Anda di halaman 1dari 8

Anggota Kelompok 3 :

1. Asyifa Rizka Opnami (2001680323)

2. Kukuh Dwi Jatmiko (2001680331)

3. Wasiatun Isomah (2001680321)

4. Laela Muyasaroh (2001680324)

5. Ikha Melati (2001680327)

6. Putri Indah Lestari (2001680322)

7. Rizky Nur Azizah (2001680329)

8. Nur Endah (2001680328)

9. Winda Istanti (2001680335)

10. Hanif Nusrotul Azizah (2001680334)

Analisis Pelaksanaan Kurikulum Darurat Di Sekolah

NO Aspek yang Hasil Telaah


diamati
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus). Kurikulum darurat
merupakan penyederhanaan kompetensi dasar yang mengacu
Istilah Kurikulum pada Kurikulum 2013. Pada kurikulum darurat ini ada
1 yang digunakan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran.
sekolah Sehingga berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi
prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.

Kurikulum yang berlaku di sekolah yaitu kurikulum darurat


(dalam kondisi khusus) ada dua untuk komponen yaitu
Kurikulum yang
2 1. melakukan penyederhanaan secara masif kompetensi dasar
berlaku di sekolah
dan standar pencapaian untuk semua jenjang
2. menyediakan modul pembelajaran spesifik yang bisa
dilakukan didalam rumah khusus untuk jenjang PAUD dan
SD

Dalam satuan Pendidikan dapat memilih dari 3 opsi pelaksanaan


kurikulum yaitu

1. tetap menggunakan kurikulum nasional 2013


2. menggunakan kurikulum darurat (dalam kondisi khusus)
3. melakukan penyederhaaan kurikulum secara mandiri.

Selain itu pengurangan KD untuk setiap mapel, sehingga berfokus


pada kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di
tingkat selanjutnya.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus, dan
Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Nomor 018/H/KR/2020 Tentang Dasar Pelajaran pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah Berbentuk Sekolah Menengah Atas Untuk Kondisi
Khusus.
Landasan Kurikulum
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
3 yang berlaku di
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Sekolah
Indonesia Nomor 03/KB/2020 Nomor 612 Tahun 2020 Nomor
HK. 01.08/Menkes/502/2020 Nomor 119/4536/SJ Tentang
Perubahan atas Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020, Nomor
HK.03.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Thun 2020 Tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran
2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi
Corona Virus Deases 2019 (Covid-19)

Karakteristik Kurikulum Darurat yang Berlaku di Sekolah


Sekolah diberi flesibilitas untuk memilih kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhn pembelajaran siswa. Dengan adanya
pembelajaran daring sulit sekali bagi guru dan siswa untuk

a. Penekanan mengimplementasikan pembelajaran oleh karena itu dari


kemdikbud memberikan kurikulum darurat untuk memudahkan
guru, siswa, dan orang tua untuk melaksanakan pembelajaran
daring.

Untuk mengurangi beban guru dalam melaksanakan kurikulum


nasional dan siswa dalam kaitannya dengan penentuan kenaikan
b. Orientasi kelas dan kelulusan. Kurikulum darurat ini berisi panduan untuk
guru, pendamping (wali murid) dan siswa.

Kurikulum darurat berisi tentang pengurangan kompetensi dasar

4 setiap mata pelajaran sehingga berfokus pada kompetensi


prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.
c. Penyampaian Pelaksanaan kurikulum darurat berlaku sampai akhir tahun
pembelajaran(tetap berlaku walaupun kondisi sudah berakhir
hingga akhir tahun ajaran)

Sumber belajar pada kurikulum darurat yang berlaku disekolah


yaitu menggunakan modul pembelajaran yang mencakup uraian
pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah guru dalam
memfasilitasi siswa dalam melakukan pembelajaran dirumah.
Modul pembelajaran SD berorientasasi pada kompetensi dasar
d. Sumber belajar
literasi, numerasi, pendidikan karakter, dan kecakapan hidup.
Kompetensi dasar mencakup berbagai mata pelajaran. Pada
jenjang SD disiapkan modul pembelajaran yang secara jelas
memberikan pendampingan yang sangat spesifik untuk guru, orang
tua dan siswa sehingga mempermudah proses pembelajaran.
Modul belajar mencakup rencana pembelajaran yang mudah
dilakukan secara mandiri oleh pendamping (baik orang tua
maupun wali)
Modul untuk siswa : dilengkapi dengan penjelasan aktivitas
pembelajaran yang terperinci bagi siswa dan orang tua serta
alokasi waktu sehingga memudahan para siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran.
Modul Pendamping Guru : petunjuk untuk berkordinasi dengan
orang tua sebagai mitra, serta penjelasan mengenai aktivitas
pembelajaran siswa sehingga guru bisa tetap memberikan
pendampingan.

Penilaian/assesmen dilakukan disemua kelas secara berkala untuk


mendiagnosis kondisi kognitif dan non-kognitif siswa sebagai
dampak pembelajaran jarak jauh. Penilaian sangat penting karena
guru guru harus mengetahui dimana level pengetahuan anak anak
pada saat ini dan seberapa jauh ketertinggalan siswa pada capaian
pembelajaran, dari situlah guru guru bisa memberikan bantuan
atau bimbingan khusus untuk siswa yang membutuhkan.

1. Tujuan penilaian non-kognitif

e. Penilaian Non-kognitif ditujukan untuk mengukur aspek psikologis dan


kondisi emosional anak.
- Kesejahteraan psikologi dan social emosi siswa
- Aktivitas selama belajar dari rumah
- Kondisi keluarga siswa
2. Tujuan penilaian kognitif
Penilaian kognitif ditujukan untuk menguji kemampuan dan
capaian pembelajaran anak.
- Identifikasi capaian kompetensi peserta didik
- Hasil penilaian menjadi dasar pilihan strategi pembelajaran
- Memberikan remidial atau pelajaran tambahan untuk
peserta didik yang paling tertinggal.

a. Komponen kurikulum darurat


Untuk mengurangi beban guru dalam melaksanakan kurikulum
nasional dan siswa dalam keterkaitannya dengan penentuan
1) Tujuan
kenaikan kelas dan kelulusan; dan penyederhanaan kompetensi
dasar yang mengacu pada K13.
a) Struktur kurikulum :
 KI-KD jenjang SD/sederajat
 KI-KD jenjang smp/sederajat
 KI-KD jnjang SMA/sederajat
2) Struktur dan  Modul pembelajaran PAUD & SD/MI
muatan kurikulum  Modul Assesmen diagnosis
b) Muatan kurikulum :
Kompetensi yangg disederhanakan berfokus pada kompetensi
5
esensial dan kompetensi prasayarat untuk kelanjutan
pembelajaran.
 Pelaksanaan kurikulum darurat berlaku sampai akhir tahun
ajaran (tetap berlaku walaupun kondisi khusus sudah berakhir)
 Satuan pendidikan tidak diwajibkan melaksanakan kurikulum
darurat, satuan pendidikan yang sudah nyaman bisa
menggunakan kurikulum nasional yaitu kurikulum 2013.
3) Ketentuan  Satuan pendidikan yang membutuhkan kurikulum dengan
kurikulum standar kecapaian dan kompetensi dasar yang sederhana, maka
satuan pendidikan tersebut bisa menggunakan kurikulum
darurat.
 Satuan pendidikan dalam kondisi jika tidak ingin menerapkan
kurikulum darurat maka satuan pendidikan bisa melakukan
penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Kendala yang dialami oleh guru, orangtua, dan siswa.
a. Guru
 Guru kesulitan dalam mengelola PJJ dan cenderung fokus
pada penuntasan kurikulum.
 Waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin
memenuhi beban jam mengajar.
 Guru kesulitan berkomunikasi dengan orang tua atau wali
siswa untuk mendampingi belajar siswa dirumah
b. Orangtua
 Tidak semua orang tua mampu mendampingi anak belajar
dirumah karena ada tanggung jawab lainnya misalnya kerja,
urusan rumah, dsb.
 Kesulitan orang tua dalam memahami pelajaran dan
memotivasi anak saat mendampingi belajar dirumah.
4) Kendala dan c. Siswa
solusi  Siswa kesulitan berkonsentrasi belajar dari rumah dan
mengeluh penugasan dari guru yang terlalu banyak dan sulit
dipahami oleh siswa.
 Siswa tinggal dirumah dengan walinya (kakek, nenek,
paman, bibi, kakak) karena orangtua yang bekerja diluar
kota.

Kendala yang di alami oleh guru, orang tua, dan siswa dapat di
atasi dengan solusi :
 Menyederhanakan pencapaian kurikulum secara mandiri atau
menggunakan kurikulum yang sudah di sederhanakan oleh
Kemendikbud yaitu menggunakan kurikulum darurat.
 Penggunaan modul di tingkat PAUD dan SD yang telah di
siapkan yaitu modul pembelajaran untuk guru, orang tua, dan
siswa untuk mempermudah proses belajar dari rumah. Modul
guru berisi pentujuk berkoordinasi dengan orang tua sebagai
mitra serta penjelasan mengenai aktivitas pembelajaran siswa
sehingga guru bisa tetao memberikan pendampingan. Modul
pendampingan orangtua berisi petunjuk untuk mendampingi
anak belajar dari rumah. Modul untuk siswa dilegkapi dengan
penjelasan aktivitas belajar yang terperinci bagi siswa dan
orangtua serta alokasi waktu sehingga memudahkan para siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran.
 Beban jam mengajar guru tidak diharuskan memenuhi tatap
muka 24 jam dalam satu minggu, guru berfokus pada
pembelajaran interaktif tanpa mengejar keterharuskan
pemenuhan jam mengajar dan lebih mendalami kompetensi
esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan
pembelajaran.
 Daiadakannya Program Guru Berbagi.
 Platform Ruang Guru PAUD dan Sahabat Keluarga.
 Guru diberikan webinar dan bimtek daring.
 Penyediaan kuota gratis.
 Relaksasi BOS dan BOP yang bisa digunakan untuk
pemberian kuota siswa, melengkapi kelengkapan TIK dan
untuk persiapan pembelajaran tatap muka.
 Pengadaan program “Belajar Dari Rumah” di TVRI dan
progam belajar di Radio RRI untuk mengatasi pembelajaran di
wilayah yang masih susah dan belum terjangkau jaringan
internet.
 Penyedian platform “Rumah Belajar” oleh Kemendikbud
 Kerjasama antara pemerintah dan kemendikbud dengan
penyedia platform pembelajaran daring
 Pembelajaran dapat berlangsung dengan baik yaitu dengan
kerjasama dan dukungan antara orangtua, siswa, guru, sekolah,
pemerintah, dinas kesehatan, dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai