Anda di halaman 1dari 2

Adanya gula sukrosa dalam air kelapa akan dimanfaatkan oleh Acetobacter

xylinum sebagai sumber energi, maupun sumber karbon untuk membentuk Nata de
Coco. Proses pembuatan Nata de Coco oleh bakteri Acetobacter xylinum
merupakan kegiatan sintesa selulosa yang dikatalis oleh enzim pensintesis selulosa
yang terikat pada membran sel bakteri, sebagian gula diuraikan menjadi asam cuka
yang menurunkan derajat keasaman (pH) medium sampai 3.0 2.5 sehingga
medium semakin asam. Penguraian/fermentasi gula dilakukan melalui jalur
heksosa monofosfat dan siklus asam sitrat (Susilawati dan Mubarik 2002). Untuk
dapat menghasilkan masa yang kokoh, kenyal, tebal putih, dan tembus pandang,
diperlukan suhu inkubasi (pemeraman) komposisi, dan derajat keasaman (pH)
media.
Pembuatan Nata de Coco diawali dengan mencampurkan gula sebagai
sumber karbon, urea sebagai sumber nitrogen dan asam asetat glasial sebagai
pengatur pH ke dalam media air kelapa, lalu media yang sudah diperkaya oleh
nutrisi ini dipanaskan sampai mendidih, pemanasan ini berfungsi sebagai sterilisasi
agar media tidak terkontaminasi oleh bakteri lain yang tidak diinginkan
(Darmansyah 2010). Setelah melalui proses pendinginan pada suhu kamar, lalu
dilakukan penambahan starter (Acetobacter xylinum) ke dalam media air kelapa
tersebut. Setelah 10 hari proses fermentasi dalam suhu kamar, akan terbentuk gel
berwarna putih pada permukaan media.
Pada tahap awal proses pembuatan Nata de Coco, bakteri Acetobacter
xylinum yang telah dimasukan ke dalam media air kelapa akan mengalami
peningkatan jumlah koloni secara cepat, kemudian bakteri yang ada pada media
tersebut memproduksi serat selulosa dalam jumlah banyak dengan bantuan
enzimenzim isomerase dan enzim-enzim polimerase yang juga diproduksi sendiri
oleh bakteri tersebut, sehingga pada bagian permukaan media air kelapa terlihat
keruh atau terbentuk gel dengan viskositas yang lebih tinggi daripada cairan yang
ada di bawahnya. Semakin lama lapisan gel tersebut semakin tebal dan sangat jelas
terlihat, sedangkan jumlah cairan pada media tersebut semakin lama semakin
sedikit (Darmansyah 2010).
Mekanisme pembentukan selulosa bakteri Nata de Coco terdiri dari tiga tahap
reaksi. Tahap pertama adalah hidrolisis kandungan utama gula pasir, yaitu sukrosa
yang menghasilkan fruktosa dan glukosa. Tahap kedua adalah reaksi perubahan
intramolekular -D-glukosa dengam menggunakan enzim isomerasi yang terdapat
pada bakteri Acetobacter xylinum. Proses pengubahan ini disebabkan glukosa yang
berperan dalam pembentukan selulosa adalah glukosa dalam bentuk . Tahap ketiga
adalah reaksi intramolekul glukosa melalui ikatan 1,4 -glikosida. Tahap keempat
yang merupakan tahap terakhir adalah reaksi polimerisasi. Reaksi polimerisasi ini
merupakan reaksi pembentukan selulosa bakteri Nata de Coco, dengan unit
ulangnya adalah selobios. Jenis polimerisasinya adalah polimerisasi kondensasi,
dengan mengeliminasi air (Sudradjat 2007).
DAFTAR PUSTAKA

Darmansyah. 2010. Evaluasi sifat fisik dan sifat mekanik material komposit
serat/resin berbahan dasar serat nata de coco dengan penambahan nanofiller
[Tesis]. Depok (ID): Universitas Indonesia.
Sudradjat F. 2007. Pengaruh metode pencucian terhadap karakteristik membran
Nata-de-coco [Skripsi]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
Susilawati L, Mubarik NR. (2002). Pembuatan Nata de Coco dan Nata de Radia.
Bogor (ID): Laboratorium mikrobiologi, Jurusan Biologi FMIPA IPB.

Anda mungkin juga menyukai