Anda di halaman 1dari 15

Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

ASPEK KEPRIBADIAN DAN ETIKA GURU


MATEMATIKA IDEAL DALAM MEMBENTUK
KARAKTER SISWA
(THE IDEAL MATHEMATIC TEACHER’S PERSONALITY AND
ETHIC ASPECTS IN FORMING STUDENTS’ CHARACTERISTICS)

Ana Faiqoh1, Dwi Ajeng Setiani2, Elga Tania Diniyanti3, Wati Susilawati4
1
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, email: anafaiqoh98@gmail.com
2
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, email: ajengsetiani224@gmail.com
3
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, email: elgataniad@gmail.com
4
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, email: wati85@uinsgd.ac.id

Abstrak
Guru memiliki peranan yang signifikan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan serta menciptakan peserta didik yang berkarakter. Idealnya
seorang guru harus mempunyai kinerja dan kompetensi salah satunya
adalah kepribadian dan etika . Kepribadian dan etika guru yang ideal
menghasilkan generasi emas yang berkarakter dan kompetitif. Tujuan
artikel ini adalah untuk mendeskripsikan kepribadian dan etika guru
matematika ideal dalam membentuk karakter siswa. Artikel ini
merupakan penelitian kepustakaan (library research). (sebelum ini
harus ada isu dulu) Dari kajian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa kepribadian dan etika guru yang ideal dapat
membentuk siswa yang cerdas, kompetitif, dan berkarakter.
Kata kunci: Etika, Karakter Siswa, Kepribadian, Guru Ideal

Abstract
Basically, a Teacher has an important role in improving the education’s
quality. A Teacher is the main creator of education’s resource that
producing an ideal future generations. The purpose of this research is to
know the Mathematic Teacher’s ideal characteristics and ethics in
creating the students’ characteristics. The method used in this research is
the literature review, which originated from books and many other
published journals. From this research, it can be concluded that the
Teacher’s ideal characteristics and ethics can give a positive impact in
creating the students’ characteristics. Since the Teacher who has these
aspects, can indeed give a good example toward the students in the
teaching-learning process so it helps in creating their students’
characteristics.

Keywords: Ethics, Students’ Characteristics, Personality, Ideal Teacher

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak dalam kehidupan manusia, karena
manusia membutuhkan pendidikan guna membentuk dan mempersiapkan

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

pribadinya agar menjadi pribadi yang diharapkan. Oleh karenanya yang berperan
penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang potensial
adalah pendidikan, sehingga setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh
pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, tidak terlepas dari peran seorang guru. Hal ini
disebabkan guru merupakan bagian terpenting dalam pendidikan. Guru
merupakan faktor yang sangat signifikan dalam membentuk karakter siswa,
memberikan bekal pengetahuan yang bermanfaat, menanamkan nilai-nilai moral
budaya dan menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
Karena, guru lah yang berinteraksi secara langsung dengan siswa untuk
memberikan bimbingan.
Dalam perspektif Islam, guru merupakan sosok yang sangat dihargai dan
sosok yang sangat mulia dikarenakan islam sangat menghargai orang-orang yang
berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Karena hal ini dilihat dari
fungsi pendidik yang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter siswa,
lalu menjadi sosok yang digugu dan ditiru oleh siswa, bahkan menjadi suri
tauladan bagi siswa, sehingga guru bukan hanya bertugas untuk menyampaikan
kajian materi pembelajaran saja namun juga pengajaran mengenai akhlak. Oleh
karenanya, faktor yang menjadikan kualitas pendidikan dapat berjalan maju atau
mundur sangat dipengerahui oleh peran guru. Peran guru berkontribusi dalam
pembentukan karakter siswa, maka menjadi guru ideal merupakan hal penting.
Sebagai guru ideal perlulah setiap guru memenuhi kriteria yang dilihat dari
berbagai sudut, salah satu yang harus dimiliki ialah kepribadian dan etika yang
ideal, terutama sebagai guru matematika.
Namun kita ketahui bahwa saat ini banyak sekali permasalahan mengenai
kepribadian dan etika guru yang berdampak pada pembentukan karakter siswa,
salah satunya adalah seorang guru yang melakukan kekerasan terhadap siswa yang
bertujuan untuk dapat mendisiplinkan dan menanamkan rasa tanggung jawab
terhadap siswa yang telah melanggar peraturan. Pada kenyataannya, guru yang
melakukan tindakan kekerasan terhadap siswa hanya akan membuat mereka
trauma dan menimbulkan rasa takut terhadap guru tersebut saat proses
pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan untuk menjadikan siswa menjadi
disiplin ataupun bertanggung jawab tidak terpenuhi. Padahal, masih banyak cara
yang dapat dilakukan dalam memberikan hukuman terhadap siswa tanpa
merugikan kedua belah pihak. Karena jika alasan menggunakan kekerasan, maka
patuhnya ia terhadap guru bukan karena sungguh-sungguh patuh melainkan hanya
karena rasa takut. Selain itu, terdapat pula permasalahan mengenai sikap guru
yang kurang disukai oleh siswa.
Siswa yang diharapkan sebagai penerus generasi bangsa mulai dirasuki
kebiasaan tidak baik. Begitu banyaknya siswa yang berlaku kurang senonoh di
masyarakat, seperti terlibat narkoba, pergaulan bebas, kebiasaan tawuran antar
sesama pelajar, berkelahi, membolos dan lainnya. Permasalahan yang terjadi
berangkat dari pribadi yang kurang disiplin. Melihat kondisi tersebut, siswa harus
belajar disiplin dan gurulah yang harus memulainya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis ingin mengkaji bagaimana
kepribadian dan etika yang harus dimiliki guru matematika ideal dalam
membentuk karakter siswa.

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

PEMBAHASAN
Problematika Kepribadian Guru dan Karakter Siswa
Sebelum melangkah lebih jauh dalam mengkaji tentang peran kepribadian
dan etika seorang guru matematika ideal dalam membentuk karakter siswa, ada
baiknya melihat problematika kepribadian guru dan karakter siswa yang terjadi
saat ini.
Dalam proses pembentukan karakter siswa, guru merupakan sosok
terpenting dalam membentuk karakter siswa yang ideal. Namun, pada
kenyataannya banyak sekali problematika kepribadian guru matematika di
Indonesia yang sangat mempengaruhi proses pembentukan karakter siswa.
Menurut (Subianto, 2013), fenomena melorotnya akhlak generasi bangsa,
acapkali menjadi apologi bagi sebagian orang untuk memberikan kritik pedasnya
terhadap institusi pendidikan. Hal tersebut teramat wajar karena pendidikan
sesungguhnya memiliki misi dalam membentuk manusia dengan akhlak mulia,
karatekter akhlak mulia merupakan salah satu profil yang diharapkan dari praktek
pendidikan nasional.
Sekolah-sekolah memang melahirkan manusia cerdas, namun kurang
memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai moral dan sopan santun dalam
hidup bermasyarakat. Perhatian masyarakat saat ini menyoroti keberadaan guru
dan siswa dengan pandangan negatif. Rendahnya mutu guru atau rendahnya
kualitas pendidikan guru sangat perlu diperhatikan untuk menunjang
keprofesionalan guru dalam berprofesi. Lebih tragis lagi, kemerosotan moral pada
siswa siswi dianggap karena kegagalan guru dalam mendidik dan memberi suri
tauladan, dimana suri tauladan tersebut berasal dari kepribadian yang dimiliki
seorang guru.
Melemahnya kompetensi kepribadian guru yang sedang menjalar dalam
dunia pendidikan mulai dari kasus kekerasan non fisik seperti memaki, mencaci,
dan beberapa tindakan fisik seperti mencubit, memukul dan tindakan kekerasan
lainnya. Selain itu, terdapat pula permasalahan mengenai sikap guru yang kurang
disukai olehsiswa, seperti halnya guru yang suka merokok dilingkungan sekolah,
memakai pakaian yang kurang sesuai dengan aturan, sering datang terlambat
dalam proses pembelajaran dan permasalahan lainnya, yang berdampak pada
pembentukan siswa yang tidak maksimal. (Hilman, 2010). Tindakan seorang guru
yang kurang baik seperti ini akan ditiru oleh siswanya kelak. Guru harus menjadi
model dalam pembelajaran pendidikan moral, kegiatan pembiasaan dapat
diintegrasikan pada proses pembelajaran disekolah misalnya; gotong royong,
bakti sosial, shalat berjamaah, membaca Al-Quran dan lain-lain, kegiatan-
kegiatan tersebut wajib diikuti oleh warga sekolah termasuk guru. Kecenderungan
tugas guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan tanpa memperhatikan nilai-nilai
moral yang terkandung dalam ilmu pengetahuan tersebut terutama ilmu
pengetahuan matematika, apalagi kondisi pembelajaran saat ini sangat
berorientasi pada peroleh angka-angka sebagai standarisasi kualitas pendidikan.
(Fachrunnisa, 2016)
Permasalahan yang tampak dalam kasus siswa pada saat ini contohnya
menurut (Islami, 2017) adalah (1) Tidak disiplin, perilaku tidak disiplin dapat kita
lihat bahwa masih ada beberapa siswa yang sering membolos sekolah, terlambat
sekolah dan hal lain yang melanggar peraturan sekolah. (2) Tidak jujur, perilaku
tidak jujur seorang siswa terlihat pada saat mereka sedang melaksanakan ujian,

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

yakni perilaku mencontek, masih adanya siswa yang belum bisa jujur dalam
mengerjakan soal-soal mereka. Dari mulai ulangan harian, UTS maupun UAS
masih terdapat siswa yang tengok kanan kiri dalam mengerjakannya. Dan banyak
siswa yang tidak mau berterus terang kepada gurunya. (3) Tawuran antarsekolah
dan tindakan kekerasan yang hidup di dunia pendidikan formal. Perilaku tawuran
atau kekerasan dan perilaku tidak terpuji lainnya di sekolah-sekolah, tidak
mungkin terjadi dengan tiba-tiba. Seseorang menampilkan perilaku tersebut
merupakan hasil belajar juga, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Seorang guru tidak hanya sebatas menyampaikan informasi dan
memindahkan pengetahuan sesuai dengan bidangnya saja tanpa menyampaikan
materi etika dan bermoral sedikitpun, guru harus memiliki pribadi yang disiplin,
arif, dan berwibawa. Sehingga dengan situasi seperti saat ini, para guru seharusnya
mempunyai fungsi ganda. Pertama, mereka mengajar sesuai dengan bidangnya.
Kedua, mereka juga harus memunyai kepribadian yang baik serta membimbing
etika, tata krama dan sopan-santun. (Echsanudin, 2011)
Oleh karena itu, pendidikan kita harus peduli terhadap upaya untuk
mencegah perilaku kekerasan atau perilaku tidak terpuji lainnya secara dini
melalui program pendidikan, Agar budaya damai, sikap toleransi, empati, dan
sebagainya, dapat ditanamkan kepada Peserta didik semenjak mereka berada di
tingkat pendidikan pra sekolah maupun pada tingkat pendidikan dasar. (Wahyu,
2011)

Profil Guru Ideal


Guru merupakan faktor penting dalam membentuk karakter siswa melalui
perkembangan kepribadian, etika serta nilai-nilai yang terpuji. Salah satu indikator
yang menentukan keberhasilan sebuah generasi ialah peran guru. Guru tidak hanya
menciptakan generasi muda yang berkualitas dari sisi intelektual saja, melainkan
juga melalui tata cara berprilaku dalam masyarakat.
Dalam Kamus Besar Psikologi, Profil adalah sebuah tampilan umum watak
dan karakteristik, kepribadian individu yang ditampilkan terikat dengan
seperangkat norma bagi populasi secara menyeluruh. Sedangkan guru adalah
orang-orang yang secara sadar bertugas mengarahkan pengalaman serta perilaku
dari seorang individu hingga dapat terjadi pendidikan (Hamzah, 2011). Adapun
yang dimaksud dengan sikap ideal ini dapat mengarah pada perilaku Nabi
Muhammad saw, yang menjadi teladan bagi umatnya karena beliau merupakan
satu-satunya pendidik yang berhasil dalam menyiarkan agama islam. Sehingga
profil guru ideal dapat didefinisikan sebagai sosok seseorang yang mempunyai
tugas pokok mengajar, mendidik, membina, membimbing siswanya secara sadar
dan terarah untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa.
Guru dipandang ideal dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya
memiliki kepribadian dan etika yang sesuai dengan kode etik dan undang-undang
yang mengatur tentang pendidik yaitu guru dan dosen. Hal ini penting karena
dengan memiliki aspek tersebut dapat menunjang pada saat proses pembelajaran
dan secara otomatis akan diamati dan dijadikan contoh oleh peserta didik.
Untuk dapat mencapai predikat sebagai guru yang ideal bukanlah suatu hal
yang mudah, apalagi sebagai guru matematika. Karena pada dasarnya matematika
mempelajari bagaimana agar kita dapat berpikir menggunakan logika dengan baik,
selain itu juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis suatu persoalan.

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

Namun ada yang menganggap matematika adalah pelajaran yang tidak


menyenangkan, sulit dipahami dengan berbagai tugas atau soal yang
menyulitkan, sehingga tidak semua individu dapat mengerjakannya. Perasaan-
perasaan tersebut memunculkan perasaan cemas atau dalam hal ini disebut
sebagai kecemasan matematika, terlebih jika guru yang mengajarkannya memiliki
sifat yang kurang menyenangkan, hal itu hanya akan membuat peserta didik
ketakutan dan tentunya tidak dapat menguasai pelajaran matematika. (Dzulfikar,
2016)
Sikap, kepribadian dan etika seseorang pada hakikatnya, berhubungan
langsung dalam proses interaksi dengan orang lain. Begitu pula dengan guru yang
setiap hari akan berinteraksi dengan siswa, tentu harus memiliki sikap, kepribadian
dan etika yang baik karena selain dilihat dan dicermati oleh peserta didik, maka
lama-kelamaan peserta didik pun akan menirunya. Hal ini berhubungan pula
dengan guru bukan hanya sekedar bertanggung jawab dalam proses pembelajaran
saja. Tetapi juga dalam membentuk karakter peserta didik yang diharapkan lebih
baik dan sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di lingkungan masyarakat.
Maka dari itu, perlu dipersiapkan calon guru yang berkarakter dan memiliki moral
yang baik melalui pelatihan dan pembinaan. Baik secara formal yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun secara informal.
Menjadi sosok guru ideal tentu menjadi dambaan bagi setiap guru yang
dapat dipandang dari sudut manapun. Selain menjadi sosok guru ideal dan disenangi
oleh peserta didik, guru juga harus bisa menempatkan diri dimana ia boleh berada
menjadi sahabat atau teman dengan peserta didiknya tetapi harus pula mengetahui
batasan – batasannya. Karena peserta didik terlebih dahulu tentu akan menyenangi
siapa yang mengajarnya, sebelum menyenangi pelajaran yang akan diajarkan.
Menurut Sahrudin menyatakan bahwa ada beberapa ciri guru matematika
ideal yaitu: 1) sosok guru yang dapat menjadi teladan dan selalu memberikan
contoh yang baik untuk peserta didiknya 2) guru yang menguasai dan memahami
tentang materi dan konsep-konsep dasar matematika dengan baik. Dapat
menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya 3) guru yang memahami benar
akan tugas dan profesinya 4) guru yang mencontoh sifat – sifat Nabi Muhammad
SAW dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu diantara sifat
nabi adalah sidiq, tablig, amanah, dan fathonah. 5) guru yang mempunyai 5
kecerdasan yaitu: kecerdasan intelektual, moral, sosial, emosional, dan motorik.
Selain itu guru harus memiliki sifat yang sabar dan percaya diri. Sabar
dalam menghadapi peserta didik yang bermasalah ataupun peserta didik yang
lamban dalam memahami pelajaran matematika karena kemampuan dan
karakteristik setiap peserta didik itu berbeda–beda, dan percaya diri adalah
menunjukkan bahwa kita mampu mengajarkan sehingga peserta didik akan
menguasai matematika itu dapat terlaksana. Jangan pernah marah apalagi sampai
menunjuk peserta didik, karena hal itu akan membuat mereka tidak menyukai kita
bahkan pelajaran matematika yang kita ajarkan. Dan pada dasarnya, belajar
matematika dapat bermanfaat untuk menyelesaiakan persoalan dengan banyak cara
tetapi tujuannya sama. Disamping itu, agar kita lebih kritis atau cepat tanggap dalam
menghadapi suatu permasalahan.
Guru matematika yang ideal tentunya dapat memahami dan menguasai
model dan metode pembelajaran, serta memiliki kepribadian dan etika yang baik.
Untuk itu kita sebagai pendidik dan calon pendidik harus memiliki kriteria guru

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

yang ideal. Karena dengan lahirnya guru-guru yang ideal akan membantu dalam
proses pencapaian tujuan pendidikan.

Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal


Kepribadian seorang guru merupakan peran penting bagi penyeimbangnya
pengetahuan antara pendidikan dan keterampilan dalam melaksanakan profesinya
sebagai pendidik terutama dalam proses pembelajaran. Ketika pengetahuan dan
keahlian berjalan seimbang maka akan mempengaruhi perubahan perilaku yang
positif dalam pembelajaran. Sebaliknya, ketika penyeimbangnya lemah,
kepribadian guru tidak akan banyak membantu, sehingga pengetahuan dan
keterampilan guru tidak akan berjalan efektif, bahkan dapat merusak proses dan
hasil dari suatu pendidikan. Dalam dunia pendidikan perlu adanya pembahasan
mengenai kepribadian guru sebagai pendidik, karena guru adalah panutan bagi
peserta didiknya. Agar terlaksananya kepribadian guru yang baik maka guru akan
menjadi lebih profesional, serta memiliki kompetensi kepribadian yang baik .
Kemudian, kepribadian juga merupakan prilaku dalam berbagai aspek yang secara
kualitatif akan membentuk keunikan atau ciri khas seseorang dalam interaksi
dengan lingkungan diberbagai situasi dan kondisi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepribadian adalah sifat hakiki
yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari
orang atau bangsa lain. Kepribadian guru berpengaruh langsung terhadap kebiasaan
para peserta didiknya. Kepribadian yang dimaksud di sini meliputi pengetahuan dan
keterampilan yang ideal, serta pandangan tentang orang lain yang dimilikinya.
Beberapa percobaan dari hasil observasi memperkuat kenyataan bahwa banyak dari
paeserta didik yang meniru kebiasaan yang dilakukan oleh gurunya. Sebuah
pengalaman memperlihatkan bahwa adanya masalah, seperti halnya motivasi,
disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, maupun hasrat belajar yang berkepanjangan.
Itu semua adalah pengaruh dari kepribadian guru. (Hamalik, 2014)
Ciri-ciri kepribadian guru ialah pandangan masyarakat dan individu
terhadap profesi guru, individu, kecenderungan untuk profesi guru, serta
keberhasilan profesional guru dan status dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh
pilihan profesi. Dengan demikian ciri kepribadian guru dapat mempengaruhi
pilihan profesi, manajemen kelas dan hubungan interaktif dengan siswa.
Efektivitas mengajar ditentukan oleh beberapa faktor, seperti lingkungan,
kepribadian guru, kepribadian siswa, metode yang digunakan untuk pendidikan
sesuai dengan kepribadian dari dua aktor (siswa dan guru) dan lain-lain
(Darojah & Hadijah, 2016)
Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 mengemukakan bahwa kompetensi
kepribadian guru ideal meliputi kepribadian yang mantap, penuh wibawa, dan
menjadi cerminan bagi para peserta didik. Kepribadian guru sangat menentukan
tingkat keberhasilan dalam mendidik dan membangun kepribadian siswa karena
guru merupakan cerminan baginya. Dengan demikian, guru harus memiliki
kepribadian yang baik agar mampu menginspirasi siswanya. Dalam Undang –
undang Permendiknas No. 16 tahun 2007, kemampuan standar kompetensi
kepribadian guru ideal terdiri atas lima kompetensi utama, yaitu: (1) Berpilaku
sesuai dengan norma agama, norma sosial, norma hukum, serta menjunjung tinggi
budaya Indonesia; (2) Menjadikan pribadi yang berakhlak mulia, sehingga dapat
menjadi cerminan bagi peserta didik dan masyarakat; (3) Menampilkan pribadi

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

dewasa dengan penuh wibawa. (4) Menunjukkan kerja keras serta tanggung jawab
yang tinggi dengan penuh rasa percaya diri; dan (5) Menjunjung tinggi kode etik
profesi guru. (Sapan, Darwis, & Minggi, 2017)
Sebagai seseorang yang dijadikan cerminan bagi para peserta didik, guru
harus memiliki kemampuan yang berhubungan dengan aspek pengembangan
kepribadian. Berikut poin – poin kompetensi kepribadian guru matematika yang
ideal diantaranya: (1) Guru dituntut memiliki kepribadin yang stabil dan konsisten.
Guru bertindak sebagai penyampai yang sesuai dengan norma hukum maupun
norma sosial. Sangat disayangkan jika ada seorang guru melakukan tindakan yang
tidak terpuji, dan tidak profesional, atau melakukan hal yang tidak mencerminkan
prilaku seorang guru sama sekali. (2) memiliki kepribadian yang lebih dewasa.
Kedewasaan seorang guru dapat dilihat dari caranya mengatur emosi atau
amarahnya. Untuk itu, sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai mental yang
kuat agar tidak mudah terbawa sifat emosi. Sebab, jika seorang guru terlihat emosi
yang berlebihan akan menjadi trauma dan takut untuk melanjutkan proses
pembelajaran. Alasan ini akan berdampak pada turunnya minat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran. (3) memiliki kepribadian yang terbuka.
Keterbukaan terhadap para peserta didik akan berdampak baik pada hubungan guru
dengan muridnya. Karena itu menunjukkan keterbukannya dalam berfikir maupun
dalam bertindak. (4) Kepribadian yang berwibawa. Kepribadian ini ditunjukkan
kepada para peserta didik agar berpengaruh positif terhadap siswa sehingga siswa
akan menghormatinya. (5) Menjadi teladan bagi siswa. Menjadi seseorang yang
menjadi contoh bagi para murid, sudah seharusnya seorang guru bisa menjadi
teladan yang baik agar kelak para muridnya bisa berfikir dan berprilaku sebagai
seseorang yang teladan juga.karena guru akan selalu menjadi contoh bagi peserta
didiknya. (6) Memiliki akhlak yang terpuji. Guru diharuskan berakhlak terpuji
karena perannya yang sangat penting sebagai penasihat bagi para muridnya.
Bimbingan pertama seorang guru bukanlah dari materi melainkan membimbing
peserta didik itu sendiri kea rah yang positif yaitu kearah yang lebih baik. Guru
adalah cerminan bagi siapapun yang mengenalnya terutama peserta didiknya,
karena guru adalah seseorang yang akan membantu perubahan dalam negeri ini.
(Adawiyah, 2016)
Menurut (Nursyamsi, 2014), ada beberapa cara untuk memahami
bagaimana perkembangan kepribadian seorang guru, diantaranya adalah (1)
Pembahasan. Mengerjakan suatu pekerjaan yang terampil secara terus menerus
dengan konsisten dalam waktu yang lama, sehingga pekerjaan itu benar-benar
dikuasai dan akhirnya menjadi kebiasaan yang susah untuk ditinggalkan. Proses ini
akan berubah menjadi kebiasaan, yang pada akhirnya akan menjadi sifat-sifat
pribadi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. (2) Peneladanan. mencontoh
suatu pemikiran, sikap, sifat-sifat dan perilaku orang yang dikagumi, sehingga akan
ditiru dan dijadikan kebiasaan oleh diri sendiri. (3) Pemahaman yang akan
diterapkan suatu saat nanti. Berusaha untuk mempelajari serta memahami sesuatu
yang baik, kemudian berusaha untuk mendalami dan menjiwainya, sehingga suatu
saat nanti akan diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. (4) Ibadah wajib yang
dibarengi dengan ibadah sunah serta berbuat baik dibarengi dengan niat karena
Allah, akan mengembangkan kualitas terpuji pada mereka yang melaksanakannya.
“ ... Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan
ketahuilah mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

lain)...” (QS. Al-Ankabut : 45)


Guru dinilai sebagai pembimbing yang baik karena mereka mampu melihat
ke dalam diri mereka sendiri. Guru yang bisa membawa angin perubahan kepada
peserta didik yang berkomunikasikan dengan orang lain, mampu menyelesaikan
masalah siswanya di kelas, dapat diandalkan dan dipercayai, disenangi
kehadirannya oleh siswa, bersikap konsekuen, berwibawa dan berharga adalah
contoh dari guru yang mempunyai sifat yang terpuji dan mempunyai kepribadian
yang patut dijadikan contoh dari guru yang mempunyai sifat yang terpuji dan
mempunyai kepribadian yang patut dijadikan contoh oleh muridnya. Maka dari itu
dapat dilihat bahwa karakteristik kepribadian guru yang baik, yang membedakan
mereka dengan guru yang kurang mempunyai kepribadian yang baik di mata
peserta didiknya. Untuk itu para guru seharusnya meningkatkan kesadaran tentang
diri mereka dan anak didiknya, karena mengajar adalah suatu pekerjaan berbagi
pengalaman dan proses interaksi secara langsung dengan siswa. Oleh Karena itu,
sikap-sikap guru terhadap diri sendiri dan peserta didik, akan menjadi lebih penting
dalam mempengaruhi gaya mengajar yang lebih disenangi siswa-siswa di kelas.
Memiliki kualitas hubungan yang kondusif diciptakan oleh guru dengan para
siswanya merupakan hal yang penting, dan kondisi ini dapat tercapai apabila
dibarengi dengan kepribadian guru yang baik.
Pada dasarnya semua guru dalam hatinya menginginkan hasil yang
sempurna untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka juga berharap
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik kearah yang lebih positif melalui
proses pembelajaran. Untuk mencapai itu semua, tentu guru haruslah memiliki
kepribadian yang baik, guru juga seharusnya terbuka dengan para perserta didiknya
agar menjadi panutan bagi mereka semua.
Se;ain dari kepribadian yang baik, seorang guru tentunya harus memiliki etika
yang baik pula. Etika sebagai seorang pendidik merupakan persoalan yang sangat
sensitif, pasalnya etika akan menentukan seorang guru dalam berinteraksi dengan
siswa, menentukan cara belajar mengajar seorang guru dalam kelas, menentukan
perilaku guru terhadap segala permasalahan, menentukan suasana kelas saat proses
pembelajaran, dan hal lainnya. Sehingga, etika profesi keguruan hal mutlak yang
diperlukan dalam dunia pendidikan terutama sebagai guru matematika. Dalam
profesi guru harus memiliki kesadaran yang baik dalam mengimplementasikan
etika profesi, agar dapat dipercaya oleh masyarakat. mengingat etika merupakan
aspek terpenting yang harus dipenuhi seorang guru.
Kata etika acap kali kita dengar sebagai suatu kata yang fundamental
dalam kehidupan manusia. Kata etika bukanlah kata yang hanya dikonsumsi oleh
para cendekia, pemuka agama, maupun guru. Kata etika merupakan kata yang
sudah sangat familiar di dalam kehidupan seluruh manusia di muka bumi. Secara
singkat pengertian etika yang pertama dirumuskan sebagai “sistem nilai” yang
bisa berlaku pada individu maupun masyarakat. Sedangkan pengertian kedua
“etika“ merupakan ilmu tentang perilaku baik buruk seseorang. Sedangkan dalam
arti etika yang ketiga berhubungan dengan filsafat moral (Ibrahim & Hendriani,
2017).
Dalam Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, M.Sastrapradja (Sarjana &
Khayati, 2016) mendefenisikan etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan
keluruhan budi (baik dan buruk). Sehingga etika adalah sikap atau akhlak
seseorang, baik ketika berinteraksi dengan orang lain maupun ketika sendirian

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

yang didasarkan kepada ajaran agama Islam. Oleh karena itu, sebagai pendidik
aspek etika harus selalu dikembangkan karena berkaitan dengan nilai moralitas
yang dapat mencerminkan kepribadian pendidik dalam proses pembelajaran.
Guru dalam menjalankan profesinya menyangkut urusan memanusiakan
manusia (humanisasi), sehingga akan berdampak buruk jika setiap perangai guru
tidak berbalut nilai-nilai etika, niscaya fenomena dehumanisasi akan menggejala
dalam proses pendidikan dan muncul kekhawatiran yang panjang terhadap
pembentukan moralitas peserta didik yang merupakan sumber daya manusia yang
terpenting. (Ibrahim & Hendriani, 2017). Dengan adanya etika, setiap guru
memiliki hak masing-masing dalam memutuskan perilaku paling baik yang ada
pada dirinya sesuai dengan norma yang berlaku. Sehingga dengan perilaku baik
tersebut akan menimbulkan hal positif terhadap hubungan antar manusia, yang
menjadikan hubungan tersebut menjadi harmonis, saling menghormati,
menghargai dan sebagainya. Sehingga etika dapat memberikan hubungan baik dan
harmonis antara guru dan siswa.
Kemudian, dalam kinerja guru matematika tidak terbatas pada penyampaian
materi pelajaran yang bersifat kognitif saja tetapi harus di prioritaskan juga dalam
afektif dan psikomotorik. Guru harus belajar dan meningkatkan diri khususnya
dalam aspek etika. Persoalan ini begitu penting untuk bekal etika yang harus
dimiliki oleh pribadi seorang guru, terutama sebagai guru matematika dalam
berinteraksi dengan peserta didiknya dan hubungannya terhadap materi dalam
pengajarannya. Seorang guru matematika tidak hanya mengajarkan tentang
matematika tersebut tetapi juga memberi pengajaran terhadap peserta didik
mengenai moral dan etika yang baik atau buruk agar membentuk karakter yang baik
dalam diri siswa. Di dalam kurikulum 2013, aspek terpenting yang menjadi
penilaian terhadap siswa adalah sikap yang dimiliki peserta didik, yakni harus
bersikap jujur, disiplin, bertanggung jawab, memiliki sopan santun dan mempunyai
pendirian. Proses pembelajaran harus selalu berjalan dengan baik karena karakter
dan keterampilan yang dimiliki siswa terbentuk dari proses pembelajaran yang
berlangsung. (Khoiriyah, 2016).
Mengingat betapa pentingnya etika guru, Rasulullah SAW adalah sosok
figur yang paling sukses dalam mendidik. Rasul melandasi setiap gerak-gerik
langkahnya dengan “cinta” , sebagaimana firman Allah dalam surah āli-Imrān ayat
159. Dalam sebuah kajian nyata, etika pendidikan mengharuskan pendidik
melakukan sesuatu tindakan yang beretika, terutama dalam proses pembelajaran.
Proses pendidikan harus dijalankan dengan etika yang diharapkan, karena melalui
pembelajaran tidak hanya berkaitan menganai sisi penanaman nilai baiknya saja
namun juga berkaitan dengan sisi penerapan etika baik kepada peserta didik
maupun pendidik. (Tanyid, 2014)
Dalam kitab Tadzkirah al-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-Alim wa al-
Muta’allim, Ibn Jama’ah lebih rinci lagi menjelaskan konsep guru ini dalam
kaitannya dengan etika seorang guru, baik terhadap dirinya sendiri, maupun
terhadap muridnya, bahkan terhadap mata pelajaran, termasuk etika dalam proses
belajar mengajar. Untuk etika yang harus dimiliki guru diantaranya adalah (1)
Selalu konsisten bahwa dirinya ada dalam pengawasan Allah. Hal ini membawa
konsekuensi bagi seorang guru bahwa dirinya selalu ada dibawah pengawasan
Allah baik lahir maupun bathin, dengan demikian pada setiap gerakannya,
diamnya, perkataannya serta perbuatannya selalu didasari oleh perasaan bahwa

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

dirinya diawasi oleh Allah, selanjutnya ia harus memiliki loyalitas atas


pengetahuan dan pemahamannya. (2) Menjaga keberlangsungan ilmu. Upaya
yang dilakukan guru adalah menjaga keutuhan ilmu sebagai suatu kemuliaan,
baik secara konsep maupun secara praktis metodologis. Imam Zuhri dalam kaitan
dengan ini berpendapat bahwa perginya pengajar dari muridnya atau
meninggalkan tugas mengajar tanpa alasan merupakan suatu kerendahan ilmu.
(3) Bersikap zuhud. Mengimplementasikan sikap zuhud dan tidak terlalu
tergantung kepada aspek material. Artinya bahwa secara wajar manusia boleh
senang pada materi, namun bila menjadi orang yang materialistis itu tidak
dibenarkan. (4) Tidak menjadikan ilmu sebagai katalisator bagi pencapaian
tujuan- tujuan duniawiyah. Maksudnya ilmu yang kita peroleh jangan dijadikan
sandaran sebagai tangga untuk memperoleh kemegahan, harta, kepangkatan,
popularitas, jabatan, dan sejenisnya. Berkaitan dengan hal dimaksud, Imam
Syafi’i mengingatkan bahwa: “aku lebih suka orang belajar ilmu kepadaku
dengan tanpa menisbatkan kepadaku walaupun satu huruf”. Dengan demikian
orang tersebut terus mengembara dan rakus terhadap ilmu yang dicarinya. (5)
Menjauhi perbuatan tidak patut serta hal-hal yang makruh baik secara adat
maupun syari’ah. Perbuatan yang seyogiyanya dihindari oleh seorang guru yaitu
hal-hal yang dapat mengurangi kredibilitas dan kapabilitas sebagai seorang
pendidik, sekalipun hal tersebut diperbolehkan. Jika hal tersebut terpaksa
melakukannya maka ia harus dapat memberitahukan hikmah dibalik apa yang
dilakukannya, agar tidak menimbulkan persepsi yang negatif bagi dirinya. (6)
Membiasakan diri dalam pergaulan dengan akhlak mulia. Perilaku tersebut
diantaranya; bermanis muka, menyebarkan salam, menjamu dan menjauhkan
timbulnya kemarahan, menutupi aib orang lain, menyayangi pakir miskin,
harmonis dengan tetangga dan karib kerabat, suka tolong-menolong dalam
kebaikan, memberikan tindakan dengan arif dan bijak bila melihat kemunkaran,
dan sebagainya. (Asikin, 2015)
Dalam pendidikan islam, guru memiliki kode etik yang harus diterapkan
dalam diri guru tersebut yakni guru harus interaksi yang aktif antara pendidik dan
peserta didik, harus memperhatikan kondisi dan kemampuan peserta didik,
mengetahui norma-norma hubungan pendidik dan peserta didik, dan mempunyai
kompetensi keadilan yang sesuai (Mujid, 2008). Sedangkan di Indonesia juga
memiliki kode etik guru, dalam hal ini setiap guru harus menerapkan kode etik guru
yang berlaku di Indonesia karena kode etik Indonesia merupakan hasil kesepakatan
yang diterima oleh setiap guru di Indonesia mengenai norma-norma dan asas
seorang guru. Kode etik yang disepakati bersama bertujuan agar pendidik memiliki
pedoman sikap dan perilaku dalam mengimplementasikan tugas profesinya, dimana
pedoman sikap dan perilaku di kode etik guru Indonesia dimaksudkan agar pendidik
mampu membedakan perilaku baik dan yang buruk, boleh dan tidak boleh
dilaksanakan selama menunaikan tugas sebagai pendidik. Sehingga, seorang guru
haruslah mengimplementasikan kode etik yang berlaku, begitupula sebagai guru
matematika yang ideal harus mengikuti kode etik tersebut agar peserta didik dapat
belajar dengan nyaman saat proses pembelajaran matematika berlangsung dan
dapat pula membentuk karakter peserta didik yang diharapkan. Karena apabila guru
selalu memiliki etika yang baik, maka dia tidak segan mewariskan kepada peserta
didiknya. Peserta didik akan meniru segala tingkah lakunya, perkataannya, dan
gerak geriknya. Setiap terjadi kekurangan etika, maka cepat nampak diketahui oleh

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

murid-muridnya. Sorotan mata mereka itu tembus, yang akan membakar hati
nuraninya, terasa dalam hatinya kekurangan itu, bagaimanapun dia berusaha keras
untuk menutupinya.
Sehingga, kunci keberhasilan atau faktor penentu seorang pendidik dalam
membangun karakter siswa salah satunya adalah etika seorang guru tersebut. Oleh
karena itu, sebagai guru matematika haruslah menerapkan etika yang ideal dalam
proses pembelajaran matematika yang diantaranya adalah mengajarkan dan
mempraktikan etika agama, selalu menghiasi wajahnya dengan senyum, selalu
menggunakan kata-kata yang baik saat berinteaksi, selalu memperhatikan dan
membimbing siswa yang melakukan kesalahan, selalu menjawab pertanyaan
siswa, menjaga kebersihan diri dan pakaiannya, memiliki keikhlasan dalam
melaksanakan tugas mengajar, dapat membimbing murid agar memiliki niat yang
baik dalam belajar, mengajak peserta didik cinta terhadap ilmu-ilmu yang
dipelajari, membuat peserta didik ingin mencari tau mengenai hal yang berkaitan
dengan ilmu tersebut, memperhatikan peserta didik untuk selalu menyimak dan
memahami materi pelajaran dengan baik, selalu memberikan motivasi untuk
berprestasi, melakukan monitoring setiap saat kepada peserta didiknya, memiliki
suara saat mengajar yang stabil yakni tidak meninggikan ataupun merendahkan
suaranya hingga tidak memberikan manfaat yang sempurna. (Asikin, 2015)

Pembentukan Karakter Siswa


Ketika bangsa Indonesia bersepakat untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri bangsa
menyadari bahwa paling tidak ada tiga tantangan besar harus dihadapi. Pertama,
mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat. Kedua, membangun bangsa dan
yang ketiga membangun karakter. Salah satu pendiri bangsa, presiden pertama
republik Indonesia, Bung Karno, menegaskan : “Bangsa ini harus dibangun dengan
mendahulukan pembangunan karakter (character building) karena character
building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan
jaya serta bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa
ini akan menjadi bangsa kuli” (Samani M. , 2012)
Di Indonesia, pembentukan karakter telah diupayakan melalui pendidikan
karakter baik di sekolah atau madarasah maupun di perguruan tinggi yang dikenal
dengan istilah pendidikan karakter. Integrasi nilai-nilai karakter dalam
pembelajaran dimulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, hingga
evaluasi. Dalam hal ini perencanaan pembelajaran merupakan jaminan bahwa nilai-
nilai karakter memang didesain untuk ditanamkan. Oleh karenanya penanaman
nilai-nilai tersebut menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan (Suprapto, 2013)
Menurut Aunillah (Audina, 2017) pengertian pendidikan karakter adalah
sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa, yang mengandung
komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad, serta adanya kemampuan dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga akan terwujud
insan kamil. Sedangkan menurut (Mufid, 2016) Pendidikan karakter merupakan
sistem pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada siswa agar
mereka memiliki nilai-nilai dan karakter serta menerapkan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan sebagai wujud karakter tersebut.

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

Dalam pendidikan karakter disekolah, guru merupakan sosok yang


memegang peranan sentral, dan guru pun dianggap sebagai orangtua siswa dalam
lingkungan sekolah khususnya guru matematika. Peran guru begitu berarti dalam
membentuk karakter siswa diluar dari pengaruh lingkungan siswa tersebut. Guru
matematika belum bisa dikatakan sukses mendidik, jika siswa hanya memiliki
kecerdasan intelektual mengenai matematika saja. Guru dikatakan sukses, jika
siswanya memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh sebab itu,
pentingnya diadakan program pendidikan karakter disekolah agar bisa dijadikan
sebagai sarana pembentukan karakter siswa (Hardiyana, 2014). Karena membentuk
karakter tidak bisa dilakukan dalam sekejap dengan memberikan nasihat, perintah,
atau instruksi, namun lebih dari hal tersebut. Pembentukan karakter memerlukan
teladan atau role model, kesabaran, pembiasaan, dan pengulangan.
Kehidupan guru adalah figur yang paripurna, sehingga kepribadian dan
etika guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan,
khususnya dalam pembentukan karakter siswa. Sehubungan dengan perannya
sebagai pembentuk karakter siswa di sekolah, guru matematika pun perlu
mengembangkan kepribadian dan etika dalam dirinya, karena dengan memiliki
kepribadian dan etika yang ideal, maka guru dapat membentuk siswa yang
berkarakter. Oleh karena itu, setiap guru dituntut untuk sungguh-sungguh
menjalankan peran tersebut, karena jika salah membentuk karakter siswa akan
berakibat fatal bagi kehidupannya. Semua itu menunjukkan bahwa kepribadian dan
etika guru yang ideal sangat dibutuhkan oleh siswa dalam proses pembentukan
karakternya (Rochman & Gunawan, 2011). Untuk mencegah siswa melakukan hal-
hal yang fatal maka diperlukan pembinaan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Pembinaan yang dirasa sangat efektif adalah pembinaan yang
dilaksanakan masa usia kanak-kanak, atau masa usia sekolah. Pada masa ini, guru
memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan karakter siswanya dengan
nilai-nilai yang digali dari nilai-nilai Pancasila termasuk dari nilai-nilai budaya
lokal (Nasrullah, 2015). Keberhasilan pembentukan karakter siswa di sekolah,
apabila siswa dan guru berasal dari budaya lokal yang sama. Guru yang mengenal
lebih dalam budaya lokal siswanya akan lebih lancar dan lebih berhasil dalam
pembentukan karakter siswanya dibandingkan dengan guru yang kurang mengenal
atau kurang memahami budaya lokal siswanya.
Untuk mewujudkan dan terciptanya keberhasilan dalam proses belajar
mengajar di sekolah dalam membentuk karakter siswa, memerlukan upaya yang
efektif dan langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh pihak lembaga
pendidikan, kepala sekolah, guru-guru maupun praktisi pendidikan dalam
membentuk karakter siswa. Metode pendidikan karakter dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan dan dapat berupa berbagai kegiatan yang dilakukan baik
secara intra kurikuler maupun ekstra kurikuler. Strategi ini dilakukan melalui sikap-
sikap sebagai berikut; keteladanan, penanaman kedisiplinan, pembiasaan,
menciptakan suasanan kondusif, integrasi dan internalisasi. Oleh karenanya,
seorang guru matematika harus memiliki kepribadian dan etika yang ideal, karena
dalam pendidikan karakter seorang guru harus membentuk watak, kecakapan,
kemampuan dan mengembangkan potensi siswa menjadi manusia yang memiliki
karakter yang baik, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
memiliki keperbadian mulia dalam kehidupannya.

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

SIMPULAN
Guru dipandang ideal dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya
memiliki aspek kepribadian dan etika yang sesuai dengan norma dan kode etik
keguruan. Kepribadian seorang guru matematika haruslah sesuai dengan
kompetensi kepribadian guru menurut Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 dan
juga sesuai dengan permendiknas No. 16 tahun 2007 mengenai kemampuan standar
kompetensi kepribadian. Sedangkan etika yang dimiliki guru matematika harus
sesuai dengan kode etik yang berlaku di Indonesia serta kode etik yang sesuai
dengan pendidikan islam.
Kepribadian dan etika guru yang ideal dapat memberi pengaruh positif
terhadap pembentukan karakter siswa. Karena guru yang memiliki aspek tersebut,
tentu akan memberikan contoh yang baik terhadap siswa dalam proses
pembelajaran sehingga membantu dalam pembentukan karakter siswanya. Namun
seperti permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa masih terdapat
masalah-masalah yang berhubungan dengan kepribadian dan etika guru
matematika, baik mengenai sikap ataupun perilaku seorang guru yang kurang
menyenangkan sehingga berakibat buruk bagi pembentukan karakter siswa. Hal ini
perlu diadakan pelatihan dan pembinaan yang formal mengenai arti penting
kepribadian dan etika guru yang ideal dalam proses pembelajaran yang
mempengaruhi pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu, kepribadian dan etika
merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki seorang guru matematika
guna membentuka karakter siswa yang positif.

DAFTAR RUJUKAN
Adawiyah, R. (2016). Profesionalitas Guru dan Pendidikan Karakter (Kajian
Empiris di SDN Kabupaten Balangan). Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, 6(11).
Asikin, I. (2015). Konsep pendidikan perspektif Ibnu Jama'ah (Telaah terhadap
etika guru dalam kegiatan belajar mengajar). Edukasi Islami Jurnal
Pendidikan Islam, 04, 852-842.
Audina, P. (2017). Pengembangan pendidikan karakter berwawasan kebangsaan di
sekolah dasar melalui penguatan pelaksanaan kurikulum 2013. Prosiding
Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan, 1(1), 249-254.
Darojah, N. R., & Hadijah, H. S. (2016). Analisis pengaruh kompetensi kepribadian
guru dengan motivasi belajar sebagai variabel intervening terhadap prestasi
belajar siswa kelas X administrasi perkantoran. Jurnal pendidikan
manajemen, 1(1), 115-125.
Dzulfikar, A. (2016). Kecemasan matematika pada mahasiswa calon guru
matematika. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1(1), 34-44.
Echsanudin. (2011). Etika guru menurut Ibn Jama'ah dan relevansinya dengan
kompetensi guru. Riau: Universitas Islama Negeri Sultan Syarif Kasim .
Fachrunnisa, M. (2016). Kompetensi kepribadian guru menurut pandangan An-
Nawawi. Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Hamalik, O. (2014). Psikologi belajar dan mengajar. Bandung: SINAR BARU
ALGENSINDO.
Hamzah, U. (2011). Profesi Kependidikan:Problema,Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

Hardiyana, S. (2014). Pengaruh guru PPKn terhadap pembentukan karakter siswa.


2(1).
Hilman, I. (2010). Profil guru ideal ( Studi tokoh muslimah dalam novel laskar
pelangi karya Andrea Hirata). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.
Ibrahim, T., & Hendriani, A. (2017). Kajian reflektif tentang etika guru dalam
perspektif Ki Hajar Dewantara berbalut filsafat moral utilitarianisme.
Naturalistic: jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 135-
145.
Islami, F. (2017). Problematika guru dalam membentuk karakter peserta didik di
MTs Islamiyah Ciputat. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Khoiriyah, A. (2016). Pembelajaran kolaboratif pada matematika untuk membentuk
karakter generasi. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1(1), 13-
22.
Mufid, F. (2016). Spiritual teaching dalam membentuk karakter siswa di Smk
Tsamratul Huda. STAIN Kudus, 11(2), 263.
Nasrullah. (2015). Pembentukan karakter siswa melalui pendidikan agama islam.
SALAM, 18(1), 1-183.
Nursyamsi. (2014). Perkembangan Kepribadian Guru. Jurnal Al-Ta'alim, 21(1), 32-
41.
Rochman, C., & Gunawan, H. (2011). Pengembangan Kompetensi Kepribadian
Guru. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia.
Samani, M. (2012). Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sapan, A., Darwis, M., & Minggi, I. (2017). Analysis on math teacher competence
SMK Pelayaran in Makassar. JURNAL DAYA MATEMATIS, 5(1).
Sarjana, S., & Khayati, N. (2016). Pengaruh etika, perilaku, dan kepribadian
terhadap integritas guru. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 1(3), 379-
393.
Subianto, J. (2013). Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pembentukan
karakter berkualitas. Edukasia, 8(02).
Suprapto, E. (2013). Implementasi pendidikan karakter berbasis lesson study pada
mata kuliah analisis vektor. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 1(1), 1-
10.
Tanyid, M. (2014). Etika dalam pendidikan: kajian etis tentang krisis moral
berdampak pada pendidikan. JURNAL JAFFRAY, 12(2), 236-250.
Wahyu. (2011). Masalah dan usaha membangun karakter bangsa. Jurnal
Komunitas, 3(2), 138-149.

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun


Aspek Kepribadian dan Etika Guru Matematika Ideal Dalam Membentuk Karakter Siswa

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. .. No. . bulan tahun

Anda mungkin juga menyukai