Penyusun :
1.
2.
3.
4.
5.
M. Itmamurohman
Khusnul Khotimah
Tiara Putri Utami
Yesi Sinaga
Roychan Idris
(G14150015)
(G14150033)
(G14150051)
(G14150057)
(G14150075)
A. Latar Belakang
Monalisa Sembiring (2010) melakukan penelitian analisis pendapatan
pedagang bakso di Kota Bogor.
karakteristik para pedagang bakso mangkal dan pedagang bakso keliling di Kota
Bogor dan menganalisis pendapatan dan efisiensi usaha dari pedagang bakso
mangkal dan pedagang bakso keliling di Kota Bogor. Jumlah sampel dalam
penelitian 30 pedagang bakso yang beroperasi di Bogor, terdiri atas 15 orang
pedagang bakso keliling dan 15 orang pedagang bakso mangkal. Analisis data
menggunakan analisis rasio penerimaan-biaya. Hasil penelitiannya ialah rata-rata
dan
kebutuhan
dari
mereka
tentunya
dengan
harga
yang
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pendapatan antarpedagang nasi
goreng di sekitar kampus IPB dan memaparkan faktor penyebab adanya variasi
pendapatan antarpedagang nasi goreng di sekitar kampus IPB.
C. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2016 di Babakan Raya. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan membagikan
kuesioner pada konsumen.
D. Kerangka Teori
Ilmu mikroekonomi (microeconomics) adalah kajian tentang bagaimana
mereka berinteraksi di pasar tertentu. Salah satu pasar yang mudah dijumpai ialah
pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan (competitive market) merupakan
suatu pasar di mana terdapat banyak pembeli dan penjual yang memperdagangkan
produk identik, sehingga masing-masing dari mereka akan menjadi penerima
harga (Mankiw )
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner atau angket,
wawancara, dan dokumentasi. Menurut Misbahuddin (2013), kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang perlu diketahui.
Wawancara adalah daftar yang berisikan pertanyaan atau pernyataan yang
digunakan sebagai patikan dalam melaksanakan wawancara dengan responden.
Dokumentasi adalah daftar yang berisikan patokan-patikan atau panduan dalam
menelusuri sebuah dokumentasi. Menurut Husaini (2003), wawancara dapat tidak
sistematis atau sisitematis. Pengamatan dapat tidak langsung (nonparticipation)
dan langsung ( participation). Angket dapat tertutup atau terbuka. Penelitian dapat
Tidak sistematis
menggunakan salah satu atau gabungan dari teknik-teknik pengumpulan
data di
Wawancara
Tertutup
Angket
Terbuka
Tercetak
Dokumentasi
Tergambar
Terekam
Nasi Goreng
Pemilik
Pak Ahsan
Berdiri Tahun
1995
Jumlah Variasi
12
Modal Harian
Rp1000000,Pendapatan Harian
Rp2000000,Keuntungan Harian
Rp1000000,Durasi Buka
09.00-24.00 WIB
Jumlah pengunjung
150
Tabel 1. Data hasil wawancara
Nasi Goreng
Teh Neni
Teh Neni
2010
10
Rp400000,Rp900000,Rp500000,15.00-22.00
70
hubungan antara jumlah modal dengan tingkat pendapatan harian yang diperoleh
pedagang nasi goreng. Variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan pedagang (Fatmawati et al 2014).
Tabel 1 juga
Akhsan mulai beroperasi pada pukul 09.00-24.00 atau beroperasi selama 15 jam
dalam sehari. Warung Pak Ino mulai beroperasi dari pukul 16.00-22.00 atau
selama 6 jam. Warung Teh Neni mulai beroperasi pukul 15.00-22.00 atau selama
7 jam. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahi bahwa durasi jam kerja
berpengaruh pada tingkat pendapatan. Variabel jam kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan pedagang (Fatmawati et al 2014).
Pengalaman usaha juga berpengaruh pada tingkat pendapatan yang
diperoleh pedagang nasi goreng. Tabel 1 menunjukkan bahwa warung milik Pak
Akhsan telah berdiri sejak tahun 1995 atau telah berusia 21 tahun. Warung nasi
goreng milik Pak Ino berdiri tahun 2012 atau sudah berdiri selama 4 tahun.
Sedangkan warung nasi goreng milik Teh Neni telah berdiri sejak tahun 2010 atau
telah berusia 6 tahun. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa pengalaman
usaha berbanding lurus dengan tingkat pendapatan. Hal tersebut sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2014), variabel pengalaman
usaha berpengaruh terhadap pendapatan pedagang.
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang nasi goreng
adalah variasi menu nasi goreng yang ditawarkan oleh warung tersebut. Sebanyak
100% responden lebih memilih menu nasi goreng yang bervariasi.
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pemilihan tempat berjualan
nasi
goreng
selain
dipertimbangkan
oleh
letak
yang
strategis
juga
mempertimbangkan jarak letak kedai dengan letak tempat tinggal pengusaha. Hal
ini bertujuan meminimumkan total biaya transportasi yang harus dikeluarkan
penjual setiap harinya. Dengan demikian tingkat keuntungan yang didapat akan
maksimum. Tarigan (2007) menyatakan bahwa teori pemilihan lokasi industri
menurut Weber didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan
bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga
kerja dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya
transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat
keuntungan yang maksimum. Biaya transportasi bertambah secara proporsional
dengan jarak. Jadi, titik terendah biaya transportasi adalah titik yang menunjukkan
biaya minimum untuk angkatan bahan baku dan distribusi hasil produksi.
Konsep Threshold menyatakan luas pasar minimal dari pada produsen untuk
para penjual. Asumsi treshold ini mengamsumsikan bahwa barang apapun yang
diproduksi atau dijual memiliki biaya tetap dan biaya variable yang sama apabila
produsen hanya menghasilkan satu jenis barang. Konsep ini tidak memungkinkan
produsen untuk berdagang produk sejenis berada berdekatan karena pada satu
ruang treshold hanya boleh ada satu produsen atau pedagang. Apabila berdekatan
harus ada yang gulung tikar dan yang tersisa hanya satu produsen yang
berdagang. Menciutnya threshold ini memungkinkan lokasi satu produsen atau
pedagang sejenis tidak lagi terlalu berjauhan tetapi tetap tidak memungkinkan
untuk berusaha secara berdekatan (Tarigan 2007).
Walaupun di Babakan Raya banyak terdapat penjual nasi goreng tetapi tidak
ditemui pedagang yang berlokasi di tempat yang sangat dekat. Pasti terdapat jarak
antar satu pedagang nasi goreng dengan pedagang nasi goreng lainnya. Lokasi
satu pedagang tidak berjauhan tetapi tidak juga tidak sangat dekat. Lokasi kedai
nasi goreng yang berdekatan berpengaruh pada tingkat pendapatan. Pendapatan
salah satu pengusaha nasi goreng pasti akan berkurang dari sebelumnya.
Perbedaan pendapatan tersebut sesusai dengan teori threshold, namun dalam hal
ini tidak ada pengusaha nasi goreng yang gulung tikar, hanya pendapatannya saja
yang lebih rendah.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pendapatan pedagang nasi goreng di sekitar
kampus IPB, dapat disimpulkan bahwa perbedaan pendapatan ketiga penjual nasi
goreng cukup signifikan. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa factor, yaitu
variable modal, jam kerja, pengalaman usaha, jumlah varian menu nasi goreng,
dan lokasi warung.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, Yolamalinda, Natassia R. 2014. Analisi faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan pedagang kaki lima di Pasar Raya Padang.
Padang: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Mankiw NG. 2003. Pengantar Ekonomi Edisi ke-2 Jilid 1. Haris M, Penerjemah.
Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan
Misbahuddin, Hasan I. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistika Edisi ke2. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Sembiring M. 2010. Analisis pendapatan pedagang bakso di Kota Bogor Jawa
Barat. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Managemen.
Tarigan R. 2007. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta (ID):
Bumi Aksara.
Usman H, Akbar PS. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta (ID): Bumi Aksara.
LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
Wawancara dengan Pak Akhsan pemilik Warung Nasi Goreng Tumis Jamur
Wawancara dengan Teh Neni pemilik Warung Nasi Goreng Teh Neni
Wawancara dengan Pak Ino pemilik warung Nasi Goreng Pak De Ino