Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGOLAHAN NILAI
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hj. Ida Umami, M.Pd. Kons dan Dr. Sri Andri
Astuti, M.Pd

Disusun oleh:
Novita Kurniasih
NPM : 2171010073

Kelas B

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1443 H/2022 M

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur seraya penyusun


panjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehinnga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengolahan
Nilai” ini tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Pendidikan. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan
terima kasih kepada Prof. Dr. Hj. Ida Umami, M.Pd. Kons dan Dr. Sri Andri
Astuti, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pendidikan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun penyusun
tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa
menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Metro, 5 Mei 2022


Penulis,

Novita Kurniasih

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

A. Mengkonversikan Nilai Berskala Lima (Stanfive)..................................................3

B. Mengkonversikan Nilai Berskala Sembilan (Stanine)............................................7

C. Mengkonversikan Nilai Berskala Sebelas (Staneleven/Stanel/Eleven Points


Scale)...........................................................................................................................11

D. Mengkonversikan Nilai Standar Z (Z Score).......................................................15

E. Mengkonversikan Nilai Standar T (T Score ).......................................................20

BAB III PENUTUP........................................................................................................22

A. Kesimpulan..........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi pembelajaran siswa adalah salah satu kegiatan yang
merupakan kewajiban bagi setiap guru. mengapa. Karena hendaknya ia
harus dapat memberikan informasi kepada lembaga atau kepada siswa itu
sendiri. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya memahami teknik
pemberian skor, bahkan langkah-langkah sebelum membuat tes pertanyaan.
Banyak pendapat ahli yang mengatakan bahwa penilaian berbeda
dengan penskoran. Dalam makalah ini, dijelaskan dengan jelas perbedaan
yang sangat mendasar dalam melakukan evaluasi terhadap hasil tes peserta
didik.
Seringnya terjadi kekeliruan pendapat tentang fungsi penilaian
pencapaian belajar siswa. Banyak lembaga pendidikan atau pengajar –secara
tidak sadar atau sadar yang menganggap fungsi penilaian itu semata-mata
sebagai mekanisme untuk menyeleksi siswa atau mahasiswa dalam kenaikan
kelas, kenaikan tingkat, dan sebagai alat seleksi kelulusan pada akhir tingkat
program.
Terdapat macam-macam teknik dan alat penilaian dalam pembelajaran
khususnya di pendidikan Indonesia, teknik dan alat penilaian hendaknya
disesuaikan dengan tujuan dan sasaran penilaian, situasi dan kondisi
lingkungan siswa, serta kompetensi dasar yang harus dikuasai seperti yang
tercantum dalam kurikulum.
Selain itu, dalam kegiatan penilaian hendaknya disiapkan soal atau
alat penilaian yang tepat. Di dalam menilai seorang guru boleh
menggunakan konversi nilai 5, konversi nilai 9, konversi nilai 11, dan
konversi nilai 100. Hasil dalam penilaian di harapkan seorang siswa bisa
mencapai nilai sesuai criteria ketuntasan yang di berikan oleh seorang guru.
Oleh karena itu, agar siswa dapat mendapat nilai yang baikmseorang guru

1
harus mengajarnya dengan baik pula dan harus bisa mempertanggung
jawabkannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pembahasan makalah ini
akan difokuskan pada masalah-masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengkonversikan nilai berskala lima (stanfive)?
2. Bagaimana mengkonversikan nilai berskala sembilan (stanfive)?
3. Bagaimana mengkonversikan nilai berskala sebelas
(staneleven/stanel/eleven points scale)?
4. Bagaimana mengkonversikan nilai standar z (z score)?
5. Bagaimana mengkonversikan nilai standar t (t score )?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui konversi nilai berskala lima (stanfive).
2. Untuk mengetahui konversi nilai berskala sembilan (stanfive).
3. Untuk mengetahui konversi nilai berskala sebelas
(staneleven/stanel/eleven points scale).
4. Untuk mengetahui konversi mengkonversikan nilai standar z
(z score).
5. Untuk mengetahui konversi mengkonversikan nilai standar t (t
score ).

2
BAB II
Pembahasan

A. Mengkonversikan Nilai Berskala Lima (Stanfive)


Pada dasarnya, nilai merupakan angka atau huruf yang berfungsi
sebagai lambang untuk menjelaskan seberapa jauh atau seberapa besar
kemampuan yang telah ditujukkan oleh peserta didik terhadap materi yang
telah diajarkan. Selain itu, penghargaan yang diberikan oleh pendidik
kepada peserta didiknya juga dapat diberikan kepada peserta didiknya dalam
bentuk nilai atas jawaban benar yang berikannya dalam tes hasil belajar.
Untuk sampai kepada nilai, maka skor yanng diperoleh dari hasil tes pada
hakikatnya adalah skor mentah yanng perlu diolah lebih dahulu sehingga
dapat dikonversi menjadi skor yang sifatnya baku.
Skor adalah hasil dari proses memberikan angka yang didapatkan
dengan cara menjumlahkan anga-angka setiap butir item yang dijawab benar
oleh testee dengan memperhatikan bobot tiap jawaban yang benar.1 Nilai
merupakan angka atau huruf hasil dari gubahan skor yang sudah dijadikan
satu dengan skor-skor lainnya, serta sudah mendapatkan penyesuaian
pengaturannya dengan standar tertentu yang digunakan.2
Mengkonversi nilai berskala lima atau stanfive didefinisikan sebagai
pengolahan atau pengubahan skor mentah menjadi nilai strandar berskala
lima yang lebih dikenal dengan huruf A, B, C, D,dan E.3

1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
309.
2
Feri Riski Dinata, “Teknik Pengolahan Hasil Asesmen Pendidikan Agama Islam
(Penentuan Standar Asesmen, Teknik Pengolahan dengan Menggunakan Pendekatan Penilaian
Acuan Patokan (PAP), dan Acuan Norma (PAN) di SMK Muhammadiyah Mlati Yogyakarta),”
Al-Hikmah Way Kanan: Jurnal Media Pendidikan, Kependidikan dan Sosial Kemasyarakatan 1,
no. 1 (2020): 10.
3
Elis Ratnawulan dan A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan Kurikulum
2013 (Bandung: Pustaka Setia, 2014), 165.

3
Pengubahan skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala lima
atau nilai huruf, menggunakan patokan sebagai berikut :

Rumus Konversi Nilai


Mean + (1,5) SD A
Mean + (0,5) SD B
Mean - (0,5) SD C
Mean - (1,5) SD D
Dibawah nilai D E

Contoh aplikasi dalam soal:


Contohnya adalah apabila sebuah kelas dengan 60 siswa mendapatkan
nilai ulangan SKI dengan skor sebagai berikut:
70, 60, 70, 60, 50, 80, 40, 80, 40, 30, 50, 20, 60, 70, 60, 70, 80, 90, 60, 60
60, 70, 60, 50, 70, 80, 40, 90, 30, 60, 70, 70, 60, 80, 70, 60, 50, 80, 70, 60,
80, 70, 60, 70, 60, 70, 50, 30, 40, 80, 70, 80, 60, 50, 70, 60, 70, 60, 50, 80.
Dari skor tersebut, Langkah-langkah untuk mengkonversikan nilai berskala
sembilan adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan distribusi frekuensi
a. Menyusun skor terkecil sampai yang terbesar
20, 30, 30, 30, 40, 40, 40, 40, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 60, 60, 60, 60,
60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 70, 70, 70, 70, 70, 70,
70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80,
80, 90, 90.
b. Mencari Range (R)
R = nilai maksimum – nilai minimumnya
= 90 – 20 = 70
c. Mencari banyak interval kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 60
= 1 + 3,3 (1,78) = 6,87 (di bulatkan 7)
d. Mencari panjang interval kelas (i)
R 70
i= = =10,18 (dibulatkan menjadi 11)
k 6,87
e. Menyusun daftar distribusi frekuensi
Kelas interval Frekuensi (f)
20-30 4
31-41 4

4
42-52 7
53-63 17
64-74 16
75-85 10
86-96 2

2. Menghitung rata-rata (Mean)


Kelas interval Frekuensi (f) X Fx
20-30 4 25 100
31-41 4 36 144
42-52 7 47 329
53-63 17 58 986
64-74 16 69 1104
75-85 10 80 800
86-96 2 91 182
Jumlah Σ 60 Σ 3645
___

X = ΣNFx =3645
60 =60 , 75

3. Menghitung standar deviasi


Kelas Frekuensi x’ F(x’) x'
2
F( x ' 2)
interval (f)
20-30 4 +3 12 9 36
31-41 4 +2 8 4 16
42-52 17 +1 7 1 7
53-63 16 0 0 0 0
64-74 10 -1 -12 1 16
75-85 10 -2 -20 4 40
86-96 2 -3 -6 9 18
Jumlah Σ 60 Σ -15 Σ133

√ ( )
2 2 2
Σfx ' Σfx '
SD=i −
N N

√ ( )
2
133 −15
¿8 − ¿ 8 √ 2,23−¿ ¿¿ 8 √ 2,23−0,0625 ¿ 8(12,168)
60 60
¿ 11,78

4. Langkah-langkah menentukan skala stanfive:


Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala lima
a. Mean + 1,5 SD ke atas = 78
= 60,75 + 1,5 ( 11,78)
= 60,75 + 17,67 = 78,42
b. Mean + 0,5 SD ke atas = 67
= 60,75 + 0,5 ( 11,78)

5
= 60,75 + 5,89 = 66.64
c. Mean -0,5 SD ke atas = 55
= 60,75 - 0,5 ( 11,78)
= 60,75 – 5,89 = 54,86
d. Mean -1,5 SD ke atas = 43
= 60,75 -1,5 ( 11,78)
= 60,75 -17,67 = 43,08

Rumus Nilai Konversi


=Mean + 1,5 SD 78 Ke atas A
Mean + 0,5 SD 67-77 B
Mean -0,5 SD 55-66 C
Mean -1,5 SD 43-54 D
< Nilai D <54 E

No Skor Nilai Nomor Skor Nilai


urut mentah Konversi urut mentah Konversi
1 70 B 31 70 B
2 60 C 32 70 B
3 70 B 33 60 C
4 60 C 34 80 A
5 50 D 35 70 B
6 80 A 36 60 C
7 40 E 37 50 D
8 80 A 38 80 A
9 40 E 39 70 B
10 30 E 40 60 C
11 50 D 41 80 A
12 20 E 42 70 B
13 60 C 43 60 C
14 70 B 44 70 B
15 60 C 45 60 C
16 70 B 46 70 B
17 80 A 47 50 D
18 90 A 48 30 E
19 60 C 49 40 E
20 60 C 50 80 A
21 60 C 51 70 B
22 70 B 52 80 A
23 60 C 53 60 C
24 50 D 54 50 D

6
No Skor Nilai Nomor Skor Nilai
urut mentah Konversi urut mentah Konversi
25 70 B 55 70 B
26 80 A 56 60 C
27 40 E 57 70 B
28 90 A 58 60 C
29 30 E 59 50 D
30 60 C 60 80 A

B. Mengkonversikan Nilai Berskala Sembilan (Stanine)


Nilai berskala sembilan adalah rentangan nilai standar mulai dari 1
sampai dengan 9. Jadi disini akan kita dapati sebelas butir nilai standar,
yaitu nilai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, . Di indonesia nilai standar berskala
sebelas in umumnya digunakan pada lembaga pendidikan tingkat dasar dan
tingkat menengah.
Dengan rumusan perhitungan sebagai berikut:
Mean + ( 1,75 SD ) Keatas = 9
Mean + ( 1,25 SD ) Keatas = 8
Mean + ( 0,75 SD ) Keatas = 7
Mean + ( 0,25 SD ) Keatas = 6
Mean – ( 0,25 SD ) Keatas = 5
Mean – ( 0,75 SD ) keatas = 4
Mean – ( 1,25 SD ) Keatas = 3
Mean – ( 1,75 SD ) Keatas = 2
Mean – ( 1,75 SD ) Kebawah = 1

Contohnya adalah apabila sebuah kelas dengan 60 siswa mendapatkan


nilai ulangan SKI dengan skor sebagai berikut:
70, 60, 70, 60, 50, 80, 40, 80, 40, 30, 50, 20, 60, 70, 60, 70, 80, 90, 60, 60
60, 70, 60, 50, 70, 80, 40, 90, 30, 60, 70, 70, 60, 80, 70, 60, 50, 80, 70, 60,
80, 70, 60, 70, 60, 70, 50, 30, 40, 80, 70, 80, 60, 50, 70, 60, 70, 60, 50, 80.

7
Dari skor tersebut, langkah-langkah untuk mengkonversikan nilai berskala
sembilan adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan distribusi frekuensi
a. Menyusun skor terkecil sampai yang terbesar
20, 30, 30, 30, 40, 40, 40, 40, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 50, 60, 60, 60, 60,
60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 70, 70, 70, 70, 70, 70,
70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80,
80, 90, 90.
b. Mencari Range (R)
R = nilai maksimum – nilai minimumnya
= 90 – 20 = 70
c. Mencari banyak interval kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 60
= 1 + 3,3 (1,78) = 6,87 (di bulatkan 7)
d. Mencari panjang interval kelas (i)
R 70
i= = =10,18 (dibulatkan menjadi 11)
k 6,87

e. Menyusun daftar distribusi frekuensi


Kelas interval Frekuensi (f)
20-30 4
31-41 4
42-52 7
53-63 17
64-74 16
75-85 10
86-96 2

2. Menghitung rata-rata (Mean)


Kelas interval Frekuensi (f) X Fx
20-30 4 25 100
31-41 4 36 144
42-52 7 47 329
53-63 17 58 986
64-74 16 69 1104
75-85 10 80 800
86-96 2 91 182
Jumlah Σ 60 Σ 3645
___

X = ΣNFx =3645
60 =60 , 75

8
3. Menghitung standar deviasi
Kelas Frekuensi x’ F(x’) x'
2
F( x ' 2)
interval (f)
20-30 4 +3 12 9 36
31-41 4 +2 8 4 16
42-52 17 +1 7 1 7
53-63 16 0 0 0 0
64-74 10 -1 -12 1 16
75-85 10 -2 -20 4 40
86-96 2 -3 -6 9 18
Jumlah Σ 60 Σ -15 Σ133

√ ( )
2
Σfx ' 2 Σfx ' 2
SD=i −
N N

√ ( )
2
133 −15
¿8 − ¿ 8 √ 2,23−¿ ¿¿ 8 √ 2,23−0,0625 ¿ 8(12,168)
60 60
¿ 11,78

4. Langkah-langkah menentukan skala Stanine:


Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala sembilan
dengan rumus sebagai berikut:
a. Mean + 1,75 SD ke atas
= 60,75 + 1,75 ( 11,78) = 9
b. Mean + 1,25 SD ke atas
= 60,75 + 1,25 ( 11,78) = 8
c. Mean + 0,75 SD ke atas
= 60,75 + 0,75 ( 11,78) = 7
d. Mean + 0,25 SD ke atas
= 60,75 + 0,25 ( 11,78) = 6
e. Mean - 0,25 SD ke atas
= 60,75 - 0,25 ( 11,78) = 5
f. Mean - 0,75 SD ke atas
= 60,75 - 0,75 ( 11,78) = 4
g. Mean - 1,25 SD ke atas
= 60,75 - 1,25 ( 11,78) = 3
h. Mean - 1,75 SD ke atas
= 60,75 - 1,75 ( 11,78) = 2
i. Mean - 1,75 SD ke bawah
= 60,75 - 1,75 ( 13,39) = 1

6. Tabel konversi

9
Skor mentah Skor sembilan
81 ke atas 9
75-80 8
70-74 7
64-69 6
58-63 5
52-57 4
46-51 3
40-47 2
40 ke bawah 1

7. Mengkonversi skor-skor mentah menjadi nilai standar berskala sembilan.


No Skor Nilai Nomor Skor Nilai
urut mentah Konversi urut mentah Konversi
1 70 7 31 70 7
2 60 5 32 70 7
3 70 7 33 60 5
4 60 5 34 80 8
5 50 3 35 70 7
6 80 8 36 60 5
7 40 2 37 50 3
8 80 8 38 80 8
9 40 2 39 70 7
10 30 1 40 60 5
11 50 3 41 80 8
12 20 1 42 70 7
13 60 5 43 60 5
14 70 7 44 70 7
15 60 5 45 60 5
16 70 7 46 70 7
17 80 8 47 50 3
18 90 9 48 30 1
19 60 5 49 40 2
20 60 5 50 80 8
21 60 5 51 70 7
22 70 7 52 80 8
23 60 5 53 60 5
24 50 3 54 50 3
25 70 7 55 70 7
26 80 8 56 60 5
27 40 2 57 70 7
28 90 9 58 60 5
29 30 1 59 50 3

10
No Skor Nilai Nomor Skor Nilai
urut mentah Konversi urut mentah Konversi
30 60 5 60 80 8

Dari tabel di atas, diketahui hasil sebagai berikut:


Skala sembilan Jumlah siswa
9 2 orang
8 10 orang
7 6 orang
6 0
5 17 orang
4 0
3 7 orang
2 4 orang
1 4 orang

C. Mengkonversikan Nilai Berskala Sebelas (Staneleven/Stanel/Eleven


Points Scale)
Nilai berskala sebelas adalah rentangan nilai standar mulai dari 0
sampai dengan 10. Jadi disini akan kita dapati sebelas butir nilai standar,
yaitu nilai 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Di Indonesia nilai standar berskala
sebelas ini umumnya digunakan pada lembaga pendidikan tingkat dasar
dan tingkat menengah.
Pedoman Konversi Untuk Skala sebelas adalah
M + ( 2,25 SD ) Keatas = 10
M + ( 1,75 SD ) Keatas = 9
M + ( 1,25 SD ) Keatas = 8
M + ( 0,75 SD ) Keatas = 7
M + ( 0,25 SD ) Keatas = 6
M – ( 0,25 SD ) Keatas = 5
M – ( 0,75 SD ) keatas = 4
M – ( 1,25 SD ) Keatas = 3
M – ( 1,75 SD ) Keatas = 2
M – ( 2,25 SD ) keatas = 1
M – ( 2,25 SD ) kebawah = 0

11
Contohnya adalah apabila sebuah kelas dengan 60 siswa mendapatkan
nilai ulangan SKI dengan skor sebagai berikut:
70, 60, 70, 60, 50, 80, 40, 80, 40, 30, 50, 20, 60, 70, 60, 70, 80, 90, 60, 60
60, 70, 60, 50, 70, 80, 40, 90, 30, 60, 70, 70, 60, 80, 70, 60, 50, 80, 70, 60,
80, 70, 60, 70, 60, 70, 50, 30, 40, 80, 70, 80, 60, 50, 70, 60, 70, 60, 50, 80.
Dari skor tersebut, langkah-langkah untuk mengkonversikan nilai berskala
sembilan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun skor terkecil sampai yang terbesar
40, 40, 40, 50, 50, 50, 50, 50, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 55, 60, 60, 60,
60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 65, 65, 65, 70, 70, 70, 70, 70, 75, 75,
75, 75, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80, 85, 85, 90, 90, 90.
b. Mencari Range
R = nilai maksimum – nilai minimumnya
= 90 – 40 = 50
c. Mencari banyak interval kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 52
= 1 + 3,3 (1,716) = 6,663 (di bulatkan 7)

d. Mencari panjang interval kelas (i)


R 50
i= = =7,1 (dibulatkan 7)
k 7

e. Menyusun daftar distribusi frekuensi


Kelas interval Frekuensi (F)
40-47 3
48-55 13
56-63 12
64-71 8
72-79 6
80-87 7
88-95 3
2. Menghitung rata-rata (Mean)
Kelas interval Frekuensi (f) X Fx
40-47 3 43,5 130,5
48-55 13 51,5 669,5
56-63 12 59,5 714
64-71 8 67,5 640
72-79 6 75,5 453
80-87 7 83,5 584,5
88-95 3 91,5 274,5
Jumlah Σ 52 Σ 3366

12
___

X = ΣNFx =3366
52 =64 ,730

3. Menghitung standar deviasi


Kelas Frekuensi x’ F(x’) 2 2
x' F( x' )
interval (f)
40-47 3 +3 9 9 27
48-55 13 +2 26 4 52
56-63 12 +1 12 1 12
64-71 8 0 0 0 0
72-79 6 -1 -6 1 6
80-87 7 -2 -14 4 28
88-95 3 -3 -9 9 27
Jumlah Σ 52 Σ 18

√ ( )
2
Σ fx' 2 Σ fx' 2
SD=i −
N N

√ ( )
2
152 18
¿7 − =7 √ 2,923−¿ ¿
52 52

4. Langkah-langkah menentukan skala Sebelas:


Mengubah skor mentah hasil tes menjadi nilai standar berskala sebelas
dengan rumus sebagai berikut:
a. Mean + 2.25 SD ke atas
= 60,75 + 2.25 ( 11,71) = 10
a. Mean + 1,75 SD ke atas
= 60,75 + 1,75 ( 11,71) = 9
b. Mean + 1,25 SD ke atas
= 60,75 + 1,25 ( 11,71) = 8
c. Mean + 0,75 SD ke atas
= 60,75 + 0,75 ( 11,71) = 7
d. Mean + 0,25 SD ke atas
= 60,75 + 0,25 ( 11,71) = 6
e. Mean - 0,25 SD ke atas
= 60,75 - 0,25 ( 11,71) = 5
f. Mean - 0,75 SD ke atas
= 60,75 - 0,75 ( 11,71) = 4
g. Mean - 1,25 SD ke atas
= 60,75 - 1,25 ( 11,71) = 3
h. Mean - 1,75 SD ke atas
= 60,75 - 1,75 ( 11,71) = 2
i. Mean - 1,75 SD ke bawah
= 60,75 - 1,75 ( 11,71) = 1
i. Mean – 2,25 SD ke bawah =0

13
8. Tabel konversi

Skor mentah Skor sebelas


90 ke atas 10
81-89 9
75-80 8
70-79 7
64-69 6
58-63 5
52-57 4
46-51 3
40-47 2
34-39 1
34 ke bawah 0

9. Mengkonversi skor-skor mentah menjadi nilai standar berskala sebelas.


No Skor Nilai Nomor Skor Nilai
urut mentah Konversi urut mentah Konversi
1 70 7 31 70 7
2 60 5 32 70 7
3 70 7 33 60 5
4 60 5 34 80 8
5 50 3 35 70 7
6 80 8 36 60 5
7 40 2 37 50 3
8 80 8 38 80 8
9 40 2 39 70 7
10 30 0 40 60 5
11 50 3 41 80 8
12 20 0 42 70 7
13 60 5 43 60 5
14 70 7 44 70 7
15 60 5 45 60 5
16 70 7 46 70 7
17 80 8 47 50 3
18 90 10 48 30 0
19 60 5 49 40 2
20 60 5 50 80 8
21 60 5 51 70 7
22 70 7 52 80 8
23 60 5 53 60 5

14
No Skor Nilai Nomor Skor Nilai
urut mentah Konversi urut mentah Konversi
24 50 3 54 50 3
25 70 7 55 70 7
26 80 8 56 60 5
27 40 2 57 70 7
28 90 10 58 60 5
29 30 0 59 50 3
30 60 5 60 80 8

Dari tabel di atas, diketahui hasil sebagai berikut:


Skala sebelas Jumlah siswa
10 2 orang
9 0
8 10 orang
7 6 orang
6 0
5 17 orang
4 0
3 7 orang
2 4 orang
1 0
0 4 orang

D. Mengkonversikan Nilai Standar Z (Z Score)


Z Score atau nilai standar Z adalah ukuran untuk menunjukkan
besarnya simpangan baku peserta didik yang berada di bawah atau di atas
rata-rata dalam kelompok atau kelasnya. 4
Z skor merupakan skor yang
penjabarannya berdasarkan unit deviasi standar dari mean. Mean
dinyatakan dalam nol. Oleh sebab itu, penjabaran skor-skor mentah menjadi
skor standar Z kita dapat melihat bagaimana kedudukan skor-skor tersebut
dibandingkan dengan rata-rata skor kelompoknya, apakah ia terletak di atas
atau di bawah rata-rata kelompoknya. Pengolahan skor mentah menjadi skor

4
Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: Citapustaka
Media, 2014), 169.

15
Z dirasakan perlu karena dengan hanya melihat skor mentah saja kita belum
dapat menarik penafsiran yang baik dan tepat.
Nilai dengan standar Z lebih umum digunakan untuk mengubah skor
mentah yang diperoleh dari berbagai jenis pengukuran yang berbeda-beda.
Nilai z akan menyatakan simpangan baku dari skor rerata ideal. Dengan
menggunakan nilai standar z maka testee yang dipandang memiliki
kemampuan lebih tinggi adalah testee yang z skornya bertanda positif (+).
Adapun testee yang z skornya bertanda negatif dipandang sebagai testee
yang memiliki kemampuan lemah. Rumus z skor adalah sebagai berikut:
Formula dari Z score adalah
X
Z=
SDx

Keterangan:
Z = Z Score
X = Deviasi
SDx = Standar Deviasi dari skor X

Skala z dapat digunakan untuk mencari nilai kumulatif yang dicapai


peserta didik dari dari beberapa kelompok data nilai, misalnya
menggabungkan nilai harian atau nilai tugas menjadi satu. Jika skor
maksimal ideal dari masing-masing nilai tugas harian tersebut berbeda, skor
harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam standar yang sama dengan
memperhitungkan perbedaan rata-rata dan standar deviasinya. Dalam
pendekatan PAP, skor z berkisar antara minus tiga sampai plus tiga . tanda
minus menunjukkan posisi hasil hasil siswa di bawah rata-rata, angka nol
berarti sama dengan rata-rata, dan tanda plus berarti skor peserta didik
berada di atas rata-rata.5 Langkah-langkah yang mesti di lakukan adalah
sebagai berikut:
1. Menjumlahkan skor variabel XI sampai dengan X3 (∑X1, ∑X2, ∑X3)

5
Bahtiar, Evaluasi Pembelajaran Sains (Mataram: Sanabil, 2020), 190–91.

16
2. Mencari skor rata-rata hitung (mean) dari masing-masing varibel dengan
rumus MeanX1= (∑X1)/N (satu persatu untuk masing-masing variabel);
3. Mencari deviasi (x) X1, X2, dan X3. Dengan rumus: X1 =X1- MX1, dst.
4. Menguadratkan deviasi X1 sampai X3 kemudian di jumlahkan sehingga
diperoleh ∑X1, ∑X2dan X3.
5. Mencari deviasi standar untuk ketiga variabel tersebut.
Lalu, menghitung z skor sesuai dengnan rumus yang telah tertera di
atas. Z skor yang di peroleh oleh masing-masing testee di jumlahkan, maka
kemudian akan diketahui testee yang memilih z skor yang positif dan yang
negatif. Berikut penerapannya,. Dari data sebelumnya maka dapat diuraikan
sebagai berikut:

Langkah I, II, dan III. 

Skor mentah hasil tes Deviasi (x) (Xi-MXi)

Testee X1 X2 X3 X1 X2 X3
akbar 80 124 48 3.8 0.92 -18.56
rahmat 73 128 51 -3.2 4.92 -15.56
yaya 68 123 44 -8.2 -0.08 -22.56
riswan 64 160 42 -12.2 36.92 -24.56
boneng 71 100 55 -5.2 -23.08 -11.56
jaya 73 120 56 -3.2 -3.08 -10.56
kunin 75 125 57 -1.2 1.92 -9.56
eding 68 114 49 -8.2 -9.08 -17.56
funti 70 103 51 -6.2 -20.08 -15.56
fardi 66 109 47 -10.2 -14.08 -19.56
haya 88 100 60 11.8 -23.08 -6.56
reski 77 120 70 0.8 -3.08 3.44
awal 89 150 78 12.8 26.92 11.44
kiki 90 110 90 13.8 -13.08 23.44

17
wawan 76 130 79 -0.2 6.92 12.44
jerni 60 140 76 -16.2 16.92 9.44
jermi 76 122 87 -0.2 -1.08 20.44
wasni 67 134 90 -9.2 10.92 23.44
mimin 88 140 70 11.8 16.92 3.44
maskai 98 143 64 21.8 19.92 -2.56
miskal 88 100 67 11.8 -23.08 0.44
marwah 77 120 68 0.8 -3.08 1.44
hamid 65 124 90 -11.2 0.92 23.44
muhaimi 68 126 88
n -8.2 2.92 21.44
riswandi 90 112 87 13.8 -11.08 20.44
N = 25 1905 3077 1664
MX 76.2 123.08 66.56

Langkah IV, dan V:

Standar Deviasi (X^2)


Z score (x/SDXi) Total Z
Testee (Deviasi dipangkat duakan)
score
X1 X2 X3 Z1 Z2 Z3
Akbar 14.44 0.8464 344.474 0.38 0.06 -1.16 -0.72
Rahmat 10.24 24.2064 242.114 -0.32 0.32 -0.98 -0.98
Yaya 67.24 0.0064 508.954 -0.82 -0.01 -1.41 -2.24
Riswan 148.84 1363.09 603.194 -1.23 2.41 -1.54 -0.36
Boning 27.04 532.686 133.634 -0.52 -1.51 -0.72 -2.75
Jaya 10.24 9.4864 111.514 -0.32 -0.20 -0.66 -1.19
Kunin 1.44 3.6864 91.3936 -0.12 0.13 -0.60 -0.59
Eding 67.24 82.4464 308.354 -0.82 -0.59 -1.10 -2.52

18
Funti 38.44 403.206 242.114 -0.62 -1.31 -0.98 -2.91
Fardi 104.04 198.246 382.594 -1.03 -0.92 -1.23 -3.17
Haya 139.24 532.686 43.0336 1.19 -1.51 -0.41 -0.73
Reski 0.64 9.4864 11.8336 0.08 -0.20 0.22 0.10
Awal 163.84 724.686 130.874 1.29 1.76 0.72 3.76
Kiki 190.44 171.086 549.434 1.39 -0.85 1.47 2.00
Wawan 0.04 47.8864 154.754 -0.02 0.45 0.78 1.21
Jerni 262.44 286.286 89.1136 -1.63 1.10 0.59 0.07
Jermi 0.04 1.1664 417.794 -0.02 -0.07 1.28 1.19
Wasni 84.64 119.246 549.434 -0.93 0.71 1.47 1.26
Mimin 139.24 286.286 11.8336 1.19 1.10 0.22 2.51
Maskai 475.24 396.806 6.5536 2.19 1.30 -0.16 3.33
Miskal 139.24 532.686 0.1936 1.19 -1.51 0.03 -0.29
marwah 0.64 9.4864 2.0736 0.08 -0.20 0.09 -0.03
Hamid 125.44 0.8464 549.434 -1.13 0.06 1.47 0.40
muhaimi 67.24 8.5264 459.674 -0.82 0.19 1.34 0.71
n
riswandi 190.44 122.766 417.794 1.39 -0.72 1.28 1.95
N = 25 2468 5867.84 6362.16
SDX 9.94 15.32 15.95
 Dari tabel di atas diperoleh semua yang bertanda positif menunjukkan
nilai z skor tinggi dan negatif rendah. Kalau saja dalam tes seleksi itu hanya
akan diterima atau diluluskan satu orang saja, maka yang dapat dinyatakan
lulus adalah Awal dengan Z score bertanda positif (+) sebesar 3,76, dan
begitu seterusnya diurutkan dari yang mendapat skor tertinggi sampai
terendah.

E. Mengkonversikan Nilai Standar T (T Score )

19
T skor adalah angka yang menggunakan mean sebesar 50 (M=50) dan
deviasi standar sebesar 10 (SD= 10). T skor dapat diperoleh dengan
mengalikan z skor dengan angka 10, kemudian ditambah 50. T skor dicari
dengan maksud untuk meniadakan minus yang terdapat didepan nilai
standar z sehingga lebih mudah dipahami. 6 Berikut rumus T skor:
X −M
T =50+ .(10)
S

Keterangan:
T : skor yang dicari
50 dan 10 : konstanta
X : skor mentah yang diperoleh siswa
M : rerata aktual
S : simpangan baku aktual

Rumus di atas dapat disederhanakan seperti di bawah ini jika sudah


diketahui Z score-nya.
T score = 10z + 5 atau
T score = 50 + 10 z

Mengubah Z score pada data sebelumnya menjadi T Score


No Nama Total Z score T Score (50+10
Z)
1 Akbar -0.72 42.79
2 Rahmat -0.98 40.24
3 Yaya -2.24 27.55
4 Riswan -0.36 46.43
5 Boning -2.75 22.46
6 Jaya -1.19 38.15
7 Kunin -0.59 44.05
6
Bahtiar, 192.

20
No Nama Total Z score T Score (50+10
Z)

8 Eding -2.52 24.81


9 Funti -2.91 20.90
10 Fardi -3.17 18.28
11 Haya -0.73 42.69
12 Reski 0.10 50.95
13 Awal 3.76 87.62
14 Kiki 2.00 70.04
15 Wawan 1.21 62.12
16 Jerni 0.07 50.67
17 Jermi 1.19 61.91
18 Wasni 1.26 62.57
19 Mimin 2.51 75.07
20 Maskai 3.33 83.33
21 Miskal -0.29 47.08
22 Marwah -0.03 49.70
23 Hamid 0.40 54.03
24 Muhaimin 0.71 57.10
25 Riswandi 1.95 69.47

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mengkonversi nilai berskala lima atau stanfive didefinisikan sebagai
pengolahan atau pengubahan skor mentah menjadi nilai strandar berskala
lima yang lebih dikenal dengan huruf A, B, C, D,dan E. Nilai berskala
sembilan adalah rentangan nilai standar mulai dari 1 sampai dengan 9. Nilai
berskala sebelas adalah rentangan nilai standar mulai dari 0 sampai dengan
10. Z Score atau nilai standar Z adalah ukuran untuk menunjukkan besarnya
simpangan baku peserta didik yang berada di bawah atau di atas rata-rata
dalam kelompok atau kelasnya. T skor adalah angka yang menggunakan
mean sebesar 50 (M=50) dan deviasi standar sebesar 10 (SD= 10). T skor
dapat diperoleh dengan mengalikan z skor dengan angka 10, kemudian
ditambah 50. T skor dicari dengan maksud untuk meniadakan minus yang
terdapat didepan nilai standar z sehingga lebih mudah dipahami.

22
DAFTAR PUSTAKA

Asrul, Rusydi Ananda, dan Rosnita. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:


Citapustaka Media, 2014.

Bahtiar. Evaluasi Pembelajaran Sains. Mataram: Sanabil, 2020.

Dinata, Feri Riski. “Teknik Pengolahan Hasil Asesmen Pendidikan Agama Islam
(Penentuan Standar Asesmen, Teknik Pengolahan dengan Menggunakan
Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP), dan Acuan Norma (PAN) di
SMK Muhammadiyah Mlati Yogyakarta).” Al-Hikmah Way Kanan:
Jurnal Media Pendidikan, Kependidikan dan Sosial Kemasyarakatan 1,
no. 1 (2020).

Ratnawulan, Elis, dan A. Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan


Kurikulum 2013. Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


1996.

23

Anda mungkin juga menyukai