Dosen pembimbing
ARISTA IKA W.,M.Pd
Di susunoleh :
SITI NURKHOMAH
PGMI SEMESTER V
PROGRAM S-1
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
STAI MUHAMMADIYAH TULUNG AGUNG
2020
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah,puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayahnya kepada kita, sehingga kita dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul " Mengolah Hasil Evaluasi” Shalawat
beriring salam kita ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya kepada kita menjadi mahasiswa berilmu
pengetahuan tinggi. Kita selaku penulis sepenuhnya menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dan sangat berguna bagi kesempurnaan
tugas ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi pembelajaran siswa adalah salah satu kegiatan yang
merupakan kewajiban bagi setiap pendidik (guru). Evaluasi pembelajaran
siwa merupakan bentuk umpan balik yang ditunjukkan kepada siswa dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam suatu pembelajaran
tersebut. Dengan kata lain mengevaluasi berarti melakukan pembelajaran,
mengukur, menskor, mengolah dan menafsirkan kemampuan siswa dengan
cara menilai.
Dengan adanya tugas dan kewajiban dalam evaluasi tersebut seorang
pendidik (guru) berbasis pendidikan harus memahami dan mengaplikasikan
ilmu tersebut untuk diterapkan dalam pendidikan. Jika seorang guru atau
seorang calon guru tidak memahami ilmu evaluasi tersebut maka akan
berakibat pada mutu pendidikan, karena salah satu kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru adalah dapat memahami dan mengaplikasikan
evaluasi pembelajaran di sekolah.
Dari pelaksaan penilaian (melalui pengkuran atau tidak) dapat
dikumpulkan sejumlah data atau informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi
hasil belajar. Data yang terkumpul dari penilaian dengan teknik tes akan
berupa data kuantitatif, sedangkan teknik non tes akan menjaring data
kualitatif maupun kuantitatif sekaligus. Data yang terkumpul baik melalui
teknik tes maupun teknik non tes merupakan data mentah yang memerlukan
pengelolaan lebih lanjut. Kegiatan mengolah data yang berhasil
dikumpulkan melalui kegiatan penilaian inilah yang disebut kegiatan
pengolahan hasil nilai.
1
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan menilai?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan menilai
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menilai
Adapun yang dimaksud dengan nilai adalah angka (bisa juga huruf),
yang merupakan hasil ubahan dari skor yang sudah dijakan satu dengan
skor-skor lainnya, serta disesuaikan pengaturannya dengan standar tertentu.
Itulah sebabnya mengapa nilai sering disebut skor standar (standard score).
Nilai pada dasarnya adalah angka atau huruf yang melambangkan
seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan yang telah ditunjukkan oleh
testee terhadap materi atau bahan yang telah diteskan, sesuai dengan tujuan
instruksional khusus yang telah ditentukan. Nilai, pada dasarnya juga
melambangkan penghargaan yang diberikan oleh tester kepada testee atas
jawaban betul yang diberikan oleh testee dalam tes hasil belajar. Artinya,
makin banyak jumlah butir soal dapat dijawab dengan betul, maka
penghargaan yang diberikan oleh tester kepada testee akan semakin tinggi.
Sebaliknya, jika jumlah butir item yang dapat dijawab dengan betul itu
hanya sedikit, maka penghargaan yang diberikan kepada testee juga kecil
atau rendah.
3
Cara pemberian skor terhadap hasil tes hasil belajar pada umumnya
disesuaikan dengan bentuk soal-soal yang dikeluarkan dalam tes tersebut;
apakah tes uraian (essay test) ataukah tes obyektif (objective test).
Pada tes uraian, pemberian skor umumnya mendasarkan diri kepada bobot
(=weight) yang diberikan untuk setiap butir soal, atas dasar tingkat
kesukarannya, atau atas dasar banyak sedikitnya unsur yang harus terdapat
dalam jawaban yang dianggap paling banyak (paling betul).
Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih
dahulu pokok-pokok jawaban yang kita hendaki. Dengan demikian, maka
akan mempermudah kita dalam mengoreksi tes itu.
Tidak ada jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban
yang kita peroleh akan sangat beraneka ragam, berada dari siswa satu ke
siswa lain. Untuk menentukan standar lebih dahulu, tentulah sukar. Ada
sebuah saran, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan pada waktu
kita mengoreksi dan memberi angka tes bentuk uraian. Saran tersebut
adalah sebagai berikut:
4
yang kosong (tidak ada jawaban sama sekali), jelas kita berikan angka
0.
Sebagai contoh, misalkan dari lima butir soal tes uraian, butir soal
nomor 1 diberi skor maksimum 8, butir soal nomor 2 diberi skor
maksimum 10, butir soal nomor 3 diberi skor maksimum 6, butir soal
nomor 4 diberi skor maksimum 10 dan butir soal nomor 5 diberi skor
maksimum 8, maka seorang testee yang untuk butir soal nomor 1
jawabannya hanya betul separuh, diberikan skor 4 (yaitu 8:2=4); untuk
butir soal nomor 2 dari 10 unsur jawaban yang ada hanya dijawab betul
sebanyak 6 unsur saja, maka kepada testee tersebut diberikan skor 6.
Demikianlah seterusnya.
5
maksimum 1 (satu). Apabila seorang testee menjawab betul satu item
sesuai dengan kunci jawaban, maka kepadanya diberikan skor 1. Apabila
dijawab salah maka skornya 0 (nihil).
Adapun cara menghitung skor terakhir dari seluruh item untuk bentuk true
false, dapat digunakan dua macam rumus yaitu:
a. Rumus skor akhir dengan memperhitungkan denda adalah sebagai
berikut:
Rumus:
Dimana:
S = Skor yang sedang dicari
R = Jumlah jawaban betul, yaitu jawaban yang sesuai dengan
kunci jawaban yang sesuai dengan kunci jawaban (R adalah
singkatan dari Right=Betul)
W = Jumlah jawaban salah, yaitu jawaban yang tidak sesuai
dengan kunci jawaban (W adalah singkatan dari Wrong=
Salah)
O = Option atau alternatif (=kemungkinan jawaban), dimana
pada tes obyektif bentuk true false ini kemungkinan
jawabannya hanya dua, yaitu B (betul) S (salah)
6
Sebelum membahas pengelolaan skor kita buat
perumpamaan terlebih dahulu. Terdapat 60 item soal pilihan
ganda pelajaran bahasa Arab, tiap item yang benar berbobot 1.
Skor mentah yang diperoleh siswa 20 siswa adalah 32, 36, 27,
50, 22, 34, 35, 37, 43, 17, 21, 42, 46, 32, 31, 28, 57, 57, 54, 51.
Prosedur yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:
- Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai jika
semua item dapat dijawab dengan benar. Skor ideal
diperoleh serta bobot dar tiap-tiap item. Dari contoh diatas
diketahui skor idealnya adalah 60 mencari rata-rata ideal
(id) dengan rumus:
= ½ x skor ideal = ½ x 60 = 30
Mencari deviasi (SD) ideal dengan cara:
SD= ⅓ x SD= ⅓ x 30 = 10
- Menyusun kebutuhan konversi sesuai dengan yang
dibutuhkan. Adapun pedoman konversi dengan kebutuhan
adalah:
+1,5 (SD) = 30+1,5 x 10= 45 = A
+0,5 (SD) = 30+0,5 x 10= 35 = B
- 0,5 (SD) = 30-0,5 x 10= 25 = C
-1,5 (SD) = 30-1,5 x 10 = 15 = D
Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa siswa yang
mendapat skor 45 – 60 mendapat nilai A, 35 – 44 = B, 25 – 34
= C, 15 – 24 = D, 0 – 14 = E
Pemberian nilai dengan menggunakan huruf disesuaikan dengan
huruf yang terdapat dalam urutan abjad. Huruf tidak hanya
menunjukkan kuantitas, tetapi dapat juga digunakan sebagai
simbol untuk menggambar kualitas.
7
22 D Kurang
5 E Sangat Kurang
8
BAB III
KESIMPULAN
Ada dua hal penting yang perlu dipahami dalam pengolahan dan pengubahan skor
mentah menjadi skor standar atau nilai, yaitu:
1. Mengacu atau mendasarkan diri pada kriterium atau criterion
(=patokan).
2. Mengacu atau mendasarkan diri pada pada norma atau kelompok
9
DAFTAR PUSTAKA
10