Anda di halaman 1dari 16

REVIEW JURNAL NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

Jurnal 1

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving


Judul Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Berdasarkan Self
Regulated Learning Siswa Sekolah Menengah Pertama Pekanbaru
Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and
Jurnal
Education
Volume Dan Halaman Vol. 4 No. 2
Tahun 2019
Penulis Sri Ulfa Alawiyah , Lies Andriani , Depi Fitraini
Tanggal Desember 2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prbedaan kemampuan
komunikasi matematis antara siswa yang mengikuti pembelajaran
dengaen model Creative Problem Solving (CPS) dengan siswa yang
Tujuan Penelitian
tidak mengikuti pembelajaran dengan model Creative Problem
Solving (CPS) jika berdasarkan self regulated learning siswa SMPIT
Az Zuhra Islamic School Pekanbaru.
Subjek dari penelitian siswa kelas VII SMPIT Az Zuhra Islamic
Subjek Penelitian
School Pekanbaru
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dan desain
Metode Penelitian yang digunakan adalah The Nonequivalent Pretest-Posttest Control
Group Design.
Definisi Operasional Hodiyanto (2017) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi
Dan Variable matematis adalah kemampuan siswa dalam menyampaikan ide
matematika baik secara lisan maupun tulisan, komunikasi lisan
seperti diskusi dan menjelaskan sedangkan komunikasi tulisan seperti
mengungkapkan ide matematika melalui gambar, grafik, tabel,
persamaan, ataupun dengan bahasa siswa sendiri.
Metode pembelajaran creative problem solving (CPS) adalah suatu
metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran
dan keterampilan memecahkan masalah yang diikuti dengan
penguatan keterampilan
Instrument Penelitian Pretes dan Postes
1. Diberikan pretest kemampuan awal komunikasi matematis
yang homogen. Di akhir pembelajaran pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol diberikan posttest kemampuan
Langkah Penelitian komunikasi matematis untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberikan
perlakuan.
2. Melakukan analisis data uji-t dan anova dua jalan
Pada hipotesis ketiga, diperoleh F(AxB)hitung < F(AxB)tabel atau
2,18 < 3,18 yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat
Hasil Penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi penerapan model
pembelajaran dan self regulated learning terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa.
Dapat mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis
antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengna model CPS
Kelebihan Penelitian dengan yang tidak mengikuti pembelajaran model CPS berdasarkan
self regulated learning siswa SMPIT Az Zuhra Islamic School
Pekanbaru.
Tidak terdapat interaksi penerapan model pembelajaran dan self
Kekurangan Penelitian regulated learning terhadap kemampuan komunikasi matematis
siswa
Kesimpulan 1) Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Creative Problem
Solving (CPS) dengan siswa yang tidak mengikuti pembelajaran
dengan model Creative Problem Solving (CPS), 2) Terdapat
perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model Creative Problem Solving (CPS) dengan
siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan model Creative
Problem Solving (CPS) jika berdasarkan self regulated learning
siswa, 3) Tidak terdapat interaksi penerapan model pembelajaran dan
self regulated learning terhadap kemampuan komunikasi matematis
siswa

Jurnal 2

Learning Cycle 5e Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi


Judul
Matematis Dan Self-Regulated Learning Matematika
Jurnal Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana
Volume Dan Halaman Vol. 6 No. 1
Tahun 2017
Penulis Jaya Dwi Putra
Tanggal Juni 2017
Tujuan penelitian diantaranya untuk mengetahui pengaruh model
Tujuan Penelitian Learning Cycle 5E (LC 5E) dalam meningkatkan kemampuan
komunikasimatematis dan self-regulated learning siswa
Subjek Penelitian
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Dan Variable
Instrument Penelitian
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian
Kelebihan Penelitian
Kekurangan Penelitian
Kesimpulan

Jurnal 3

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan Self


Judul Regulated Learning Siswa Melalui Model Problem Based Learning
(PBL)
Jurnal Jurnal Analisa
Volume Dan Halaman Volume 4, No.2
Tahun 2018
Penulis Intan Fauziah, Samsul Maarif, Trisna Roy Pradipta
Tanggal Desember 2018
Tujuan penelitan ini yaitu, untuk menyelidiki perbedaan peningkatan
kemampuan komunikasi matematis yang mendapat pembelajaran
Tujuan Penelitian model PBL dan yang mendapat pembelajaran pendekatan scientific,
menyelidiki keterkaitan antara self-regulated learning siswa dan
kemampuan komunikasi matematis.
Sampel penelitian terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol dipilih secara diundi dari 7 kelas yang ada. Penentuan
Subjek Penelitian
sampel dilakukan dengan menggunakan teknik ”Claster Random
Sampling”.
Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen, yang
Metode Penelitian menerapkan model Problem Based Learning (PBL). Desain
penelitian berbentuk Pre-test Post-test Control Group Design
Model PBL merupakan model pembelajaran yang menyajikan
Definisi Operasional
masalah untuk diselesaikan siswa melalui diskusi kelompok sehingga
Dan Variable
siswa yang menjadi pusat pada proses pembelajaran bukan lagi guru.
Instrumen yang digunakan yaitu tes matematika untuk kemampuan
komunikasi matematis dan nontes berupa angket self-regulated
learning (SRL). Butir soal tes tersebut diuji validitas, reliabilitas, dan
tingkat kesukaran. Skala self-regulated learning (SRL) digunakan
Instrument Penelitian untuk mengetahui kontribusi SRL terhadap pembelajaran matematika
umumnya dan khususnya kemampuan komunikasi matematis dengan
pembelajaran menggunakan model PBL yang diberikan. Teknik
analisis data menggunakan rumus uji-t, untuk menguji hipotesis
menggunakan rumus statistic untuk menguji kesamaan dua rata-rata.
Langkah Penelitian Melakukan pretes dan postes kemudian menguji hasilnya
Hasil Penelitian Kemampuan Komunikasi dan SelfRegulated Learning Siswa
Berdasarkan hasil pretest, kedua kelompok siswa yaitu kelompok
eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan komunikasi matematis
dan SRL awal yang sama (tidak berbeda secara signifikan). Akan
tetapi setelah terjadinya perlakuan, dari data hasil posttest kedua
kelompok siswa memiliki kemampuan komunikasi dan SRL yang
berbeda secara signifikan.
Hubungan antara self-regulated learning dan kemampuan
komunikasi matematis
Dari uji satatistik terhadap hipotesis 2, tentang terdapatnya korelasi
positif antara SRL dan kemampuan komunikasi matematis siswa.
Dari hasil perhitungan hubungan juga ditemukan bahwa terdapat
kaitan yang cukup signifikan antara SRL dan kemampuan
komunikasi matematis siswa pada tingkat signifikansi = 0,05 dan
hubungan tersebut berada pada penggolongan cukup dengan tingkat
keeratan hubungan antara SRL dan kemampuan komunikasi
matematis sebesar 45,5% dan sisanya 54,5% dintentukan oleh faktor
dari lingkungan luar lainnya.
Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
dengan model PBL aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan
guru ataupun temannya, interaksi yang dilakukan selama diskusi,
mengemukakan pendapat secara lisan didepan kelas ataupun dengan
teman diskusinya, dan membuat kesimpulan dari materi yang pernah
dipelajari pada umumnya baik. Siswa terlibat secara aktif selama
proses pembelajaran berlangsung.
Mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi
matematis yang mendapat pembelajaran model PBL dan pendekatan
Kelebihan Penelitian
scientific, dan mengetahui keterkaitan antara self regulated learning
siswa dan kemampuan komunikasi matematis
Kekurangan Penelitian -
Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis diperoleh kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi
matematis yang mendapat pembelajaran model PBL dan yang
mendapat pembelajaran pendekatan scientific, terdapat keterkaitan
antara selfregulated learning siswa dan kemampuan komunikasi
matematis.

Jurnal 4

Kemampuan Komunikasi Matematis Ditinjau dari Self Regulated


Judul
Learning pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Jurnal Plus Minus Jurnal Pendidikan Matematika
Volume Dan Halaman Vol. 2 No 2 Hal 289 - 302
Tahun 2022
Penulis Ega Sulastri, Deddy Sofyan
Artikel Diterima: 27 Juli 2021, Direvisi: 30 Juli 2021, Diterbitkan: 31
Tanggal
Juli 2022
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis
Tujuan Penelitian
yang ditinjau dari Self-Regulated Learning pada materi SPLDV
Siswa SMP kelas VIII dengan jumlah sampel 3 orang siswa yang
Subjek Penelitian
diambil secara purposive sampling
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
Metode Penelitian metode deskriptif untuk mendapatkan data yang mendalam dan
bermakna
Definisi Operasional Luritawaty (2016) bahwa kemampuan komunikasi matematis
Dan Variable merupakan salah satu kemampuan yang esensial dalam pembelajaran
matematika. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan
untuk memahami dan mengekspresikan fakta-fakta, pikiran- pikiran,
dan ide-ide matematika yang dimiliki sehingga orang lain dapat
memahaminya (Purnamasari & Afriansyah, 2021).
Self-regulated learning didefinisikan sebagai pandangan tentang
pembelajaran sebagai keterampilan dan akan digunakan untuk
menganalisis tugas-tugas belajar, menetapkan tujuan, dan
merencanakan tata cara melaksanakan tugas itu, menerapkan
keterampilan, dan khususnya membuat keputusan tentang bagaimana
pembelajaran akan dilaksanakan (Seufert, 2018; Jansen, dkk., 2019;
Fitriatien & Mutianingsih, 2020; Murniati, Roza, & Maimunah,
2021)
a. Tes tertulis, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana siswa
tersebut dapat mengungkapkan ide atau gagasannya melalui soal
matematika yang mencakup pada indikator kemampuan komunikasi
matematis. Bentuk tes dalam penelitian ini berupa soal uraian karena
dapat mempermudah peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan
yang menjadi fokus penelitian
Instrument Penelitian b. Angket, bertujuan untuk meninjau bagaimana kemampuan afektif
siswa berupa self regulated learning dalam belajar matematika
c. Wawancara, bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana
kemampuan komunikasi matematis yang ditinjau dari self regulated
learning siswa berdasarkan materi sistem persamaan linear dua
variabel. Selain itu, wawancara digunakan untuk memperkuat hasil
yang diperoleh berdasarkan data hasil tes dan angket.
Setalah siswa dikategorikan berdasarkan self regulated learning,
langkah selanjutnya adalah analisis data. Menurut Miles dan
Huberman (Hardani, dkk., 2020) teknis analisis data dibagi dalam
Langkah Penelitian
tiga alur diantaranya reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion
drawing/verification).
Hasil Penelitian Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat diidentifikasi faktor yang
mengakibatkan siswa mengalami kendala dalam mengerjakan soal
yang diberikan antara lain rendahnya pemahaman siswa terhadap
materi sistem persamaan linear dua variabel, lupa rumus, kurangnya
memahami dalam proses penyelesaian masalah, serta ketidaktelitian
siswa dalam memahami soal. Kemampuan komunikasi matematis
siswa yang berbeda-beda tentunya berdampak pada pemahaman
siswa yang juga berbeda. Sehingga kemampuan komunikasi
matematis perlu ditumbuh kembangkan secara optimal dan merata.
Faktor lain yang menyebabkan kemampuan komunikasi matematis
masih belum optimal dikarenakan siswa memiliki sifat pemalu,
pendiam, ataupun kurang percaya diri dalam mengkomunikasikan
ide/gagasan secara lisan maupun tulisan. Hal ini sejalan dengan
pendapat Wahyudin (Putra, 2015) yang mengungkapkan bahwa
kondisi di sekolah-sekolah, sebagian besar siswa tampak mengikuti
dengan baik setiap penjelasan materi yang disampaikan guru
Dapat mengetahui kemampuan komunikasi matematis yang ditinjau
Kelebihan Penelitian
dari Self-Regulated Learning pada materi SPLDV
Kekurangan Penelitian -
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan, disimpulkan bahwa siswa
dengan kategori self regulated learning tinggi dan sedang memiliki
kemampuan komunikasi matematis yang berbeda-beda. Subjek
pertama dengan kategori self regulated learning tinggi belum
memenuhi keempat indikator yang diaplikasikan dalam tes
kemampuan komunikasi matematis, meskipun sudah tampak
perkembangan dalam jawabnnya menuju pada pemenuhan indikator.
Kemudian subjek kedua dengan kategori self regulated learning
Kesimpulan
tinggi mampu memenuhi dua indikator kemampuan komunikasi
matematis yaitu kemampuan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam
bahasa simbol matematika dan menyusun pertanyaan matematika
yang relevan sesuai situasi masalah sedangkan subjek ketiga dengan
self regulated learning sedang belum memenuhi satupun indikator
kemampuan komunikasi matematis. Hal ini berarti self regulated
learning berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis
siswa.

Jurnal 5
Penerapan Pendekatan Problem Solving Ditinjau Dari Self-Regulated
Judul
Learning Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
Jurnal Jurnal Pembelajaran Berpikir Matematika
Volume Dan Halaman Vol. 4, No 1 Hal 12-22
Tahun 2019
Penulis Asriana Landita, Kodirun dan Makkulau
Tanggal Maret 2022
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui peningkatan
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan problem solving lebih tinggi dibandingkan dengan
Tujuan Penelitian peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar
dengan pendekatan saintifik; dan (2) untuk mengetahui peningkatan
kemampuan komunikasi matematis siswa antara pendekatan problem
solving dan pendekatan saintifik ditinjau dari self-regulated learning.
Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kapontori semester genap dan
mengambil 2 kelas sebagai sampel yang dipilih berdasarkan
kemampuan yang relative sama dan melihat nilai varians melalui
Subjek Penelitian
nilai rata-rata hasil ulangan tengan semester matematika pada
semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019 dengan teknik purposive
sampling.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
Metode Penelitian dengan desain Quasi Eksperimen model kelompok kontrol pretest-
posttest
Definisi Operasional Komunikasi matematis adalah suatu kemampuanyang harus
Dan Variable dikembangkan siswa untuk menyampaikan sesuatu yang
diketahuinya, melalui peristiwa dialog yang terjadi di lingkungan
kelas
Self-regulated learning didefinisikan sebagai pandangan tentang
pembelajaran sebagai keterampilan dan akan digunakan untuk
menganalisis tugas- tugas belajar, menetapkan tujuan, dan
merencanakan tata cara melaksanakan tugas itu, menerapkan
keterampilan, dan khususnya membuat keputusan tentang bagaimana
pembelajaran akan dilaksanakan (Woolfolk, 2009).
Instrument Penelitian Pretest dan postest
Siswa melakukan tes kemampuan komunikasi matematis melalui
pretest dan posttest, selanjutnya dilakukan analisis data yang
Langkah Penelitian dilakukan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji-t beda dua rataan
dan Uji ANAVA
Terdapat peningkatan kemampuan komunikasi dan koneksi
matematik, serta kemandirian belajar siswa dari siswa yang belajar
dengan pendekatan problem solving lebih baik daripada siswa yang
belajar dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian, maka
Hasil Penelitian
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan problem solving dan siswa yang diajar dengan
pendekatan saintifik ditinjau dari self-regulated learning.
Dapat mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis
Kelebihan Penelitian
dengan pendekatan problem solving
Kekurangan Penelitian -
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: (1) secara signifikan peningkatan
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan problem solving lebih tinggi daripada peningkatan
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan
Kesimpulan
pendekatan saintifik. (2) Secara signifikan peningkatan kemampuan
komunikasi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
pendekatan problem solving lebih tinggi daripada siswa yang
mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik ditinjau dari self-
regulated learning.

Jurnal 6
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII Pada
Judul
Materi Himpunan
Jurnal Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika
Volume Dan Halaman Volume 1, No. 1, Hal 15 - 22
Tahun 2018
Penulis Siti Aminah, Tommy Tanu Wijaya, dan Devi Yuspriyati
Tanggal Mei 2018
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menganalisis mengenai:
(1) Kemampuan komunikasi matematis menghubungkan benda nyata
, gambar dan diagram kedalam ide matematika. (2) Kemampuan
komunikasi matematis menjelaskan idea, situasi, tulisan dengan
benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. (3) Kemampuan komunikasi
Tujuan Penelitian matematis menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau
simbol matematika. (4) Kemampuan komunikasi matematis membuat
model dari suatu situasi melalui tulisan, benda-benda konkret,
gambar, grafik, dan metode-metode aljabar. (5) Kemampuan
komunikasi matematis Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang
matematika yang telah dipelajari.
Subjek Penelitian Siswa kelas VIII Cimahi
Untuk penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode
kualitatif. Metode ini disebut kualitatif karena lebih berdasarkan pada
sifat fenomeno logis yang mengutamakan penghayatan (verstehen).
Pada metode kualitatif peneliti berusaha memahami dan menafsirkan
Metode Penelitian
makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi
tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Penelitian yang
menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami objek
yang diteliti secara mendalam.
Kemampuan komunikasi merupakan satu kemampuan dasar
Definisi Operasional matematis yang esensial dan perlu dimiliki oleh siswa sekolah
Dan Variable menengah (SM). Beberapa penulis mendefinisikan istilah komunikasi
dengan cara berbeda, namun memuat pengertian yang hampir serupa.
Instrument Penelitian Instrumen berupa tes uraian sebanyak 5 butir soal.
Langkah Penelitian
Kemampuan komunikasi matematis siswa SMP di Kota Cimahi
Hasil Penelitian
masih tergolong rendah
Kelebihan Penelitian
Kekurangan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, disimpulkan
bahwa kemampuan komunikasi matematis menghubungkan benda
nyata , gambar dan diagram kedalam ide matematikatergolong
rendah. Kemampuan komunikasi matematis menjelaskan idea,
situasi, tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar
tergolong sedang. Kemampuan komunikasi matematis menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika tergolong
rendah. Kemampuan komunikasi matematis membuat model dari
suatu situasi melalui tulisan, benda-benda konkret, gambar, grafik,
Kesimpulan dan metode-metode aljabar tergolong rendah. Kemampuan
komunikasi matematis menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang
matematika yang telah dipelajari tergolong rendah. Hasil ini menjadi
dasar bagi peneliti-peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan
mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa SMP di Kota
Cimahi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti
memberikan saran sebagai berikut: (1) Siswa SMP hendaknya dilatih
secara khusus mengenai kemampuan komunikasi matematis; (2)
Diperlukan penelitian lanjutan mengenai pencapaian dan peningkatan
kemampuan komunikasi matematis.

Jurnal 7

Judul
Jurnal
Volume Dan Halaman
Tahun
Penulis
Tanggal
Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Dan Variable
Instrument Penelitian
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian
Kelebihan Penelitian
Kekurangan Penelitian

Jurnal 8

Judul
Jurnal
Volume Dan Halaman
Tahun
Penulis
Tanggal
Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Dan Variable
Instrument Penelitian
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian
Kelebihan Penelitian
Kekurangan Penelitian

Jurnal 9

Judul

Jurnal
Volume Dan Halaman
Tahun
Penulis
Tanggal
Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Dan Variable
Instrument Penelitian
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian
Kelebihan Penelitian
Kekurangan Penelitian

Jurnal 10

Judul
Jurnal
Volume Dan Halaman
Tahun
Penulis
Tanggal
Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Dan Variable
Instrument Penelitian
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian
Kelebihan Penelitian
Kekurangan Penelitian

Jurnal 11

Judul
Jurnal
Volume Dan Halaman
Tahun
Penulis
Tanggal
Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Dan Variable
Instrument Penelitian
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian
Kelebihan Penelitian
Kekurangan Penelitian

Jurnal 12
Judul
Jurnal
Volume Dan Halaman
Tahun
Penulis
Tanggal
Tujuan Penelitian
Subjek Penelitian
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Dan Variable
Instrument Penelitian
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian
Kelebihan Penelitian
Kekurangan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai