Anda di halaman 1dari 12

Komunikasi dan Negosiasi

Disusun Oleh:

Muhammad Hasbi A 195030107111013

Nurul Fadila Husain 195030101111007

Putri Ayu Novitasari 195030107111102

Silma Nuha Nafsiya 195030101111005

Anisa Dwi Ariani 195030101111010

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, setiap penyelenggaraan baik itu penyelenggaraan negara atupun


tidak, pasti menggunakan komunikasi dan juga negosiasi. Dengan berkembangnya
kemajuan zaman, penggunaan komunikasi persuasif juga telah meluas ke berbagai
aspek kehidupan manusia. Komunikasi merupakan sarana dimana perusahaan
berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara
langsung maupun tidak langsung. Komunikasi yang baik harus dapat dipahami,
karena hal ini berhubungan dalam pengambilan keputusan. Dalam permasalahan
tersebut, komunikasi strategis dan juga negosiasi menjadi kajian penting dalam
menyelesaikan permasalahan. krisis yang dialami baik oleh organisasi yang bersifat
menguntungkan maupun yang tidak.

Komunikasi dan negosiasi kerap digunakan sebagai salah satu metode yang
dirasa ampuh dalam mempengaruhi orang lain ataupun mitra kerja, diantaranya
seperti dalam manajemen krisis yang ada dipermasalahan PT Pertamina. Ketika
sebuah permasalahan berubah menjadi krisis, diperlukan manajemen atau
pengelolaan yang pastinya berkaitan dengan aspek komunikasi dan juga negosiasi
dengan tujuanagar krisis tidak semakin membesar atau menjadi buruk sehingga dapat
menyebabkan reputasi perusahaan menurun. Namun dalam komunikasi dan
negosiasi, mau sebagaimana bagus idenya, apabila dalam berkonunikasi dan
negosiasinya tidak efektif , maka masalah tersebut tidak akan menemukan solusi dan
ujungnya. Strategi dan taktik komunikasi yang digunakan organisasi ketika
menghadapi krisis ini dapat memperbaiki nama baik dan reputasi pasca krisis. Salah
satu strategi komunikasi krisis adalah dengan cara lobi dan negosiasi.
1.2 Rumusan Masalah

1. apa pengertian dari Komunikasi?


2. Apa pengertian dari negosiasi?
3. Bagaimana Strategi Komunikasi dan Negosiasi dalam Manajemen krisis di PT
Pertamina?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian dari Komunikasi


2. untuk mengetahui pengertian dari negosiasi
3. untuk mengetahui Strategi Komunikasi dan Negosiasi dalam Manajemen
krisis di PT Pertamina
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi, Bentuk, dan Hambatannya

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata
Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di
sini maksudnya adalah sama makna. Hal yang sama diungkapkan oleh Hafied
Cangara, komunikasi berpangkal pada perkataan Latin communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan pengertian komunikasi
menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-masing salah satu diantaranya
adalah Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah
atau membentuk perilaku orang lainnya (Jenis & Kelly).

Komunikasi merupakan satu hal yang melekat dalam kehidupan manusia di


muka bumi ini. Dalam menjalin sosialisasi, setiap individu membutuhkan interaksi
dari komunikasi yang dilakukan sehari-hari. Salah satu tanda bahwa suatu
komunikasi dikatakan efektif adalah bila menimbulkan pengaruh pada sikap
seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam
Rakhmat, 2008 : 14) yakni komunikasi yang efektif paling tidak menimbulkan lima
hal, salah satunya adalah mempengaruhi sikap ataupun pikiran seseorang.

Bentuk dari komunikasi yang disebutkan dan dijelaskan oleh Susanto, ada
lima konteks komunikasi, yang pertama komunikasi intrapersonal yang merupakan
komunikasi yang teradi dalam diri seseorang. Yang kedua, komunikasi intarpersonal
yang merupakan terciptanya hubungan dalam individu dan bagaimana indovidu
tersebut mengelolanya. Yang ketiga, komunikasi kelompok yang merupakan
dinamika kelompok, efisiensi dan efektivitas penyampaian informasi dalam
kelompok, pola atau bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan dalam
permasalahan. Yang keempat, komunikasi organisasi memiliki eksistensi yang kuat
dalam organisasi, karena komunikasi yang menjadi dasar organisasi itu berkembang
atau tidak. Yang kelima, Komunikasi massa merupakan proses penciptaan makna
yang sama diantara media massa dan para komunikannya.

Hambatan dalam komunikasi juga kerap saja terjadi karena sejatiny adalam
melakuakan komunikasi yang efektif memang bukanlah satu hal yang mudah.
Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam komunikasi adalah kesalahan bahasa,
seperti ketika terlalu banyak bahasa asing sehingga sulit untuk dipahami oleh orang
lain, atau bisa juga struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya
sehingga membingungkan penerima. Lalu, hambatan selanjutnya berbeda
kepentingan. Hambatan yang lainnnya adalah Predice atau prasangka merupakan
salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi, oleh karena
orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa menerka ke arah yang negatif.

2.2 Pengertian Negosiasi, Kemampuan Dasar Bernegosiasi, dan Hambatan

secara etimologis, kata negosiasi berasal dari bahasa Inggirs, yaitu to


negotiate serta to be negotaiting yang memiliki arti merundingkan, menawarkan, dan
membicarakan. Lalu, kata ini memiliki turunan lain, yaitu negotiation, dilansir dari
investopedia, negotiation memiliki arti kegiatan dalam merundingkan atau
membicarakan sesuatu dengan pihak lain demi mencapai suatu kesepakatan.
Berdasarkan pengertian, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa pengertian negosiasi
adalah suatu proses diskusi yang dilakukan demi menyelesaikan suatu masalah
dengan cara yang bisa diterima oleh pihak lain yang melakukan negosiasi.

pengertian negosiasi secara umum adalah suatu wujud interkasi sosial yang
terjalin antar beberapa pihak untuk mencapai kesepakatan bersama yang dinilai salin
menguntungkan untuk setiap pihak yang melakukan negosiasi. Aktivitas negosiasi
dilakukan dalam berbagai lini kehidupan, dan biasanya berkaitan dengan
permasalahan yang melibatkan banyak orang, seperti dalam dunia organisasi dan
bisnis. Tujuan utama dari negosiasi itu adalah untuk mendapatkan kesepakatan yang
dinilai saling menguntungkan, menyelesaikan masalah dan mendapatkan solusi atas
setiap masalah yang dialami pihak yang bernegosiasi, serta untuk mendapatkan
kondisi yang saling menguntungkan bagi setiap pihak yang bernegosiasi. Selain itu
terdapat manfaat dari negosiasi beberapa manfaat dari negosiasi adalah terciptanya
jalinan kerjasama antar suatu pihak dengan pihak lain untuk memperoleh tujuan dan
menentukan kesepekatan bersama yang saling menguntungkan, dan terciptanya
interaksi yang positif antar pada setiap pihak yang bernegosiasi.

Kemampuan Dasar Bernegosiasi

Sebelum melakukan proses negosiasi, maka negosiator dari masing-masing


pihak harus memahami filosofi dari negosiasi itu sendiri para negosiator harus
memiliki kemampuan dasar yang berupa sabar dalam mengambil tindakan, ketajaman
berpikir, beradaptasi dengan baik, mempunyai daya tahan, memiliki keahlian
bersosialisasi, memiliki daya konsentrasi yang baik, memiliki artikulasi bicara yang
baik, dan selera humor yang juga baik. Selain itu, negosiator juga harus paham bahwa
setiap pendapatnya harus dilengkapi dengan fakta, alasan atau contoh yang jelas agar
bisa dimengerti dengan mudah. Negosiator juga harus menyampaikan pendapatnya
dengan jelas, pilihan kata dan intonasi yang tepat sasaran. Setiap pendapat juga harus
diucapkan dengan sopan, lancar dan jelas, serta harus mempertimbangkan setiap
pendapat dari pihak lain.

Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan negosiator dalam


melakukan negosiasi, beberapa faktor utama dalam bernegosiasi adalah pihak yang
terlibat, adanya relasi yang baik, komunikasi dengan baik dalam mengunci
kesepakatan mereka dengan bernegosiasi, adanya alternatif jika kesepakatan awal
tidak diinginkan oleh salah satu pihak, adanya mendapatkan hasil yang
menguntungkan dan yang terakhir Setiap permintaan dan janji yang dinyatakan oleh
masing-masing pihak harus sah. Para negosiator haru menawarkan bukti untuk
mendukung klaim-nya dan membuktikan bahwa tuntannya suadh valid. Para
negosiator juga harus menjamin bahwa kepekatan yang diambil akan ditindaklanjuti.

Hambatan yang terjadi dalam proses negosiasi, yang pertama Melihat


negosiasi sebagai konfrontasi. Yang kedua, selalu ingin terlihat menang dalam segala
situasi. Yang ketiga, Jika Anda “Menang” pasti ada yang kalah, dan itu akan
menjadikan kesulitan pada suatu saat. Suatu pandangan yang bagus dalam negosiasi
adalah mencoba untuk menemukan solusi dimana kedua belah pihak ”Menang”.
Yang keempat, terlalu emosional sehingga tujuan sulit untuk dicapai. Yang kelima,
Tidak berusaha untuk mengerti orang lain dan fokus pada pribadi, bukan pada
masalah. Yang keenam, menyalahkan pihak lain.

2.3 Komunikasi dan Negosiasi dalam Manajemen krisis di PT Pertamina

BUMN kerap menjadi sorotan publik karena adanya berbagai krisis besar
yang dialaminya salah satunya adalah PT Pertamina (Persero). Perusahaan ini
bergerak di bidang usaha minyak, gas bumi, serta berbagai usaha di bidang energi
yang mempunyai visi untuk menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.
Pertamina telah mengalami berbagai krisis yang telah dikelola dengan baik sehingga
evaluasi dari krisis tersebut justru meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik.
Pertamina merupakan BUMN yang sering menjadi sorotan karena berbagai krisis
besar yang dialaminya.

Kasus krisis paling menarik adalah proses alih kelola Blok Mahakam yang
telah terjadi dan bergulir selama beberapa tahun terakhir walaupun kini Pertamina
sudah mendapat perlindungan hukum dari pemerintah. Kejadian alih kelola Blok
Mahakam menimbulkan berbagai reaksi dari publik. Reaksi tersebut terbagi ada yang
mendukung keputusan tersebut namun ada juga yang menolak dan meragukan.
Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Sumarno mengatakan bahwa Blok Mahakam
merupakan lapangan migas yang secara teknis sulit dikelola lantaran terdiri dari dua
jenis lapangan yaitu di darat (onshore) dan di laut (of shore) (sumber: merdeka.com,
25 Februari 2013).
Sebelum menjalin mitra dengan pertamina, Blok Mahakam mengakhiri
kontrak Total dan Inpex di blok mahakam, dan memungkinkan pertamina untuk
mengelola. Blok Mahakam memilih Pertamina karena Pertamina sejalan dengan
amanat konstitusi yang direpresentasikan oleh BUMN. Lalu pertamina juga sesuai
dengan kepentingan strategis Negara guna meningkatkan ketahanan energi nasional
dan juga cadangan Blok Mahakam masih sangat besar untuk dimanfaatkan Pertamina
guna meningkatkan keuntungan, aset. Selanjutnya dengan adanya kesempatan
tersebut maka terbukalah kesempatan bagi SDM kita untuk meningkatkan
kemampuan teknik dan terjadinya alih teknologi menjadikan Pertamina untuk masuk
dalam kategori perusahaan kelas dunia.

Yang dapat dijadikan sebagai pelobian terhadap stakeholder dalam


penanganan dalam permasalahan perusahaan adalah komunikasi bersama dengan
serikat pekerja. Serikat pekerja sebagai wakil dari para pekerja memiliki tujuan
memperjuangkan hak-hak pekerja sebagai anggotanya. Pada sisi lain sesungguhnya
serikat pekerja mempunyai peran untuk mendukung dan mengembangkan kinerja
perusahaan (Suwardiyono, 2006:7). Bahkan Schuler (1999:269) juga sepakat
mengatakan bahwa serikat pekerja sangat penting bagi manajemen perusahaan karena
selain dapat mengidentifikasikan bahaya-bahaya dalam pekerjaan dan meningkatkan
9 kualitas kondisi para pekerja, serikat pekerja juga dapat membantu perusahaan
melalui konsesi upah atau melakukan kerjasama dalam usaha-usaha bersama di
bidang pekerjaan. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan bisa mengambil peranan
serikat pekerja dalam manajemen krisis perusahaan.

Strategi komunikasi dan negosiasi dalam permasalahan tersebut perencanaan


dan manajemen untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi
tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan
harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi komunikasi
merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk
mencapai suatu tujuan (Effendy, 2003:301). Strategi yang digunakan serikat pekerja
dalam komunikasi dan negosiasi dalam kasus Blok Mahakam adalah pendekatan
brainstorming, pengondisian, networking, institution building, cognitive problem,
five breaking, manipulasi kekuatan, cost and benefit, dan futuristik atau antisipatif.

Serikat pekerja menyelesaiakn permaslahan tersebut dengan tiga implikasi,


diantaranya adalah:

1. Implikasi Teoretis, serikat pekerja memiliki posisi tawar yang baik.


Adapun strategi negosiasi yang paling efektif dan dominan dilakukan oleh
FSPPB adalah win-lose. (win) karena upaya manajemen krisis yang
dilakukan untuk alih kelola Blok Mahakam ke Pertamina telah menuai
hasil berupa keputusan Pertamina sebagai operator dengan saham
mayoritas 70% per tanggal 1 Januari 2018. Pihak yang kalah (lose) adalah
pemerintah (Kementerian ESDM) yang pada awalnya tidak percaya
kepada BUMN Pertamina sebagai pengelola Blok Mahakam dan
memberikannya kepada operator lama yaitu Total EP Indonesie.

2. Implikasi Praktis, mengupayakan terus membangun dan menjaga


bargaining position agar suara di dengar dan menjadi pertimbangan para
pemangku kebijakan. Upaya tersebut dilakukan pendekatan komunikasi
dan negosiasi untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan, seperti
dalam kasus Blok Mahakam. teknik negosiasi good guy bad guy
memberikan pengaruh signifikan dalam bernegosiasi. Karena melalui cara
tersebutlah negosiator dapat dengan jelas mengetahui apa kelemahan dan
kelebihan lawan, kapan harus mengumpan. Tentu di siniserikat pekerja
sudah melakukan lobi dengan para stakeholder untuk membangun
kekuatan sehingga dapat berhasil memenangkan tuntutannya, yakni
Pertamina menjadi operator Blok Mahakam per 1 Januari 2018.

3. Implikasi Sosial, dapat menjadi edukasi bagi masyarakat bahwa serikat

pekerja tidak hanya menjadi sumber krisis bagi perusahaan, namun juga
dapat berkontribusi positif dalam manajemen krisis perusahaan dengan

cara mencari dukungan dari berbagai elemen masyarakat.

BAB III

PENUTUP

1. setiap penyelenggaraan baik itu penyelenggaraan negara atupun tidak, pasti

menggunakan komunikasi dan juga negosiasi. Salah satu tanda bahwa suatu

komunikasi dikatakan efektif adalah bila menimbulkan pengaruh pada sikap

seseorang.

2. negosiasi suatu wujud interkasi sosial yang terjalin antar beberapa pihak untuk

mencapai kesepakatan bersama yang dinilai menguntungkan untuk setiap

pihak yang melakukan negosiasi. sendiri para negosiator harus memiliki

kemampuan dasar yang baik.

3. Strategi lobi yang dilakukan terdiri dari pendekatan brainstorming,

pengondisian, networking, institution building, cognitive problem, five

breaking, manipulasi kekuatan, cost and benefit, dan futuristik atau antisipatif,

dan juga tiga implikasi yaitu Implikasi Teoretis, Implikasi Praktis, dan

Implikasi Sosial
DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Marwan. (2014). Kembalikan Mahakam: Memang Hak Kami, Jalan Terjal

Menuju Kedaulatan Migas. Jakarta: Indonesian Resources Studies.

FSPPB. (2015). “Pekerja Pertamina Menggugat WK Mahakam”. diakses dari

http://www.fsppb.or.id/newsdt.php?id =33

FSPPB dan Pertamina. (2016). Perjanjian Kerja Bersama Pertamina. Jakarta:

Pertamina

DEWI NUR CAHYANINGSIH. 2017. STRATEGI LOBI DAN NEGOSIASI

SERIKAT PEKERJA DALAM MANAJEMEN KRISIS PERUSAHAAN.

Nurbaiti. 2017.  HAMBATAN DALAM BERNEGOSIASI.


https://www.scribd.com/doc/310619959/Hambatan-dalam-Negosiasi

Assindya. 2014. Kendala negosiasi dan solusinya.


https://assindiya.wordpress.com/2014/01/30/kendala-negosiasi-dan-
solusinya/

Mahakam”. diakses dari https : // www . merdeka . com / uang /pertamina - dinilai -
belum - mampu - kelola - blok - mahakam - sendiri.html,

Salman, Hasibuan. 2015. Negosiasi.


https://www.researchgate.net/publication/277718123_Negosiasi

http://repository.uinsu.ac.id/1109/5/Bab%20II.pdf

http://eprints.undip.ac.id/58061/2/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai