Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

RESONASI BUNYI DARI GELOMBANG SUARA

DISUSUN OLEH :

1. Ricka Silvia pratiwi 066119069


2. Jilan
3. Rifa Nurul Iza

KELAS : 1 C FARMASI

TANGGAL PRAKTIKUM :

19 OKTOBER 2019

ASISTEN PRAKTIKUM :

1. Teguh Puja Negara, M.Si


2. Agus Ismangil, Msi
3. Sofia Amira N.
4. Pajriah Nurhasanah

LABORATORIUM FISIKA DASAR


POGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2019
BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan Percobaan
1. Mengamati dan memahami pristiwa resonasi dari gelomang suara
2. Menentukan kecepatan merambat gelombang suara di udara
3. Menentukan frekuensi dari suatu garputala
1.1 Dasar Teori
Gelombang adalah usikan yang mrambat di dalam suatu medium. Di dalam
rambatnya ini gelombang- gelombang tersebut memindahkan energi. Rambatan
energi dalam gelombang ini agak istimewa Karena tidak di sertai dengan
perpindahan dari materi-materi medium secara permanen
Macam-macam gelombang
Gelombang menurut arah getarnya di bagai dalam 2 bagian yaitu gelombang
transversal dan gelombang longitudinal .
a. Gelombang Trasversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getar tegak
lurus dengan arah rambatnya. Misalnya gelombang pada tali dan gelombang
permukaan laut atau air, serta gelombang elektromagnetik.
b. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar
dengan arah rambatnya contohnya adalah gelombang pada slinki yang
digerakan maju mundur
Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini
dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat
misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi
suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau
frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan
bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di
udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi
bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai
20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva
responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz
disebut infrasonik.
Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari
sebuah pola gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ)
Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak
antara puncak:
Axis x mewakilkan panjang, dan I mewakilkan kuantitas yang
bervariasi (misalnya tekanan udara untuk sebuah gelombang suara atau
kekuatan listrik atau medan magnet untuk cahaya), pada suatu titik dalam
fungsi waktu x.
Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse terhadap frekuensi f,
jumlah puncak untuk melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang
diberikan. Panjan gelombang sama dengan kecepatan jenis gelombang dibagi
oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan dengan radiasi elektromagnetik
dalam ruang hampa, kecepatan ini adalah kecepatan cahaya c, untuku sinyal
(gelombang) di udara, ini merupakan kecepatan suara di udara. Hubungannya
adalah: di mana:
o λ = panjang gelombang dari sebuah gelombang suara atau gelombang
elektromagnetik
o c = kecepatan cahaya dalam vakum = 299,792.458 km/d ~ 300,000
km/d = 300,000,000 m/d atau
o c = kecepatan suara dalam udara = 343 m/d pada 20 °C (68 °F)
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat
1. Tabung resonasi bersekala beserta reservoimnya
2. Beberapa garputala (2 buah) dengan salah satu diantaranya diketahui
fekuensi nya
3. pemukul garputala
4. jangka sorong
2.2 Bahan

1. Air
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Langkah pertama catat suhu, tekanan dan kelembaban ruangan sebelum dan
sesudah percobaan
2. Diukur diameter bagian dalam tabung beberapa kali
3. Di usahakan agar permukaan air dekat dengan ujung aatas dengan mengetur
reservoir (jangan sampai tumpah)
4. Langkah selanjutnya digetarkan garputala yang diketahui frekuensinya dengan
pemukul garputalauntuk menjamin keamanan gelas lakukanlah pemukul
garputala jauh dari tabung.
5. Dekatkanlah garputala yang bergetar pada ujung atas tabung.
6. Dengan pertolongan reservoir turunkan permukaan air perlahan-lahan
sehingga pada suatu tinggi tertentu terjasi resonansi (terdengar suara
mengaung). Ini adalah resonansi ordo pertama.
7. Catatlah kedudukan permukaan air,
8. Turunkan lagi permukaan air sampai terjadi resonansi ordo kedua, catat
kedudukan ini.
9. Ulangi percobaan No. 3 s/d 8 untuk memastikan tepatnya tempat-tempat
terjadinya resonansi.
10. Ulangi percobaan no. 3 s/d 9 dengan menggunakan garputala yang lain.
BAB IV
DATA PENGAMATAN

IV.I Data pengamatan


IV.II Perhitungan
BAB V

PEMBAHASAN
Dalam percobaan kali ini dipakai tabung yang salah satu ujungnya tertutup.
Pada panjang tertentu dapat terjadi resonasi gelombang suara yang ditandai
dengan adanya suara yang menggaung lebih keras.
Dari hasil percobaan pertama dengan mengunakan garputala yang sudah di
ketahiu frekuensi nya yaitu , maka didapatkan kecepatan dengan 2 kali
pengamatan, yaitu v = cm/s dan v = cm/s. lalu pada percobaan kedua
dengan menggunakan garputala yang tidak di ketahui frekuensinya dengan
menggunakan kecepatan rata-rata pada percobaan pertama. Pada perhitungan
frekuenasi pengamatan dilakukan dua kali dengan hasil f = Hz dan f =
Hz
Percobaandilakukan sebanyak 2 kali karena adanya perbedaan yang
disebabkan kesalahan manusia, karena percobaan ini berhubungan langsung
dengan pendengaran dan memerlukan kepekaan dan ketelitian. Manusia memiliki
keterbatasan pendengaran , telinga manusia pada umumnya hanya dapat
menerima frekuensi bunyi antara 20 HZ sampai 20.000 Hz. Dengan frekuensi ini
di sebut frekuensi audiosonik. Frekuensi di bawah 20 Hz disebut frekuensi
infrasonik, frekuensi diatas 20.000 Hz di sebut frekuensi ultrasonik. Telinga
manusia dapat mendengar dengan baik jika frekuensi suara terletak antara 3000-
4000 Hz. Hal ini karena pada rongga telinga terdapat bagian yang dikenal dengan
pendengaran (auditororycanal) yang memiliki frekuensi resonasi 3400 Hz. Tinggi
rendahnya nada ditentukan tinggi rendahnya frekuensi. Nada tinggi mempunyai
frekuensi tinggi, nada rendah memiliki frekuensi rendah.
Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa harga Lo lebih kecil dar i pada harga
Li. Semakin kecil harga selisih Li dengan Lo (Li-Lo) maka semakin besar
frekuensi bunyi yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya. Semakin besar frekuensi
maka semakin kecil harga Li dengan Lo.
BAB VI

KESSIMPULAN
Pada praktikum kali ini kita dapat menyimpulkan bahwa gelombang
merupakan getaran yang merambat didalam suatu medium. Apabila suatu benda
di getarkan dan ada benda lain yang ikut bergetar dalam frekuensi yang sama
maka akan terjadi peristiwa resonasi.
Pada peristiwa resonasi ordo pertama terjadi untuk n = 0 dan L = 0 .
sedangkan pada resonasi ordo ke dua terjadi untuk n = 1 dan L = L1. Dengan
menggunakan resonasi ordo pertama dan kedua maka keceparan rambat dan
factor koreksi dapat dicari jika frekuensinya diketahui. Dan sebaliknya jika
kecepatan rambatna di ketahui maka frekuensi dan factor koreksi dapat dicari.
DAFTAR PUSTAKA
Burd, tony. 1996. kimia Fisik Bentuk. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Holi, David dan Robert. 1996. Fisika Jilid 1 edisi IV. Jakarta : Erlangga
HSBR. 2000. Modul Praktikum Interaktif. Bandung : TPB IPB
LAMPIRAN
Tugas Akhir
1. 1. Hitunglah diameter tabung beserta ketidakpastiannya.
2. Hitunglah faktor koreksi dari e dari hitungan no. 1.
3. Hitunglah v dengan menggunakan rumus
a. R = 8,314 J/mol K

b. M = 29 kg/mol
4. Carilah satuan-satuannya di text book fisika yang ada, sesuaikan dengan satuan
internasional (SI).
5. Hitung harga v dengan menggunakan rumus :
6. Dari data garputala yang diketahui frekuensinya hitung harga v dan e
7. Bandingkan hasil dari no. 3, 4 dan 5.
8. Dari data garputala yang lain hitunglah f dan e untuk masing-masing garputala.
Gunakan harga v dari hasil perhitungan no. 5
9. Gambarkan grafik antar L0 dan
10. (L0 adalah panjang tabung pada resonansi pertama untuk masing-masing
garputala)
11. Hitunglah v dan e dari grafik no. 8 tersebut.

Anda mungkin juga menyukai