Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KAJIAN DAN APLIKASI FISIKA

KAJIAN TENTANG IDENTIFIKASI GELOMBANG BUNYI DAN GERAK


DAWAI PADA ALAT MUSIK SASANDO

Oleh

Rutialianisa

Nomor Induk Mahasiswa 06111381823032

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
Kajian Tentang Identifikasi Gelombang Bunyi dan Gerak Dawai pada Alat
Musik Sasando*
Rutialianisa (06111381823032)

Abstrak

Gelombang yang merambat pada dawai (senar) merupakan gelombang transversal


yang stasioner. Cepat rambat gelombang bunyi transversal pada senar berbanding
lurus dengan akar tegangan senar dan berbanding terbalik dengan akar massa per
satuan panjang senar. Aspek gelombang bunyi pada alat music sasando, didapatlah
hasil semakin panjang senar, semakin rendah frekuensi yang dihasilkan. Sasando
dapat mengahasilkan nada-nada yang berbeda ketika dipetik dengan memberikan
ganjalan-ganjalan pada setiap senar. Getaran pada sasando yang dipetik itu akan
menghasilkan gelombang stasioner pada ujung terikat. Dan pada hasil penelitian
didaptlah bahwa gerak dawai pada alat music sasando menunjukan terjadi gerak
osilasi selama dawai bergerak dan semakin lama menuju pada posisi setimbang
dawai. Gerak dawai pada alat musik Sasando adalah berupa vibrasi disepanjang
dawai yang dapat berhenti pada suatu waktu 𝑡 tertentu, artinya tidak berlangsung
selama-lamanya. Hal ini dikarenakan terdapat gaya peredam yang secara dinamis
bekerja pada dawai Sasando. Hal ini sesuai dengan keadaan riil dari gerak dawai pada
alat musik Sasando dalam dunia nyata, sehingga model matematika yang telah
dikonstruksi bersifat reliable untuk masalah gerak dawai pada alat musik Sasando.

Kata Kunci : Gelombang Bunyi, Alat Musik Sasando, Gerak Dawai, Senar

Pendahuluan

Bangsa Indonesia memiliki beragam kebudayaan, suku dan bahasa yang


tersebar diseluruh wilayah Nusantara. Salah satu keberagaman budaya indeonesia
adalah kesenian. Kesenian adalah budaya yang digunakan sebagai sarana untuk
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Alat Musik merupakan
salah satu bentuk dari kesenian di Indonesia. Alat musik yang digunakan pun
bervariasi, salah satunya alat musik petik yaitu sasando. Sasando adalah sebuah alat
musik dawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Instrumen musik sasando berasal
dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sebuah unit alat musik sasando tradisional
terdiri dari bagian utama yaitu tubuh (body) terbuat dari batang bambu dan berfungsi
sebagai rangka tempat penambat dawai dan resonator yang terbuat dari daun lontar
(siwalan) serta berfungsi untuk menghasilkan gelombang frekuensi dari dawai yang
dipetik.

Dalam bidang ilmu fisika, bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Bunyi

merupakan gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan

perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber

bunyi yang mengalami getaran. Bunyi pada alat musik sasando dihasilkan oleh dawai

yang bergetar. Sumber bunyi dari alat musik sasando dapat diidentifikasi

berdasarkan aspek gelombang bunyi, seperti frekuensi, intensitas, dan amplitudo.

Jika dawai Sasando digerakkan dengan cara dipetik pada posisi yang tepat maka akan

menghasilkan bunyi yang indah, dan sebaliknya jika dawai Sasando digerakkan

dengan cara dipetik pada posisi yang tidak tepat maka bunyi yang dihasilkan menjadi

kurang indah. Oleh karena itu, sebagai salah satu wujud aplikasi gelombang bunyi

dan gerak dawai pada alat musik Sasando menjadi peting untuk analisis secara lebih

lanjut.

Masalah gerak dawai pada alat musik Sasando merupakan masalah yang sulit

untuk dianalisis secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk

memahami masalah tersebut, salah satunya adalah dengan membentuk suatu ukuran

yang tepat yang dapat mewakili masalah tersebut pada keadaan riilnya. Dan seiring

dengan perkembangan alat music sasando ini untuk mengetahui bagaimana

gelombang bunyinya. Berkaitan dengan itu, perlu diteliti bagaimana gelombang

bunyi audio yang dihasilkan oleh alat music sasando.

Berdasarkan uraian diatas, tujuan utama dalam pembuatan makalah ini adalah
untuk menyajikan bagaimana gelombang bunyi yang dihasilkan alat music sasando

dan bagaimana gerak dawai pada alat music sasando serta untuk membandingkan

data dari hasil penelitian gelombang bunyi dan gerak dawai pada alat music sasando.

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kajian fisis tentang

gelombang bunyi dan gerak dawai pada alat music sasando.

Pembahasan
a. Data dan Metode
Konsep fisika yang berkaitan dengan alat musik sasando adalah gelombang
bunyi. Gelombang bunyi didefinisikan sebagai gelombang longitudinal yang
membutuhkan medium bermaterial untuk dapat merambat, dimana arah getaran yang
dihasilkan sejajar dengan arah rambatnya (Haliday, Resnick, & Walker, 2010). Bunyi
dihasilkan oleh benda yang bergetar, dan getaran tersebut merambat melalui medium
menuju ke pendengar. Alat-alat musik seperti gitar, biola, seruling termasuk ke
dalam sumber bunyi. Pada dasarnya sumber-sumber getaran pada alat- alat musik
tersebut adalah dawai dan kolom udara.
Pada kasus dawai, gelombang tegak dapat dibangun pada suatu dawai
teregang yang terikat pada kedua ujungnya. Gelombang tegak muncul karena
gelombang merambat sepanjang dawai dipantulkan kembali ke dawai pada tiap
ujungnya (Haliday dkk, 2010). Sasando memanfaatkan prinsip ini untuk
menghasilkan bunyi.

Gambar 1 Sasando Memanfaatkan Getaran Pada


Dawai untuk Menghasilkan Bunyi.
Sasando adalah alat musik yang menggunakan dawai/senar sebagai sumber bunyi.
Sasando dapat mengahasilkan nada-nada yang berbeda ketika dipetik dengan
memberikan ganjalan-ganjalan pada setiap senar. Getaran pada sasando yang dipetik
itu akan menghasilkan gelombang stasioner pada ujung terikat. Gelombang tersebut
dipantulkan oleh kedua ujung senar yang terikat. Superposisi dua gelombang pantul
dari kedua ujung tetap akan menghasilkan gelombang berdiri. Karena kedua ujung
terikat, maka kedua ujung tersebut merupakan titik simpul gelombang. Getaran senar
sasando menyebabkan udara pada bagian dalam wadah berbentuk kipas dari anyaman
daun lontar beresonansi, sehingga dapat menghasilkan bunyi. Nada yang dihasilkan
dengan pola paling sederhana disebut nada dasar, kemudian secara berturut-turut pola
gelombang yang dibentuk menghasilkan nada pertama, nada atas kedua, nada atas
ketiga, dan seterusnya. Gambar pola-pola gelombang diilustrasikan seperti gambar 2.

Gambar 2. Pola Gelombang pada Dawai


Denah dawai secara umum pada alat music sasando, dapat dilihat pada gambar 3 :
Gambar 3. Denah Dawai Pada Alat Music Sasando

dawai yang digunakan pada alat musik Sasando adalah dawai yang biasa digunakan
pada alat musik gitar akustik jenis klasik. Khusus pada dawai penghasil nada dasar
do, dawai gitar yang digunakan adalah dawai gitar bernomor 1 yang memiliki luas
penampang dawai (𝐴) yang sangat kecil. Karena itu, volume dawai (𝑉) menjadi
sebanding dengan panjang dawai itu sendiri. Akibatnya massa jenis dawai (𝜌)
didefinisikan sebagai massa per satuan panjang dawai .

b. Hasil
Kondisi dawai penghasil nada dasar do pada alat music sasando terdapat pada
gambar dibawah ini :

Gambar 3. Kondisi dawal penghasil nada dasar do

Selanjutnya ketika dawai penghasil nada dasar do pada alat musik Sasando ini
dipetik pada posisi ½ dari panjang dawai , maka kondisi dawainya akan terlihat
seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4. Kondisi dawai saat dipetik pada posisi ½

Untuk lebih jelas melihat kondisi dawai penghasil bada dasar do ketika dipetik pada
posisi 1 𝑙 dari panjang dawai 𝑙, maka dilakukan partisi terhadap Gambar 4 . Kondisi
dawai yang berada dalam lingkaran merah pada Gambar 4, tampak seperti Gambar 5
berikut :

Gambar 5. Partisi Gambar 4

Dari Gambar 5, menujukan kondisi dawai penghasil nada dasar do pada alat musik
Sasando ketika dipetik pada posisi ½ 𝑙 dari panjang dawai 𝑙, terbentuk 2
simpangan sebesar 𝑢 dengan besar sudut 𝜃. Selanjutnya setelah petikan dilepas
terjadi vibrasi disepanjang dawai berupa gerak bolak balik pada posisi setimbang
dawai yang terjadi secara berulang-ulang sampai dawai kembali ke posisi setimbang
atau berhenti. Dalam kajian ilmu fisika, gerak seperti ini dikenal sebagai gerak
1
osilasi. Karena posisi petikan terjadi pada posisi 𝑙 dari panjang dawai 𝑙, maka gerak
osilasi yang terjadi pada dawai ditunjukan seperti Gambar 6 berikut :

Gambar 6. Kondisi Dawai setelah Dipetik

Sesuai kajian ilmu fisika, proses vibrasi berupa gerak osilasi pada dawai
penghasil nada dasar do pada alat musik Sasando adalah berbentuk gelombang
stasioner untuk nada dasar, dimana terjadi 2 simpul dan 1 perut. Kondisi ini
1
menyebabkan panjang dawai yang bervibrasi menjadi 𝜆, dengan 𝜆 adalah
panjang gelombang. Selain itu juga selama dawai bervibrasi atau berosilasi terjadi
gesekan antara dawai dan udara disekitar dawai. Kondisi ini mempengaruhi
kecepatan dawai dalam berosilasi. Gesekan antara dawai dan udara disekitar dawai
terjadi disepanjang kurva 𝑢 yang bergantung pada keadaan 𝑥 dan waktu 𝑡. Ilustrasi
gesekan antara dawai dan udara disekitar dawai dapat dilihat pada Gambar 7 berikut :

Gambar 7. Ilustrasi Gesekan antara Dawai dan Udara

Selain terjadi gesekan antara dawai dan udara sekitar dawai, selama osilasi
terjadi juga energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik dipengaruhi oleh
kecepatan dawai berosilasi dan energi potensial dipengaruhi oleh reaksi yang timbul
dari partikel-partikel penyusun dawai, dalam rangka melawan gaya tarikan yang
diberikan ketika dawai dipetik. Reaksi yang timbul dari partikel-partikel penyusun
dawai ini dipancarkan sebagai gaya-gaya yang bekerja pada dawai Sasando. Selain
itu juga, selama dawai berosilasi terdapat faktor peredam 𝑘𝑑 yang mempengaruhi
kecepatan dawai berosilasi sehingga dawai dapat berhenti pada suatu waktu 𝑡
tertentu. Faktor peredam 𝑘𝑑 ini datang dari gesekan-gesekan internal dari dalam
dawai sendiri.
Berdasarkan analisi konsep pada gelombang bunyi alat music sasando, didapatlah
hasil sebagai berikut:
Fakta Konsep Prinsip/Hukum
Senar sasando terbagi Cepat rambat Hukum Melde
menjadi tiga bagian yaitu gelombang bunyi
senar bagian melodi, string transversal pada
dan bass. Senar pada senar berbanding
masing-masing bagian lurus dengan akar
memiliki massa yang tegangan senar
berbeda. Semakin besar dan berbanding
massa senar, maka terbalik dengan
semakin besar cepat akar massa per
rambat gelombang satuan panjang
transversal pada senar senar.
ketika dipetik.
Pada satu bagian senar Semakin panjang Marsenne
sasando terdapat beberapa senar, semakin
senar yang ketika dipetik rendah frekuensi
akan menghasilkan bunyi yang dihasilkan.
yang berbeda.

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Gelombang yang merambat pada dawai (senar) merupakan gelombang


transversal yang stasioner. Senar sasando terikat pada kedua ujungnya. Ketika
senar sasando dipetik, senar akan bergetar dan terjadi gelombang pada senar
tersebut.
2. Terjadi gerak osilasi selama dawai bergerak dan semakin lama menuju pada
posisi setimbang dawai. Hal ini sesuai dengan keadaan riil dari gerak dawai
pada alat musik Sasando dalam dunia nyata.
3. Semakin panjang senar pada alat music sasando semakin rendah frekuensi
yang dihasilkan.
4. Sasando terbagi menjadi tiga bagian yaitu senar bagian melodi,string dan
bass. Senar pada asing-masing bagian memiliki massa yang berbeda. Semakin
besar massa senar, maka semakin cepat rambat gelombang transversal pada
senar ketika dipetik.
5. Gerak dawai pada alat musik Sasando adalah berupa vibrasi disepanjang
dawai yang dapat berhenti pada suatu waktu 𝑡 tertentu, artinya tidak
berlangsung selama-lamanya.
DAFTAR PUSTAKA

Francis, S. Yayo. 2017. Transmisi Alat Musik Sasando sebagai Media Seni Budaya di
Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur, Naskah Publikasi Ilmiah. UPT
Perpustakaan ISI: Yogyakarta.
Arifudin, A.M. 2007. Fisika untuk SMA. Jakarta: Interplus.
J.F & Hecht, E. 2006. Fisika Universitas (Terjemahan), Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Erlangga.
Giambattista, Alan, dkk. 2007. College Physics Second Edition. New York: Mc. Graw
Hill.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Halliday D., dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh, Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Pagalay, Usman. 2009. Mathematical Modelling. Malang: UIN Maliki Press.
Purwanto, Agus. 2006. Analisis dan Sintesa Bunyi Dawai pada Gitar Semi- Akustik.
Seminar Nasional MIPA, (240-246).
Rosyid, M.F. 2015. Fisika Dasar Mekanika, Jilid I. Yogyakarta: Periuk.
Serway, R.A & Jewett, Jr., John W. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai