Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

PERCOBAAN 5
RESONANSI
BUNYI

I. Tujuan

1. Untuk menentukan kecepatan bunyi di udara secara praktek.

2. Untuk mengetahui terjadinya peristiwa resonansi bunyi.

3. Untuk mengetahui prinsip kerja tabung resonansi.

Resonansi Bunyi 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

II. Teori
Resonansi merupakan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran
benda lain di dekatnya. Resonansi akan terjadi pada tabung jika syarat gelombang berdiri
terpenuhi dan energi gelombang bunyi yang bertambah dapat dideteksi oleh telinga. Jika pada
salah satu ujung tabung diletakkan sebuah sumber suara sedangkan ujung tabung lainnya
ditutup, maka gelombang suara akan merambat melewati udara di dalam tabung dan ketika
sampai di ujung yang tertutup gelombang tersebut dipantulkan. Jadi di dalam tabung terdapat
gelombang datang dan gelombang pantulan. Kedua gelombang ini akan berinterferensi
(Sunni&Islami, 2020).
Pada frekuensi tertentu interferensi gelombang menghasilkan gelombang berdiri.
Apabila gelombang datang dan pantul memiliki fase gelombang yang sama maka terjadi
interferensi konstruktif, sedangkan apabila fase kedua gelombang berbeda sebesar setengah
panjang gelombang maka terjadi interferensi destruktif. Interferensi konstruktif menghasilkan
gelombang yang memiliki amplitude besar. Titik pada tali dimana terjadi interferensi
konstruktif dinamakan perut gelombang. Sedangkan titik pada tali dimana terjadi interferensi
destruktif disebut titik simpul. Gelombang seperti ini dinamakan gelombang berdiri karena pada
tali tidak tampak gelombang yang merambat, yang terlihat hanyalah simpul dan perut
gelombang.
Peristiwa resonansi gelombang suara mirip dengan yang terjadi pada gelombang tali.
Gelombang suara yang merambat di dalam tabung berisi udara ketika sampai di ujung tabung
maka gelombang tersebut akan dipantulkan. Pada frekuensi gelombang suara tertentu akan
terjadi peristiwa resonansi yang ditandai dengan terdengarnya dengung bunyi yang lebih keras
daripada ketika tidak terjadi resonansi. Jika terjadi resonansi, maka ujung tabung yang tertutup
merupakan titik simpul
Fluktuasi kepadatan permukaan secara periodik, yaitu gelombang longitudinal, dan
gelombang kapiler transversal secara inheren digabungkan pada antarmuka gas-cair yang
dilapisi film. Resonansi terjadi pada elastisitas dilatasi permukaan tertentu dimana kedua
gelombang mempunyai kecepatan rambat yang sama (Vogel, 1989).
Resonansi gelombang bunyi terjadi ketika panjang kolom udara di dalam tabung adalah
kelipatan ganjil dari panjang gelombang dibagi empat atau secara matematis:
= 4L ,n =1,3,5,... n
(1)
Bilangan n adalah resonansi ke n (atau harmonik ke n). L merupakan panjang kolom udara, dan
adalah panjang gelombang.
Jika panjang gelombang saat resonansi diketahui, maka cepat rambat bunyi di udara dapat
ditentukan dengan:
Resonansi Bunyi 2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

v = f (2)
v merupakan cepat rambat gelombang bunyi di udara dan f adalah frekuensi.
Secara akustik, letak perut gelombang pada ujung terbuka tabung resonansi berbentuk
silindris berada sedikit di luar mulut tabung, sehingga perlu dicantumkan koreksi yang
dipengaruhi oleh jari-jari tabung (Lestariana, 2022).
Koreksi panjang tabung ini dinyatakan oleh persamaan berikut
f= nv 4(L+ 4 r). (3)
r adalah jari-jari dalam tabung silinder.
Pada kondisi temperatur ruang dan tekanan atmosfer, udara dapat dianggap sebagai gas
ideal untuk kepentingan eksperimen, sehingga kecepatan gelombang bunyi di udara dapat
ditentukan dengan persamaan:
v = RT ™(4)
dimana adalah koefisien adiabatik udara, R adalah konstanta gas molar, T adalah temperatur
udara dalam satuan Kelvin, dan M adalah massa molar.
Salah satu sifat penting bunyi adalah kecepatannya hampir tidak bergantung pada
frekuensi. Jika hal ini tidak terjadi, dan suara berfrekuensi tinggi merambat lebih cepat,
misalnya, semakin jauh Anda dari sebuah band di stadion sepak bola, maka suara dari
instrumen bernada rendah akan semakin tertinggal dibandingkan instrumen bernada tinggi.
Namun musik dari semua instrumen terdengar dalam irama yang tidak bergantung pada jarak,
sehingga semua frekuensi harus bergerak dengan kecepatan yang hampir sama. Ingatlah bahwa
v = fλ, dan dalam medium tertentu pada suhu dan kelembapan tetap, vis konstan. Oleh karena
itu, hubungan antara fand adalah terbalik: Semakin tinggi frekuensinya, semakin pendek
panjang gelombang gelombang bunyi. Cepat rambat bunyi dapat berubah ketika bunyi
merambat dari satu medium ke medium lain. Namun, frekuensinya biasanya tetap sama sama
karena seperti osilasi yang digerakkan dan mempertahankan frekuensi sumber aslinya. Jika v
berubah dan tetap sama, maka panjang
gelombangnya & harus berubah. Karena v = fλ, semakin tinggi kecepatan suara, semakin besar
panjang gelombangnya frekuensi (Urone, 2020)
Untuk gelombang sinusoidal dengan frekuensi konstan f dan panjang gelombang A,
merambat dalam suatu medium, cepat rambat bunyi dalam medium tersebut diberikan oleh:
c = Xf. (1)
Artinya jika kita dapat menentukan frekuensi dan panjang gelombang gelombang, kita dapat
mengukur cepat rambat bunyi dalam medium. Ketika gelombang akustik masuk melalui ujung
terbuka dari tabung yang setengah tertutup dan mengenai ujung yang tertutup, sebagian
gelombang dipantulkan kembali ke dalam tabung menuju ujung yang terbuka. Pada panjang
gelombang tertentu, gelombang datang dan gelombang pantul membentuk gelombang berdiri.
Pada antinode gelombang berdiri, titik-titik pada gelombang berdiri yang amplitudonya
maksimal, maka amplitudo gelombang berdiri lebih besar daripada amplitudo gelombang
datang saja. Pembukaan tabung] akan selalu menjadi antinode perpindahan gelombang berdiri.
Panjang gelombang dimana gelombang berdiri terjadi disebut panjang gelombang resonansi
tabung.
Untuk tabung setengah tertutup resonansi terjadi ketika panjang tabung
sama dengan bilangan ganjil seperempat panjang gelombang datang:
n = 1,3,5,.... Sebuah= (2)
Angka n sering disebut sebagai harmonik ke-n pada tabung. L adalah panjang tabung.
Frekuensi resonansi f tabung, frekuensi terjadinya gelombang berdiri di dalam tabung, dapat
dicari dengan menggabungkan persamaan (1) dan (2):
fn cn 4L n = 1,3,5,.... (3)
Kita melihat bahwa frekuensi resonansi sebagai fungsi dari n adalah persamaan garis lurus.
Kemiringan a dari garis ini diberikan oleh
4L

Resonansi Bunyi 3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

Ini berarti bahwa jika kita dapat mengidentifikasi frekuensi resonansi tabung dan menggambar
garis lurus padanya, kita dapat menghitung kecepatan suara sebagai (5)
c = 4al

Resonansi Bunyi 4
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

III. Peralatan & Bahan

1.1 Peralatan

1. Signal Generator

Fungsi : Pembangkit Signal audio dan juga untuk mengatur besarnya frekuensi.

2. Speaker

Fungsi : Mengubah gelombang listrik dari signal generator menjadi gelombang


suara atau getaran.

3. Tabung Resonansi

Fungsi :Sebagai tempat terjadinya resonansi bunyi.

4. Reservoir air

Fungsi :Sebagai pengatur tinggi rendahnya air pada tabung resonansi .

5. Termometer digital

Fungsi :Untuk mengukur suhu kamar atau suhu ruangan.

6. Jangka sorong

Fungsi :Untuk mengukur diameter tabung resonansi .

7. Kabel Penghubung

Fungsi : Untuk menghubungkan signal generator dan speaker

1.2 Bahan

Resonansi Bunyi 5
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

IV. Prosedur percobaan

1. Diukur diameter tabung dengan menggunakan jangka sorong.

2. Diukur suhu kamar dengan menggunakan termometer digital.

3. Diangkat reservoir air hingga mengalir dekat dengan ujung atas tabung.

4. Disambungkan speaker dan hidupkan signal generator.

5. Diatur frekuensi pada signal generator dan frekuensi yang digunakan sebesar
3000 Hz.
6. Diturunkan secara perlahan-lahan reservoir air tersebut hingga terdengar bunyi
yang melengking yang menandai bahwa telah terjadi resonansi.
7. Dilihat perubahan panjangnya pada tabung skala.

8. Dicatat perubahan panjangnya dalam satuan meter.

9. Diulangi langkah ke 6 ,7, dan 8 hingga terdengar bunyi melengking sebanyak


5 kali.

Resonansi Bunyi 6
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

V. Data Percobaan

Diameter Tabung : 0,0366 m R = 0,0183 m


Frekuensi : 3000 Hz
o
SuhuKamar (awal ) : C
o
SuhuKamar (akhir) : C

NO L (m) 𝜆 (𝑚) v (ms-1)


1.
2.
3.
4.
5.

Resonansi Bunyi 7
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

VI. Analisis Data

1. Menghitung koreksi ujung tabung

Δ𝐿 = 0,6 ∙ 𝑅

= 0,6 ∙ 0,0183 𝑚

= m

2. Menghitung panjang gelombang (𝜆)

Rumus menghitung panjang gelombang untuk ujung tertutup

1
𝐿 = (2𝑛 - 1) ( 𝜆) − Δ𝐿
4

3. Menghitung cepat rambatbunyi di udara (v)

𝑣 =𝜆∙𝑓

4. Menghitung kecepatan bunyi di udara


γ RT
v= M ¿
¿
Dengan :

𝛾 = 1,4

𝑅 = 8,314 𝐽𝑚𝑜𝑙−1𝐾−1

𝑇 = 𝑆𝑢ℎ𝑢(°𝐾)

𝑀𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 29 × 10−3 𝑘𝑔. 𝑚𝑜𝑙−1

Resonansi Bunyi 8
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

VII. Ulasan

Resonansi Bunyi 9
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

VIII. Kesimpulan dan Saran

Resonansi Bunyi 1
0
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

IX. Daftar Pustaka

Resonansi Bunyi 1
1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,KEBUDAYAAN,RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
z LABORATORIUM FISIKA DASAR
SEKRETARIAT: GEDUNG UPT. PUSAT PERKULIAHAN DAN LABORATORIUM ILMU DASAR & UMUM
JALAN TRIDARMA NO. 7 LT.III KAMPUS USU MEDAN TELP. 8218603-82142110 PES. 289 MEDAN-20155
Laman : lida.usu.ac.id

LAMPIRAN

Resonansi Bunyi

Anda mungkin juga menyukai