Anda di halaman 1dari 18

Rancang Bangun Pipa Organa sebagai Media Pembelajaran Fisika

OUTLINE MAKALAH

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Seminar Fisika

Oleh
RISKA APRILIZA
NIM. 1505110156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gelombang bunyi menjadi bagian terpenting dalam mata kuliah fisika


dibeberapa jurusan di tingkat universitas, khususnya jurusan eksakta di
Universitas Riau. Dalam perkuliahan mahasiswa masih mengalami kesulitan
untuk memahami materi tentang gelombang, khususnya tentang gelombang
bunyi, gelombang tali, gelombang air (gelombang laut) dan gelombang
elektomagnetik. Untuk membantu pemahaman mahasiswa tentang materi
gelombang yakni khususnya terhadap gelombang bunyi yang tidak dapat
dilihat dengan mata, maka perlu dirancang sebuah alat yang dapat
memvisualisasisikan gelombang bunyi sehingga menjadi lebih nyata dan lebih
mudah untuk dimengerti. Laboratorium disekolah-sekolah yang relatif baru
pada saat ini masih sedikit sekali peralatan-peralatan yang mempelajari
tentang gelombang, akustik dan bunyi. Oleh sebab itu keterbatasan ini perlu
dirancang suatu alat yang relatif sederhana dan diharapkan mendapatkan hasil
yang cukup seksama. Adapun tujuan yang akan diperoleh dalam penelitian ini
adalah untuk membantu mahasiswa dalam memahami tentang gelombang
khususnya gelombang bunyi yang tidak dapat diamati dengan mata sehingga
dengan menggunakan bantuan intrumentasi yang sedernaha gelombang
tersebut dapat diamati di layar osiloskop, akibatnya akan mudah dimengerti
mahasiswa.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merancang mengembangkan pipa organa sebagai media


pembelajaran fisika dengan berbantuan softwire audacity dan audio
generator?
C. BATASAN MASALAH

Agar fokus pembahasan makalah ini jelas dan terstruktur, maka


pembahasan dibatasi hanya pada kontruksi alat dan pengujiannya secara
kualitatif.

D. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai melalui pembahasan makalah ini adalah


menunjukkan hubungan panjang gelombang bunyi terhadap frekuensi bunyi
dan memperlihatkan bentuk gelombang yang terbentuk.

E. MANFAAT
1) Sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah Seminar Fisika di
Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau.
2) Penambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca
tentang mengukur panjang gelombang melalui media alat.
3) Sebagai referensi dan sumber informasi bagi penulis maupun
pembaca.
BAB II

KAJIAN TEORITIS

Laju bunyi berbeda untuk materi yang berbeda. Pada udara di 0°C
dan 1 atm, bunyi merambat dengan laju 331 m/s.

𝛽
V=√𝜌 (1)

Persamaan (1) menunjukan bahwa laju bergantung pada modulus


elastisitas B, dan kerapatan dari materi ρ, dan cepat rambat bunyi bergantung
pada waktu dan jarak.

Pada zat cair dan padat, laju bunyi dalam medium padat lebih cepat
dibandingkan dengan medium cair. Laju bunyi pada berbagai materi diberikan
di tabel 1. Nilai-nilai tersebut dalam beberapa hal tergantung pada
temperatur dan tekanan (Giancoli, 2001).

No. Materi Laju (𝒎⁄𝒔)

1. Udara 340

2. Helium 1005

3. Hidrogen 1300

4. Air 1440

5. Air Laut 1560

Tabel 2.1. Laju bunyi pada berbagai medium

Gelombang terdengar berasal mula di dalam tali-tali yang bergetar (biola,


pita suara manusia), kolom udara yang bergetar (orgel, klarinet), dan pelat dan
selaput yang bergetar (gam bang, pengeras suara, tambur). Suara elemen yang
bergetar ke depan dan merenggangkan udara sewaktu bergerak ke belakang.
Udara tersebut mentransmisikan gangguan-gangguan ini keluar dari sumber
sebagai sebuah gelombang. Sewaktu memasuki telinga, maka gelombang-
gelombang ini menghasilkan sensasi bunyi. Bentuk gelombang yang kira-kira
periodik atau terdiri dari sejumlah kecil komponen yang kira-kira periodik akan
menimbulkan suatu sensasi yang menyenangkan (jika intensitasnya tidak terlalu
tinggi), seperti, misalnya, bunyi musik. Bunyi yang mempunyai bentuk
gelombang yang tak periodik akan terdengar sebagai derau (noise). Derau dapat
dinyatakan sebagai superposisi gelombanggelombang periodik, tetapi banyaknya
komponen adalah sangat besar.

Sebuah pipa orgel adalah sebuah contoh sederhana dari bunyi yang berasal
dari sebuah kolom udara yang bergetar. Jika kedua ujung sebuah pipa adalah
terbuka dan aliran udara diarahkan melawan sebuah tepi, maka gelombang
longitudinal dapat dihasilkan di dalam tabung tersebut. Kolom udara kemudian
akan beresonansi pada frekuensi getaran alaminya, yang diberikan oleh

𝑛
𝑉𝑛 = 𝑣 n = 1, 2, 3, .... (1)
2𝑙

Frekuensi fundamental di dalam kedua kasus tersebut adalah 440


siklus/detik. Di dalam setiap diagram kita hanya memperlihatkan empat siklus
gelombang. Spektrum bunyi tersebut mempeilihatkan amplitudo relatip dari
berbagai komponen harmonik dari gelombang tersebut. Perhatikan kehadiran
harmonik lebih tinggi yang nyaring (khususnya yang kelima) di dalam spektrum
biola.

Tongkat yang bergetar, plat yang bergetar, dan selaput teregang yang
bergetar juga menimbulkan gelombang bunyi. Tinjaulah sebuah selaput fleksibel
yang teregang, seperti sebuah kepala tambur. Jika kepala tambur tersebut dipukul,
maka sebuah denyut berdimensi dua berjalan keluar dari titik pukulan dan
direfleksikan berulang-ulang di batas selaput. Jika suatu titik selaput dipaksakan
bergetar secara periodik, maka deret kontinu dari gelombang akan berjalan keluar
sepanjang selaput tersebut. Sama seperti di dalam kasus tali yang berdimensi satu,
maka di sinipun dapat dihasilkan gelombang tegak di dalam selaput berdimensi
dua tersebut. Masing-masing gelombang berdiri ini mempunyai frekuensi tertentu
yang alami kepada (atau yang merupakan ciri dari) selaput tersebut. Sekali lagi
frekuensi terendah dinamakan frekuensi fundamental dan yang lainnya dinamakan
nada atas. Umumnya, sejumlah nada atas hadir bersama-sama dengan frekuensi
fundamental bila selaput tersebut bergetar. Getaran-getaran ini dapat
mengeksitasikan gelombang bunyi yang frekuensinya sama.

Oleh karena itu, dibutuhkan alat yang lebih sederhana, mudah dirangkai
dan dijalankan oleh mahasiswa. Dalam penelitian ini akan menggunakan alat
eksperimen yang sederhana dan dianalisis secara cepat dan tepat yaitu
dengan bantuan software audacity. Audacity merupakan software pengolahan
file suara yang berlisensi gratis. Salah satu fungsi dari audacity adalah
kemampuan merekam sinyal-sinyal suara yang ada di dalam komputer,
maupun dari luar komputer (Nurdila, 2012). Pada eksperimen ini audacity
digunakan untuk merekam sinyal dari bunyi yang nantinya akan ditampilkan
dalam bentuk gelombang.

A. Mikrofon

Mikrofon adalah suatu alat atau komponen Elektronika yang dapat


mengubah atau mengkonversikan energi akustik (gelombang suara) ke energi
listrik (Sinyal Audio). Microphone (Mikrofon) merupakan keluarga Transduser
yang berfungsi sebagai komponen atau alat pengubah satu bentuk energi ke
bentuk energi lainnya. Setiap jenis Mikrofon memiliki cara yang berbeda dalam
mengubah (konversi) bentuk energinya, tetapi mereka semua memiliki persamaan
yaitu semua jenis Mikrofon memiliki suatu bagian utama yang disebut dengan
Diafragma (Diaphragm)
2.1 Simbol Mikrofon dalam Rangkaian Elektronika

2.2 Cara Kerja Microphone (Mikrofon)

Microphone atau Mikrofon merupakan komponen penting dalam


perangkat Elektronik seperti alat bantu pendengaran, perekam suara, penyiaran
Radio maupun alat komunikasi lainnya seperti Handphone, Telepon, Interkom,
Walkie Talkie serta Home Entertainment seperti Karaoke. Pada dasarnya sinyal
listrik yang dihasilkan Microphone sangatlah rendah, oleh karena itu diperlukan
penguat sinyal yang biasanya disebut dengan Amplifier. Untuk mengenal lebih
jauh dengan Microphone yang hampir setiap hari kita gunakan ini. Berikut ini
adalah penjelasan cara kerja microphone (mikrofon) secara singkat :

1. Saat kita berbicara, suara kita akan membentuk gelombang suara dan
menuju ke Microphone.
2. Dalam Microphone, Gelombang suara tersebut akan menabrak diafragma
(diaphragm) yang terdiri dari membran plastik yang sangat tipis.
Diafragma akan bergetar sesuai dengan gelombang suara yang
diterimanya.
3. Sebuah Coil atau kumpuran kawat (Voice Coil) yang terdapat di bagian
belakang diafragma akan ikut bergetar sesuai dengan getaran diafragma.
4. Sebuah Magnet kecil yang permanen (tetap) yang dikelilingi oleh Coil
atau Kumparan tersebut akan menciptakan medan magnet seiring dengan
gerakan Coil.
5. Pergerakan Voice Coil di Medan Magnet ini akan menimbulkan sinyal
listrik.
6. Sinyal Listrik yang dihasilkan tersebut kemudian mengalir ke Amplifier
(Penguat) atau alat perekam suara.

B. Pengeras Suara

Pengeras suara (bahasa Inggris: loud speaker atau speaker) adalah


transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara
menggetarkan komponennya yang berbentuk membran untuk menggetarkan udara
sehingga terjadilah gelombang suara sampai di kendang telinga kita dan dapat kita
dengar sebagai suara.

Dalam setiap sistem penghasil suara (loud speaker), pengeras suara


merupakan juga menentukan kualitas suara di samping juga peralatan pengolah
suara sebelumnya yang masih berbentuk listrik dalam rangkaian penguat
amplifier.

Sistem pada pengeras suara adalah suatu komponen yang mengubah kode
sinyal elektronik terakhir menjadi gerakan mekanik. Dalam penyimpan suara pada
kepingan CD, pita magnetik tape, dan kepingan DVD, dapat direproduksi oleh
pengeras suara loud speaker yang dapat kita dengar. Pengeras suara adalah sebuah
teknologi yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya kita,

a. Membuat suara

Pada dasarnya, speaker merupakan mesin penerjemah akhir, kebalikan dari


mikrofon. Speaker dari sinyal elektrik dan diubahnya kembali menjadi getaran
untuk menggetarkan udara untuk membuat gelombang suara. Speaker
menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang diterima getarannya oleh
mikrofon, yang direkam dan dikodekan pada pita magnetik (tape), kepingan CD,
LP, dan lain-lain. Speaker tradisional melakukan proses ini dengan menggunakan
satu drivers atau lebih.
b. Diafragma

Sebuah drivers memproduksi gelombang suara dengan menggetarkan cone


yang fleksibel atau diafragma secara cepat. Cone tersebut biasanya terbuat dari
kertas, ataupun logam, yang berdempetan pada ujung yang lebih besar pada
suspension. Suspension atau surround, merupakan material yang fleksibel yang
menggerakkan cone, dan mengenai bingkai logam pada drivers, disebut basket.

Ujung panah pada cone berfungsi menghubungkan cone ke voice coil. Coil
tersebut didempetkan pada basket oleh spider, yang merupakan sebuah cincin dari
material yang fleksibel. Spider menahan coil pada posisinya sambil
mendorongnya bergerak kembali dengan bebas dan begitu seterusnya.

c. Magnet

Proses spaker coil bergerak maju mundur, kembali ke posisi semula dan
seterusnya adalah sebagai berikut. Garis gaya magnet yang konstan berasal dari
magnet permanen dan coil. Kedua magnet tersebut, yaitu elektromagnet dari coil
dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain seperti dua magnet yang
berhubungan pada umumnya. Kutub positif pada elektromagnet tertarik oleh
kutub negatif pada bidang magnet permanen dan kutub negatif pada
elektromagnet ditolak oleh kutub negatif magnet permanen.

Ketika orientasi kutub elektromagnet bertukar, bertukar pula arah dan gaya tarik-
menariknya. Dengan cara seperti ini, arus bolak-balik melakukan dorongan dan
tarikan antara voice coil dan magnet permanen. Proses inilah yang mendorong
coil kembali dan begitu seterusnya dengan cepat. Sewaktu coil bergerak, ia
mendorong dan menarik speaker cone. Hal tersebut dapat menggetarkan udara di
depan speaker, membentuk gelombang suara.

Speaker umumnya terdiri dari empat macam frekuensi operasinya antara lain:
woofer, midrange, tweeter, dan super tweeter.

Woofers merupakan tipe drivers yang paling besar diameternya dirancang untuk
menghasilkan suara bass (frekuensi rendah), frekuensi suara 500 Hz ke bawah.
Sedangkan midrange, dirancang untuk frekuensi di tengah pada spektrum suara
frekuensi 500 Hz sampai frekuensi 4 KHz. Tweeter memiliki diameter paling
kecil dan dirancang untuk menghasilkan frekuensi suara 4 KHz ke atas, super
tweeter paling tinggi di atas 10KHz ke atas.

Untuk dapat membuat gelombang frekuensi tinggi, diperlukan diafragma yang


kecil ringan dan keras. Hal ini lebih sulit dilakukan dengan cone yang berukuran
besar dan berat.

Sistem crossover pada speaker elektronik

pada sistem pemisah frekuensi sinyal suara audio ada dua macam yaitu:

Pertama crossover pasif dengan cara pemisah (filter) suara tanpa memerlukan
sumber arus listrik, umumnya ditempatkan dalam kotak speaker terbuat dari
rangkaian L dan C yaitu lilitan kawat tembaga dan Elco.

Kedua crossover aktif berupa rangkaian elektronik memerlukan tegangan dan


arus bentuk rangkaian filter R (resistor) dengan C (condencator) dan
semikonduktor bisa IC atau Transistor. Dalam hal ini, terdapat beberapa sistem
cross over, yaitu sistem dua jalur, tiga jalur, dan empat jalur.

C. Audacity

Audacity adalah aplikasi pemberi efek suara yang terbaik yang pernah ada
di dunia sumber terbuka. Aplikasi ini dibangun dengan pustaka WxWidgets
sehingga dapat berjalan pada berbagai sistem operasi.

Dengan Audacity, pengguna bisa mengoreksi berkas suara tertentu, atau


sekadar menambahkan berbagai efek yang disediakan. Selain itu, pengguna juga
dapat berkreasi dengan suara yang dimiliki sendiri.

Kelebihan dari aplikasi ini adalah fitur dan kestabilan. Pustaka yang
digunakan juga tidak terlalu banyak dan waktu tunggunya juga tidak terlalu lama.

Kekurangan dari aplikasi ini adalah antarmuka penggunanya (user


interface) yang sedikit kaku apabila dibandingkan dengan aplikasi sejenis di
sistem operasi lain.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau pada bulan April 2018.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk membuat rancangan
bangun pipa organa menggunakan akrilik adalah sebagai berikut
1. Alat
a. Gerinda
b. Obeng
c. Bor listrik
d. Tang
2. Bahan
a. Akrilik berdiameter 3 mm dan 5 mm
b. Baut
c. Lem
d. Loudspeaker

C. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan akrilik sebagai bahan dasar.

D. Rancangan Alat Penelitian


1. Skema Kerja Alat

Audio Generator

Dialiri

Loudspeaker

Melewati tabung
Direkam
Pipa Organa

Audacity
Terbentuk
gelombang
Radiasi Matahari
Gambar 3.1 Skema Kerja Alat Penelitian

2. Rancangan Alat
Pada penelitian ini, peneliti ingin membuat pengembangan alat
rancang bangun kolektor surya menggunakan aluminium foil sebagai
energi alternatif pengering kacang tanah yang dapat dilihat pada gambar
3.2

Gambar 3.2 Rancangan Alat Penelitian


3. Bagian Alat dan Fungsinya
a. Bagian alat
Adapun bagian-bagian alat perancangan kolektor surya dapat
dilihat pada Gambar 3.3.

5
2
4
3

Gambar 3.3 Bagian-bagian dari peralatan yang akan dibuat

b. Fungsi alat
Alat yang ingin dibuat terdiri dari beberapa bagian dan
memiliki fungsi tertentu, untuk mengetahui bagian-bagian dan
fungsi masing-masing penyusun peralatan dapat dilihat pada
Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Penjelasan tentang bagian-bagian peralatan.

Nama Penjelasan
1. Laptop

2. Penggerak
3. Loudspeaker

Pipa Organa
4.
5. Mistar

6. Kabel
penghubung
Software audio
generator

7. Kabel
penghubung
Software
Audacity

8.
Microphone

E. Prosedur Pembuatan Alat


Adapun prosedur dalam penelitian ini ialah melalui tiga tahap, yakni:
1. Tahap persiapan, yang meliputi perancangan alat percobaan.
2. Tahap pembuatan atau perakitan alat.
3. Tahap pengujian.
Setelah tahap persiapan dan tahap pembuatan sudah selesai dilakukan,
maka setelah itu dilakukanlah tahap pengujian. Adapun langkah-langkah
tahap pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Meletakkan 250 gram Kacang Tanah basah kedalam box pengering


(penelitian menggunakan aluminium foil, sebagai sampel A). Lalu
meletakkan 250 gram Kacang Tanah basah lainnya di tempat terbuka
(penelitian tanpa menggunakan aluminium foil, sebagai sampel B).
2. Meletakkan kedua sampel dibawah sinar matahari selama 5 jam (pukul
10.00-15.00). Lalu mengukur suhu pada masing-masing sampel. Catat
data hasil penelitian pada tabel 3.2.
3. Setelah mencapai batas waktu yang ditentukan, ukurlah berat pada
masing-masing sampel. Catat data hasil penelitian pada tabel 3.2.
4. Mengulangi langkah 1-3 selama 5 hari.

Tabel 3.2 Data pengamatan berat kacang tanah pada kolektor surya

Hari Suhu (oC) Berat (gram)


Dengan Tanpa Dengan Tanpa
Almunium Almunium Almunium Almunium
foil foil foil foil
1
2
3
4
5

F. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan data penelitian ini adalah dilakukan dengan
percobaan. Data yang diambil adalah berat biji coklat yang dihasilkan alat
kolektor surya. Pengukuran menggunakan neraca digital dan termometer.
Adapun data hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 3.2

Gambar 2. Desain Alat Eksperimen

Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen ini yaitu laptop,
pipa organa, 1 buah microphone, mistar, dan software audacity& audio
generator. Prosedur percobaan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2
adalah sebagai berikut:

1. Menyalakan laptop dan mengaktifkan program audacity&audio generator.

2. Menghubungkan microphone dan laptop seperti pada gambar 2.


3. Mengatur jarak bandul ketika suara sudang nyaring.

4. Membunyikan audio generator sehingga suara ditangkap oleh microphone


yang nantinya akan ditransfer ke laptop dan terbaca oleh software audacity.

Daftar Pustaka

Ruswati. 2013. Pengembangan Alat Eksperimen Pipa Organa Terbuka


dan Tertutup untuk Menghitung Cepat Rambat Bunyi di Udara
Menggunakan MBL (Microcomputer Based Laboratory). Yogyakarta:
Universitas Ahmad Dahlan.

Lubis, Ashar Muda dan Lizalidiawati. (2005). Rancang Bangun Alat


Penentuan Kecepatan Gelombang Bunyi Berbasis Instrumentasi. Jurnal
Gradien Vol.1 No.1. Januari 2005, 10-15. Universitas Bengkulu: Indonesia.

Sear. Zemansky, 1985, Fisika Dasar , Panas dan bunyi, Bina Cipta
Bandung.

Astuti. Irnin Agustina Dwi, 2016, Pengembangan Alat Eksperimen Cepat


Rambat Bunyi Dalam Medium Udara Dengan Menggunakan Metode Time Of
Flight (Tof) Dan Berbantuan Software Audacity, Unnes Physics Education
Journal 5 (3) (2016), Universitas Indraprasta PGRI: Indonesia.

Nurkholis, Junaidi, Arif Surtono, 2014, Rancang Bangun Sistem Akuisisi


Data Resonansi gelombang Bunyi Menggunakan Transduser Ultrasonik Berbasis
Mikrokontroler ATmega8535, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung-Bandar Lampung 35145, Indonesia

Halliday.,1985, Fundamental Physics, John Willey & Son., New York.


Victor L. Streeter, Benjamin E.W., 1990, Fluid Mechanics, University of
Michigan.

Sutrisno, 1983, Fisika Dasar(Mekanika), Penerbit ITB, Bandung.

Nurdila, Femilia, Tunut Rohmaniah, Irnin Agustina D.A, Ishafit.


2012. Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi dengan Eksperimen
Terkomputerisasi pada Benda Jatuh Bebas. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Fisika dan Fisika Universitas Ahmad Dahlan

"Audacity: Credits". Diakses tanggal 15-03-2018.

SourceForge (July 2004). "Project of the Month July 2004 - Audacity".


Diakses tanggal 11-03-2018.

United Nations Conference on Trade and Development (2004). "E-Commerce


and Development Report 2004" (PDF). Diakses tanggal 10-03-2018.

Audacity Team. "License, and Advice for Vendors and Distributors". Diakses
tanggal 23-03-2018.

http://www.infolinux.web.id (2005), Mengisi Liburan dengan Linux, halaman


39. Diakses pada 12-03-2018.

Anda mungkin juga menyukai