MANAJEMEN
DAN
ADMINISTRASI
SEKOLAH
2018
BAB I
SEKAPUR SIRIH
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI SEKOLAH
1.1 PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
TABEL 1
Keterkaitan Kegiatan Manajemen dan Administrasi di Sekolah
Kepala
Sekolah
Guru Mata
Pelajaran
Guru BK Wali Kelas Laboran
Pustakawan
Siswa
Keterangan:
Garis komando/perintah/atasannya
Tugas:
2.1 PENDAHULUAN
2.3 TUJUAN
a. Pemikiran awal
2. Pengertian Administrasi
Tugas:
BAB III
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
SEKOLAH
3.1 PENDAHULUAN
3.3 TUJUAN
A. Fungsi-fungsi Manajemen
1. Planning ( perencanaan )
Perencanaan dalam hal ini dilakukan untuk mengambil
keputusan untuk melakukan sebuah proses atau kegiatan dalam
mencapai tujuan yang akan dilakukan. Perencanaan yang baik adalah
perencanaan yang memiliki tujuan yang jelas, kontinyu, stabil,
flesibel, jelas,dan sederhana.
Perencanaan berawal dari misi, misi dilakukan karena ingin
mencapai sebuah tujuan, sebuah tujuan biasanya ingin mencapai
hasil yang yang diinginkan, maka diperlukanlah langkah– langah
atau strategi yang diambil, setelah itu kita dapat melanjutkan dengan
mengukur target, sehingga nantinya kita akan menemukan cara yang
efektif untuk mencapai kesuksesan dan kembali kepada tujaun ayng
akan kita capai. Aktivitas perencanaan meliputi mulai dari
menganalisis situasi, analisis situasi ini menyangkut bagaimana kita
mengantisispasi masa depan, antisipasi yang dilakukan akan dibuat
pada hal perencanaan, selain antisipasi, dari sisni akan muncul
strategi – strategi dalam rangka antisipasi tersebut.
Dalam penyusunan perencanaan kita memerlukan jawaban
dari apa (apa yang dikerjakan, sumber dana, sumber daya, serta
sarana dan prasarana apa yang dibutuhkan), dimana (dimana
kegiatan akan dilaksanakan, agar dalam proses manajemen tercakup,
keefisienan, kenyamanan, kemudahan transportasi, dan karyawan),
kapan (kapan kegiatan akan dilangsungkan), bagaimana (bagaimana
cara kerja kegiatan yang akan dilangsungkan), siapa (siapa saja yang
bertanggung jawab, siapa saja yang melaksanakan, dan siapa
pimpinan, dan yang terkahir yaitu mengapa (mengapa semua
keputusan yang tertera dalam beberapa pertanyaan di atas diambil,
harus memiliki alasan yang jelas, yang tidak lain tidak bukan adalah
untuk mencapai tujuan).
Tugas dari perencanaan antara lain :
1) Membuat target.
2) Membuat rencana kegiatan yang dibutuhkan untuk pencapaian
target.
3) Mengatur urutan pelaksanaan.
4) Menyusun anggaran biaya.
5) Membuat SOP mengenai pelaksanaan pekerjaan.
2. Organizing (pengorganisasian)
3. Actuating (pelaksanaan)
4. Controlling (pengawasan)
1) Perencanaan (Planning)
Fungsi perencanaan sekolah merupakan fungsi yang sangat
penting dari administrasi, karena fungsi ini memang berperan banyak
dalam hal memberi petunjuk pada pelaksanaan pendidikan, acuan
untuk memonitor kemajuan dan pelaksanaan program sekolah
kriteria dalam penilaian untuk mengetahui ada tidaknya hambatan
atau bahkan penyimpangan dan dapat menjadi media inovasi. Dalam
fungsi terkandung kegiatan menetapkan tujuan, mengambil
keputusan mengadakan peramalan atau perkiraan, dan memprakarsai
strategi pelaksanaan. Lalu dapat dinyatakan perencanaan adalah
menetapkan terlebih dahulu tujuan yang akan dicapai dan alat
(sarana) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu. Di dalam
setiap perencanaan ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu
faktor tujuan dan faktor sarana, baik sarana personel maupun
material. Langkah-langkah perencanaan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a) Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
b) Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilakukan.
c) Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.
d) Menentukann tahap dan rangkaian tindakan.
e) Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan
dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
2) Pengorganisasian (Organizing)
3) Pengoordinasian (Coordinating)
4) Komunikasi
5) Supervisi
Supervisi sebagai fungsi administrasi sekolah berarti
aktivitas-aktivitas untuk menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat
yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tuujuan
sekolah. Secara singkat dapat disimpulkan. Bahwa fungsi atau tugas
supervisi ialah sebagai berikut:
1) Menjalankan aktiivitas untuk mengetahui situasi administrasi
pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan disekolah dalam segala
bindang.
2) Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptaan
situasi pendidikan di sekolah
3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk
menghilangkan hambatan-hambatan.
6) Kepegawaian (Staffing)
8) Penilaian (Evaluating)
Evaluasi sebagai fungsi administrasi sekolah adalah aktivitas
untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang
dilakukan didalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil
sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang
dilakukan oleh unsur pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan
adanya evaluasi. Evaluasi mengetahui berhasil atau tidaknya suatu
program, diperlukan adanya penilaian atau evaluasi. Tiap penilaian
berpegang pada rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan
kata lain setiap tujuan merupakan kriteria penilaian. Oleh karen itu
penilaian terhadap pekerjaan seorang guru dalam usaha mendidik
dan mengajar murid–muridnya, tidak dapat disamakan dengan
penilaian terhadap pekerjaan tukang menjahit dalam membuat
pakaian langganannya, atau pekerjaan arsitek dalam membangun
sebuah gedung.
Daftar Pustaka
4.1 PENDAHULUAN
Manajemen sebagai suatu proses sosial, meletakkan bobotnya
pada interaksi manusia. baik manusia yang berada di dalam maupun
di luar lembaga-lembaga formal, atau yang berada di atas maupun di
bawah posisi operasional seseorang. Selain itu juga manajemen
pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
Manusia sebagai makluk sosial ada kecenderungan untuk
berorganisasi dan bekerja sama. Dalam kehidupan bersosial tersebut
past ada tujuan yang hendak dicapai, ada rencana cara pencapaian
tujuan, ada pemimpin (manajer) yang bertanggung jawab atas
keberhasil pencapaian tujuan. Sehingga manajemen dibutuhkan
untuk mengatur, membimbing dan memimpin semua orang dan
menjalankan usaha yang sedang dikerjakan agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen memiliki unsur unsur yang sangat diperlukan agar
berjalan sesuai rencana, setelah semua unsur tersebut terpenuhi maka
fungsi dari manajemen yang telah dijalankan akan kita dapatkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya seperti
planing, organizing, actuating, dan controling.
4.2 LINGKUP BAHASAN
Membahas tentang pentingnya dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan adanya unsur unsur yang harus dipenuhi di dalam
menjalankan manajemen dan dapat menerapkan di kehidupan sehari-
hari.. Apabila salah satu unsur tidak terpenuhi maka akan
mengganggu jalannya manajemen dan menunda tujuan yang akan
dicapai.
4.3 TUJUAN
1. Human (Manusia)
Sarana utama setiap manajer adalah mencapai tujuan yang
sudah ditentukan oleh manusia terlebih dahulu. Tanpa ada manusia,
seorang manajer tidak akan dapat mencapai tujuannya. Dalam
kegiatan manajemen faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Titik pusat dari manajemen adalah manusia, sebab manusia membuat
tujuan dan dia pulalah yang melakukan proses kegiatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkannya itu. Tanpa tenaga kerja
tidak akan ada proses kerja. Hanya saja manajemen itu sendiri tidak
akan timbul apabila setiap orang bekerja untuk dirinya sendiri saja
tanpa mengadakan kerjasama dengan yang lain. Manajemen timbul
karena adanya orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama. misalnya dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan. Sarana manusia ini dalam organisasi biasa
disebut Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas SDM sangat
menentukan keberhasilan organisasi, karena manajemen tidak akan
mungkin dapat mencapai tujuannya tanpa ada manusia.
2. Money (Uang)
Untuk melakukan berbagai kegiatan perusahaan diperlukan
adanya uang. Uang digunakan untuk membayar gaji karyawan,
membeli peralatan dan bahan-bahan. Ada hal paling penting adalah
Anda harus mampu menggunakannya secara efektif supaya tujuan
tercapai dengan menggunakan biaya yang rendah. Uang diperlukan
pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuannya. Terlebih
dalam pelaksanaan manajemen ilmiah, harus ada perhatian yang
sungguh-sungguh terhadap faktor uang karena segala sesuatu
diperhitungkan secara rasional yaitu memperhitungkan berapa
jumlah tenaga yang harus dibayar, berapa alar-alat yang dibutuhkan
yang harus dibeli dan berapa pula hasil yang dapat dicapai dari suatu
investasi.
3. Materials (Bahan)
Material adalah faktor pendukung utama di dalam proses
produksi. Material juga mempengaruhi kelancaran proses produksi.
Apabila tidak ada bahan, maka proses produksi tidak bisa berjalan.
Bahan-bahan yang diperlukan misalnya adalah bahan baku dan juga
bahan pembantu untuk menunjang proses produksi. Material
digunakan sebagai proses produksi dalam suatu perusahaan atau
organisasi, dapat terdiri dari bahan baku, bahan setengah jadi,
maupun barang jadi, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu
sarana Contohnya yaitu pada perusahaan pakaian. Perusahaan
pakaian akan membutuhkan bahan-bahan seperti kain, benang,
kancing baju, dan sebagainya untuk menghasilkan pakaian. Bahan
mentah tersebut akan diproses secara efisien dan efektif. Pada
umumnya perusahaan membeli bahan baku dari pihak lain, misalnya
supplier, dengan harga yang termurah.
4. Machines (Mesin)
Mesin merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi yang
dapat mempermudah pekerjaan manusia. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menyebabkan
penggunaan mesin semakin meningkat. Penggunaan mesin dalam
kegiatan perusahaan dapat membuat proses produksi atau kegiatan
yang terkait dengan tujuan organisasi lebih efisien.Saat ini teknologi
sudah maju, sehingga perusahaan-perusahaan dapat menggunakan
mesin-mesin yang canggih dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Dalam setiap organisasi, peranan mesin-mesin sebagai alat pembantu
kerja sangat diperlukan. Mesin dapat meringankan dan memudahkan
dalam melaksanakan pekerjaan. Hanya yang perlu diingat bahwa
penggunaan mesin sangat tergantung pada manusia, bukan manusia
yang tergantung atau bahkan diperbudak oleh mesin. Mesin itu
sendiri tidak akan ada kalau tidak ada yang menemukannya,
sedangkan yang menemukan adalah manusia. Mesin dibuat adalah
untuk mempermudah atau membantu tercapainya tujuan hidup
manusia.
5. Methods (Metode)
Metode adalah cara untuk melakukan agar berdaya guna dan
berhasil guna. Metode kerja yang tepat dapat memperlancar jalannya
usaha. Agar kegiatan yang dilakukan dapat efektif dan efisien maka
diperlukan berbagai alternatif metode untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Pemilihan metode yang tepat akan menentukan tercapainya tujuan.
Masing - masing metode memiliki daya guna dan hasil guna yang
berbeda. Untuk melakukan kegiatan supaya berdaya guna serta
berhasil guna, Anda dihadapkan pada pilihan berbagai alternatif
metode untuk melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, pilihlah metode
yang benar guna mencapai tujuan. . Dengan cara kerja yang baik
akan memperlancar dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Tetapi
walaupun metode kerja yang telah dirumuskan atau ditetapkan itu
baik, kalau orang yang diserahi tugas pelaksanaannya kurang
mengerti atau tidak berpengalaman maka hasilnya juga akan tetap
kurang baik. Oleh karena itu hasil penggunaan/penerapan suatu
metode akan tergantung pula pada manusia.
6. Market (Pasar)
Pasar merupakan tempat untuk melakukan kegiatan
memasarkan hasil produksi dari suatu kegiatan usaha. Penguasaan
pasar untuk menyebarkan hasil produksi agar sampai ke tangan
konsumen merupakan unsur yang menentukan dalam kegiatan
manajemen pada umumnya. Bagi suatu perusahaan, pemasaran
produk yang dihasilkan sudah barang tentu sangat penting bagi
kelangsungan proses produksi dari perusahaan itu sendiri. Proses
produksi suatu barang akan berhenti apabila barang-barang yang
diproduksi itu tidak laku atau tidak diserap oleh konsumen. Oleh
karena itu penguasaan pasar untuk mendistribusikan hasil-hasil
produksi agar sampai kepada konsumen merupakan hal yang
menentukan dalam aktivitas manajemen. Adapun dalam administrasi
Negara, yang menjadi pasar adalah masyarakat (publik) secara
keseluruhan, sedangkan yang menjadi produknya adalah berupa
pelayanan dan jasa (service). Apabila rakyat atau masyarakat telah
merasakan pelayanan yang sebaik-baiknya dari pemerintahnya maka
rakyat akan pula memberikan kerjasama dengan sebaik-baiknya atau
dengan perkataan lain mendukungnya sehingga pemerintahan dapat
berjalan dengan stabil.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://googleweblight.com/i?u=http://yuraannisa.blogspot.com/2
013/10/makalah-unsur-dan-fungsi-
manajemen.html?m%3D1&hl=id-ID
2. http://googleweblight.com/i?u=http://mastertugasmakalah.blogs
pot.com/2017/03/unsur-unsur-
manajemen.html?m%3D1&grqid=gUk8zMz3&s=1&hl=id-ID
3. http://googleweblight.com/i?u=http://gazzaminuta.blogspot.com
/2014/03/unsur-dan-fungsi-
manajemen.html?m%3D1&grqid=eGoe5ipa&s=1&hl=id-ID
BAB V
ORGANISASI DAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
5.1 PENDAHULUAN
5.3 TUJUAN
Komite sekolah
Wewenang dan Tangung jawab, antara lain:
Memberikan masukan terhadap kebijakan mutu pendidikan di
sekolah.
Mengawasi kebijakan sekolah.
Guru
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Mengetahui tugas pokoknya sendiri yaitu memberikan
pelajaran sesuai dengan bidang studi
Mengevaluasi hasil pekerjaannya.
Mewakili kepala sekolah dan orang tua siswa di kelas.
Mengetahui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dan
memeriksa hasil tugas itu untuk dinilai.
Memperhatikan kelakuan dan kerajinan siswa sebagai bahan
laporan kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru BP.
Memecahkan masalah-masalah pelajaran yang dihadapi siswa
untuk memberikan bimbingan pelajaran kepada siswa yang
cerdas, siswa yang kurang cerdas, dan siswa yang membandel.
Memperhatikan hasil ulangan EBTA, EBTANAS, dan
mengisi daftar nilai siswa.
Melaporkan kepada kepala sekolah tentang hasil kerjanya.
Siswa
Wewenang dan tanggung jawab, antara lain:
Menuntut ilmu sebaik-baiknya
Mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannya
Mematuhi peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak
sekolah
a. Tingkat Sekolah
Berdasarkan tingkatnya sekolah yang ada di Indonesia dapat
dibedakan atas :
Sekolah Dasar (SD)
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
Perguruan Tinggi
Keadaan fisik dan perkembangan jiwa anak jelas berbeda
antara anak tingkat yang satu dengan tingka berikutnya. Contohnya :
di sekolah dasar biasanya tidak ada seksi bimbingan penyuluhan
(Guidance and Conseling) sebab masalah ini merupakan tugas
rangkapan dari kepala sekolah, dan hingga saat ini yang memegang
adalah pemerintah dan Departemen P dan K tidak atau belum
mengangkat seorang pembimbing khusus bagi sekolah dasar.
Lain halnya dengan sekolah lanjutan, biasanya tersedia satu orang
tenaga konselor atau pembimbing dengan tugas pokoknya sebagai
pembimbing. Karena itu biasanya di sekolah lanjutan dalan struktur
organisasinya kita dapati seksi GC (Guidance and Conseling/ seksi
bimbingan penyuluhan). Masih banyak bidang-bidang lain yang
ditangani secara khusus pada sekolah lanjutan tetapi tidak demikian
pada sekolah dasar, misalnya masalah Organisasi Intara Sekolah
(OSIS), penggarapan majalah dinding, pengelolaan perpustakaan
sekolah, dan bagian pengajaran yang menangani kelancaran dan
pengembangan kurikulum/program pendidikan dan pengajaran.
Pada perguruan tinggi yang kita jumpai banyak bidang tugas
yang ditangani secara khusus lebih banyak daripada tugas-tugas dari
sekolah lanjutan. Ciri khas perguruan tinggi di Indonesia yang
mengemban tugas Tri Dharma perguruan tinggi yakni pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat memungkinkan
perguruan tinggi berkembang secara otonom, sehingga semakin
bervariasi susunan organisasinya.
b. Jenis Sekolah
Berdasarkan jenis sekolah, kita membedakan ada sekolah
umum dan sekolah kejuruan. Sekolah umum adalah sekolah-sekolah
yang program pendidikannya bersifat umum dan bertujuan utam
untuk melajutkan studi ketingkat yang lebih tinggi lagi. Sedangkan
yang dimaksud sekolah kejuruan adalah sekolah-sekolah yang
pendidikannya mengarah kepada pemberian bekal kecakapan atau
keterampilan khusus setelah selesai studinya, anak didik dapat
langsung memasuki dunia kerja dalam masyrakat.
Dengan melihat perbedaan program pendidikan (kurikulum
dan tujuan) yang hendak dicapai maka struktur organisasi sekolah
yang berlainan jenis tersebut pasti berlainan pula. Perbedaan
organisasi ini mungkin dapat digambarkan antara lain sebagai
berikut :
Pada sekolah kejuruan terdapat petugas (koordinator)
praktikum, sedangkan pada sekolah umum tidak. Pada sekolah
kejuruan terdapat petugas bagian ketenaga kerjaan penempatan
alumni, sedangkan pada sekolah umum tidak.
c. Besar Kecilnya Sekolah
Sekolah yang besar tentulah memiliki jumlah murid, jumlah
kelas, jumlah tenaga guru, dan karyawan serta fasilitas yang
memadai. Sekolah yang kecil adalah sekolah yang cukup memenuhi
syarat minimal dari ketentuan yang berlaku.
Tipe sekolah secara implisit menunjukkan besar kecilnya sekolah
yang bersangkutan. Dengan begitu akan mempengaruhi penyusunan
struktur organisasi sekolah karena makin besar jumlah murid tentu
saja semakin beraneka ragam kegiatan yang dapat dilakukan baik
yang bersifat kurikuler maupun kegiatan-kegiatan penunjang
pendidikan.
d. Letak dan Lingkungan Sekolah
Letak sebuah sekolah dasar yang ada di daerah pedesaan dan
mempengaruhi kegiatan sekolah tersebut, berbeda dengan sekolah
dasar yang ada di kota, demikian pula sekolah lanjutan pertama yang
kini mulai didirikan hampir di setiap daerah kecamatan, kegiatan dan
programnya tentulah berbeda dengan sekolah-sekolah lanjutan di
kota apalagi di kota besar. Ada kecenderungan yang nyata, bahwa
sekolah-sekolah di pedesaan lebih berintegrasi dengan masyarakat
sekitarnya. Hal ini berakibat pula ada hubungan yang lebih akrab
diantara orang tua murid dengan sekolah.
Dari segi keadaan lingkungan atau masyarakat sekitar
sekolah mungkin ada dalam lingkungan masyarakat petani,
masyrakat nelayan, masyarakat buruh, masyarakat pegawai negeri,
dan lain-lain. Perhatikan kelompok masyarakat yang berbeda ini
terhadap dunia pendidikan bagi anak-anak mereka di sekolah pasti
menunjukkan berbagai variasi perbedaan. Oleh karenanya dalam
penyusunan struktur organisasi sekolah, hal-hal tersebut perlu
diperhatikan.
Daftar Pustaka
5.1 PENDAHULUAN
Membahas tentang pentingnya Manajemen berbasis sekolah
agar sekolah mampu mencapai prestasi yang gemilang dengan
memberdayakan seluruh sumber daya yang ada pada sekolah tertentu.
Kemampuan memanajemen segala sumber daya yang ada baik itu
sumber daya berupa material, finansial, tenaga kerja, dan sumber
daya yang lain nya sehingga sekolah bisa terkelola dan terstruktur
dengan baik tergambar dari prestasi yang tercapai. Otonomi dalam
pendidikan perlulah dilaksanakan dalam menjawab tuntutan
persaingan global dan dalam menyesuaikan sistem pendidikan
dengan perkembangan zaman serta kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah daerah otonomi daerah ini merupakan implementasi dari
azas desentralisasi yang telah diterapkan.
Dengan ditetapkannya kebijakan otonomi daerah ini maka
mulai dari wilayah provinsi hingga kota/kabupaten akan mengurusi
sendiri urusan daerahnya. Setiap daerah tersebut akan memiliki
wewenang, hak, dan tanggung jawab sendiri untuk mengurus rumah
tangganya sesuai dengan batasan dan kewenangan yang diberikan
oleh pemerintah pusat.
Otonomi daerah ini diharapkan dapat mengefisienkan
pelayanan publik di masyarakat sehingga dalam penerapannya
masyarakat menjadi lebih dekat dengan pemerintah.Salah satu
bidang yang didesentralisasikan adalah bidang pendidikan, dimana
dalam penerapan di sekolah disebut Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS).
5.3 TUJUAN
C. Karakteristik MBS:
2. Tidak efisien
Pengambilan keputusan dalam sistem kerja MBS dilakukan secara
partisipatif sehingga menimbulkan frustasi dan kebanyakan
memakan waktu yang lebih lamban jika dibandingkan dengan cara
yang sentralis.
Pihak pihak sekolah yang ikut andil dalam MBS sebagian ternyata
belum berpengalaman dalam menerapkan model MBS
ini.Kebanyakan pihak yang ikut andil ternyata tidak memiliki
keahlian dan kemampuan terkait hakikat MBS yang sebenarnya serta
bagaimana pengelolaannya.
5. Kesulitan koordinasi
Hal ini disebabkan karena kepala sekolah sudah terbiasa dengan pola
manajemen lama yang terasa sentralistis. Selain itu, tenaga pendidik
kurang memahami bagaimana menyelaraskan antara MBS dengan
proses pembelajaran di sekolah. Terdapat juga kepala sekolah yang
hanya sebatas membentuk komite sekolah tetapi dalam
pengelolaannya masih dimonopoli oleh kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
1. WordPress.2016.(https://www.google.com/search?&q=https%3
A%2F%2Fraflengerungan.wordprewo.com%2Fkorupsidanpendi
dikan%2Fkonsep%25E2%2580%259Cotonomipendidika n
%25E2%2580%259Ddan%25E2%2580%259Cdesentralisasipen
didikan%25E2%2580% 259D%2F),(Online), diakses 04
oktober 2016
2. Wikipedia. 2016.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah), (Online),
diakses 04 oktober 2016.
3. Dewasastra. 2012.
(https://dewasastra.wordpress.com/2012/03/27/desentralisasi-
pendidikan/), (Online), diakses 04 oktober 2016
4. Ucon, Izza. 2014.
(http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/implementasi-
manajemen-berbasis- sekolah_4.html), (Online), diakses
14 November 2016
5. Aprilia, Raden Ajeng. 2014.
(http://radenajengaprilia.blogspot.co.id/2014/04/makalah-
implementasi-manajemen-berbasis.html), (Online), diakses 14
November 2016
6. https://istighfarahmq.wordpress.com/2016/11/29/makalah-
manajemen-berbasis-sekolah-mbs/
7. A. Malik Fadjar, Kata Pengantar dalam dalam Ibtisam Abu
Duhou, School-Base Management, Penerjemah Noryamin Aini,
dkk, h. Xvii
8. Amiruddin Siahaan dkk, Manajemen Pendidikan Berbasis
Sekolah, (Jakarta: Quantum Teaching, 2006).
9. Candoli, Site-Based Management in Education: How to Make It
Work in Your School, (Lancaster: Technomic Publishing Co,
1995).
10. Fasli Jalal dan Dedi Supriadi (ed) Reformasi Pendidikan Dalam
Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2001).
11. http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/12/latar-belakang-
munculnya-mbs/ diakses pada tanggal 15 Oktober 2012.
12. Ibtisam Abu Duhou, School-Based Management, Penerjemah
Noryamin Aini, dkk, (Jakarta: Logos, 2002).
13. Yusufhadi Miarso. “Perubahan Paradigma Pendidikan Peran
Tekhnologi Pendidikan dalam Penyampaian Misi dan Informasi
Pendidikan”, dalam Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan.
14. http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.com/2
014/10/makalah-manajemen-berbasis-sekolah.html
BAB VI
ADMINISTRASI SEKOLAH
ADMINISTRASI KETATAUSAHAAN DI SEKOLAH
6.1 PENDAHULUAN
6.3 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membedakan antara administrasi sekolah
dan administrasi ketatausahaan di sekolah
2. Mahasiswa dapat mendeskripsikan administrasi sekolah dan
administrasi ketatausahaan sekolah
3. Mahasiswa dapat mengetahu 8 jenis standar administrasi
sekolah, proses administrasi ketatausahaan, 3 pokok kegitan
ketatausahaan
A. Administrasi Sekolah
1. File PTK
2. Buku induk pegawai
3. Kumpulan SK pembagian tugas dan uraian tugas
4. Presensi PTK dan rekapitulasinya
5. Notulen rapat-rapat
6. Program dan laporan pelaksanaan pengelolaan
perpustakaan
7. Program dan laporan pelaksanaan pengelolaan laboratorium
8. Dokumen Keikutsertaan PTK dalam forum ilmiah
9. Dokumen kewirausahaan
10. Buku Pembinaan dan penanganan kasus
11. Dokumen Program, pelaksanaan, dan hasil PKB
12. Daftar Nominatif pegawai
13. DUPAK
14. SKP / PKP/DP-3
15. Laporan hasil PKG
16. DUK
17. Buku cuti PNS
18. Dokumen penerimaan gaji
19. Daftar tunggu pensiun
20. Data Statistik Kepegawaian
21. Dll
B. Administrasi ketatausahaan
Menurut The Liang Gie (1998:16) merumuskan
pengertian tata usaha adalah“segenap rangkaian aktifitas
menghimpun, mencatat, mengolah, mengganda, mengirim dan
menyimpan keterangan-keteranganyang diperlukan dalam setiap
organisasi.”Dalam buku dasar-dasar administrasi yang disusun
oleh staf pengajar FIP IKIP padang( 1986:61) mengemukakan
bahwa“ administrasi ketata usahaan meliputi segenap kegiatan
mulai dari pembuatan, pengelolaan, penataan, sampai dengan
penyimpanan semua bahan yang diperlukan oleh sekolah”.
Menurut The Liang Gie ketata usahaan meliputi:
1. Menghimpun yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan
tersedianya segala keterangan yang tadinya belum ada atau
berserakan di mana-mana sehingga siap dipergunakan
bilamana diperlukan.
2. Mencatat yaitu melipuri kegiatan membubuhkan dengan
berbagai alat tulis-menulis mengenai keterangan-keterangan
yang diperlukan sehingga terwujudlah tulisan-tulisan yang
dapat dibaca, dikirim atau disimpan.
3. Mengolah yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan
keterangan-keterangan dengan maksud menyajikan dalam
bentuk yang lebih berguna atau lebih jelas untuk dipakai.
4. Menggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan
berbagai cara dan alat sebanyak jumlah yang diperlukan.
5. Mengirim yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai
cara dan alat dari pihak pertama ke pihak lain.
6. Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara
dan alat di tempat tertentu yang aman.
Ada tiga peranan pokok kegiatan ketatausahaan, yaitu:
1. Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk
mencapai tujuan organisasi
2. Menyediakan keterangan-keterangan
3. Membantu kelancaran perkembangan
Proses administrasi ketatausahaan
1. Persuratan/penataan surat
Tata cara persuratan di lingkungan departeman pendidikan
dan kebudayaan di atur dalam keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan (kepmen dikbud) republic
Indonesia nomor 091/U1995 tanggal 25 April 1995 tentang
pedoman tata persuratan dan kearsipan dan kearsipan di
lingkungan depertemen pendidikan dan kebudayaan.
Menurut kepmen dikbud nomor 091/U1995 surat adalah
suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk
menyampaiakan informasi tertulis oleh satu pihak kepada
pihak lain.
2. Kearsipan/penataan arsip
Berikut ini hal yang berkaitan dengan penataan arsip yaitu:
a. Azas penataan arsip. Azasnya yaitu azas sentralisasi,
desentralisasi dan gabungan. Sentralisasi adalah azas
penataan arsip yang dipusatkan pada satu unit.
Desentralisasi adalah azas penataan arsip pada unit-unit
dalam organisasi. Dan gabungan adalah gabungan antara
azas sentralissasi dan azas desentralisasi.
b. Sistem penataan arsip
- Berdasarkan masalah
- Berdasarkan abjad
- Berdasarkan tanggal
- Berdasarkan nomor
- Berdasarkan wilayah
7.1 PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan SDM
yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu
faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai
posisi strategis maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan
perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik
dalam segi jumlah maupun mutunya. Pengembangan profesional
guru harus diakui sebagai suatu hal yang sangat fundamental dan
penting guna meningkatkan mutu pendidikan.
Perkembangan profesional adalah proses dimana guru dan
kepala sekolah belajar meningkatkan dan menggunakan pengetahuan,
ketrampilan dan nilai secara tepat. Guru mempunyai peranan yang
sangat penting untuk menjadikan anak didik memiliki akhlak mulia
dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan.
Pada kenyataan di lapangan ternyata sebagian anak didik tidaksesuai
dengan apa yang diharapkan. Oleh karena itu guru yang disediakan
oleh pemerintah untuk mengajar pada sekolah umum memiliki
profesionalitas kinerja mengajar yang baik dalam pengabdiannya
untuk mengarahkan anak didik kepada yang lebih baik. Salah satu
yang diharapkan agar profesionalisme dan kinerja mengajar dimiliki
oleh guru yang mengajar pada sekolah umum, terdapatnya tempat
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) termasuk di dalamnya
musyawarah guru per mata pelajaran yang mempunyai tujuan sepertI
yang dikemukakan oleh Mulyasa (2006:236) bahwa administrasi
guru mata pelajaran merupakan organisasi atau wadah yang dapat
meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru.
B. Pengertian Pendidik/Guru
Dalam UU No. 20 thn 2003 BAB XI Pendidik dan tenaga
kependidikan pasal 39 ayat 2 mengatakan bahwa
“pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi pendidik pada perguruan tinggi.” Sedangkan di indonesia
pendidik lebih biasa di sebut dengan guru.
Jika yang di maksud pendidik adalah guru. maka administrasi yang
dimaksud disini adalah perangkat pembelajaran Undang-undang
Guru dan Dosen (UUGD) merupakan suatu ketetapan politik bahwa
pendidik adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan hak-
hak sekaligus kewajiban profesional.Dengan itu diharapkan,
pendidik dapat mengabdikan secara total pada profesinya dan dapat
hidup layak dari profesi tersebut. Dalam UUGD ditentukan bahwa
seorang:
Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
pendidik sebagai agen pembelajaran.
Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program
sarjana (S1) atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan
tugasnya sebagai guru untuk guru dan S-2 untuk dosen.
Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial.
Kompetensi Pedagogik. Adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensiyang dimilikinya.
KompetensiKepribadian. Adalah kepribadian pendidik yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia.
KompetensiSosial. Adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan,orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.
KompetensiProfesional. Adalah kemampuan pendidik dalam
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh
kompetensi yang ditetapkan.Secara konseptual yang dimaksud
kinerja mengajar guru menurut Hamzah (2008:93) adalah merupakan
gambaran hasil kerja yang dilakukan guru terkait dengan tugas apa
yang diembannya dan merupakan tanggung jawabnya. Dalam hal ini
tugas-tugas rutin sebagai seorang guru adalah mengadakan
perencanaan, pengelolaan, atas tugas-tugas pembelajaran serta
melaksanakan pembelajaran.. Apa saja yang harus disiapkan oleh
guru berkaitan perangkat atau administrasi pembelajaranya itu
sebagai berikut:
Berikut adalah personil pendidik dan tenaga kependidikan:
1) Tenaga pendidik: Guru, Dosen, Ustadz ( guru mata pelajaran,
guru kelas, guru BP)
2) Tenaga fungsional kependidikan: Pustakawan, Laboran
3) Tenaga teknis kependidikan: non funsional
4) Tenaga pengelola satuan pendidikan: Kepsek atau wakasek
5) Tenaga administratif: TU, satpam, tukang parkir.
B. Pangkat dan jabatan guru
Daftar konduite merupakan salah satu lampiran untuk kenaikan
pangkat atau jabatan. Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) dan Pegawai Negeri Sipil (PNS):
1. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat menetapkan CPNS di
lingkungannya. Dapat mendelegasikan wewenangnya atau
memberikan kuasa kepada pejabat lain di lingkungannya.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian Pembina Provinsi Atau
Kabupaten atau Kota menetapkan pengangkatan CPNS dan
PNS daerah bagi CPNS daerah. Berikut adalah pangkat dan
jabatan guru:
DAFTAR PUSTAKA
1. Daryanto, H.D. 2013. Administrasi Dan Manajemen Sekolah, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
2. E. Mulyasa.2014.Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi,
danImplementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
3. Moekijat. 2009. Administrasi Kepegawaian Negara Indone-
sia, CV. Mandar Maju, Bandung.
4. Moekijat.2009. Administrasi Kepegawaian Indonesia, Bandung:
CV. Mandar Maju.
5. Suryobroto.2010. Manajemen Pendidikan Di Sekolah, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
6. H.M Daryanto. 2013. Administrasi Dan Manajemen Sekolah,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
7. Piet Sahertian.1994. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
8. Suryobroto,. 2010. Manajemen Pendidikan Di Sekolah, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
9. Usman, Uzer, 1992. Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
10. http://ainamulyana.blogspot.ae/2015/01/peraturan-tentang-cuti-
pegawai. html
11. http://www.sman5palembang.com
BAB VIII
ADMINISTRASI GURU BIMBINGAN DAN KARIR
8.1 PENDAHULUAN
Guru bimbingan dan karir harus ada di setiap lembaga
pendidikan paud, dasar dan menengah berupa Taman Kanak-kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah,
Sekolah menengah Atas umum/Madrasah Aliyah (MA) dan kejuruan
(MAK) dengan ketentuan sampai dengan 150 siswa yang ada di
sekolah harus tersedia 1 satu orang guru BK. Siswa di atas 150
sampai 300 harus tersedia 2 orang guru BK.
8.3 TUJUAN
Instrumen
Isi yang Terkait dengan Guru BK/Konselor di
Hukum dan
Sekolah
Kebijakan
UU No. 20
Guru BK/Konselor adalah bagian dari tenaga
Tahun 2003
pendidik dan memiliki kontribusi yang penting
tentang
terhadap keberhasilan peserta didik.
Sistem
Pendidikan
Nasional
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional No.
22 Tahun
Layanan konseling berfokus pada pengembangan
2006
individu, pengembangan sosial, pekerjaan dan
pendidikan. Layanan konseling dapat dilaksanakan
tentang dalam kegiatan-kegiatan didalam/indoor dan
Standar Isi diluar/outdoor kelas yang terjadwal. Kegiatan
untuk Satuan konseling didalam/ indoor dijadwalkan 2 jam per
Pendidikan kelas per minggu.
Dasar dan
Menengah
Peraturan
Menteri
Pendidikan Tugas-tugas Guru BK/Konselor adalah untuk
Nasional No. mendukung perkembangan pribadi dari para pelajar
27 Tahun sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan
2008 keprbadian mereka, khususnya untuk membantu
peserta didik memahami dan mengevaluasi
informasi dunia kerja dan membuat pilihan-pilihan
Mengenai
terkait pekerjaan. Layanan dapat meliputi
Standard
pengumpulan informasi; orientasi; berbagi
Kualifikasi
informasi; rujukan, penempatan dalam sebuah
Akademik
program pendidikan khusus; kunjungan rumah;
dan
dukungan bidang studi khusus; konseling berbasis
Kompetensi
kelompok dan personal; meditasi.
Konselor
Pasal 54 ayat (6) menyatakan bahwa beban kerja
Guru BK atau Konselor adalah mengampu
Peraturan bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus
Pemerintah lima puluh) peserta didik per tahun per sekolah.
Nomor Mereka juga berhak mendapatkan tunjangan. Lebih
74 Tahun lanjut Pasal 54 ayat (6) menjelaskan layanan
2008 tentang bimbingan dan konseling adalah memberikan
Guru pengarahan dan pengawasan kepada sekurang-
kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik
melalui latihan-latihan individual atau latihan-
latihan berbasis kelompok.
Peraturan
Bersama
Menteri
Pendidikan
Nasional,
Menteri
Tenaga Kerja
dan
Pasal 22 ayat (5) menyatakan bahwa evaluasi
Transmigrasi kinerja Guru BK/ Konselor mengukur perencanaan,
dan Kepala pelaksanaan, evaluasi, analisa, dan tindak lanjut
program tahunan, semester, bulanan, mingguan, dan
Badan harian untuk 150 sampai 250 peserta didik per
Kepegawaian tahun.
Negara
Nomor
03/V/PB/2010
Nomor
14 Tahun
2010 tentang
Petunjuk
Pelaksanaan
Jabatan
Fungsional
Guru dan
Angka
Kreditnya
Daftar Pustaka
http://digilib.uinsby.ac.id/21454/5/Bab%202.pdf
BAB IX
ADMINISTRASI KEPALA SEKOLAH
9.1 PENDAHULUAN
9.3 TUJUAN :
a. Bidang Kurikulum
b. Bidang Kepegawaian
e. Bidang Ketatausahaan
Meningkatkan pelayanan terhadap stakecholder dan pen-
dokumentasian kegiatan pendidikan melalui peningkatan kegiatan
pengadministrasian meliputi :
Administrasi pengajaran kurikulum terdiri dari :
Jadwal pelajaran.
Program semester/tahunan.
Silabus tiap mata pelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran.
Program dan pelaksanaan evaluasi.
Analisis evaluasi dan program tindak lanjut.
Program dan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.
Administrasi kemuridan meliputi :
Penerimaan siswa baru terdiri dari M1, M2, dan M3.
Buku induk siswa.
Buku klaper.
Buku penyesuaian klaper.
Buku mutasi murid.
Pengajuan NISN.
Administrasi keuangan meliputi :
Keuangan gaji.
Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Keuangan Tabungan Murid.
Keuangan SBPP.
Keuangan lain-lain.
Administrasi kepegawaian
File pegawai.
Buku Induk pegawai.
Daftar Urut Kepangkatan (DUK) guru.
DP3/SKP
Catatan waktu kenaikan pangkat/gaji berkala.
Buka cuti.
Buku absen umum.
Buku uraian tugas guru.
Administrasi sarana dan prasarana
Daftar inventaris sekolah.
Administrasi bangunan dan perlengkapan khusus.
Daftar inventaris kelas.
Administrasi hubungan sekolah dan masyarakat
Catatan hasil kegiatan dengan komite sekolah.
Daftar hadir peserta rapat komite sekolah.
Susunan pengurus komite sekolah.
Administrasi lain-lain
Administrasi kegiatan pramuka.
Administrasi UKS.
Administrasi perpustakaan.
Administrasi kegiatan keagamaan.
Administrasi kegiatan porsivitas.
Administrasi kegiatan upacara.
Administrasi kegiatan gugus.
f. Bidang Kesiswaan
Peningkatan pelayanan pendidikan terhadap siswa, orangtua
siswa dan masyarakat sekitar meliputi :
Terhadap siswa meliputi :
Menyediakan sarana dan prasarana belajar mengajar.
Meningkatkan pembinaan prestasi siswa dengan cara
mengikutsertakan
siswa dalam kegiatan lomba-lomba baik tingkat sekolah, gugus
sekolah, tingkat kecamatan, kalau mungkin tingkat kabupaten/
provinsi, seperti :
Lomba siswa berprestasi
Lomba mata pelajaran.
Kegiatan pertandingan olahraga dan kesenian.
Olimpiade matematika, IPA.
Kepramukaan.Dan lain-lain.
Disiplin waktu.
Disiplin belajar.
Disiplin melaksanakan tugas.
Disiplin berpakaian.
Daftar Pustaka
1. Https://Postinganguru.Blogspot.Co.Id/2016/12/Contoh-
Administrasi-Kepala-Sekolah-Sd.Html. Diakses 5 April 2018.
2. Http://Programkerjasekolah.Blogspot.Co.Id/2017/02/Kumpul
an-Format-Administrasi-Kepala.Html. Diakses 6 April 2018.
3. Http://Husnainiphysic.Blogspot.Com/2013/04/Makalah-
Administrasi-Pendidikan-Kepala.Html?M=1 . Diakses 27
November 2018
4. Https://Tipsserbaserbi.Blogspot.Com/2015/09/Pengertian-
Kepala-Sekolah-Menurut-Para.Html?M=1. Diakses 27
November 2018
BAB X
ADMINISTRASI LABORATORIUM
10.1 PENDAHULUAN
10.3 TUJUAN
Keterangan:
No: diisi no urut alat dan bahan yang diinventarisir
Nama alat/bahan: diisi oleh nama dagang atau nama resmi alat dan
bahan yang dibeli. Syaratnya pengisian nama alat dan bahan harus
konsisten.
Kode: diisi dengan kode alat dan bahan yang kita beli. Untuk kode
bisa mengikuti kode yang dibuat perusahaan tempat pembelian alat
dan bahan tersebut atau membuat kode sendiri (lihat SOP) yang saya
buat).
Produsen: diisi dengan nama perusahaan yang membuat alat dan
bahan, bukan dengan nama toko.
Kondisi: diisi dengan jumlah barang yang dalam keadaan baik,
rusak atau hilang.
Keterangan: berisi informasi tambahan. Misalnya kenapa alat
tersebut hilang, dll.
Keterangan:
Spesifikasi: berisi ciri khas utama dari alat atau bahan yang kita
masukkan ke dalam kartu stok. Misalnya nama alatnya neraca empat
lengan. Spesifikasinya: ketelitian 0,1 gram, skala maksimum 311
gram, terbuat dari besi tahan karat.
Tanggal: diisi dengan tanggal pengecekan barang tersebut
Keadaan Masuk: diisi dengan jumlah barang yang masuk atau
dibeli untuk laboratorium
Keadaan Keluar: diisi dengan jumlah barang yang dipakai di dalam
laboratorium
Keadaan Persediaan: diisi dengan jumlah alat/bahan yang disimpan
di gudang atau yang tidak dipakai (hanya sebagai cadangan)
Aturan penggunaan kartu stok
1. Kartu stok merupakan catatan pergerakan transaksi keluar-
masuk suatu bahan yang terdapat di dalam lab.
2. Kartu stok diletakkan bersamaan/berdekatan dengan
alat/bahan yang bersangkutan.
3. Pencatatan di kartu stok dilakukan secara rutin dari hari ke
hari.
C. Kartu Peminjaman Alat / Bahan
Keterangan:
Praktikum Ke: diisi dengan no. urut praktikum yang dilakukan
dalam satu semester (diisi siswa)
Judul Praktikum: diisi dengan judul praktikum yang dilakukan
sesuai LKS (diisi siswa)
Kelompok: diisi dengan nama kelompok (diisi siswa)
Nama Anggota: diisi dengan nama anggota kelompok (diisi siswa)
Kode: opsional dan diisi oleh laboran
**Ditandatangai oleh ketua kelompok dan laboran
Aturan penggunaan kartu peminjaman alat dan bahan
1. Kartu peminjaman alat dan bahan berisi daftar alat/bahan
yang diperlukan oleh suatu kelompok atau oleh guru yang
bersangkutan untuk melakukan sekali praktikum dan
ditujukan kepada laboran.
2. Pencatatan di kartu peminjaman alat dan bahan dilakukan
setiap akan melakukan praktikum.
Catatan:
Ada dua versi kartu peminjaman alat dan bahan :
Versi 1: kartu peminjaman alat dan bahan dilakukan oleh siswa
untuk diajukan ke laboran
Versi 2: kartu peminjaman alat dan bahan dilakukan oleh guru mata
pelajaran untuk diajukan ke laboran
D. Buku Catatan Harian Laboratorium
Keterangan:
No: diisi dengan no. urut praktikum yang dilakukan dalam satu
semester
Hari/Tanggal: diisi dengan hari/tanggal dilaksanakannya praktikum
Judul Praktikum: diisi dengan judul praktikum yang dilakukan
Kelas: diisi dengan nama kelas yang melakukan praktikum
Jam: diisi dengan jam pelaksanaan praktikum
Paraf: diisi dengan paraf laboran
Keterangan: diisi dengan keterangan tambahan yang bisa
dicantumkan
Aturan penggunaan buku catatan harian laboratorium
1. Buku catatan harian lab. merupakan buku yang berisi daftar
kegiatan praktikum yang dilakukan di dalam lab.
2. Pencatatan di buku catatan harian lab. dilakukan secara rutin
dari hari ke hari.
D. Kartu Reparasi
Keterangan:
No. Kartu: Diisi dengan no. surat kartu reparasi. Contoh: 001/Lab.
Fisika/SMA
Jenis Kerusakan: Diisi dengan jenis kerusakan yang diperbaiki
Komponen: Diisi jika memang terdapat penggantian komponen
Harga: Diisi dengan biaya reparasi dan biaya komponen yang
diganti
Keterangan: Diisi dengan keterangan tambahan yang bisa
dicantumkan
*dilampirkan pula kuitansi perbaikan dan pergantian komponen
**Ditandatangani oleh teknisi (atau laboran) dan koordinator lab.
IPA
Aturan penggunaan kartu reparasi
1. Kartu reparasi merupakan kartu yang memuat informasi
menganai perbaikan atau reparasi suatu alat.
2. Pencatatan di buku catatan harian lab. dilakukan oleh teknisi
bila ada perbaikan terhadap barang yang rusak dan
dilaporkan kepada koordinator lab.
Keterangan:
Dibuat Tanggal: Diisi dengan tanggal pembuatan larutan/bahan
kimia
(aq): Bentuk bahan kimia berupa larutan
0,1 M: Konsentrasi bahan kimia
Catatan: Berisi tambahan informasi mengenai bahaya bahan kimia
tersebut
Label Alat
Keterangan:
Tahun Pengadaan: diisi dengan tahun pengadaan alat
FLS 20.14/113: kode alat
Catatan: berisi tambahan informasi mengenai cara penyimpanan
alat
Catatan:
1. Tanggal pembuatan larutan dan tahun pengadaan penting
sekali untuk dicantumkan di label alat/bahan.
2. Label di tempel lalu diberikan pelindung plastik seperti
selotif agar tidak mudah rusak.
3. Ukuran label disesuaikan dengan ukuran kemasan atau
ukuran alat/bahan.
Aturan penggunaan buku catatan harian laboratorium :
1. Label berisi informasi mengenai nama suatu alat/bahan
beserta informasi-informasi singkat lainnya yang dibutuhkan.
2. Label dicantumkan pada alat/bahan yang terdapat di ruang
laboratorium.
G. Program Semester Laboratorium
Keterangan:
No: diisi dengan no. urut dilaksanakannya praktikum
Agustus, September, dst.: diisi dengan bulan dalam satu semester
1, 2, 3, 4: merupakan angka untuk menunjukkan minggu dalam satu
bulan
*Ditandatangani oleh laboran, ketua lab dan kepala sekolah
Aturan penggunaan program semester laboratorium
1. Program semester laboratorium berisi daftar praktikum yang
akan dilakukan di dalam laboratorium dalam kurun waktu
satu semester.
2. Program semester laboratorium dibuat dalam ukuran minimal
A2 dan ditempel secara strategis di dalam ruang laboratorium.
H. Laporan Bulanan
Aturan penggunaan laporan bulanan
1. Laporan bulanan merupakan daftar yang memuat kegiatan
apa saja yang dilakukan di laboratorium setiap bulannya.
2. Laporan bulanan dibuat oleh koordinator lab. dan dilaporkan
kepada wakasek kurikulum, wakasek sarana dan prasarana
serta kepada kepala sekolah.
3. Laporan bulanan dibuat minimal sebulan sekali.
Keterangan :
No: diisi dengan no. urut dilaksanakannya praktikum
Judul Praktikum: diisi dengan judul praktikum
Nama Alat dan Bahan: diisi dengan nama alat dan bahan untuk
melakukan praktikum
Jumlah: diisi dengan jumlah minimal alat dan bahan untuk jumlah
kelompok ideal dalam jangka waktu satu tahun. Misalnya jumlah
kelompok ideal untuk satu kelas adalah 6 kelompok.
Keterangan: diisi dengan tambahan informasi yang diperlukan
Daftar Pustaka
1. http://administrasiguru.operatorsekolah.com/2017/05/adminis
trasi-laboratorium ipa-smp.html.Diakses 5 April 2018.
2. http://sondangriana110993.blogspot.co.id/2014/05/administra
si-laboratorium.html.Diakses 5 April 2018
3. http://daudphysicseducation.blogspot.com/2016/05/pengertian-
administrasi-laboratorium.html
4. https://www.scribd.com/doc/311977581/Administrasi-
Laboratorium
BAB XI
ADMINISTRASI KEPUSTAKAAN SEKOLAH
11.1 PENDAHULUAN
11.3 TUJUAN
A. Definisi Perpustakaan
a. Inventarisasi Buku
Bila buku atau bahan pustaka lain yang akan menjadi koleksi
perpustakaan tiba di perpustakaan, baik bersumber dari pembelian
maupun hadiah, maka :
2) Pencantuman Identitas
PERPUS SMA
DI PALEMBANG
No. Daft.
Tgl. Sumber
b. Inventarisasi Buku
Perpustakaan...........................................
Jalan.......................................................
Judul : ............................... Harga Langganan
. Rp.................
Penerbit : ............................... Catatan ....................................
. ..
Alamat : ............................... .................................................
. ..
Tahun : ............................... .................................................
. ..
Tanggal 1 2 3 4 5 6 s.d. 31 Keteranga
n
Januari
Februari
s.d.
Desembe
r
Tampak Depan
Di bagian belakang kartu dibuat kolom-kolom yang sama
seperti bagian depan, untuk keterangan judul penerbit, dan
sebagainya tidak perlu dicantumkan lagi, cukup nama bulan dan
tanggal saja.
Hari :
Tanggal :
BUKU PEMINJAM
Sistem Peminjaman
V. STATISTIK
a) Menyusun laporan.
b) Mengukur efisiensi berbagai kegiatan dan kinerja pustakawan.
c) Menyusun rencana dan jasa perpustakaan.
d) Bahan pertimbangan dalam penambahan anggaran dan staf.
e) Sebagai evaluasi kemajuan atau keberhasilan perpustakaan.
Daftar Pustaka
1. https://www.scribd.com/doc/21437735/Administrasi-
perpustakaan-sekolah. Diakses 4 April 2018.
2. https://www.nomifrod.com/2016/08/format-kelengkapan-
administrasi-perpustakaan.html. Diakses 4 April 2018
3. https://www.scribd.com/doc/21437735/Administrasi-
perpustakaan-sekolah . diakses 27 November 2018
4. http://eprints.undip.ac.id/19408/2/BAB_I.pdf. diakses 27
November 2018
5. http://library.usu.ac.id/download/fs/perpus-zurni.pdf . diakses 27
november 2018
BAB XII
ADMINISTRASI AKREDITASI SEKOLAH
12.1 PENDAHULUAN
Bidang kegiatan yang diidentifikasikan sebagai pendidikan
menyiratkan dua karakteristik utama, yaitu; pertama bidang normatif
yang merujuk pada nilai yang terkandung dalam konsepsi
pendidikan, dan kedua bidang praktis yaitu aplikasi konsepsi yang
mensyaratkan tindakan nyata untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Dua hal tersebut menuntut semua pihak yang terlibat didalam
pelaksanaan pendidikan, baik secara langsung-operasional yaitu
pendidik yang mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran,
maupun manajerial-institusional harus selalu berlandaskan pada
norma, nilai dan prinsip dasar yang relevan dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.
Paradigma baru dalam penyelenggaraan akreditasi sekolah
dan madrasah tidak lagi membedakan antara lembaga negeri dengan
swasta, serta mendayagunakan keterlibatan masyarakat dengan
menjunjung prinsip keterbukaan dan akuntabilitas, sebagaimana
yang diamanatkan oleh undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional.
Akreditasi sekolah dan madrasah diselenggarakan atas dasar
pertimbangan bahwa upaya meningkatkan kualitas sekolah dan
madrasah adalah upaya meningkatkan kualitas para lulusannya,
sehingga dapat memiliki basis ilmu pengetahuan dan moral yang
diperlukan dalam menghadapi masa depannya.
a) Administrasi Kesiswaan
Administrasi ini dilakukan supaya transformasi siswa
bisa menjadi lulusan yang di inginkan oleh tujuan
pendidikan yang sudah di tetapkan dan bisa berlangsung
dengan efektif serta efisien. Adapun administrasi
kesiswaan berhubungan dengan pembinaan siswa di
sekolah hingga siswa menyelesaikan pendidikan melalui
suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar.
Sementara untuk fungsinya adalah merencanakan jumlah
siswa yang bisa diterima dalam tahun ajaran baru,
mengetahui secara pasti kondisi siswa dan memberikan
masukan kepada RAPBS. Selain itu kegiatan yang dijalani
dalam administrasi sekolah adalah penerimaan siswa,
pembinaan siswa dan juga tamat belajar.
b) Administrasi Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di sini berkaitan dengan semua
benda yang bergerak ataupun tidak bergerak yang
dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar.
Adapun kegiatan dari administrasi sarana dan prasarana
adalah merencanakan kebutuhan, mengadakan sarana dan
prasarana pendidikan, menyimpan sarana dan prasarana
pendidikan, inventarisasi sarana dan prasarana.
c) Administrasi Personal
Yang dimaksud personal pendidikan di sini yaitu
golongan petugas yang membidangi baik itu kegiatan
edukatif maupun non-edukatif. Personal edukatif adalah
mereka yang memiliki tanggung jawab di dalam proses
belajar mengajar seperti guru dan juga konselor,
sedangkan untuk personal non-edukatif yaitu para petugas
tata usaha maupun para penjaga atau para pesuruh sekolah.
d) Administrasi Keuangan
Komponen di sini adalah ketatausahaan serta tindakan
keuangan yang di dalamnya meliputi perencanaan,
pencatatan data, pelaporan, pelaksanaan dan juga
tanggung jawab keuangan.
e) Administrasi Kurikulum
Di samping melakukan pencatatan pelaksanaan
kurikulum nasional juga memberikan deskripsi sajian
pokok bahasan di setiap mata pelajaran tiap semester,
menyediakan jabaran kurikulum masing-masing pelajaran,
menyediakan kurikulum untuk pegangan para pengajar
maupun merencanakan pelaksanaan pembelajaran di
setiap pelajaran dalam tingkatan kelas.
Selain beberapa administrasi sekolah di atas, ada pula
administrasi humas yang mana majunya SDM suatu
wilayah tidak hanya tergantung pada pendidikan saja,
melainkan juga masyarakat di daerah tersebut. Oleh sebab
itu semakin tinggi partisipasi masyarakat, maka akan
semakin maju pula SDM daerah tersebut. Jadi sebaiknya
masyarakat dilibatkan secara langsung dalam
pembangunan pendidikan
2. Sumber daya
Untuk mendukung tujuan pembelajaran agar efektif dan
efisien, madrasah membutuhkan ssumber daya yang memadai
komponen sumber daya ini kemudian dijabarkan menjadi sub-sub
komponen sebagai berikut:
a) Sarana dan prasarana pendidikan
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah berupa
perlengkapan dan peralatan pendidikan yang dimiliki serta
dimanfaatkan dalam mendukung proses belajar mengajar.
Dalammhal ini meliputi:
1) Tanah dan gedung
2) Ruang (kelas, perpustakaan, laboratorium, dan ruang lainnya)
3) Peralatan(olah raga, alat peraga, komputer, dan sarana lainnya)
b) Sumber daya manusia
Sumber daya manusia yang dimaksud adalah pendidik dan
tenaga kependidikan dalam madrasah baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam mencapai peningkatan mutu madrasah,
khususnya kualitas lulusan. Dalam hal ini meliputi:
1. Kepala sekolah
2. Guru madrasah
3. Tenaga lainnya
c) Sumber daya keuangan
Sumber daya keuangan merupakan salah satu tulang
punggung penyelenggaraan pendidikan madrasah. Secara khusus
yang dicermati disini lebih pada sumber keuangan berasal, serta
kreatifitas penggaliannya. Dalam hal ini meliputi:
1) Swadana
2) Pemerintah
3. Manajemen madrasah
Kemampuan kepala madrasah serta seluruh perangkat dalam
menyusun perencanaan, mengkoordinasikan dan mengelola seluruh
sumber daya yang tersedia, serta komitmen terhadap pencapaian visi
dan misi madrasah, merupakan hal yang amat menentukan bagi
keberhasilan dalam menjaga dan meningkatkan mutu madrasah. Hal
yang sangat menentukan dalam penilaian adalah ada tidaknya
praktek manajemen mutu terhadap seluruh sumber daya pendidikan
di madrasah. Komponen manejemen ini kemudian dijabarkan
menjadi sub-sub komponen sebagai berikut:
a) Manajemen sarana dan prasarana
Dalam konteks manajemen sarana dan prasarana yang perlu
menjadi perhatian adalah sejauh mana seluruh perlengkapan dan
peralatan madrasah berfungsi dengan baik serta telah melalui suatu
perencanaan yang terprogram, aksesibilitas dalam proses belajar
mengajar, serta administrasinya. Dalam hal ini meliputi:
1. Perencanaan (adanya tujuan, rencana jangka panjang, dan
rencana tahunan).
2. Pemanfaatan (kelas, ruang guru, laboratorium, perpustakaan,
sarana/alat).
3. Pengendalian (pemantauan penggunaan ruang, kebersihan,
perbaikan, perawatan).
c) Manajemen keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu keharusan karena sebagian besar
program kegiatan sekolah/madrasah disesuaikan secara administrasii
dengan kemampuan keuangan. Yang menjadi penekanan disini
adalah perencanaan anggaran, efisiensi penggunaan, administrasi
serta peraporan.
Dalam hal ini meliputi:
1. Perencanaan anggaran (tujuan pengembangan, analisis
kebutuhan, RAPBM)
2. Pelaksanaan (aturan penggunaan anggaran, dokumen dana keluar
masuk, transparansi)
3. Laporan dan pertanggungjawaban () mekanisme, penyusunan
laporan, dan monitorin.
4. Kultur dan lingkungan
Kultur dan lingkungan pendidikan yang efektif selalu
ditandai dengan suasana dan kebiiasaan kondusif untuk kegiatan
belajar baik secara fisik, sosial, mental-psikologis maupun sepiritual
selain itu, hal ini juga dapat menunjukan sampai sejauh mana proses
belajar mengajar di madrasah dapat membentuk karakter yang
diinginkan. Dalam komponen kultur dan lingkungan madrasah ini
dijabarkan menjadi sub-sub komponen sebagai berikut:
a) Suasana keislaman
Suasana keislaman yang dimaksud adalah sejauh mana
sekolah/madrasah telah menjadi bagian dalam pembentukan karakter
keislaman terhadap siswa didiknya baik secara fisik maupun dalam
bentuk kegiatan-kegiatan yang bernuansa islami.
Dalam hal ini meliputi:
1. Kondisi fisik yang islami
2. Kegiatan-kegiatan yang islami
b) Suasana sosial.
Suasana sosial yang dimaksud adalah berkaitan tentang
hubungan sekolah/madrasah dengan masyarakat, lembaga
pendidikan lain, serta berkenaan dengan peran serta majelis
sekolah/madrasah. Sejauh mana suasana sosial sekolah/madrasah
dapat menjadi lingkungan yang kondusif dalam peningkatan mutu
kualitas sekolah/madrasah.
Dalam hal ini meliputi:
1. Hubungan sekolah/madrasah dengan masyarakat
2. Hubungan sekolah/madrasah dengan lembaga pendidikan lain
3. Peran komite sekolah/madrasah
IV. KESIMPULAN
13.1 PENDAHULUAN
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa, dengan memberdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan penjaminan mutu
layanan pendidikan tinggi.
Dalam pengelolaan pendidikan tinggi terdapat 3 (tiga) unsur
utama yaitu Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi. Tenaga Kependidikan bertugas mengelola,
mengembangkan, mengawasi administrasi, dan pelayan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Peserta didik
pada tingkat perguruan tinggi adalah mahasiswa.
Peran tenaga kependidikan untuk menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis menjadikan perlunya tenaga kependidikan memiliki
komitmen dan keprofesionalan kinerja untuk meningkatkan mutu
pendidikan sesuai dengan kedudukan dan kepercayaan yang
diberikan kepadanya. Berkaitan dengan tenaga akademik yang
mengelola layanan pendidikan dalam hal teknis administrasi
ditangani oleh bagian administrasi bidang akademik.
Perguruan tinggi perlu secara terus menerus meningkatkan
layanan prima kepada masyarakat baik warga perguruan tinggi
maupun masyarakat di luar perguruan tinggi. Layanan Prima yang
mengutamakan prinsip efisiensi dan produktivitas merupakan
spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang
diberikan perguruan tinggi kepada masyarakat dengan
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan, kesetaraan
layanan, biaya, serta kemudahan untuk mendapatkan akses layanan.
Layanan administrasi akademik dikelompokan menjadi tiga
yaitu layanan administrasi mahasiswa, layanan administrasi
akademik untuk program studi dan layanan administrasi akademik
untuk dosen. Layanan administrasi akademik untuk mahasiswa
antara lain layanan registrasi dan herregistrasi, pengisian Kartu
Rencana Studi (KRS), surat menyurat yang berhubungan dengan
perkuliahan, layanan seminar, ujian, Tugas Akhir, pencetakan
transkrip dan Surat Keterangan Lulus (SKL), legalisir, informasi dan
layanan akademik lainnya. Layanan administrasi akademik untuk
program studi antara lain adalah verifikasi database mahasiswa,
pengendalian jadwal, pembagian kelas, kontrakperkuliahan,
administrasi monitoring perkuliahan, administrasi nilai, penjadwalan
dan pengadministrasian seminar dan ujian akhir, rekapitulasi data
dan lainnya. Layanan administrasi akademik untuk dosen meliputi
pengadministrasian dokumen perkuliahan (RPP/SAP/silabus),
mengumpulkan nilai semester, memfasilitasi pelaksanaan ujian
tengah dan akhir semester, dan tugas administrasi lainnya. Besarnya
tanggung jawab dalam layanan administrasi akademik ini, tentu juga
harus didukung oleh kompetensi sumberdaya manusia pelaksananya.
Pelaksana layanan administrasi akademik adalah tenaga administrasi
akademik yang ditugaskan pada bagian akademik di tingkat
Perguruan Tinggi/Fakultas/ Jurusan/Program Studi/Unit kerja yang
setara.
A. SEKOLAH SEHAT
A. Latar Belakang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai salah satu program
yang langsung berhubungan dengan peserta didik sudah dirilis
sejak tahun 1976 dan diperkuat tahun 1984 dengan terbitnya
SKB 4 Menteri yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
yang diperbaharui pada tahun 2003.
Program Usaha Kesehatan Sekolah yang dikenal dengan
Trias UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan
dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat merupakan hal yang
sangat penting dalam mewujudkan peserta didik yang sehat dan
cerdas.
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
adalah upaya pendidikan dan kesehatan yang dilaksanakan secara
terpadu, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan,
menumbuhkan dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam
kehidupan seharihari.
Dalam pelaksanaan program UKS selama ini masih dirasakan
belum sesuai dengan yang diharapkan, kegiatan pendidikan
kesehatan lebih bersifat pengajaran, penambahan pengetahuan
dan kurang menekankan pada segi praktis yang dapat
diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Pelayanan kesehatan
pada peserta didik meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah sehat
lebih ditekankan pada lingkungan fisik, mental dan sosial.
Disamping itu, koordinasi dalam pelaksanaan program belum
terjalin dengan baik pada setiap jenjang Tim Pembina UKS. Oleh
karena itu perlu pemberdayaan Tim Pembina UKS dan Tim
Pelaksana dalam rangka memantapkan pelaksanaan program
UKS ke depan.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan Jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Di antara tujuan tersebut
terdapat tujuan yang menyangkut kesehatan baik kesehatan
jasmani maupun kesehatan mental sosial, dimana keduanya
sangat mempengaruhi terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya.
Salah satu modal pembangunan nasional adalah sumber daya
manusia yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang sehat
fisik, mental dan sosial serta mempunyai produktivitas yang
optimal.
Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat fisik,
mental dan sosial serta mempunyai produktivitas yang optimal
diperlukan upaya-upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan secara terus menerus yang dimulai sejak dalam
kandungan, anak usia dini sampai dengan usia lanjut.
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
merupakan salah satu upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik merupakan salah
satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan kualitas fisik
penduduk. Dari berbagai hasil evaluasi dan pengamatan yang
dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat
disimpulkan berbagai kondisi sebagai berikut.
1. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah, ditinjau dari segi
sarana/prasarana, pengetahuan, sikap peserta didik di bidang
kesehatan, warung sekolah, makanan sehari-hari/gizi,
kesehatan gigi, kesehatan pribadi dan sebagainya secara
umum memperlihatkan bahwa prinsip hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik belum mencapai tingkat yang
diharapkan.
2. Sasaran upaya kesehatan ditinjau dari cakupan (coverage)
sekolah, peserta didik dikaitkan dengan wajib belajar, mutu
penyelenggaraan, ketenagaan dan sarana prasarana belum
seimbang dengan usaha pencapaian tujuan UKS.
3. Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai tingkat yang
diharapkan, di samping itu ancaman penyakit terhadap
peserta didik masih tinggi dengan adanya penyakit endemis
dan kekurangan gizi.
4. Masalah kesehatan yang menimpa peserta didik meliputi: a.
Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan • Jamban •
Air bersih b. Meningkatnya pecandu narkoba. c.
Meningkatnya HIV/AIDS melalui hubungan seksual. d.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat seperti : diare, cacingan,
gigi berlubang dan lain-lain.
5. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Kurangnya guru yang mengajar pendidikan
kesehatan/guru yang menangani UKS
b. Kader Kesehatan Sekolah perlu dilatih dalam bidang
kesehatan (pendidikan dan pelayanan)
6. Terbatasnya sarana dan prasarana UKS, perlu:
a. Pengadaan UKS kit, ruang UKS
b. Pengadaan media seperti poster, leaflet, lembar balik, dan
lain-lain
c. Pengadaan buku pencatatan dan pelaporan
7. Pencatatan dan pelaporan yang masih/kurang terpenuhi:
a. Perlu diaktifkan
b. SetiapTP UKS memiliki catatan kegiatan
8. Kurangnya koordinasi dan komitmen dalam pelaksanaan
program UKS.
Mengingat hal tersebut di atas, pembinaan dan
pengembangan UKS merupakan hal yang sangat penting dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui
peningkatan derajat kesehatan. Dengan adanya buku ini
diharapkan dapat membantu Tim Pembina, Tim Pelaksana dan
semua pihak dalam pelaksanaan program UKS.
B. PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN, RUANG LINGKUP,
DAN LANDASAN HUKUM UKS.
1. Pengertian
a. Kesehatan Sekolah
Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Pasal 79 menyatakan bahwa “Kesehatan
Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan
hidup sehat sehingga peserta didik belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya
menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
b. Sekolah
Sekolah adalah Taman Kanak-Kanak (TK), Taman
Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Raudhatul Atfal (RA),
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB),
Madrasah \ Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB),
Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas
(SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Madrasah Aliyah
(MA) termasuk Satuan Pendidikan Keagamaan yang
sederajat dan setara.
c. Peserta Didik
Peserta didik ialah semua anak yang mengikuti
pendidikan di sekolah sesuai butir b.
d. Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik
pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari
TK/RA sampai SMA/SMK/MA.
e. Warga Sekolah
Warga Sekolah ialah setiap orang yang berperan di
dalam proses belajar mengajar di sekolah.
f. Masyarakat Lingkungan Sekolah
Masyarakat Lingkungan Sekolah ialah semua
masyarakat yang berada di lingkungan sekolah selain
warga sekolah.
g. Sekolah Sehat
Sekolah Sehat adalah sekolah yang bersih, indah,
nyaman, tertib, aman, rapih dan kekeluargaan peserta
didiknya sehat dan bugar serta senantiasa berperilaku
hidup bersih dan sehat.
h. Pedoman Pembinaan Acuan bagi Tim Pembina UKS
untuk melaksanakan dan mengembangkan UKS di
wilayahnya.
2. Tujuan UKS
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta
didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga’ memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk
memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat
kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup:
a. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi
aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah
dan di perguruan agama, di rumah tangga, maupun di
lingkungan masyarakat;
b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun
lingkungan; dan c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba,
alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal
yangberkaitan dengan masalah pornografi dan masalah
sosial lainnya.
3. Tujuan Pembinaan dan Pengembangan UKS
Tujuan pembinaan dan pengembangan UKS adalah agar
pengelolaan UKS mulai dari pusat sampai ke daerah dan
sekolah/madrasah dilaksanakan secara terpadu, terarah,
intensif, berkesinambungan sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
4. Sasaran UKS
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi:
a. Sasaran Primer : peserta didik
b. Sasaran Sekunder : guru, pamong belajar/ tutor,
komite sekolah/orang tua, pengelola pendidikan dan
pengelola kesehatan, serta TP UKS disetiap jenjang
c. Sasaran Tertier : Lembaga pendidikan mulai dari
tingkat prasekolah sampai pada sekolah lanjutan
tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah
dan perguruan agama beserta lingkungannya.
4. Strategi Pelaksanaan
a. Seluruh jajaran Tim Pembina UKS perlu memperkuat
dan meningkatkan fungsi konsultatif dan advokasi
terhadap program-program UKS secara menyeluru
b. TP UKS Pusat menyusun kebijakan yang bersifat
operasional di daerah dilimpahkan kepada daerah
dengan memperhatikan kesehatan fisik, mental dan
sosial dengan penekanan pada paradigma sehat sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat;
c. peran serta komite sekolah dan menjalin kemitraan
dengan dunia usaha/LSM/ masyarakat lainnya.
Masing-masing sektor/ kementerian menempatkan
UKS sebagai program prioritas. Masing-masing
sektor/ kementerian mengalokasikan dam program
UKS sesuai dengan tupoksinya.
d. Mengoptimalkan peranan lembaga-lembaga
pendidikan yang ada baik pada jalur sekolah, maupun
jalur luar sekolah sesuai jenis dan jenjang pendidikan
terhadap program UKS.
e. Perlunya memantapkan standar pelayanan minimal
SPM UKS sebagai masukan bagi Provinsi,
Kabupaten/Kota dan legislatif;
f. Melakukan pertemuan-pertemuan periodik/ sebagai
forum komunikasi dan konsultasi secara nasional
setiap 2 (dua) tahun sekali dan daerah setiap tahun.
BAB XIV
ADMINISTRASI SEKOLAH SISWA BERPRESTASI
(OSN, FLS2N & O2SN)
14.1 PENDAHULUAN
14.3 TUJUAN
A.Administrasi Siswa
3. Tamat Belajar
Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua
mata pelajaran atau telah menempuh kurikulum sekolah dengan
memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat
belajar dari kepala sekolah. Dalam hal yang demikian, siswa sudah
tidak mempunyai hak lagi untuk tetap tinggal di sekolah yang
bersangkutan karena dianggap telah menguasai semua mata
pelajaran atau kurikulum sekolah. Tamat belajar untuk sekolah
menengah, pada dasarnya merupakan pencapaian salah satu tangga
untuk pendidikan lebih lanjut, atau pencapaian suatu keterampilan
yang dapat dipergunakan untuk menopang kehidupannya di
masyarakat.
Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik,
peranan guru sangat penting karena guru dapat menjadi model.
Untuk membuat siswa mempunyai disiplin yang tinggi, maka guru
harus mampu menjadi contoh atau panutan bagi siswa- siswanya.
Guru juga harus mampu menegakkan disiplin dan tidak merusaknya
sendiri. Di samping itu guru juga harus mampu mengambil
keputusan secara bijaksana dan konsisten untuk memberikan
ganjaran dan hukuman kepada para siswa yang pantas
mendapatkannya.
OSN
Salah satu indikator peningkatan mutu pada suatu jenjang
pendidikan adalah meningkatnya kemampuan peserta didik baik
mengenai substansi pelajaran maupun perkembangan kreativitas,
daya nalar, sikap, dan budi pekerti para peserta didik. Oleh karena
itu, kompetisi atau lomba kemampuan peserta didik dalam bentuk
olimpiade mata pelajaran untuk seluruh daerah perlu diadakan, agar
semangat dan komitmen para praktisi pendidikan di daerah tetap
terpelihara dan memungkinkan mereka selalu berupaya
meningkatkan kualitas pendidikan.
Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA atau yang sederajat telah dirintis sejak tahun 2003
merupakan salah satu wadah strategis untuk
merealisasikan paradigma pendidikan di atas. Pelaksanaan olimpiade
secara berkelanjutan akan berdampak positif pada peningkatan
kualitas pendidikan dan pembelajaran sehingga menjadi lebih kreatif
dan inovatif. Olimpiade Sains Nasional untuk peserta didik SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MAatau yang sederajat ini diselenggarakan untuk
memotivasi para peserta didik,guru, pengelola, dan pembina
pendidikan untuk berkompetisi secara sehat dengan mengedepankan
sportivitas guna mencapai prestasi terbaik, sekaligus
meningkatkan kualitas pendidikan di daerah masing-masing.
O2SN
FLS2N
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan maka perlu dilaksanakan berbagai
kegiatan yang sekaligus sebagai upaya dalam pemenuhan hak
peserta didik untuk mengaktualisasikan dirinya secara optimal.
Kegiatan tersebut di antaranya penyelenggaraan Festival dan Lomba
Seni Siswa Nasional (FLS2N). Kegiatan FLS2N dilaksanakan untuk
peserta didik tingkat sekolah dasar, secara berjenjang mulai dari
tingkat kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.FLS2N diharapkan
dapat menjadi salah satu pola pembinaan pendidikan dibidang seni
dan sastra di Indonesia. Di samping itu, akan menjadi ajang
pembentukan karakter peserta didik agar mempunyai daya cipta,
kelembutan hati serta kecintaan seni dan budaya bangsa.
Persyaratan Teknis.
Persyaratan Administrasi
DAFTAR PUSTAKA