Anda di halaman 1dari 9

Gelombang Bunyi

Gelombang adalah sebuah getaran yang merambat. Secara umum, gelombang terbagi menjadi
kelompok gelombang berdasarkan arah rambat dan kelompok gelombang berdasarkan medium
rambat. Berdasarkan arah rambatnya, gelombang dapat dikelompokkan menjadi gelombang
longitudinal dan gelombang transversal. Sedangkan berdasarkan medium perambatannya, gelombang
dikelompokkan menjadi gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.

Gelombang yang memerlukan medium perambatan di sebut gelombang mekanik, contohnya:


gelombang pada slinki, gelombang permukaan air, dan gelombang bunyi.

Sedangkan gelombang yang tidak memerlukan medium perambatan di sebut gelombang


elektromagnetik, contohnya: gelombang cahaya, gelombang radio, dan sinar X .

Dengan kata lain, gelombang elektromagnetik dapat merambat melalui vakum (hampa udara),
sedangkan gelombang mekanik tidak.

Gelombang bunyi masuk ke dalam kelompok gelombang mekanik, dimana memerlukan media untuk
merambat.

Medium rambatannya dapat berupa zat cair, zat padat, dan udara. Gelombang bunyi tidak dapat
merambat di dalam ruang hampa udara. Hal ini disebabkan karena kecepatan perambatan gelombang
bunyi di dalam zat padat lebih cepat dibandingkan di dalam gas atau udara.

Contoh dari penerapan gelombang bunyi adalah ultrasonografi (alat untuk melihat bayi dalam
kandungan), SONAR (alat untuk mendeteksi keberadaan sesuatu yang bergerak), dan fathometer (alat
yang digunakan untuk mengukur kedalaman laut menggunakan gelombang bunyi ultrasonik sekitar
25.000 Hz).

Klasifikasi Gelombang Bunyi

Suatu bunyi dapat didengar oleh manusia karena memiliki 3 hal yaitu, adanya sumber bunyi, adanya
medium rambat bunyi, dan frekuensinya yang berada antara 20 Hz – 20.000 Hz (audiosonik). Tidak
hanya manusia, semua makhluk hidup juga dapat mendengar suatu bunyi. Berdasarkan frekuensinya,
gelombang bunyi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Infrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh hewan seperti
jangkrik, laba-laba, gajah, burung merpati, dan badak.

2. Audiosonik : bunyi yang memiliki frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz. Bunyi ini yang mampu di
dengar manusia.

3. Ultrasonik : bunyi yang memiliki frekuensi > 20.000 Hz. Bunyi ini tidak mampu di dengar oleh
manusia, bahkan bisa merusak gendang telinga (sonic boom). Namun ada beberapa hewan yang
mampu mendengar bunyi ini yaitu kelelawar (3.000 – 120.000 Hz), lumba-lumba (100.000 Hz),
anjing (40.000 Hz), kucing (60.000 Hz), burung walet (sekitar 100.000 Hz).

Cepat Rambat Bunyi


Nilai kecepatan dari gelombang bunyi bervariasi. Hal ini tergantung dari medium rambatannya. Secara
umum, cara menghitung cepat rambat bunyi adalah sebagai berikut:
Di mana:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu (s)

Gelombang Bunyi – SMAK Mgr Soegijapranata Pasuruan XI MIPA Page 1


1. Melalui Zat Padat
Gelombang bunyi dapat merambat melalui zat padat. Contoh medium rambatan zat padat
yaitu alumunium, baja, kaca, dan lain-lain. Rumus menghitung cepat rambat bunyi yang merambat
melalui zat padat adalah sebagai berikut:

Di mana
v = cepat rambat bunyi (m/s)
E = modulus young (N/m2)
ρ = massa jenis (Kg/m3)
Modulus young (E ) merupakan ukuran kekakuan suatu bahan zat padat. Nilai modulus young zat padat
berbeda-beda.

2. Melalui Zat Cair


Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui zat cair. Medium zat cair dapat berupa air, raksa,
helium cair, dan lainnya. Rumus untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam zat cair adalah sebagai
berikut:

Di mana
v = cepat rambat bunyi (m/s)
B = Modulus Bulk (N/m2)
ρ = massa jenis (Kg/m3)
Modulus Bulk (B) merupakan kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala arah ketika
diberi suatu tegangan ke segala arah.

3. Melalui Udara atau Gas


Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui medium udara atau gas. Rumus untuk menghitung
cepat rambat bunyi dalam gas adalah sebagai berikut:

Di mana
v = cepat rambat bunyi (m/s)
γ = konstanta laplace
R = konstanta gas umum (J/mol K)
T = suhu gas (K)
M = massa molekul relatif gas
Konstanta laplace (notasi γ) adalah perbandingan antara kapasitas kalor gas pada tekanan tetap
dengan kapasitas kalor pada volume tetap. Konstanta laplace dapat dipakai untuk gas monoatomik atau
diatomik. Konstanta laplace untuk gas monoatomik adalah:

Sedangkan konstanta laplace untuk gas diatomik dibagi menjadi


3 keadaan yaitu pada suhu rendah, suhu sedang, dan suhu
tinggi.

Gelombang Bunyi – SMAK Mgr Soegijapranata Pasuruan XI MIPA Page 2


Hukum Mersenne
Mersenne, seorang fisikawan berkebangsaan Perancis, membuat alat untuk menyelidiki hubungan
antara frekuensi dengan tinggi nada. Alat percobaannya dinamakan sonometer.

Mersenne mencoba sonometer dengan penampang kawat yang berbeda-beda dan panjang tumpuan
kawat yang bermacam-macam.

Bunyi Hukum Mersenne


Dari hasil penelitiannya, Mersenne menarik beberapa
kesimpulan. Kesimpulannya dikenal sebagai hukum
Mersenne yang bunyinya sebagai berikut.

1) Semakin panjang jarak tumpuan senar, frekuensi senar makin rendah. Dengan demikian, frekuensi
senar berbanding terbalik dengan panjang tumpuan senar.

2) Semakin besar luas penampang senar, frekuensi senar makin rendah sehingga frekuensi senar
berbanding terbalik dengan akar luas penampang senar.

3) Semakin besar tegangan senar, frekuensi senar semakin besar. Dengan demikian, frekuensi senar
berbanding lurus dengan akar tegangan senar.

4) Semakin besar massa jenis senar, frekuensi senar semakin kecil. Dengan demikian, frekuensi senar
berbanding terbalik dengan akar massa jenis.

Rumus Hukum Mersenne

Secara matematis, hukum Mersenne dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
l : panjang senar (m)
F : gaya tegangan senar (N)
A : luas penampang senar (m2)
ρ : massa jenis senar (kg/m3)

Contoh Soal Hukum Mersenne


Seutas senar panjangnya 50 cm. Ketika senar tersebut dipetik, senar menghasilkan frekuensi 160 Hz.
Tentukan frekuensi senar dari bahan yang sama yang panjangnya 3 kali panjang senar tersebut jika
tegangan senar keduanya sama besar!

Hukum Melde
Gelombang berdiri atau gelombang stasioner pada dawai gitar dihasilkan dari interferensi gelombang
datang dan gelombang pantul. Panjang gelombang pada gelombang berdiri dapat diamati dari tampilan
simpul dan perutnya. Gelombang berdiri mempunyai amplitudo yang berbeda di setiap titiknya.
Amplitudi maksimum disebut perut , sedangkan amplitudo nol atau tidak ada simpangan disebut
dengan simpul.

Gelombang Bunyi – SMAK Mgr Soegijapranata Pasuruan XI MIPA Page 3


Percobaan Melde
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang dalam dawai.

Pada salah satu ujung tangkai garpu tala diikatkan erat-erat sehelai kawat halus lagi kuat. Kawat halus
tersebut ditumpu pada sebuah katrol dan ujung kawat diberi beban, misalnya sebesar g gram. Garpu
tala digetarkan dengan elektromagnet secara terus menerus, hingga amplitudo yang ditimbulkan oleh
garpu tala konstan. Untuk menggetarkan ujung kawat A dapat pula dipakai alat vibrator. Getaran
tersebut akan membentuk pola gelombang stasioner dalam kawat dan jika diamati akan terlihat adanya
simpul dan perut sepanjang kawat tersebut.

Secara umum untuk menentukan cepat rambat gelombang dalam dawai dapat dituliskan sebagai
berikut: v= .f

Percobaan Melde menunjukkan bahwa massa beban menghasilkan gaya berat atau tegangan dawai.
Tegangan dawai secara matematis dinyatakan sebagai berikut: F =m.g
Dengan:
F = Gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Frekuensi gelombang sama dengan frekuensinya sumbernya, sedangkan laju gelombang pada dawai
ditentukan oleh tegangan dan kerapatan massa linier dawai. Secara matematik laju gelombang pada
dawai dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

Dengan:
V = cepat rambat gelombang dalam dawai (m/s)
F = Tegangan dalam dawai (N)
µ = rapat massa dawai (kg/m)

Hasil Percobaan Melde


Hasil dari percobaan Melde dapat ditarik kesimpulan bahwa kecepatan merambat gelombang
transversal pada dawai adalah seperti berikut:
- kecepatan berbanding lurus dengan akar panjang dalam dawai
- kecepatan berbanding terbalik dengan akan massa dalam dawai
- kecepatan berbanding lurus dengan akar gaya tegangan dalam dawai
- kecepatan berbanding dengan akar rapat massa dawai

Contoh Soal dan Pembahasan Percobaan Melde


Tentukan nilai cepat rambat gelombang pada tali (m/s) jika diketahui panjang tali 3 meter, massa tali 4
gr, dan gaya tegangan tali sebesar 60 N.

Gelombang Bunyi – SMAK Mgr Soegijapranata Pasuruan XI MIPA Page 4


Materi Sumber Bunyi Pada Dawai dan Pipa Organa
Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. alat-alat musik seperti biola, gitar, harmonika dan seruling
termasuk sumber bunyi. pada dasarnya sumber getaran pada alat musik tersebut adalah dawai dan
kolom udara.

1. Sumber bunyi pada dawai


salah satu alat musik yang menggunakan dawai atau senar sebagai sumber bunyinya adalah gitar .
gitar dapat menghasilkan nada-nada yang berbeda dengan jalan menekan bagian tertentu pada
senar itu saat dipetik. nada yang dihasilkan dengan pola paling sederhana disebut nada dasar,
kemudian secara berturut-turut pola gelombang yang terbentuk menghasilkan nada atas ke 1,
nada atas ke 2, nada atas ke 3 ... dan seterusnya. Jika panjang senar atau dawai adalah L maka,
a. Nada dasar (fo), nada dasar terjadi apabila sepanjang dawai terbentuk gelombang
Tali dengan panjang L membentuk ½ λ .
L = ½ λ maka λ = 2L
Persamaan cepat rambat gelombang v = λ۰f , untuk
menentukan frekuensi, rumusnya menjadi
maka, untuk frekuensi nada dasar , subsitusikan dahulu λ = 2L, sehingga :

b. Nada atas ke 1 (f1)


Nada atas ke 1 terjadi apabila sepanjang dawai
terbentuk 1 gelombang.
Tali dengan panjang L membentuk 1 λ .
L = 1 λ maka λ = L
Frekuensi nada atas ke 1 , subsitusikan λ = L, sehingga : setara dengan :

c. Nada atas ke 2 (f2)


Nada atas ke 2 terjadi apabila sepanjang dawai
terbentuk 1 ½ gelombang.
Tali dengan panjang L membentuk 1 ½ λ atau λ
L= λ maka λ = L

Frekuensi nada atas ke2, substitusikan = L, dan diperoleh persamaan

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada atas ke n dapat
ditentukan dengan rumus

Perbandingan frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa dawai dengan
frekuensi nada dasarnya merupakan bilangan bulat dengan perbandingan

2. Sumber bunyi pada kolom udara


Sumber bunyi pada kolom udara contohnya seruling dan terompet . adapun sumber bunyi yang
menggunakan kolom udara sebagai sumber getarnya disebut juga pipa organa, pipa organa dibagi
menjadi pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup .

A. Pipa organa terbuka


Sebuah pipa organa jika ditiup juga akan menghasilkan frekuensi nada dengan pola-pola
gelombang tertentu

Gelombang Bunyi – SMAK Mgr Soegijapranata Pasuruan XI MIPA Page 5


a. Nada dasar (fo)
jika sepanjang pipa organa terbentuk gelombang , maka nada yang dihasilkannya
disebut nada dasar
L = ½ λ maka λ = 2L
Persamaan cepat rambat gelombang v = λ۰f , untuk
menentukan frekuensi nada dasar, subsitusikan λ =
2L , sehingga persamaan frekuensi nada dasar untuk
pipa organa terbuka adalah :

b. Nada atas ke 1 (f1)


jika sepanjang pipa organa terbentuk 1
gelombang, maka nada yang dihasilkannya
disebut nada atas ke 1
pipa organa dengan panjang L, dimana L = 1 λ maka λ = L. Untuk menentukan frekuensi
nada atas ke 1 , subsitusikan λ = L, sehingga persamaan nada atas ke 1 untuk pipa organa
terbuka adalah : setara dengan

c. Nada atas ke 2 (f2)


Jika sepanjang pipa organa terbentuk
gelombang , maka nada yang dihasilkannya
disebut nada atas ke 2.
Pipa organa dengan panjang L, dimana L = λ, maka λ = L
Sehingga, Frekuensi nada atas ke 2 didapat dengan mensubsitusikan λ = L, dan diperoleh
persamaan nada atas ke 2 yaitu

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada atas ke n pada
pipa organa terbuka dapat ditentukan dengan rumus

Perbandingan frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa pipa organa
terbuka dengan frekuensi nada dasarnya merupakan bilangan bulat dengan perbandingan

B. Pipa organa tertutup


a. Nada dasar (fo)
Jika sepanjang pipa organa terbentuk gelombang ,
maka nada yang dihasilkannya disebut nada dasar
L = ¼ λ maka λ = 4L
Subsitusikan λ = 4L dan diperoleh persamaan pipa organa tertutup untuk nada dasar

Gelombang Bunyi – SMAK Mgr Soegijapranata Pasuruan XI MIPA Page 6


b. Nada atas ke 1 (f1)
Jika sepanjang pipa organa terbentuk gelombang ,
maka nada yang dihasilkannya disebut nada atas ke 1
L = ¾ λ maka λ = L
Subsitusikan λ = 4/3 L dan diperoleh persamaan pipa organa tertutup untuk nada atas ke 1

c. Nada atas ke 2 (f2)


Jika sepanjang pipa organa terbentuk
gelombang, maka nada yang dihasilkannya
disebut nada atas ke 2
L= λ , maka λ = L
Subsitusikan λ = L dan diperoleh persamaan pipa organa tertutup untuk nada atas ke 2

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada atas ke n pada
pipa organa tertutup dapat ditentukan dengan rumus

Berikut perbandingan frekuensi nada-nada yang dihasilkan oleh sumber bunyi berupa pipa
organa tertutup dengan frekuensi nada dasarnya

Pengertian dan Rumus Intensitas Bunyi


Intensitas bunyi adalah suatu daya yang dibawa oleh gelombang suara (per satuan luas) dengan arah
tegak lurus dari arah cepat rambat gelombang.
Rumus dari intensitas bunyi ini sendiri dapat dituliskan dalam persamaan berikut

Keterangan :
I : Intensitas bunyi (W/m2)
P: Daya (W)
A: Luas (m2)

Bunyi itu menjalar ke segala arah dengan sama besar, makanya luas permukaan yang dilewati oleh
bunyi yang disimbolkan sebagai A dapat didefinisikan sebagai luas dari permukaan bola.
Intensitas bunyi itu berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Jadi, kalau kita buat perbandingan
antara intensitas bunyi dari sumber yang sama namun didengar dari jarak yang berbeda bisa kita
tuliskan dengan persamaan:

Taraf Intensitas Bunyi dalam Desibel


Taraf intensitas bunyi adalah nilai logaritma untuk perbandingan antara intensitas bunyi dengan
intensitas ambang pendengaran dan dinyatakan dalam decibel (dB).
Kalau dalam kehidupan sehari-hari, taraf intensitas bunyi ini menunjukkan tingkat kenyaringan /
kebisingan yang dihasilkan oleh sumber bunyi.
Rumus taraf intensitas bunyi sendiri dapat dituliskan dengan persamaan

Gelombang Bunyi – SMAK Mgr Soegijapranata Pasuruan XI MIPA Page 7


Keterangan :
TI = taraf intensitas bunyi (dB)
I = intensitas bunyi suatu sumber bunyi (Watt/m2)
Io = intensitas bunyi ambang pendengaran ( 1 x 10-12 W/m2)

Intensitas bunyi terkecil yang masih dapat kalian dengar atau biasa disebut juga intensitas ambang
pendengaran (Io) yaitu bernilai sebesar 1 x 10-12 watt/m2.

Jika sumber bunyi yang kalian dengar bertambah, intensitas bunyi yang kalian dengar pun juga akan
berubah secara logaritmik sehingga bisa dihitung dengan menggunakan persamaan

Begitu juga ketika jarak kalian dengan si sumber bunyi berubah, entah makin menjauh atau mendekat
kalian bisa menghitungnya dengan menggunakan persamaan

Tabel kebisingan :

Contoh soal 1
Kalau diketahui lagu dangdut hajatan pak RT memiliki intensitas bunyi sebesar 2 x 10-8 W/m2.
Berapa taraf intensitasnya dalam desibel?

Contoh soal 2
Pada jarak 3 meter dari sumber ledakan tabung gas LPG terdengar bunyi dengan taraf intensitas 70 dB.
Berapa taraf intensitas bunyi ledakan tersebut pada jarak 30 meter?

Efek Doppler
Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang pada penerima yang sedang
bergerak relatif terhadap sumber gelombang.

Contoh efek Doppler pada gelombang bunyi yang paling sederhana adalah saat kita mendengar suara
sirine ambulans atau pemadam kebakaran dari jauh, kemudian mendekat, dan menjauhi kita lagi.
Volume suara dari sirine yang kita dengar tersebut berbeda kan?

Gelombang Bunyi – SMAK Mgr Soegijapranata Pasuruan XI MIPA Page 8


Rumus Efek Doppler

Keterangan:
fp: frekuensi pendengar
fs: frekuensi sumber bunyi
v: kecepatan bunyi
vp: kecepatan pendengar
vs: kecepatan sumber bunyi

Contoh soal
1. Sebuah ambulans bergerak dengan kecepatan 20 m/s menjauhi orang di pinggir jalan. Sopir
ambulans menyalakan sirine dengan frekuensi 400 Hz. Jika cepat rambat udara pada saat itu
adalah 380 m/s, maka berapakah frekuensi yang didengar oleh orang di pinggir jalan?

2. Sebuah ambulans A melaju mendekati pendengar yang sedang berdiri di pinggir jalan dengan
kecepatan 30 m/s. Frekuensi yang dihasilkan dari sirine ambulans tersebut sebesar 504 Hz. Dari
arah berlawanan, ada mobil B yang juga melaju mendekati pendengar sambil membunyikan
klakson dengan frekuensi 518 Hz dengan kecepatan 20 m/s. Jika cepat rambat bunyi di udara saat
itu adalah 300 m/s, maka frekuensi yang didengar oleh pendengar adalah ….

Gelombang Bunyi – SMAK Mgr Soegijapranata Pasuruan XI MIPA Page 9

Anda mungkin juga menyukai