Anda di halaman 1dari 22

ANOVA DUA ARAH

(TWO WAY ANOVA)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Statistika Sosial

Dosen Pengajar :

Ridho Alfarisi, S.Pd., M.Si


Fuad Hasan, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Siana Kristina Kumei (190210201086)


Farah Wahyu Aulia' (200210201079)
Filda Udku Diyah (200210201082)
Della Azizatur Rosidah (200210201085)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah dengan judul “Anova Dua Arah (Two Way Anova)” ini tanpa
adanya hambatan sedikitpun. Terimakasih penulis ucapkan kepada dosen pengajar
Bapak Ridho Alfarisi, S.Pd., M.Si dan Bapak Fuad Hasan, S.Pd., M.Pd yang telah
memberikan dorongan dan membagikan ilmunya yang sangat bermanfaat ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang


turut membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan, penyusunan, maupun segi
bahasa. Oleh karena itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya dan penulis
sangat mengharapkan kritik serta saran yang menjadikan acuan agar penulis
mengoreksi serta bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang. Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi para pembaca.

Jember, 10 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Anova Dua Arah...........................................................................3

2.2 Perbandingan ANOVA Satu Arah dan Dua Arah..........................................4

2.3 Hipotesis.........................................................................................................4

2.4 Perhitungan Anova Dua Arah........................................................................5

2.5 Asumsi Anova Dua Arah.............................................................................15

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................16

3.1 Kesimpulan...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis varians (Analysis of Varians) atau sering kali disebut dengan


ANOVA adalah suatu metode statistik inferensial yang digunakan melakukan
uji perbedaan rata-rata dari k populasi, dimana k > 2. Jika hanya ada dua
populasi, maka pengujian yang digunakan cukup memakai uji t. tetapi jika
yang diuji lebih dari dua populasi, maka pemakaian uji-t dibutuhkan beberapa
kali. Walaupun disebut analisis varian, ANOVA bukan membandingkan
ragam populasi, melainkan membandingkan rata-rata populasi. Disebut
analisis varian, karena dalam prosesnya ANOVA memilah-milah keragaman
menurut sumber-sumber. Sumber keragaman inilah yang akan digunakan
sebagai pembanding untuk mengetahui sumber mana yang menyebabkan
terjadinya keragaman tersebut.

Dalam pengujian hipotesis ada asumsi yang perlu diperhatikan, yaitu


setiap populasi menyebar mengikuti distribusi normal, dengan ragam populasi
sama. Populasi dalam hal ini sering juga disebut perlakuan (treatment), karena
perbedaan populasi sering disengaja (dikontrol) dengan membuat perlakuan
tertentu. Menurut banyaknya faktor yang menjadi pusat perhatian, ANOVA
dibagi menjadi ANOVA satu arah dan ANOVA dua arah. Pada makalah ini,
penulis akan membahas tentang ANOVA dua arah.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :


1. Apa pengertian dari ANOVA dua arah?
2. Apa perbandingan ANOVA dua arah dengan ANOVA satu arah?
3. Bagaimana hipotesis yang terjadi pada ANOVA dua arah?
4. Bagaimana cara menghitung kasus statistika dengan ANOVA dua arah?
5. Asumsi apa yang terjadi pada ANOVA dua arah?

1
1.3 Tujuan

Dilihat dari rumusan masalah yang ada pada makalah, maka dapat
disimpulkan tujuan dari makalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian dari ANOVA dua arah,
2. mengetahui perbandingan ANOVA dua arah dengan ANOVA satu arah,
3. Mengetahui hipotesis yang terjadi pada ANOVA dua arah,
4. Memahami dan mengetahui cara menghitung kasus statistika dengan
ANOVA dua arah, dan
5. Mengerti asumsi apa yang terjadi pada ANOVA dua arah.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anova Dua Arah

Uji anova dua arah atau disebut dengan two way anova yaitu
uji statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dua
variabel prediktor nominal terhadap variabel hasil yang
berkelanjutan. Uji anova dua arah mengungkapkan hasil dari dua
variabel independen terhadap satu variabel dependen.

Langkah-langkah analisis dua arah

Analisis variansi dua arah bisa dilakukan secara manual


ataupun melalui aplikasi pengolah data. Langkah-langkah yang
perlu dilakukan untuk melakukan ANOVA dua arah adalah
sebagai berikut:

• Mengumpulkan sampel dan mengelompokannya dalam


kategori tertentu. Namun, apabila peneliti menggunakan
aplikasi, maka yang perlu dilakukan hanyalah memasukan
data ke dalam aplikasi pengolah data.

• Memastikan bahwa data sampel telah memenuhi asumsi.


Yang pertama perlu dilakukan adalah melakukan uji
normalitas, lalu uji homogenitas.

• Apabila peneliti menggunakan cara manual, pada tahap ini


yang harus dilakukan adalah variabilitas dari seluruh sampel,
kemudian menghitung variansi antar kelompok dan variansi
dalam kelompok. Setelah itu, peneliti perlu menghitung F
hitung dan F tabel, lalu membandingkan keduanya untuk
menarik kesimpulan.

3
• Jika peneliti menggunakan aplikasi pengolah data, maka
yang perlu dilakukan hanyalah mengoperasikan aplikasi
sesuai dengan analisis yang akan dilakukan, yakni ANOVA
dua arah.

2.2 Perbandingan ANOVA Satu Arah dan Dua Arah

Analisis disini merupakan penyempurnaan dari analisis ANOVA satu


arah. Sebenarnya analisis atu arah dapat dipakai untuk menghadapi kasus
variabel bebas lebih dari satu. Hanya saja terpaksa analisisnya dilakukan satu
persatu, sehingga akan menghadapi banyak kasus (N semakin banyak). Pada
kasus dua variabel bebas, apabila setiap kelompok berisi 20 sampel maka
jumlah sampel keseluruhan adalah 20 x 6=120. Jika dilakukan analisys of
variance satu arah, maka sampel yang akan dianalisis akan sebanyak 240.

Untuk setiap analisis satu arah akan berhadapan dengan 120 kasus,
sehingga dua kali analisis akan menghadapi 240 kasus. Apabila analisis
dilakukan serentak (dengan ANOVA dua arah, maka kasus yang dihadapi
hanya sebanyak 120 kasus). Dengan melakukan analisys of variance dua arah
akan dihindari pula terjadinya noise (suatu kemungkinan yang menyatakan
terdapat suatu efek karena bercampurnya suatu analisis data). Noise ini dapat
dihindari pada analisys of variance dua arah karena analisis di sini melibatkan
kontrol terhadap berbedaan (kategorikal) variabel bebas. Disamping itu,
analisys of variance dua arah akan meyajikan bagaimana kondisi interaksi
antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya.

2.3 Hipotesis

Hipotesis dalam ANOVA dua arah (2Variabel bebas) terdiri


dari :

1. Yang berkaitan dengan pengaruh faktor utama (A), atau


efek baris
H 0 : µ A 1 = µ A 2 Ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan
hasil tersebut.

4
H0 : µA1 ≠ µA2
Ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil
tersebut.
2. Yang berkaitan dengan pengaruh faktor kedua (B), atau
efek kolom.
H0 : µB1 = µB2 = µb3
Ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan dalam hasil.
H 1 : Paling sedikit salah satu tidak sama dengan yang
lainnya.
Ini berarti bahwa paling tidak salah satu rta-rata hasil
belajar siswa yang dididik dengan metode A,B dan C tidak
sama.
3. Interaksi A x B
H 0 K efek faktor A tidak tergantung pada faktor B, dan
efek faktor B juga tidak tergantung pada faktor A. ini
berarti bahasa masing-masing faktor tidak saling
bergantung atau independent antara satu dengan yang
lainnya. Dengan kata lain, sesudah rata-rata dari hasil
dihilangkan, tidak terdapat berbedaan pada suatu
kombinasi keduanya tersebut
H1 : efek faktor satu tergantung pada faktor yang lainnya.
Ini berarti bahwa masing-masing faktor saling tergantung
dalam satu dengan yang lainnya dalam mempengaruhi hasil
belajar siswa. Sehingga masing-masing kombinasi kategori
mempunyai perbedaan rata-rata dan hasil secara signifikan.

2.4 Perhitungan Anova Dua Arah

Seperti halnya pada ANOVA satu arah, ANOVA dua arah


menggunakan F ratio dimana :

1. Variasi antar kelompok diasumsikan disebabkan oleh :


a. Efek perlakuan, dimana kemungkinan hanya faktor A,
atau Faktor B, atau interaksi A x B yang berpengaruh

5
b. Perbedaan individual
c. Error eksperimental.
2. Variansi dalam kelompok diasumsikan disebabkan oleh :
a. Perbedaan individual
b. Error eksperimental

Untuk memudahkan pemahaman perhitungan F ratio


perlu kesepakatan untuk menggunakan simbol yang sama :

 G = jumlah skor keseluruhan (nilai total pengukuran


variabel terikat untuk semua sampel)
 N = banyaknya sampel keseluruhan
 A = jumlah skor masing masing baris (pada faktor A)
 B = jumlah skor masing-masing kolom (pada kolom B)
 p = banyaknya kelompok pada faktor A
 q = banyaknya kelompok pada faktor B
 n = banyaknya sampel masing-masing sel

Sebelum perhitungan kita sampai pada F, terlebih


dahulu harus dihitung SS t dengan rumus berikut :

2 G2
SSt =∑ X −
N

Derajat kebebasannya : N-1

Sedangkan SS b dapat dihitung dengan rumus berikut :

AB 2 G 2
SSb =∑ −
n n

Perubahan rumus SS b disebabkan : karena jumlah setiap sel


adalah AB bukannya T seperti pada ANOVA satu arah.
Sedangkan derajat kebebasannya berkaitan dengan banyaknya sel
sehingga besarnya adalah : pq-1.

6
SS w merupakan jumlah masing-masing SS atau merupakan
selisih antara SS t dengan SS b , dengan derajat kebebasan sebesar :
(n-1) atau N-pq

Dalam ANOVA dua arah mengandung asumsi yang sedikit


berbeda dengan ANOVA satu arah, sehingga SS b terdiri dari 3
macam SS, yaitu :

1. SS A merumpakan besarnya sumbangan faktor A terhadap


keseluruhan efek perlakuan.
2. SS B merumpakan besarnya sumbangan faktor B terhadap
keseluruhan efek perlakuan.
3. SS A B merupakan besarnya sumbangan kedua faktor secara
bersama terhadap keseluruhan efek perlakuan.

Sum of squares (SS) tersebut dapat dihitung dengan rumus


berikut :

A 2 G2
SS A =∑ −
qn N

B b G2
SSB =∑ −
pn N

SS AB=SS b−SS A −SSB

Dengan derajat kebebasan untuk masing-masing SS :

dk SS A = p−1

dk SS B=q−1

dk SS AB=dk SS b−dk SS A −dk SS B

atau=dk SS a x dk SS B

atau=( p−1 ) (q−1)

7
Mean Squares dalam ANOVA dua arah terdiri dari tiga macam
disamping MS w , karena ANOVA dua arah menguji tiga hipotesis.

Mean Squares faktor A dapat dihitung dengan rumus berikut :

SS A
MS A =
dk SS A

Mean Squares faktor B dapat dihitung dengan rumus berikut :

SS B
MS B =
dk SS B

Sedangkan Mean Squares untuk interaksi dapat dihitung


dengan rumus berikut :

SS AB
MS AB=
dk SS AB

F ratio terdiri dari tiga macam dan dapat dihitung dengan


rumus-rumus berikut :

MS A
F A=
MS w

MS B
F b=
MS w

MS AB
F AB=
MS AB

Langkah selanjutnya adalah membandingka F tabel dengan F


hitung, apabila F tabel lebih besar dari F hitung maka H 0
diterima dan demikian sebaliknya, jika F tabel lebih kecil dari F
hitung maka H 0 ditolak.

8
Jika interaksi kedua faktor ternyata tidak signifikan
(menerima H 0 ), maka tidak perlu melakukan analisis lebih lanjut.
Tetapi, jika interaksi kedua faktor ternyata signifikan (menolak
H 0 ), maka diperlu melakukan analisis lebih lanjut untuk
mengetahui kombinasi mana yang sebenamya berbeda dengan
yang lainnya.

Untuk analisis lanjutan, harus mengamati jumlah masing-


masing sel, selanjutnya menentukan rata-rata tiap sel dan
langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata baris dan
kolom, serta rata-rata total. Sesudah semua rata rata diperoleh,
langkah selanjutnya adalah melakukan analisis elementer rata-
rata, dan akhirnya melakukan interpretasi.

Contoh Soal :
Suatu eksperimen metode mengajar yang terdiri dari tiga macam metode A, B
dan C diterapkan untuk siswa SLTA dengan memperhatikan kemampuan
sisawa (intelegensi siswa) tinggi dan rendah. Dari hasil tes setelah eksperimen
selesai, mendapatkan hasil sebagai berikut :
Metode Mengajar
No.  Intelegensi
A (B1) B (B2) C(B3)
1 40 60 60
2 30 70 75
3 Rendah (A1) 50 70 75
4 70 65 85
5 50 50 90
Total 240 315 385
1 50 45 55
2 60 75 80
3 Tinggi (A2) 75 80 90
4 65 90 95
5 60 70 80
Total 310 360 400

Yang ingin diketahui adalah :

1. Apakah intelegensi mempunyai efek terhadap hasil belajar yang berbeda?

9
2. Apakah metode mengajar mempunyai efek terhadap hasil belajar yang
berbeda?
3. Apakah intelegensi berinteraksi dengan metode mengajar?

Jawaban :
1. Perumusan hipotesis
a. Pengarih faktor intelegensi
H0 : µA1 = µA2
H0 : µA1 ≠ µA2
b. Pengaruh faktor metode mengajar
H0 : µB1 = µB2 = µb3
H 1 : paling sedikit salah satu hasil tidak sama

2. Hal yang diketahui :


A1 = 940 A2 = 1070
B1 = 550 B2 = 675 B3 = 785
G = 2010
∑ X2 = 142250
p =2
q =3
n =5
N = 30
3. Perhitungan dk
dk SSt =N−1=30 – 1=29
dk SSb =p q−1=( 2 x 3 )−1=5

dk SSw =N − pq=30−6=24

dk SS A = p−1=2−1=1

dk SS B=q−1=3−1=2

dk SS AB=dk SS b−dk SS A −dk SS B=5−1−2=2

10
4. Perhitungan SS
2 G2 20102
SSt =∑ X − =142250− =7580
N 30
AB 2 G 2
SSb =∑ −
n n

2402 310 2 3152 3602 3852 4002 20102


SSb = + + + + + −
5 5 5 5 5 5 5

SSb =138150−134670=3480

SSw =SS t−SS b=7580−3480=4100

A 2 G 2 9402 10702 20102


SS A =∑ − = + − =563,33
qn N 3 x 5 3 x 5 30

B b G 2 5502 6752 2010 2


SSB =∑ − = + − =2765
pn N 2 x 5 2 x 5 30

SS AB=SS b−SS A −SSB =3480−563,33−2765=151,67

5. Perhitungan mean squares


SS w 4100
MS w = = =170,833
dk SS w 24

SS A 563,33
MS A = = =563,33
dk SS A 1
SS B 2765
MS B = = =1382,5
dk SS B 2
SS AB 151,67
MS AB= = =75835
dk SS AB 2
6. Perhitungan F ratio
a. Faktor A
MS A 563,33
F A= = =3,30
MS w 170,833
F 0,05( 1,24)=4,26
b. Faktor B

11
MS B 1382,5
F B= = =8,09
MS w 170,833
F 0,05( 2,24) =3,4
c. Interaks faktor intelegensi dengan metode mengajar
MS A B 75,835
F AB= = =0,4439
MS w 170,833
F 0,05( 2,24) =3,4
7. Tabel ANOVA

Sumber
dk SS MS F
Variance
Baris (A) 1 563,33 563,33 32,975
Baris (B) 2 2765 1382,5 80,927
Interaksi (AB) 2 151,67 75,835 0,4439
170,83
Dalam sel 24 4100  
3
  29 7580    

8. Pengambilan Keputusan
a. Untuk faktor A, kita menerima Hipotesis nol : tidak
terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
mempunyai intelegensi tinggi dan rendah. Ini berarti
bahwa intelegensi tidak mempunyai peranan yang cukup
signifikan terhadap hasil belajar sehingga perbedaan
hasil belajar siswa yang berintelegensi tinggi tidak
berbeda dengan hasil belajar siswa yang berintelegensi
rendah.
b. Untuk faktor B, kita menolak hipotesis nol : paling
tidak salak satu rata-rata hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan metode berbeda, akan berbeda dengan
yang lainnya, Ini berarti dari ketiga metode mengajar
paling tidak salah satu mempunyai efek yang berbeda
dengan yang lainnya. Tetapi, sampai tahap ini kita
belum memperoleh intormasi yang jelas tentang metode
marna yang benar-benar mempunyai efek berbeda

12
dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita masih
menghadapi beberapa kemungkinan, yaitu :
1. µB1 = µB2 ≠ µb3
2. µB1 ≠ µB2 = µb3
3. µB2 ≠ µB1 = µb3
4. µB1 ≠ µB2 ≠ µb3

Untuk mengetahui secara pasti rata-rata mana yang


berbeda dengan yang lainnya perlu perhitungan pasca
ANOVA.

c. Untuk interaksi AxB kita menerima hipotesis nol : efek


faktor metode mengajar terhadap hasil belajar tidak
tergantung pada faktor intelegensi

Jika interaksi kedua faktor ternyata tidak signifikan


(menerima hipotesis nol), maka kita tidak perlu melakukan
tindakan (analisis lebih lanjut. Tetapi, jika interaksi kedua faktor
ternyata signifikan (menolak Hipotesis nol), maka kita masih
perlu melakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui
kombinasi mana yang sebenarnya berbeda dengan yang lainnya.
Untuk analisis lanjutan ini kita harus mengamati jumlah masing-
masing sel, selanjutnya menentukan rata-rata tiap sel. Langkah
selanjutnya adalah menghitung rata-rata baris dan kolom, serta
rata-rata total. Sesudah semua rata-rata diperoleh, langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis elementer rata-rata, dan
akhirnya melakukan interpretasi.

13
Metode Mengajar
  Jumlah Baris
A B C

 ∑ Y =10  ∑ Y =35  ∑ Y =15  ∑ Y =60


Tinggi
Ý =2 Ý =7   Ý =3 Ý =4
IQ
 ∑ Y =20  ∑ Y =5  ∑ Y =5  ∑ Y =30
Tendah
Ý =4 Ý =1 Ý =1 Ý =2
Total
 ∑ Y =30  ∑ Y =40  ∑ Y =20
Jumlah Kolom   ∑ Y =90
Ý =3 Ý =4 Ý =2
Ý =3

Berdasarkan tabel di atas dibuat rata-rata sel dengan


menghilangkan rata-rata kolom yaitu mengurangi setiap rata-rata
sel dengan masing-masing rata-rata kolomnya. Tabel rata-rata sel
setelah dihilangkan rata-rata kolom

2 - 3 = -1 7-4=3 3-2=1
4-3=1 1 - 4 = -3 1 - 2 = -1

Pengaruh variabel kolom yaitu hasil pengurangan rata-rata


masing-masing kolom dengan rata-rata total.

Kolom 1 = 3 - 3 = 0
Kolom 2 = 4 - 3 = 1
Kolom 3 = 2 - 3 = -1

Pengaruh variabel baris yaitu hasil pengurangan rata-rata


masing-masing baris dengan rata-rata total.

Baris 1 = 4 -3 = 1
Baris 2 = 2-3 = - 1

14
Dengan menghilangkan rata-rata kolom dan pengaruh baris maka
rata-rata tiap sel sebagai berikut :

-1 – 1 = -2 3– 1= 2 1–1=0
1 – (-1) = 2 -3 – (-1) = -2 -1 – (-1) = 0

- Kolom pertama : siswa yang IQ tinggi mempunyai nilai -2 dan siswa


IQ rendah memiliki nilai 2
- Kolom kedua : siswa IQ tinggi mempunyai nilai 2 dan siswa IQ rendah
mempunyai nilai -2
- Kolom ketiga : siswa IQ tinggi dan rendah mempunyai nilai 0. Hal ini
berarti terjadi interaksi metode mengajar hanya pada metode A dan
metode B.

Cara diatas meruakan tahap penyelesaian dengan metode konfirmasi,


sehingga kadang-kadang masih menyesatkan. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka perhitungan didasarkan pada median bukan rata-rata.

2.5 Asumsi Anova Dua Arah

Ada beberapa asumsi yang dipakai dalam anova dua arah :


1. Setiap skor dalam sel harus berdistribusi normal. Asumsi ini
dapat sedikit diabaikan jika sampel tiap sel cukup banyak.
2. Variasi skor pada setiap sel hendaknya homogen atau sama.
3. Skor yang ada bebas dari pengaruh variable yang tidak teliti.
Hal ini bisa dicapai dengan sel yang ada. Di samping itu perlu
dolakukan kontrol atas terjadinya perembesan pengaruh faktor
lain maupun antar kelompok itu sendiri.

Seperti halnya Anova satu arah, Anova dua arah pun bisa
dilakukan untuk jumlah sampel yang tidak sama antara sel yang
satu dengan yang lainnya. Tetapi Anova dua arah dengan jumlah
sampel berbeda, agak berbeda dengan uraian diatas. Dalam kasus
tersebut rata-rata hendaknya ditimbang, sehingga pengaruh
perbedaan jumlah sampel tidak mempengaruhi hasil analisis.

15
16
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ANOVA dua arah digunakan peneliti untuk mengatasi perbedaan nilai


variabel terikat yang dikategorikan berdasarkan variasi bebas yang banyak dan
masing-masing variabel terdiri dari beberapa kelompok. ANOVA dua arah
merupakan penyempurnaan ANOVA satu arah. ANOVA dua arah lebih
efisien daripada ANOVA satu arah, karena:

1. Kasus yang dihadapi lebih sedikit, yaitu sejumlah sampel.


2. Noise dapat dihilangkan.
3. Dapat diketahui unsur kebersamaan variabel bebas dalam
mempengaruhi variabel terikat.

Hipotesis ANOVA dua arah terdiri dari :

1. Perbedaan yang dipengaruhi oleh variabel bebas (yang jumlahnya


tergantung jumlah variabel bebas).
2. Interaksi antar variabel bebas.

Langkah ANOVA dua arah sama dengan langkah ANOVA satu arah dan
signifikansi perbedaan diuji dengan F tes. Jika interaksi tenyata signifikan,
maka peneliti perlu melakukan analisis lanjutan dan analisis elementer rata-
rata. Analisis elementer rata-rata digunakan untuk mengetahui kombinasi
mana yang sebenarnya berbeda dengan yang lainnya.

Asumsi ANOVA dua arah :

1. Setiap skor dalam sel berdistribusi normal.


2. Variasi skor pada setiap sel homogen.
3. Skor bebas dari pengaruh variabel yang tidsak diteliti

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Fuadiah, Vicky, dkk. 2017. Makalah Analisis Variansi. Makalah Online.


Diakses pada tanggal 6 November 2021 memlalui
https://www.academia.edu/33099121/MAKALAH_STATISTK_ANOVA_docx

Irianto, Agus. 2015. STATISTIKA : Konsep Dasar, Aplikasi, dan


Pengembangannya. Jakarta. Prenadamedia Group. Cetakan ke-10

19

Anda mungkin juga menyukai