Anda di halaman 1dari 27

TUGAS INDIVIDU

GELOMBANG DAN OPTIK

“”GELOMBANG BUNYI”

NAMA : KURNIA SINAGA


NIM : 19033034
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
DOSEN : Dr. Hamdi, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
A. SUMBER GELOMBANG BUNYI
1. Pengertian Bunyi
Bunyi adalah sebuah gelombang mekanik longitudinal yang menyebar melalui
udara, air, dan media material lainnya. Setiap bunyi yang kita dengar dihasilkan oleh
suatu benda yang bergetar. Benda yang bergetar tersebut disebut sumber bunyi. Piano,
biola, dan instrumen yang dipergunakan dalam suatu orkes musik merupakan beberapa
contoh benda-benda yang bertindak sebagai sumber bunyi. Bunyi yang dihasilkan
bergantung pada mekanisme yang dipergunakan untuk membangkitkan bunyi. Getaran
yang timbul dalam musik mungkin dihasilkan oleh gesekan, petikan, atau dengan
meniupkan udara ke dalam instrumen tersebut. Biola, gitar, dan piano menggunakan
senar yang bergetar untuk menghasilkan bunyi. Sementara itu, terompet, seruling, dan
flute menggunakan kolom udara yang bergetar.

Gambar diatas menunjukkan gelombang berdiri yang dihasilkan pada senar, yang
menjadi dasar untuk semua alat petik. Frekuensi dasar atau frekuensi resonan paling
rendah ditunjukkan dengan simpul tertutup yang terdapat pada kedua ujungnya. Panjang
gelombang nada dasar pada senar adalah dua kali panjang senar tersebut, sehingga
frekuensi dasarnya adalah:

dengan v adalah kecepatan gelombang pada senar.

Getaran yang dihasilkan senar tidak menghasilkan bunyi yang cukup keras karena
senar terlalu tipis untuk menekan dan meregangkan banyak udara, maka diperlukan
sejenis penguat mekanis untuk memperluas bidang permukaan yang bersentuhan dengan
udara, sehingga dihasilkan bunyi yang lebih kuat. Sebagai contoh adanya kotak bunyi
pada gitar dan biola, atau papan bunyi pada piano.

Panjang tali berhubungan dengan setengah panjang gelombang (1/2 λ), dengan λ
adalah panjang gelombang dasar. Ketika frekuensi sama dengan kelipatan bilangan bulat
dari dasar, merupakan fekuensi alami yang disebut nada atas. Frekuensi ini disebut juga
harmoni, yang frekuensi dasarnya disebut harmoni pertama.

Harmoni kedua adalah mode berikutnya setelah dasar memiliki dua loop. Panjang
tali l berhubungan dengan satu panjang gelombang atau dituliskan l = λ2 . Untuk harmoni
ketiga adalah l = 3/2 λ3 , harmoni keempat l = 2λ4 , dan seterusnya, yang dapat
dinyatakan:

dengan n adalah bilangan bulat yang menunjukkan indeks harmoni, sehingga λn dapat
dituliskan dalam bentuk:

Untuk menentukan frekuensi f di setiap getaran, dapat diketahui dengan


menggunakan hubungan f = v/λ, sehingga diperoleh persamaan:
dengan f1 adalah frekuensi dasar yang besarnya adalah:

2. Sifat Dan Karakteristik Bunyi


Sifat-sifat bunyi meliputi :

a. Merambat membutuhkan medium


b. Merupakan gelombang longitudinal
c. Dapat dipantulkan
Karakteristik Bunyi ada beberapa macam antara lain :

a. Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur.


b. Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
c. Warna bunyi adalah bunyi yang frekuensinya sama tetapi terdengar berbeda.
d. Dentum adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan terdengar mendadak.

3. Contoh Sumber Bunyi


Alat yang menggunakan kolom udara sebagai sumber bunyi disebut pipa organa.
Alat musik tiup dan pipa organa menghasilkan bunyi dari getaran gelombang berdiri di
kolom udara dalam tabung atau pipa. Pada beberapa alat musik tiup, bibir pemain yang
bergetar membantu menggetarkan kolom udara. Sementara itu, pada instrumen buluh,
seperti klarinet dan saksofon, kolom udara dibangkitkan oleh suatu buluh yang terbuat
dari bambu atau bahan lenting lainnya yang dapat digerakkan oleh hembusan napas
pemainnya. Kolom udara bergetar pada kecepatan tetap yang ditentukan oleh panjang
buluh. Panjang kolom udara yang efektif dapat diubah dengan membuka dan menutup
sisi lubang dalam pipa
Sebuah nada yang bercabang menghasilkan bunyi yang lemah dan tidak menarik.
Hal ini dikarenakan cabang tersebut bergetar seperti alat penghasil perubahan arus listrik,
menghasilkan gelombang sinus sederhana. Bunyi di buat oleh manusia dan alat musik
yang lebih rumit, kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi atau puncak yang sama,
tetapi bunyinya sangat berbeda. Gelombang yang rumit adalah gelombang yang
dihasilkan dengan menggunakan prinsip dari superposisi yang gelombang dari tambahan
berbagai frekuensi. Bentuk dari gelombang tergatung dari amplitude nisbi yang
frekuensinya banyak. Dalam istilah komidi musik , berbeda antara 2 gelombang yang
disebut warna nada, corak nada, atau sifat nada.

B. GELOMBANG BUNYI DALAM MEDIUM


Gelombang bunyi termasuk ke dalam gelombang mekanik yang memerlukan medium
untuk merambat. Medium rambatan gelombang ini bisa berupa zat padat, zat cair, maupun
gas. Karena itu, gelombang bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa, seperti di ruang
angkasa.Gelombang bunyi memiliki kecepatan rambat yang terbatas. Karena itu, ketika kita
melihat kembang api di kejauhan, kita melihat cahaya kembang api terlebih dahulu, baru
suara letusannya. Gelombang cahaya memiliki kecepatan tertinggi yang kita ketahui hingga
saat ini dan gelombang bunyi tidak dapat menyamai, apalagi melampauinya.

Kecepatan gelombang bunyi bergantung pada medium rambatnya. Suara yang melalui
zat padat bergerak lebih cepat dibandingkan pada gas. Cepat rambat gelombang ini juga
meningkat seiring peningkatan suhu mediumnya.

Untuk menghitung cepat rambat bunyi berdasarkan mediumnya, kita dapat menggunakan
rumus-rumus berikut :

1. Medium Padat
Pada medium padat gelombang bunyi merambat paling cepat dibandingkan
medium cair dan gas. Faktor yang mempengaruhinya adalah kerapatan dari medium dan
juga elastisitas medium. Semakin tinggi tingkat elastisitas medium (E) dan kerapatannya
rendah (rho) maka semakin tinggi cepat rambat bunyi di medium padat. Dalam bentuk
persmaan matematika ditulis sebagai berikut:
Keterangan :

V = kecepatan

E = elastisitas medium padat

𝜌 = kerapatan medium

Contoh Soal :

• Sebuah batang logam sepanjang 60 cm dijepit pada bagian tengahnya. Bantang


tersebut beresonansi pada mode dasarnya ketika digerakan oleh gelombang
gelombang longitudinal 3 kHz. Tentukanlah modulus young logam jika rapat
massa jenis logam 8700 kg/m.m.m.
Jawab:
Besaran yang diketahui.

Kecepatan gelombang dalam logam

Modulus Young pada logam dapat dihitung :

2. Medium Cair
Hampir sama dengan perambatan pada medium padat. Cepat rambat bunyi pada
medium air bergantung pada faktor elastisitas medium dan kerapatan. Elastistas medium
pada keadaan ini, tentunya elastisitas medium cair yang sering disebut modulus Bulk (B),
dan kerapatannya. Semakin besar nilai modulus Bulk dan rendahnya kerapatan medium
menjadikan laju bunyi semakin tinggi.

Keterangan :

V = kecepatan

B = elastisitas medium cair

𝜌 = kerapatan medium

Contoh Soal

• Modulus bulk dan kerapatan jenis air laut masing-masing 2.156 x 109 N/m2 dan
1.1 x 103 kg/m3. Pada eksperimen mengukur kedalaman laut dengan gema terukur
bunyi dua detik sejak bunyi dipancarkan sampai gema pantulan diterima kembali.
Tentukanlah kedalaman laut tersebut!
Jawab:
Besaran yang diketahui.

Kecepatan bunyi dalam medium air

Kedalaman laut

3. Medium Gas
Pada medium gas, kelajuan cepat rambat bunyi ditentukan oleh faktor suhu udara
dan massa relatif udara atau gas. Semakin tinggi suhu suatu udara maka semakin tinggi
pula laju bunyi di udara. Hal sebaliknya terjadi jika massa relatifnya kecil maka laju
bunyi semakin tinggi.

Keterangan :
V = kecepatan
γ = konstanta Laplace
R = Konstanta gas universal
T = suhu mutlak
M = massa relatif gas (M).

Contoh Soal
• Gas hidrogen dan oksigen mempunyai tetapan Laplace yang sama. Pada temperatur yang
sama, tentukanlah perbandingan kecepatan gas hidrogen terhadap oksigen!
Jawab:
Besaran yang diketahui :

Perbandingan kecepatan kedua gas

C. INTESITAS BUNYI
1. Pengertian Intensitas
Kata intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti semangat, giat
(Echols, 1993). Sedangkan menurut Hazim (2005), Intensitas adalah kebulatan tenaga
yang dikerahkan untuk suatu usaha. Jadi intensitas secara sederhana dapat dirumuskan
sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai
tujuan. Menurut Dewi (2014), intensitas terbagi menjadi 3 yaitu ringan, sedang, berat.
Dalam hal ini kata intensitas diartikan sebagai energi yang dipindahkan dalam tiap
satuan waktu dan tidap satuan luas, dan dikatahui bahwa energi tiap satuan waktu ialah
pengertian daya maka intensitas dapat juga dikatakan sebagai daya tiap satuan luas.

2. Rumus Intensitas Gelombang


Energi yang dipindahkan oleh gelombang biasanya dinyatakan dalam intensitas
gelombang. Intensitas gelombang bunyi (diberi lambang I) menyatakan energi bunyi
setiap detiknya (daya bunyi) yang menembus bidang setian satuan luas permukaan secara
tegak lurus. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Keterangan :
I = Intensitas bunyi (W/m2)
P = Energi tiap waktu atau daya (W)
A = Luas (m2)
Jika sumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar (isotropik), luas yang
dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu : , maka persamaan di atas dapat kita
modifikasi menjadi :

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa intensitas bunyi yang didengar di suatu


titik (tempat) berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Berarti, semakin kuat dan
tinggi suatu bunyi, semakin besar intensitasnya.
Perbandingan intensitas gelombang bunyi pada suatu titik yang berjarak r1 dan r2 dari
sumber bunyi adalah :
Apabila terdapat n buah sumber bunyi yang identik, maka intensitas total gelombang
bunyi merupakan penjumlahan aljabar terhadap intensitas masing – masing sumber
bunyi.

3. Rumus Taraf Intensitas bunyi


Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas bunyi diberikan oleh Alexander Graham
Bell dengan mendefiniskannya sebagai taraf intensitas bunyi. Taraf Intensitas Bunyi
adalah logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang. Secara
matematis, taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai :

Keterangan :
TI = Taraf Intensitas bunyi ( desiBell disingkat dB)
I = Intensitas bunyi (W/m2)
Io = intensitas ambang pendengaran manusia (10-12 W/m2)

Untuk n buah sumber bunyi identik, misalnya terdapat n sirine yang dinyalakan bersama-
sama, maka besarnya taraf intensitas bunyi dinyatakan sebagai :

Dengan TI1 adalah taraf intensitas bunyi untuk satu buah sumber. Jika didengar di dua
titik yang jaraknya berbeda, besar intensitas bunyi di titik ke-2 bisa dinyatakan sebagai :

4. Manfaat Penerapan Gelombang Bunyi


Pemanfaatan dari gelombang ultrasonik sangat banyak untuk macam-macam keperluan
dan kebutuhan seperti:
a. Untuk mengukur kedalaman dari laut.
b. Pada kacamata khususnya kacamata tunanetra (terdapat alat pengirim dan alat
penerima ultarsonik).
c. Pada alat kedokteran seperti pada pemeriksaan ultrasonografi (USG).

5. Contoh Soal
a. Bunyi mempunyai intensitas 1 x 10⁻7 W/m². Berapa taraf intensitasnya dalam satuan
desibel (dB) ?
Pembahasan
Diketahui:
I = 1 x 10⁻7 W/m2
Io = 1 x 10^-12 W/m2
Ditanya : Taraf Intensitas (dB) ?
Jawab :
TI = 10 log (I / Io)
TI = 10 log (10⁻7/ 10^-12)
TI = 10 log (10⁷)
TI = 10 (7)
TI = 70 dB
Taraf intensitasnya dalam satuan desibel (dB) adalah 70 dB

b. Dua gelombang bunyi mempunyai intensitas 1 x 10⁻7 W/m2 dan 1 x 10⁻⁴ W/m².
Perbedaan taraf intensitasnya dalam dB adalah…
Pembahasan
Diketahui :
intensitas 1 (I₁) = 1 x 10⁻7 W/m²
intensitas 2 (I₂) = 1 x 10⁻⁴ W/m²
taraf intensitas pendengaran (I₀) = 10⁻¹² W/m²
Ditanya : Perbedaan taraf intensitas (TI) dalam dB ?
Jawaban :
Taraf intensitas (TI) = 10 log I/I₀
TI₁ = 10 log (10⁻7/10⁻¹²)
TI₁ = 10 log (10⁻7⁺¹²)
TI₁ = 10 log (10⁷)
TI₁ = 10 (7)
TI₁ = 70 dB
TI₂ = 10 log (10⁻⁴/10⁻¹²)
= 10 log (10⁻⁴⁺¹²)
= 10 log (10⁸)
= 10 (8)
TI₂ = 80 dB
Perbedaan taraf intensitas = 80 dB - 70 dB = 10 dB

c. Sebuah sumber gelombang bunyi dengan daya 50 W memancarkan gelombang ke


medium di sekelilingnya yang homogen. Tentukan intensitas radiasi gelombang
tersebut pada jarak 10 meter dari sumber ...
Pembahasan
Diketahui:
P = 50 W
r = 10 meter
Io = 10⁻¹² W/m²
Ditanya : intensitas radiasi gelombang (I) ?
Jawaban :
Intensitas bunyi pada jarak r
I = P / (4π r²)
I = 50 / (4π • 10²)
I = 1/(8π) ≈ 0,04 W/m²
Maka didapat intensitas radiasi gelombang (I) adalah 0,04 W/m²

D. EFEK DOPPLER
1. Pengertian Efek Doppler
Secara umum, efek doppler dialami ketika ada suatu gerak relatif antara sumber
gelombang dan pengamat. Ketika sumber bunyi dan pengamat bergerak saling mendekati,
pengamat mendengar frekuensi bunyi yang lebih tinggi daripada frekuensi bunyi yang
dipancarkan sumber tanpa adanya gerak relatif. Ketika sumber bunyi dan pengamat
bergerak saling menjauhi, pengamat mendengar frekuensi bunyi yang lebih rendah
daripada frekuensi sumber bunyi tanpa adanya gerak relatif.
Efek Doppler, dinamakan mengikuti tokoh fisika, Christian Johann Doppler. Efek
Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang dari sebuah sumber
gelombang yang diterima oleh pengamat, jika sumber suara/gelombang tersebut bergerak
relatif terhadap pengamat/pendengar. Untuk gelombang yang umum dijumpai, seperti
gelombang suara yang menjalar dalam medium udara, perhitungan dari perubahan
frekuensi ini, memerlukan kecepatan pengamat dan kecepatan sumber relatif terhadap
medium di mana gelombang itu disalurkan.

Gambar 1.1 Efek Doppler

2. Rumus Efek Doppler


Efek doppler dialami ketika ada gerak relatif antar sumber bunyi dan pengamat.
Rumus ini ada dua, dimana yang satu tidak di pengaruhi oleh angin, dan yang satu lagi
dipengaruhi oleh angin.
Efek Doppler Tidak Dipengaruhi Oleh Angin
Keterangan :

fp = frekuensi pendengar (Hz)


fs = frekuensi sumber (Hz)
v = kecepatan bunyi di udara (340 m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber (m/s)

Efek Doppler Dipengaruhi Oleh Angin

Keterangan :
fp = frekuensi pendengar (Hz)
fs = frekuensi sumber (Hz)
v = kecepatan bunyi di udara (340 m/s)
vs = kecepatan sumber gelombang relatif terhadap medium, positif jika pengamat
mendekati sumber gelombang/suara, negatif jika pengamat menjauhi sumber
gelombang/suara.
vp = kecepatan pengamat (receiver) relatif terhadap medium; positif jika sumber
menjauhi pengamat, negatif jika sumber mendekati pengamat.
va = kecepatan angin; positif jika arah angin dari sumber ke pendengar, negatif jika arah
angin dari pendengar ke sumber.

Dalam hal ini akan dibahas perumusan efek doppler dengan mengabaikan pengaruh
angin dengan beberapa kondisi sebagai berikut :
a. Sumber Bunyi Bergerak dan Pengamat Diam
Jika sumber bunyi diam terhadap pengamat yang juga diam, frekuensi yang
terdengar oleh pengamat sama dengan frekuensi yang di pancarkan oleh sumber
bunyi. Frekuensi yang terdengar oleh pengamat akan berbeda jika ada gerak relatif
antara sumber bunyi dan pengamat. Untuk kasus sumber bunyi bergerak dan
pengamat diam, frekuensi yang terdengar oleh pengamat dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1) Sumber Bunyi Bergerak Mendekat dan Pengamat Diam

2) Sumber Bunyi Bergerak Menjauh Dan Pengamat Diam

b. Sumber Bunyi Diam dan Pengamat Bergerak


Jika pengamat bergerak dan sumber bunyi diam, frekuensi yang terdengar oleh
pengamat berbeda dengan frekuensi yang dipancarkan sumber bunyi. Frekuensi yang
terdengar tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Sumber Bunyi Diam Dan Pengamat Bergerak Mendekat

2) Sumber Bunyi Diam Dan Pengamat Bergerak Menjauh


c. Sumber Bunyi dan Pengamat Bergerak
Jika salah satu dari pengamat atau sumber bunyi mendekati , fp > fs;
Jika salah satu dari pengamat atau sumber bunyi menjauhi, fp < fs ;
Secara umum, persamaan Efek Doppler untuk sumber bunyi s dan pengamat p
(keduanya bergerak) adalah :
1) Sumber bunyi bergerak mendekat dan pengamat mendekat

2) Sumber bunyi bergerak menjauh dan pengamat bergerak menjauh

3) Sumber bunyi bergerak mendekat dan pengamat bergerak menjauh


4) Sumber bunyi bergerak menjauh dan pengamat bergerak mendekat

d. Sumber Bunyi Diam Dan Pengamat Diam


1) Jika pengamat diam dan sumber bunyi diam , fp = fs;
2) Jika s dan p sama – sama diam, vs = 0 dan vp= 0 →fp = fs.

3. Aplikasi Efek Doppler dalam Kehidupan Sehari-hari


Radar (Radio Detection and Ranging)
Secara umum dalam teknologi radar terdapat tiga komponen utama yaitu antena,
transmitter, dan receiver. Transmitter pada sistem radar berfungsi untuk memancarkan
gelombang elektromagnetik melalui reflektor antena agar sinyal objek yang berada pada
daerah tangkapan radar dapat dikenali. Sedangkan Receiver pada sistem radar berfungsi
untuk menerima pantulan kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang
tertangkap radar melalui reflektor antena, umumnya Receiver mempunyai kemampuan
untuk menyaring sinyal agar sesuai dengan pendeteksian serta dapat menguatkan sinyal
objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal serta
menampilkan gambarnya di layar monitor. Radar bekerja dengan cara memancarkan
fekuensi yang kemudian frekuensi tersebut akan dipantulkan oleh objek yang berada pada
coverage antena radar, frekuensi pantulan tersebutlah yang dapat digunakan oleh radar
untuk menganalisa keberadaan benda tersebut serta seberapa jauh objek benda tersebut
terhadap radar.
Konsep cara kerja radar tersebut mengadopsi dari gejala efek Doppler dimana
dengan rumusan efek Doppler tersebut dapat diketauhi berapa jarak sumber bunyi
terhadap penerima atau sebaliknya dapat ditentukan jarak penerima bunyi terhadap
sumber bunyi. Radar yang memiliki cara kerja seperti ini pada umumnya disebut dengan
radar Doppler. Radar Doppler merupakan jenis radar yang menggunakan efek Doppler
untuk mengukur kecepatan radial dari sebuah objek yang masuk daerah tangkapan radar.
Radar ini merupakan jenis radar yang cukup akurat dalam mengukur kecepatan radial.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis efek Doppler pada radar, yaitu :
• Sumber ( radar ) bergerak terhadap penerima ( objek ).
• Penerima ( objek ) bergerak terhadap sumber ( radar ).
• Sumber dan penerima bergerak

4. Contoh soal
Ani berdiri di tepi jalan. Dari kejauhan datang sebuah mobil ambulan bergerak mendekati
bagus, kemudian lewat didepannya, lalu menjauhinya dengan kecepatan tetap 20 m/s.
Jika frekuensi sirine yang dipancarkan mobil ambulan 8640 Hz, dan kecepatan
gelombang bunyi di udara 340 m/s, tentukanlah frekuensi sirine yang didengarkan bagus
pada saat mobil ambulan mendekati dan menjauhi Ani!
Diketahui :
V=340 ms⁻¹; Vs= 20 ms⁻¹; dan fs = 8640 Hz
a. Pada saat mobil ambulan mendekati Ani.

b. Pada saat mobil ambulan menjauhi Ani.


Pada saat mobil ambulan mendekati Ani, frekuensi sirine yang terdengar 9180 Hz. Akan
tetapi, pada saat mobil ambulan menjauhi Ani mendengar frekuensi sirine sebesar 8160
Hz.

E. Gelombang kejut
1. Pengertian gelombang kejut
Gelombang kejut adalah gelombang dari sebuah aliran yang sangat cepat
dikarenakan kenaikan tekanan, temperature, dan densitas secara mendadak pada waktu
bersamaan. Seperti gelombang pada umumnya shock wave juga membawa energi dan
dapat menyebar melalui medium padat,cair ataupun gas.

‘Grafik hubungan antara tekanan gelombang kejut dengan waktu’


Dari grafik terlihat gelombang kejut terjadi secara mendadak dan cepat dalam
waktu yang sangat singkat lalu diikuti dengan pengembangan (tekanan berkurang)
gelombang seiring bertambahnya waktu.
Gelombang kejut terjadi diakibatkan karena kecepatan sumber bunyi lebih cepat
dari pada kecepatan bunyi itu sendiri. Misalnya pada pesawat jet bepergian pada
kecepatan supersonik menghasilkan gelombang kejut, yang bertanggung jawab atas
kerasnya "dentuman sonic" orang yang mendengar. Gelombang kejut membawa banyak
energi yang terkonsentrasi pada permukaan kerucut, dengan variasi tekanan Sejalan
besar. Gelombang kejut tersebut menyenangkan untuk mendengar dan dapat
menyebabkan kerusakan pada bangunan ketika pesawat terbang supersonica pada
ketinggian rendah. Bahkan, sebuah pesawat terbang dengan kecepatan supersonik
menghasilkan ledakan ganda karena dua gelombang kejut terbentuk, salah satu dari
hidung (bagian depan) pesawat dan satu dari ekor. Orang-orang dekat jalan pesawat
ruang angkasa seperti itu meluncur menuju titik pendaratan sering melaporkan
mendengar apa yang terdengar seperti dua retakan spasi yang sangat erat dengan guntur.

Gambar gelombang subsonik (a) sumber bunyi diam (b) sumber bunyi bergerak ; (c)
gelombang kejut dengan kecepatan supersonik

Penumpukan udara bertekanan secara cepat ini menghasilkan “kejutan udara”


atau gelombang kejut, yang berwujud dentuman keras. Gelombang bunyi tersebut
memancar ke segala arah dan dapat terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang
dibawah sana. Dentuman keras tersebut disebut dengan istilah ”Sonic Boom“. Sonic
Boom ini memiliki energi yang cukup besar yang mampu memecahkan gelas kaca dan
jendela.

2. Kecepatan bunyi
Kecepatan suara tergantung dari renggangan dan kepadatan materinya. Secara garis
besar, dalam suatu medium (bukan hanya udara) kecepatan suara ditentukan dengan
persamaan :
𝐸
𝑐=√
𝜌

Dimana :
c = kecepatan suara dalam suatu medium ( m/s)
E = Modulus Young ( modulus elastisitas) ( N/m2)
r = massa jenis medium ( kg/m3)
Pada Persamaan tersebut menunjukkan semakin tinggi kepadatan udara, maka
semakin kecil kecepatan suaranya. Suara akan merambat lebih cepat di udara hangat bila
dibandingkan dengan udara dingin, karena semakin tinggi tekanan, semakin tinggi pula
kepadatan udara, dan hal ini biasanya terjadi pada tempat yang bersuhu rendah atau
tempat tinggi. karena itu dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk gelombang suara untuk
mencapai suatu titik tertentu. Itu sebabnya pesawat supersonik beroperasi paling baik di
ketinggian sangat tinggi yang dingin, karena mereka tidak perlu melaju terlalu kencang
untuk melampaui kecepatan bunyi. Pada ketinggian 9 km di atas permukaan laut, udara
cukup dingin dan tipis sehingga kecepatan bunyi hanya 1100 km/jam.

3. Bilangan Mach
Perbandingan antara kecepatan sumber bunyi dengan kecepatan suara
didefinisikan sebagai bilangan Mach (M) yang ditujukan untuk memberikan parameter
kecepatan suatu benda terhadap kecepatan suara yang dilaluinya, dan dirumuskan sebagai
berikut :
𝑣
𝑀=
𝑐
Dimana :
M = bilangan Mach
v = kecepatan benda ( m/s)
c = kecepatan suara dalam medium tertentu (m/s)

Nilai Mach selain menggunakan persamaan tersebut juga dapat ditentukan dengan
mengilustrasikan gelombang kejut yang terjadi pada suatu medium yang diperlihatkan
pada gambar di atas. Dengan mengambil setengan kerucut mach (Mach Cone), akan
tampak sebuah segitiga siku-siku. Sumber bunyi bergerak pada titik awal (A) sampai titik
B. Gelombang kejut (warna pink) dilukiskan dengan lingkaran yang menyinggung
selimut kerucut. Dengan menarik garis dari titik pusat lingkaran sampai garis singgung
selimut kerucut didapat jari-jari lingkaran yang saling tegak lurus dengan garis selimut
kerucut (OA) yang besarnya sama dengan jarak tempuh kecepatan suara (𝑎 𝑥 𝑡) di udara.
dan jarak AB merupakan jarak tempuh sumber bunyi (𝑢 𝑥 𝑡) Dengan asumsi 𝑐 = 𝑎 dan
𝑣 = 𝑢 maka didapat :
𝑢 𝑢 .𝑡 𝐴𝐵 1
𝑀= = = =
𝑎 𝑎. 𝑡 𝑂𝐴 sin 𝜇
sehingga disimpulkan :
1
𝜇 = 𝑎𝑟𝑐 sin [ ]
𝑀
Dan M disebut dengan Mach Angel.
Dengan adanya Mach number, kecepatan dibagi menjadi empat wilayah yaitu :
• Subsonik (Mach < 1,0)
Berasal dari kata (sub = dibawah) dan (sonic= kecepatan suara ), yang berarti
kecepatan sumber bunyi dibawah kecepatan suara. Sebagai contoh dimana udara
disekeliling pesawat memiliki kerapatan yang bervariasi disebabkan tekanan yang
bervariasi pula yang terdapat disekeliling pesawat. Hal ini membuat aliran udara
yang memiliki tekanan yang lebih rendah dipaksa terbelah dan terlempar ke atas
dan kebawah badan pesawat. molekul udara masih sempat bergerak sehingga
sedikit terjadi penumpukan molekul-molekul udara. Hingga mencapai tekanan
maksimum aliran udara lambat laun akan menyatu kembali seiring dengan
turunnya tekanan pada sekeliling pesawat. Sehingga udara mengalir seperti awal
kembali.

• Sonik (Mach = 1.0)


Sebuah benda seperti pesawat terbang, misalnya, menghasilkan bunyi. Ketika
bunyi benda itu mencapai atau melebihi kecepatan bunyi, benda tersebut berhasil
menyusul kebisingannya sendiri. Suara/bunyi tidak lain adalah serangkaian
pemampatan dan pemuaian udara (gelombang longitudinal). Jika molekul-
molekul udara “berkeliaran” dengan kecepatan tertentu, maka ada batas terhadap
seberapa cepat udara dapat dimampatkan dan dimuaikan, karena molekul-molekul
tidak dapat dimampatkan dan dimuaikan lebih cepat daripada gerak masing-
masing terhadap yang lain. Itu sebabnya kecepatan molekul-molekul udara
memberi batas terhadap seberapa cepat bunyi boleh melaluinya. Batas tersebut
disebut dengan istilah “sound Barrier”. Sound barrier bukan menujukkan sebuah
rintangan dalam arti fisik tetapi lebih menekankan bahwa kecepatan bunyi
menghadirkan rintangan terhadap pengembangan suatu benda lebih cepat. Dengan
kata lain perintang sesungguhnya ditimbulkan oleh kecepatan bunyi sendiri.

• Transonik ( 0,8 < Mach < 1.3)


Transonik merupakan peralihan dari kecepatan subsonic menuju kecepatan
supersonic. Ada dua keadaan kecepatan transonic terjadi, yaitu :

Kecepatan Transonik M 1 yang muncul disekitar benda. Sebagai contoh dalam


pesawat, transonic ini terjadi diatas sayap pesawat terbang. Aliran supersonic
akan kembali menjadi aliran subsonic apabila terjadi dalam normal shock, yaitu
dimana gelombang kejut terjadi dalam arah tegak lurus arah aliran.

• Kecepatan Transonik (M ≥ 1).


Saat kecepatan benda mencapai atau melewati kecepatan suara ( M=1), maka
normal shock terbentuk pada ujung sayap sebagai weak oblique shock. Pad bagian
depan terbentuk sound barrier dimana aliran subsonic sedikit terjadi pada bagian
depan benda ataau sayap pesawat.

• Supersonik (Mach > 1.0)


Pada kecepatan supersonic, gelombang kejut mulai terbentuk. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya molekul-molekul tersebut tidak sempat menghindar dan
bertumpuk di tepi-tepi depan pesawat dan terdorong bersamanya. Penumpukan
udara bertekanan secara cepat ini menghasilkan “kejutan udara” atau gelombang
kejut, yang berwujud sonic boom. Gelombang bunyi tersebut memancar ke segala
arah dan dapat terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang dibawah sana.

Terlihat pada gambar, gelombang bunyi dari kiri ke kanan melontarkan


gelombang yang semakin membesar, oleh sebab itu sound barrier menyesuaikan
dengan besar kecilnya gelombang bunyi sehingga Gelombang bunyi yang
memancar tersebut tetap dibatasi oleh sound barrier, dikarenakan untuk
membatasi seberapa cepat rambat bunyi boleh melaluinya. Oleh sebab itu, bentuk
gelombang kejut yang terjadi adalah berbentuk kerucut.

• Hypersonik (mach > 5.0)


Perubahan fisik pada aliran udara baik disosiasi molekul ataupun ionisasi terjadi
pada kecepatan yang cukup berbeda. Biasanya, efek kombinasi tersebut sangat
terlihat saat suatu benda mencapai M = 5. hypersonik ini ditandai dengan semakin
kecilnya sudut mach yang terbentuk.

4. Aplikasi Gelombang Kejut


a. Proses Pembentukan Berenergi Tinggi
Proses pembentukan berenergi tinggi ( high energy rate forming HERF),
mencakup beberapa proses berkecepatan tinggi dan bertekanan sangat tinggi. HERF
atau pembentukan berkecepatan tinggi meliputi proses pemberian energi dengan
kecepatan tinggi pada benda kerja, dengan demikian ukuran peralatan dapat di
perkecil. Pembentukan dengan Ledakan Berbagai cara penerapan energi dengan
kecepatan tinggi telah di kembangkan, seperti pada gambar 13.24.
Pembentukan ledakan dapat melepaskan energi dengan laju tinggi dan tekanan
gas serta laju peledakan dapat diatur dengan cermat. Bahan peledak berkekuatan
rendah ataupun tinggi dapat di gunakan dalam berbagai proses. Dengan bahan
peledak berkekuatan rendah atau sistem patron, gas yang mengembang terkurung dan
dapat mencapai kekuatan 700 Mpa. Sedangkan yang berkekuatan tinggi yang
meledak dengan cepat dapat mencapai tekanan 20 kali lebih besar. Peledakan yang
terjadi di udara atau cairan akan menimbulkan gelombang kejut yang merambat
dalam media antara bahan peledak dengan benda kerja. Selain dengan peledakan,
tekanan gas yang tinggi dapat dihasilkan dengan ekspansi gas cair, eksplosi campuran
gas hidrogen – oksigen, letupan muatan dan pelepasan gas bertekanan.
Gambar 13.24 C dan D menampilkan metoda pemuaian gas. Pada C gas menekan
benda kerja dan memaksanya mengikuti bentuk cetakan. Pada D gas menekan piston
yang kemudian menekan karet yang menekan bahan tebuk kecetakan dan proses ini
berlangsung sangat cepat.

b. Menghancurkan Batu Ginjal Dari Luar Tubuh


Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Sesuai dengan namanya, Extracorporeal berarti di luar tubuh, sedangkan Lithotripsy
berarti penghancuran batu, secara harfiah ESWL memiliki arti penghancuran batu
(ginjal) dengan menggunakan gelombang kejut (shock wave) yang ditransmisi dari
luar tubuh. Dalam terapi ini, ribuan gelombang kejut ditembakkan ke arah batu ginjal
sampai hancur dengan ukuran serpihannya cukup kecil sehingga dapat dikeluarkan
secara alamiah dengan urinasi. Ilustrasi sederhana teknik ESWL dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Penampang interior ginjal A) Sebelum penembakan, B) Gelombang kejut


yang difokuskan pada batu ginjal, C) Tembakan dihentikan hingga serpihan batu
cukup kecil untuk dapat dibuang secara natural bersama air seni
Saat ini ada 3 jenis pembangkit shock wave yang digunakan dalam ESWL:
electrohydraulic, piezoelectric, dan electromagnetic generator. Masing-masing
memiliki cara kerja yang berbeda, namun ketiganya menggunakan air sebagai
medium untuk merambatkan shock wave yang dihasilkan. Electrohydraulic generator
menggunakan spark gap untuk membuat “ledakan” di dalam air. Ledakan ini
kemudian menghasilkan shock wave. Sedangkan piezoelectric generator,
memanfaatkan piezoelectric efek pada kristal. Sedangkan electromagnetic generator,
menggunakan gaya elektromagnetik untuk mengakselerasi membran metal secara
tiba-tiba dalam air untuk menghasilkan shock wave.
DAFTAR PUSTAKA

A.Serway , Raymond (2004). Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta : Salemba Teknika
Drajat. 2006. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_Doppler
https://gurumuda.net/contoh-soal-intensitas-dan-taraf-intensitas-bunyi.htm
https://sainsmini.blogspot.com/2015/10/sumber-gelombang-bunyi.html
http://www.fisikasekolah.com/2016/08/cepat-rambat-bunyi.html
https://www.gurupendidikan.co.id/intensitas-gelombang/
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/mengenal-konsep-gelombang-
bunyi-2717/

https://www.scribd.com/doc/201626561/Makalah-Efek-Doppler
Tamin, Ofyar Z, Edisi ke-2, 2000, “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”,
Teknik SipilInstitut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai