Makalah
Mata Kuliah MPMPAI 2
Dosen Pengampu:
M. Ngali Zainal Makmun, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. Dessy Eristha
1290045
2. Fandi Israwan
1290155
3. Hesti Ratnasari
1290215
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang telah ditentukan tanpa suatu halangan apapun.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti mata kuliah MPMPAI 2 untuk dapat dipresentasikan kepada
mahasiswa lain, dan untuk menambah wawasan khazanah ilmu pengetahuan.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, dan
khususnya kepada bapak M. Ngali Zainal Makmun, M.Pd.I selaku dosen yang
telah membantu memberi saran dan masukan atau arahan sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kepada pembaca untuk memberi kritik dan saran, yang berguna
untuk memperoleh kesempurnaan pada pembuatan makalah selanjutnya. Semoga
makalah yang kami buat bermanfaat bagi diri kami sendiri khususnya dan
pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya
makalah ini. Dengan segala kerendahan hati , saran-saran dan kritik yang
konstruktif sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 5
A. Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran .............................................. 5
B. Kajian tentang Profesionalisme Guru ..................................................... 14
C. Peran Perencanaan Pembelajaran dalam Meningkatkan
Profesionalitas Guru pada Pembelajaran Al Quran Hadits
dan SKI di MI ......................................................................................... 20
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 26
A. Kesimpulan ............................................................................................. 26
B. Saran ........................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya
pengajaran adalah; upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran pada
dasarnya merupakan suatu rekayasa yang diupayakan untuk membantu peserta
didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan maksud dan tujuan
penciptaannya. Dalam konteks proses belajar di sekolah, pembelajaran tidak
dapat hanya terjadi dengan sendirinya, yakni peserta didik belajar berinteraksi
dengan lingkungan seperti yang terjadia dalam proses belajar di masyarakat,
proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan, oleh
karenanya segala kegitan interaksi, metode, dan kondisi pembelajaran dengan
selalu mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
Salah satu permasalahan serius yang dihadapi dunia pendidikan sekarang
ini adalah rendahnya kualitas pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran
pendidikan agama Islam, proses pembelajran pendidikan agama Islam yang
terjadi sering kali baru bersifat seadanya, rutinitas, formalis, kering dan kurang
bermakna, kualiatas pembelajran semacam itu akan mengahsilkan mutu
pendidiakan agama yang rendah pula. Begitu juga berbagai kritik terhadap
kegitan pembelajaran pendidikan agama Islam. Dalam konteks pembelajaran,
agaknya
titik
lemah
pendidikan
agama
terletak
pada
komponen
sebuah
pembelajaran
dalam
pendidikan.
Perencanaan
4.2
untuk
selalu
konsentrasi
dan
bersungguh-sungguh
dalam
Peran
Perencanaan
Pembelajaran
dalam
Meningkatkan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar perencanaan pembelajaran?
2. Bagaimana konsep profesionalisme guru?
3. Bagaimana peran perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan
profesionalitas guru pada pembelajaran Al Quran Hadits dan SKI di MI?
4.3
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar perencanaan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui konsep profesionalisme guru.
3. Untuk mengetahui peran perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan
profesionalitas guru pada pembelajaran Al Quran Hadits dan SKI di MI.
4.4
BAB II
PEMBAHASAN
4.5
diukur
dengan
terpenuhinya
faktor
kerjasama
perumusan
mengingat
lagi
tentang
prinsip-prinsip
kurikulum
berbasis
Sugeng
Listiyo
Prabowo
&
Faridah
Nurmaliyah
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 28.
4.6
4.7
minat dan perhatian peserta didik terhadap materi yang dijadikan bahan
kajian. Dalam hal ini peran pendidik bukan hanya sebagai transformator,
tetapi juga harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan
gairah belajar, serta mendorong siswa untuk belajar dengan menggunakan
berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai serta menunjang
pembentukan kompetensi pada siswa.
3. Fungsi dan Manfaat Perencanaan Pembelajaran
a. Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi di antaranya
seperti dijelaKIan berikut ini.
1) Fungsui Kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang
matang, akan dapat memberikan umpan balik yang dapat
menggambarkan berbagai kelemahan yang terjadi. Melalui
umpan
balik
itulah
guru
dapat
meningkatkan
dan
adanya
kesenjangan
antara
harapan
dan
4.8
dengan
tujuan
pembelajaran.
Melalui
proses
4.9
4.10
dapat
menetukan berbagai
proses
yang
perencanaan
dapat
digunakan
untuk
menarik
4.11
sebab
berbagai
kemungkinan
sudah
diantisipasi sebelumnya.
3) Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
Melalui perencanaan, guru dapat menentukan sumber-sumber
mana saja yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu
bahan pembelajaran.
4) Perencanaaan akan membuat pembelajaran berlangsung
secara sistematis artinya, proses pembelajaran tidak akan
berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara
terarah dan terorganisir. Melalui perencanaan yang matang
guru akan bekerja setahap demi setahap untuk menuju
perubahan yang diinginkan sesuai dengan tujuan.6
4. Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Langkah-langkah yang ditempuh untuk menyusun perangkat
pembelajaran dengan pendekatan mata pelajaran yang dijabarkan mulai
dari standar isi sampai menjadi RPP, diuraikan berikut.
a. Membaca dan mendalami KI/KD suatu mata pelajaran dan
struktur kurikulum mapel pada kelas tertentu.
b. Memetakan
KI/KD
dengan
tujuan
(1)
menentukan
4.12
untuk
KD
tersebut.
Minggu
efektif
tiap
4.13
semester
menggambarkan
lebih
rinci
penyajian
4.14
berasal dari kata profession yang berasal dari bahasa Latin profesus yang
berarti Mampu atau ahli dalam suatu bentuk pekerjaan8.
Vollmer dan Mill yang dikutip Peter Jarvis menyatakan bahwa
profesi adalah suatu pekerjaan yang didasarkan atas studi intelektual dan
latihan
yang
khusus,
tujuannya
untuk
menyediakan
pelayanan
keterampilan atau advise terhadap yang lain dengan bayaran atau upah
tertentu.
Peter Jarvis mengutip pendapat Cogan profesi adalah suatu
keterampilan yang dalam praktiknya didasarkan atas suatu struktur
teoritis tertentu dari beberapa bagian pelajaran atau ilmu pengetahuan.
Abin Syamsuddin mengartikan profesi sebagai suatu Pekerjaan tertentu
yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan
memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukannya.9
Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: Apabi la suatu urusan (amanah) diserahkan kepada orang
yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.
Dari perspektif sosiologis, profesi adalah suatu pekerjaan yang
mengatur dirinya melalui suatu latihan wajib dan sistematis dan disiplin
kesejawatan, yang didasarkan atas pengetahuan teknis yang spesialis,
memiliki orientasi pelayanan dan bukan keuntungan serta dijunjung tinggi
melalui kode etiknya.
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa profesi dapat
diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian,
yang didapat melalui pendidikan dan latihan tertentu, menuntut
persyaratan khusus, memiliki tanggung jawab dan kode etik tertentu pula.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
Buchari Alma, dkk, Guru Profesional (Menguasai Metode dan Terampil Mengajar),
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 115.
9
Ibid, h. 116.
4.15
mampu
mengajarkannya
secara
efektif,
efisien,
dan
berkepribadian mantap.12
Dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal.
Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki guru profesional
meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang
bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Syah merinci kompetensi
profesional guru ke dalam tiga aspek, yaitu kompetensi kognitif,
kompetensi afektif, dan kompetensi Kompetensi psikomotorik meliputi
kecakapan fisik umum dan khusus seperti psikomotorik. Kompetensi
kognitif meliputi penguasaan terhadap pengetahuan kependidikan,
pengetahuan materi bidang studi yang diajarkan, dan kemampuan
mentransfer pengetahuan kepada para siswa agar dapat belajar secara
efektif dan efisisen. Kompetensi afektif, yaitu sikap dan perasaan diri yang
10
4.16
Ibid., h. 127-128.
4.17
integral
dari
masyarakat
serta
sekolah
sebagai
dalam
melaksanakan
tugas
keprofesionalan,
guru
harus
bermutu,
serta
menilai
dan
mengevaluasi
hasil
pembelajaran.
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
c. Bertindak
objektif
dan
tidak
diKIriminatif
atas
dasar
4.18
dan
teruji,
sehingga
memungkinkan
Ibid., h. 126
Ibid., h. 134-135
4.19
16
M. abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h. 100.
4.20
sejak
dini
agar
siswa
memahami,
terampil
17
Ibid., h. 105
4.21
Ibid., h. 210.
4.22
khusus
perencanaan/program
yang
harus
pembelajaran
dimiliki
atau
yaitu
menyusun
persiapan
mengajar,
19
Ibid., h. 213.
4.23
kegiatan
belajar
mengajar
berlangsung.
Karena
rencana
4.24
memperhitungkan
berbagai
Kemungkinan-kemungkinan
kemungkinan
itulah
yang
yang
selanjutnya
akan
terjadi.
memerlukan
memanfaatkannya
untuk
keperluan
pencapaian
tujuan
seorang
guru
yang
profesional
akan
menguasai
proses
membuktikan
bahwa
perencanaan
pembelajaran
4.25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas tentang konsep dasar perencanaan
pembelajaran,
konsep
profesionalisme
guru
dan
peran
perencanaan
B. Saran
Dari hasil studi tentang perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan
profesionalitas guru, maka penulis masih perlu memberikan saran-saran baik
kepada pihak sekolah, kepada para guru, anak didik, agar nantinya
pelaksanaan perencanaan pembelajaran akan lebih baik dan kualitas serta
prestasi siswa dapat lebih meningkat.
4.26
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. Abdul Qadir. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
Alma, Buchari. dkk. Guru Profesional (Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar). Bandung: Alfabeta, 2010.
analisis-kurikulum-riyani17.blogspot.com, diakses tanggal 28/10/2014.
Kunandar. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011.
Majid, Abdul. Perncanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standart Kompetensi
Guru. Bandung: Rosdakarya, 2007.
Prabowo, Sugeng Listiyo dan Faridah Nurmaliyah. Perencanaan Pembelajaran.
Malang: UIN Maliki Press, 2010.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2011.
4.27