkaan kita yang jualan
dong. Kan seperti itu kita memberikan metode” bagaimmana untuk bisa
mendongkak ATBM bisa jualan sessuai dengan metode yang sekarang dan
daya saing yang seperti ini.
A Yang kedua bagaiamana daerah luas jangkauan pemasaran ini, bu?
B Untuk sementara ini mereka sampek dengan nasional mbk luar pulau jadi
yang kita bina ini fokusnya ada di IKM itu yang standar kecil, kalo yang
sudah besar sudah export bukan wewenang kami untuk membina jadi kita
bicara yang ikm industri kecil menengah jadi sampek dengan nasional,
dulu juga banyak sampek ekport tapi ATBM manual otomatis kita klah
bersaingan dengan yang sudah pabrikan,jadi sekarang tidak export hanya
sampek luar pulau
A Daerah mana saja bu itu jangkauannya?
B Sekitar daerah cerme, wedani, balongpanggang semuanya sentra industri
sarung tenun ATBM ((alat tenun bukan mesin)
A Yang ketiga apa saja permodalan yang diberikan pemerintah kepada IKM?
B Jadi permodalan itu kami secara langsung itu tidak bisa, jadi kita hanya
memfasilitasi mencarikan jalan mananya menfasilitasi kita mencarkan
jalan, kita sebagai mediatornya kita mencarikan beberapa kemitraan”
contohnya kita bekerja sama dengan perusahaan” untuk bisa memberikan
modal kepada IKM” jadi untuk peran pemerintah memberikan modal
secara langsung itu tidak bisa. Jadi bisa tpi lewat jasmas(jaring aspirasi
masyarakat) itu baru bisa tap secara langsung itu tidak bisa dalam suatu
kegiatan kita tidak bisa.
A Berarti ini tidak dikasih modal berupa uang ngga bu?
B Ada tapi tidak langsung dari kegiatan sini tapi dari jasmas yang itu ada
lewatnya DPR langsung diberikan kepada pemerintah. Jadi DPR yang
punya inisiatif ditaruh disalah satu dinas,kita tidak bisa langsung tapi kita
memberikan jalan CSR namanya Perusahaan” mana yang mau ngasih
support kepada mereka kalo berupa uang tapi kalo berupa peralatan, modal
kan ngga harus uang se mbk, bisa ang bisa barang, tapi kalo barang kita

88
89

kasih support, kita kasih barang mesin” ATBM (alat tenun bukan mesin)
yang kita punya link di program kementrian perindustrian jadi program
perindustrian kita taruh disini kemudian kami memberikan peralatan mesin
ATBM (alat tenun bukan mesin), jadi modal bukan berupa uang tpi juga
peralatan.
A Yang kemudian apakah ada pelatihan” dari pemerintah kepada tenaga kerja
untuk meningkakan industri?
B Ya banyak hal mbk yang sudah kita latih yang sudah kita berikan pelatihan
ciontohnya pelatihan peningkatan produk bisa desainnya, bisa
pengolahannya limbahnya, jadi ada beberapa sektor pelatihan yang
diberikan kepada IKM?
A Kalo memberikan sosialisasi/ penyuluhan itu pernah ta bu?
B Iyaa, ada sosialisasi, kalo sosialisasi kan hanya sebuah pengetahuan saja
mbk, bahwa seperti ini, kita juga mengadakan pelatihan kalo pelatihan uda
masuk teknis, jadi seumpama pelatihan bagaimana membuang limbah,
ATBM (alat tenun bukan mesin) itukan terus terang saja limbahnya kan
juga bahaya itukan warna, bagaian membuang imbah supaya tidak
mencemari lingkungan, terus kita proses untuk biki ATBM (alat tenun
bukan mesin), terus teknisnya, kalo mesin ini rusak yo’opo ndandan ane
juga diberikan pelatihan, desain e supoyo cantik ngene”, jadi banyak
sektor” yang telah dilakukan untuk IKM”
A Kemudian apa teknologi yang digunakan untuk memproduksi sarung
tenun?
B Untuk sementara ini ATBM (alat tenun bukan mesin) jadi teknologinya
untuk saat ini teknologi tingkat tinggi masih belom jadi ada beberapa, apa
namanya itu, mesinnya itu di modif yang bagaimana mesinnya itu
diberikan teknologi seng umpamanya sehari katakanlah Cuma 1 sarung, itu
kita bikin peralatan yang agak bagus sedikit itu sehari dapat 3.
A Berarti ini masih manual yaa bu?
B Iyaa, namanya ATBM (alat tenun bukan mesin) kalo ATM (alat tenun
mesin) otomatis sudah mesin ini kan fokus yang ada di gresik itu ATBM
(alat tenun bukan mesin), yang ita bina sampek ATBM (alat tenun bukan
mesin) kalo ATM (Alat tenun mesin) tidak kita bisa karena sudah
menengah keatas mblayu dewe.
A Yang selanjutnya bu, apa kendala yang dihadapi dalam industri ini bu?
B Setiap industri kan memiliki kendala sendiri sendiri berbeda beda, kalo
arung ini, kalo makanan ini sekarang yang dihadapi IKM ATBM yang saya
bina sampai saat ini saya bikin kuisoner, apa kendalanya yang paling tinggi,
ternyata tenaga kerja karena ATBM harus spesifik didalam rumah bukan
di pabrik sekarang ini untuk sampai saat ini orang yang bekerja sudah
menengah keatas, anak” muda saat ini tidak ada yang mau, jadi akhirnya
dengan berjalannya waktu kendala terbesar mereka adalah tenaga kerja
ngga ada generasinya, generasi muda ngga ada yang menekuni bidang itu,
yang tua” mulai purna mencari tenga kerja baru itu susah. Jadi lucu kalo
yang lain” itu mencari pekerjaan justru ATBM itu mencari tenaga kerja
susah ini permasalahan yang dihadapi oleh ATBM lucu memang.
A Berarti Cuma tenaga kerja aja ta bu atau yang lain?

89
90

B Otomatis tenaga kerja, kalo bicara lagi daya saing, daya saing otomatis
sekarang ini ATBM biaya mahal karena manual otomatis biaya tenaga
kerja mahal kemudian kita bersaingan dengan ATM kalo mesin kan
otomatis ongkos tenaga kerjanya murah, jadi itu kendalanya tidak seberapa
bisa bersaingan dengan ATM, ATM sekarang kan sudah canggih” makin
cepet” yaa itu sih kendalanya
A Selanjutnya apa harapan kedepanya untuk industri sarung tenun sebagai
produk unggulan?
B Yaa harapan kami sih, pemerintah tetep mendukung karena sudah menjadi
icon, pada tahun 2016 ,2015-2016 KID kompetensi inti daerah kabupaten
gresik jatuh di ATBM jadi kami berharap ATBM bisa tetep berjalan ,tetep
mempunyai daya saing, masih tetep berjalan dan memungkin bisa tambah
eksis
A Kemudian bu apa saja kebijakan atau program dari pemerintah untuk
mengembangkan sarung tenun?
B Lha itu tadi, kebijakan” pemerintah, support” pemerintah dengan
memberikan beberapa pelatihan, baik pelatihan mulai dari peningkatan
produk,pemasaran kemudian mensupport memberikan modal mensupport
memberikan peralatan dan pebinaan” yang lain jadi sudah banyak support
pemerintah.
A Selanjutnya bu bagaimana tren permintaan sarung tenun dari tahun ke
tahun?
B Eeemm sebenarnya ada, jadi begini dari tahun ke tahun itu berbeda
tergantung dari IKMnya sendiri” sepanjang dia itu bisa mencari peluang”
dia itu semakin eksis, namun tidak semua karakter IKM itu berbeda, ada
yang menunggu hanya ada pesananan aja, menunggu pesanan saja kalo
tidak ada pesanan dia diam, tapi ada yang eksis, didaerah situ, yang bekerja
sama dengan dian pelangi kalo tidak salah dibenjeng kalo tidak salah lha
itu produknya banyak yang dibeli dian pelangi, dian pelangi sekarang lagi
booming membikin baju dari sarung ATBM, lha itu kalo sekin eksis atau
tidak itu tergantung IKM sendiri” kan mainsheet orang sendiri” tapi secara
garis besar yaa masih eksis.
A Kemudian apakah dalam pembuatan ATBM pihak pemerintah ikut andil?
B Yaa itu tadi support, pelatihan”,memberikan ruang untuk pemasaran,
memberikan permodalan, memberikan peralatan itukan peran pemerintah
mensupport bagaimana orang” ini tidak hanya bertahan saja tapi semakin
maju kalo pemerintah tidak tau apa” kan yaa, karena dibidang kami kan
fokus dipembinaan IKM.
A Kemudian bu, apakah industri ini bekerja sama dengan PT TELKOM
B Lha itu tadi, kita sering mencarikan CSR di perusahaan itu ada kewajiban,
apa namanya dampak sosial kepada pemerintah kami bekerja samanya
tidak hanya pada TELKOM, TELKOM, PJB,Petro,semen smelting dan
Akademisi” perguruan tinggi. Lha ini banyak mbk ada yang support
memberikan pelatihan, ada yang bantu mendampingi jadi tidak harus peran
lintas sektoral yaa tidak harus modal. pelatihan juga ruang supaya untuk
memasarkan, memberikan permodalan, pinjaman lunak gini mbk kalo CSR
sekarang pinjem 6 bulan lagi itu nyicil pertama tapi kalo belum dapet
uttung ya nanti dulu, ka niatannya bukan untuk profit tapi bantu.

90
91

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Hoyyi, et al. 2018. Sosialisasi Pengelolaan Limbah Industri Batik pada
Program IBPUD Kerajinan Batik Bakaran di Kabupaten Pati Jawa
Tengah . Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. Volum 9. N0 2 (DOI:
10.26877/e-dimas.v9i2.1785)
Abidin, zainal. 2017. Pemasaran hasil ikan. Malang: UB Press
Akbar, Muh. 2018. Analisis Teori Pembangunan Studi Mengenai Perkembangan
Pembangunan Di Indonesia. (DOI: 10.13140/RG.2.2.34410.82888)
Ambarwati, Maylinda 2012. Studi Kerajinan Tenun Ikat Sarung Goyor Bapak
Sudarto Di Desa Kenteng Kelurahan Pojok Kecamatan Tawangsari
Sukoharjo”. Jurnal Pendidikan Seni Rupa.
Annisa, Nurul. 2018. Diversifikasi Produk Olahan Jamur (Pleurotus Ostreatus)
Sebagai Peningkatan Pengetahuan Keterampilan Dalam Upaya
Mendukung Hidup Sehat : Studi Kasus Rw 05 Desa Cipacing-Jatinangor.
(DOI: 10.24198/jppm.v4i3.15718)
Anugerah, Andi, et al. 2015. Potensi Industri Kreatif Tekstil Berbasis Budaya
Lokal Sebagai Konfigurasi Revolusi Mental Dan Fortifikasi Branding
Untuk Destinasi Pasar Internasional. (DOI:
10.13140/RG.2.1.2313.9928)
Anwar, Aminuddin. 2017. Peran Modal Manusia Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Regional Di Jawa. Jurnal Economia-Vol.13 No.1
(DOI:0.21831/economia.v13i1.13323).

91
92

Arsyad, Lincolin. 2014. Ekonomi Industri Pendekatan Struktur, Perilaku, dan


Kinerja. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Badan Pusat Statistika. 2015. Jumlah Industri Besar Sedang Kabupaten Gresik.
(online),(Databpshttps://gresikkab.bps.go.id/statictable/2015/03/20/57/ju
mlah-industri-besar-sedang-kabupaten-gresik-2013.html) Di akses 10
September 2018
Badan Pusat Statistika. 2013. Data Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Gresik, 2013-2017 (online) Di akses tanggal `1 September 2018.
Badan Pusat Statistika. 2017. Indikator Kesejahteraan Rakyat
https://www.bps.go.id/publication/2017/11/28/dc989c8dace45eb41fd9bb
c5/indikator-kesejahteraan-rakyat--inkesra--2017.html (online)
Badan Pusat Statistika. 2017. PDRB Kabupaten Gresik atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Juta Rupiah, 2014-2016 (Online),
(https://gresikkab.bps.go.id/statictable/2017/07/05/80/pdrb-kabupaten-
gresik-atas-dasar-harga-berlaku-menurut-lapangan-usaha--juta-rupiah-
--2010-2016-.html), Di akses 15 September 2018
Badan Pusat Statistika Kabupaten Gresik. 2015. Statistik Kesejahteraan Rakyat
Kabupaten Gresik.
https://gresikkab.bps.go.id/publication/2017/04/17/615a657aae695b926e
24e98c/statistik-kesejahteraan-rakyat-2015.html online
Dinas Koperasi Dan Perindustrian. 2016. Data industri dikabupaten Gresik. Di
akses pada tanggal 5 September 2018
Firmansyah, Mochammad. 2018. Literasi Multimodal Mahasiswa: Studi Pustaka
Terhadap Teks Multimodal Bermuatan Kearifan Lokal Serta
Implementasinya Dalam Pembelajaran.
Firmansyah, Rangga. 2015. Silabus Program Pemberdayaan Masyarakat
Pelatihan Kewirausahaan dan Teknis Produksi IKM Furniture.
(DOI:10.13140/RG.2.1.2545.8003)
Harini Sri, et al. 2018. Analysis Of The Effects Of Government Policy And The
Involvement Of Stakeholders On The Performance Of Msmes.
(DOI:10.24843/MATRIK:JMBK.2018.v12.i01.p02)
Irianto, heru. 2005. Analisis Penentuan Prioritas Pengembangan Sektor
Perekonomian di Kabupaten Sukoharjo. (DOI:
10.20961/carakatani.v19i1.20458)
Iskandar, Agung. 2010. Perspektif Multidimensional Pendidikan Pembangunan
Berkelanjutan: Pemikiran Awal Konsep dan Penerapan. (DOI:
10.24832/jpnk.v16i4.477).
Jawa Pos, 2017. Serap Penganggur, Optimalkan Vokasional.
https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-
pos/20170312/282613147583549 (online) Di akses pada tanggal 2
Oktober 2018
Lestari Etty Puji. 2010. Penguatan Ekonomi Industri Kecil dan Menengah
Melalui Platform Klaster Industri. Jurnal Organisasi dan Manajemen,
Volume 6, Nomor 2, September 2010, 146-157
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi atau arti kata pengembangan
berdasarkan KBBI Online. https://typoonline.com/kbbi/pengembangan
Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomi Industri Indonesia. Yogyakarta. Andi

92
93

Mahfud, Tuatul. 2017. Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas:Strategi


Komunitas Foodies Dalam Pengembangan Wisata Kuliner Di
Balikpapan. Isbn: 978-602-51450-0-1
Mahi, Ali. 2017. Pengembangan Wilayah Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana
Marlius, Doni. 2018. Strategi Pengembangan Sulam Bayang. Jurnal Benefita
(DOI: 10.22216/benefita.v3i2.3494)
Mayanti, Sedar. 2014. Manajemen Strategi. Bandung: PT Refika Aditama.
Minawati, Rosta. 2018. Kreativitas Sebagai Strategi Pengembangan Musik
Kompang Grup Delima di Bantan Tua Bengkalis. DOI
10.26742/panggung.v28i3.507. Panggung Vol. 28 No. 3.
Mustangin, et al. 2018. Pemberdayaan Masyarakat Oleh Koperasi Untuk
Mewujudkan Kesejahteraan Bagi Komunitas Petani Di Daerah Cepogo.
International Journal of Community Service Learning. Vol. 2 No.10 (DOI:
10.23887/ijcsl.v2i2.13859).
Nababan, Septia. 2013. Pendapatan Dan Jumlah Tanggungan Pengaruhnya
Terhadap Pola Konsumsi Pns Dosen Dan Tenaga Kependididkan Pada
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal
EMBA -Vol.1 No.4 ISSN 2303-1174
Nasikh. 2009. Model Optimalisasi Faktor Produksi Usaha Industri Kecil Mebel
Kayu Jati di Pasuruan Jawa Timur. Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, Vol.11 No.1.
Ningrum, Dwi, et al. 2015. Peran Industri Pengolahan Tembakau Dalam
Perekonomian Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Ponorogo,
Jawa Timur. Jurnal Sosial Ekonomi-Vol.26 No. 3 (Issn: 0853-5167).
Pangadaheng,Yanti. 2012. Analisis Pendapatan Petani Kelapa di Kecamatan
Saliabu Kabupaten Talaud.
Pantow, Srikandi, et al. 2015. Analisis Potensi Unggulan Dan Daya Saing Sub
Sektor Pertanian Di Kabupaten Minahasa. Jurnal Ekonomi Pembangunan
– Vol.15 No.04 2015.
Permadi, Adi. 2015. Strategi Pengembangan Industri Kecil Carica. Journal of
Economics and Policy (DOI: 10.15294/jejak.v8i1.3853).
Purbaya A. Ghofar. 2016. Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi
Masyarakat: Kasus Pengusaha Krupuk Dan Camilan Hasil Laut di Pantai
Kenjeran Lama Surabaya. OECONOMICUS Journal Of Economics
Vol.1 No.1. 2015
Prasetyadi, et al. 2018. Evaluasi Kinerja Operasi Sistem Anaerobik Tipe Fixed
Bed untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu menjadi Biogas di Kota
Probolinggo. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 19, No 1 (DOI:
10.29122/jtl.v19i1.2624).
Profi Desa Wedani. 2017. Data jumlah UKM sarung tenun di desa wedani. Di
akses Pada tanggal 7 September 2018
Puspitasari, Atika et al. 2015. Strategi Pengembangan Industri Kecil Lanting
Dikabupaten Kebumen jurnal-Vol. X No.2.
Rachmawati, Ike. 2008. Manajeman Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: C.V
ANDI OFFSET
Rejeki, pujiati et al. 2018. Analisis Prioritas Strategi Pengembangan Kawasan
Pertanian Padi Berbasis Preferensi Petani Di Kabupaten Kendal. DOI:
10.14710/pwk.v14i3.16699.

93
94

Revi Ahmad, et al. Model Jaringan Syaraf Tiruan Dalam Memprediksi


Pendapatan Perkapita Masyarakat Perkotaan Pada Garis Kemiskinan
Berdasarkan Propinsi. Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK).
Volume 05, No.02. ISSN: 2406-785. (DOI: 10.20527/klik.v5i2.136).
Riani, Asri. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Rusdarti. 2011. Pemberdayaan Perajin Tempe Dalam Mengembangkan Sentra
Industri Kecil Tempe Di Kota Semarang. Jurnal Ekonomi- Volume 4,
Nomor 2 (DOI:10.15294/jejak.v4i2.4646)
Rosni. 2017. Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Desa
Dahari Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. Jurnal
Pendidikan Geografi- Vol 9 No.1 (e-ISSN: 2549–7057, p-ISSN: 2085–
8167).
Siregar, Novitasari. 2017. Analisis Tingkat Kesejahteraan Nelayan Buruh
Alat Tangkap Gill Net Di Desa Sungai Buntu Kecamatan Pedes Kabupaten
Karawang. Jurnal Perikanan Dan Kelautan. Vol VIII No.2
Sitanggang, Arinalas. 2016. Pemberdayaan Kelompok Industri Rumah Tangga
Sarung Tenun Samarinda Oleh Dewan Kerajinan Nasional Kota
Samarinda. eJournal Pembangunan Sosial- Volume 4, Nomor 2. 141-153
ISSN 0000-0000.
Subianto, Achmad. 2010. Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Gibon Group
Publications
Suhartini ,evi yuliawati, 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Analisis Daya
Saing Industri Batik Berbasis Diamond Porter Modelling. ISBN: 978-
979-3649-81-8
Sukirno, Sadano. 2006. Ekonomi Pembangunan.Proses, Masalah dan kebijakan.
Jakarta: Kencana Prenada Media group
Sumanto, Agus. 2016. Pengaruh Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
JESP-Vol. 8, No 1 (ISSN (P) 2086-1575 E-ISSN 2502-7115).
Sunarsih elvi, et al. 2018. Analisis Paparan Kadmium, Besi, Dan Mangan Pada
Air Terhadap Gangguan Kulit Pada Masyarakat Desa Ibul Besar
Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia. (DOI : 10.14710/jkli.17.2.68-73)
Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru Mengubah Ide Dan Menciptakan
Peluang. Jakarta: Salemba Empat.
Sutiarso, Moh. 2018. Pengembangan Pariwisata Yang Berkelanjutan Melalui
Ekowisata. DOI: 10.31219/osf.io/q43ny.
Teguh, Muhammad. 2010. Ekonomi Industri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah. Bandung: 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014. Tentang
Perindustrian.(online)
http://bdipadang.kemenperin.go.id/downloads/files/Usaue_UU_NO_3_2
014_tentang_perindustrian.PDF Di akses 9 Oktober 2018
Utomo Marcellinus, et al. Kebijakan Pendukung Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Petani Gunungkidul Melalui Usaha Sampingan Agribisnis

94
95

Bambu. Jurnal Hutan Tropis Volume 5 No. 3. ISSN 2337-7771 E-ISSN


2337-7992. (DOI: 10.20527/jht.v5i3.4787)
Versanudin Hekmatyar. 2018.Pola Penguasaan Tanah Dan Distribusi
Kesejahteraan Rumah Tangga Di Pedesaan Jawa Timur. Jurnal Ilmu
Kesejahteraan Sosial. Vol. 4 No. 1, (DOI:
dx.doi.org/10.31292/jb.v4i1.206)
Widiastuti Tri, et al. 2018. Pelatihan Pembuatan Stik Sehat Ikan Kakap untuk
Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Kelurahan Mlatiharjo Semarang.
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 9(2), (DOI: 10.26877/e-
dimas.v9i2.2890).
Widyawan, Vallen et al. 2015.Pengembangan Industri Pengolahan Kayu Sebagai
Upaya Pengembangan Ekonomi Lokal (Studi pada Desa Sukorejo,
Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Administrasi
Publik (JAP), Vol.3, No.7. 2015
Wiyaka, et al. 2017. Pemberdayaan Industri Rumah Tangga sebagai Upaya
Peningkatan Pendapatan Tambahan Kelompok Keluarga Mitra Program
Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender Desa Langse
Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Tahun 2016. Jurnal pengabdian
kepada masyarakat. Volume 8. N0.2 (DOI: 10.26877/e-dimas.v8i2.1653).
Yolamalinda. 2014. Analisis Potensi Ekonomi Daerah Dalam Pengembangan
komoditi Unggul. Jurnal Pendidikan Ekonomi - Vol.3 No.1 (ISSN : 2302
– 1590, E-ISSN: 2460 – 1900).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

95

Anda mungkin juga menyukai