Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi tugas mata kuliah
Statistik Ekonomi dan Bisnis : Inferensial Program Studi Ekonomi Syariah Pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone
Oleh:
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu penulis dalam membuat tugas ini dengan memotivasi penulis
dalam menyusunnya:
1. Ibu Rahma Hidayati Darwis, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Statistik Ekonomi dan Bisnis : Inferensial yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis.
2. Semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
sedikit maupun banyak telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulisan tugas dalam bentuk makalah ini salah satu sarana yang sangat baik
sebagai bahan pembelajaran mengenai korelasi parsial sehingga mahasiswa dapat
memahami tentang materi korelasi parsial.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Pengertian................................................................................................3
A. Kesimpulan.............................................................................................16
B. Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tempo dulu statistika hanya digunakan untuk menggambarkan keadaan
keluar, membayar gaji pegawai, dll. Namun, di era globalisasi ini hampir semua
cara berpikir secara logis, lebih dari statistika mengembangkan berpikir secara
membuat keputusan yang teliti dan meyakinkan. Baik disadari atau tidak,
statistika merupakan bagian esensial dari latihan profesional dan menjadi landasan
Adapun bagian dari statistika yaitu korelasi parsial (partial correlation) yang
berarti suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua
variabel atau lebih yang salah satu atau variabel X konstan atau dikendalikan.
1
2
Ada kalanya kita ingin mempelajari hubungan sebuah peubah tak bebas
dengan sebuah peubah bebas disertai dengan persyaratan sejumlah peubah bebas
lain ada dalam keadaan tertentu. Ini berarti kita ingin mengontrol sejumlah faktor
(peubah bebas) dan melihat bagaimana kelakuan factor tertentu berhubungan
dengan peubah tak bebas untuk mempelajari hal seperti ini, diperlukan teknik baru
yang dikenal dengan nama korelasi parsial.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan korelasi persial?
2. Bagaimana derajat keeratan hubungan dalam uji korelasi?
3. Bagaimana syarat-syarat uji korelasi parsial dalam analisis data?
4. Bagaimana cara pemecahan uji korelasi parsial?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui korelasi parsial.
2. Untuk mengetahui derajat keeratan hubungan dalam uji korelasi.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat uji korelasi parsial dalam analisis data.
4. Untuk mengetahui cara pemecahan uji korelasi parsial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Korelasi parsial adalah korelasi antara peubah tak bebas dengan sebuah
peubah bebas sementara sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada
pertautan dengannya, sifatnya tertentu atau tetap. Ini berarti, jika peubah tak bebas
Y ada dalam pertautan dengan peubah bebas X 1 , X 2 , … , X k , maka yang akan
dipelajari sekarang adalah korelasi antara Y dengan X i (satu diantara
X 1 , X 2 , … , X k ) sementara lainnya ialah X 1 , X 2 , … , X i−1 , X i +1 , … , X k , keadaannya
tetap atau dikontrol. Alat yang dipakai untuk mempelajari hal seperti demikian,
adalah koefisien korelasi parsial, yang biasa dilambangkan oleh r yi .12… (i−1 )( i+1) … k.
Karena kita dapat memilih X i sebanyak k kali di antara X 1 , X 2 , … , X k , maka
akibatnya ada k buah koefisien korelasi parsial. Untuk k = 2, jadi peubah
bebasnya X 1 dan X 2 , maka koefisien korelasi parsialnya adalah r y 1.2 dan r y 2.1.
1
Wahyu Yuli Handayanii, “Makalah Korelasi Parsial”, dalam
https://id.scribd.com/document/321722592/Makalah-Korelasi-Parsial, 16 November 2020
4
koefisien korelasi bernilai minus (-) maka artinya hubungan yang terbentuk antar
variabel tersebut adalah hubungan negatif. Hubungan positif bermakna bahwa jika
variabel X mengalami peningkatan maka variabel Y juga akan mengalami
peningkatan. Sementara hubungan negatif bermakna bahwa jika variabel X
mengalami penurunan maka variabel Y akan mengalami peningkatan2.
B. DERAJAT KEERATAN HUBUNGAN DALAM UJI KORELASI
Dalam bukunya ( V. Wiratna Sujarweni. 2014. SPSS untuk penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Hal-127) Keeratan hubungan atau koefisien
korelasi antar variabel dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Nilai koefisien korelasi 0,00 sampai 0,20 berarti hubungan sangat lemah.
2. Nilai koefisien korelasi 0,21 sampai 0,40 berarti hubungan lemah.
3. Nilai koefisien korelasi 0,41 sampai 0,70 berarti hubungan kuat.
4. Nilai koefisien korelasi 0,71 sampai 0,90 berarti hubungan sangat kuat.
5. Nilai koefisien korelasi 0,91 sampai 0,99 berarti hubungan kuat sekali.
6. Nilai koefisien korelasi 1,00 berarti hubungan sempurna.
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien
korelasi sebagai berikut:
1. 0,00 - 0,199 = sangat rendah
2. 0,20 - 0,399 = rendah
3. 0,40 - 0,599 = sedang
4. 0,60 - 0,799 = kuat
5. 0,80 - 1,000 = sangat kuat3
C. PERSYARATAN UJI KORELASI PARSIAL UNTUK ANALISIS
DATA
Asumsi dasar atau persyaratan yang harus terpenuhi ketika kita menggunakan
uji korelasi parsial untuk menganalisis data penelitian adalah sebagai berikut :
1. Masing-masing variabel penelitian menggunanakan data berskala rasio
atau interval.
2
Sahid Raharjo, “Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS serta Interprestasi lengkap”,
dalam https://www.spssindonesia.com/2019/01/cara-uji-korelasi-parsial-dengan-spss.html?m=1,
16 Novemer 2020
3
V. Wiratna Sujarweni, SPSS untuk penelitian (Yogyakarta: Pustaka Baru Press), hal-127.
5
Tahapan-tahapan analisis data dalam uji korelasi parsial ini dimulai dari
memasukkan atau menginput data penelitian ke program SPSS, selanjutnya
6
melakukan uji normalitas data terlebih dahulu, baru kemudian melakukan analisis
data dengan uji korelasi parsial.
1. Langkah pertama buka lembar kerja baru SPSS, lalu klik Variable View,
selanjutnya anda cukup mengisi pada kolom Name, Decimals, Label, dan
Measure, sementara untuk pilihan yang lain biarkan tetap default. Tampak
di layar SPSS sebagaimana gambar bawah ini.
2. Jika sudah, langkah berikutnya klik Data View, lalu masukkan data IQ,
IPK dan Motivasi ke-12 orang responden tersebut sesuai dengan judul
kolom yang ada di layar SPSS.
7
1. Dari menu utama SPSS klik menu Analyze >> Descriptive Statistics >>
Explore…
8
3. Maka muncul kotak dialog “Explore Plots” lalu beri tanda ceklist (v) pada
Normality plots with tests, selanjutnya klik Continue, kemudian klik Ok
4. Maka akan mucul output SPSS, kita cukup perhatikan pada tabel output
“Tests of Normality” tampak dilayar seperti gambar di bawah ini.
Untuk mengetahui apakah variabel IQ, IPK dan Motivasi yang digunakan
dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak, maka terlebih dahulu kita harus
mengetahui teori tentang dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas.
10
Jika nilai Signifikansi (Sig.) < 0,05, maka variabel tidak berdistribusi
normal.
Jika nilai Signifikansi (Sig.) > 0,05, maka variabel berdistribusi normal.
Karena nilai signifikansi (Sig.) untuk semua variabel penelitian di atas > 0,05
maka dapat disimpulkan variabel IQ, IPK dan Motivasi adalah berdistribusi
normal. Dengan demikian, asumsi dasar atau persyaratan dalam uji korelasi
parsial sudah terpenuhi.
Catatan: metode Shapiro-Wilk dipakai untuk sampel < 50. Sementara metode
Kolmogorov-Smirnov dipakai untuk sampel > 50.
Jika nilai Significance (2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Jika nilai Significance (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
nilai koefisien korelasi (Correlations) menjadi 0,626 (bernilai positif dan kategori
hubungan kuat) dengan nilai Significance (2-tailed) sebesar 0,039 < 0,05, maka
H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa hubungan antara IQ dengan IPK
dengan Motivasi sebagai variabel kontrol adalah signifikan (nyata).
Kesimpulan Penelitian
Catatan: selain mengacu pada nilai Significance (2-tailed) dari output SPSS,
pengambilan keputusan dalam uji korelasi parsial ini dapat pula berdasarkan pada
perbandingan nilai nilai koefisien korelasi (Correlations) atau r hitung dengan
nilai r table pearson product moment.4
Sahid Raharjo, “Cara Uji Koorelasi Parsial dengan SPSS Serta Interprestasi Lengkap”
4
dalam https://www.spssindonesia.com/2019/01/cara-uji-korelasi-parsial-dengan-spss.html?m=1,
16 November 2020
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Korelasi parsial adalah korelasi antara peubah tak bebas dengan sebuah
peubah bebas sementara sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada
pertautan dengannya. Koefisien korelasi parsial yang biasa dilambangkan oleh
r yi .12 …(i−1 )( i+1) … k dapat dipilih X i sebanyak k kali di antara X 1 , X 2 , … , X k , maka
akibatnya ada k buah koefisien korelasi parsial. Secara umum uji korelasi
bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antar variabel yang diteliti (yakni
hubungan antara variabel X dengan variabel Y). Korelasi atau hubungan yang
terbentuk antar variabel ini dapat bersifat hubungan positif ataupun hubungan
negatif.
B. SARAN
DAFTAR RUJUKAN
Raharjo, Sahid. “Cara Uji Korelasi Parsial dengan SPSS serta Interprestasi
https://id.scribd.com/document/321722592/Makalah-Korelasi-Parsial, 16
November 2020